A. Latar Belakang
Sesungguhnya Allah Swt., mempunyai beberapa ajaran dan wasiat yang
diwahyukan kepada para rasul dan nabi-Nya. Diantara wasiat-wasiat itu ada
yang dicatatkan dalam kitab dan diantaranya ada yang tidak dapat kita ketahui
sama sekali. Tetapi yang jelas ialah bahwa setiap nabi itu pasti mendapatkan
risalah yang wajib disampaikan kepada umat dan kaumnya. Adapun pengertian
iman kepada kitab-kitab Allah adalah memercayai dan meyakini sepenuh hati
bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabnya kepada para nabi dan rasul
yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah yaitu Taurat diturunkan
kepada Nabi Musa a.s, Zabur kepada Nabi Daud a.s, Injil kepada Nabi Isa a.s,
dan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.
B. Tujuan Pembelajaran
Mengetahui isi dan sejarah turunnya kitab-kitab yang diturunkan oleh
Allah SWT., (terutama kitab Injil) dan untuk mengetahui perbedaan antara
iman kepada kitab Al-Qur’an dan kitab suci lainnya.
C. Rumusan Masalah
Jadilah Injil Yahya adalah satu-satunya Injil, di antara keempat Injil, yang diakui sah
oleh kalangan gereja, yang secara tegas mengajarkan ketuhanan Yesus.
Injil-injil selain yang keempat itu dinyatakan sebagai injil Apocrypha (injil-injil yang
tidak sah, yang dilarang terbit dan harus dimusnahkan). Injil-injil yang dinyatakan
tidak sah tersebut, antara lain:
1. Injil Andreas
2. Injil Apeles
3. Injil Barnabas
4. Injil Duabelas
5. Injil Ebionea
6. Injil Ibrani
7. Injil Marcion
8. Injil Maria
9. Injil Mathias
10. Injil Nicodemus
11. Injil Orang-orang Mesir
12. Injil Philip
13. Injil Thomas
14. Injil Yakobus
15. Injil Yudas Iskariot
Sebagai umat Islam, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi keempat Injil (karya
Matius, Markus, Lukas, dan Yahya) yang ada sekarang ini? Umat Islam cukuplah
mempercayai bahwa Allah SWT pernah menurunkan Kitab Injil kepada nabi Isa as.
Akan tetapi Injil yang murni atau benar-benar berisi kumpulan firman Allah SWT kini
sudah tidak ada lagi. Maka kita sebagai umat Islam dilarang mempercayai isi keempat
Injil tersebut.
Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992.
Di antara semua Injil yang tersebut di atas, baik yang sah maupun tidak,
sesungguhnya Injil Barnabas yang menarik perhatian, terutama bagi umat Islam. Isi
Injil Barnabas banyak persamaannya dengan yang diberitakan dalam Al-Qur'an.
Sebab dalam kitab tersebut, antara lain, diterangkan juga:
1) Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya Yudas Iskariot yang telah diserupakan
oleh Tuhan, baik rupa maupun suaranya, dengan rupa dan suara Yesus. Sedang Yesus
sendiri loncat bersama malaikat dan terus diangkat ke hadirat Allah SWT (Pasal 215,
216, dan 217).
2. Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi seorang rosul (utusan) Allah
3. Bahwa putra Nabi Ibrohim as. yang akan disembelih karena perintah Allah SWT
adalah Ismail, bukan Ishaq seperti yang tersebut dalam Perjanjian lama yang ada
sekarang ini.
4. Mesias (yang dimaksudkan di sini "pembebas dunia" atau "juru selamat" ) atau
Almasih yang dinanti-nantikan itu bukan Yesus akan tetapi Muhammad — nabi dan
rosul Allah yang terakhir.
Hanya saja, yang patut disesalkan, Injil Barnabas oleh Pihak Gereja digolongkan
sebagai Injil yang tidak sah, sehingga ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Tetapi
pada tahun 1709, Cremer Toland, seorang penasihat Raja Prusia menemukan naskah
tertua Injil Barnabas dalam bahasa Italia yang semula tersimpan rapi di perpustakaan
seorang terkemuka di Amsterdam. Dari naskah berbahasa Itali itulah dibuat
terjemahannya ke bahasa lain seperti bahasa Inggris, Sepanyol dan Arab.
A. Kesimpulan
Injil sebagai wahyu dan mukjizat terbesar Nabi Isa as. Mempunyai dua
pengertian , yaitu pengertian secara bahasa yunani (euangelion) dan
pengertian menurut bahasa arab yaitu Injil. Injil turun secara berangsu-angsur
selama 33 tahun.
Adapun fungsi dan tujuan Injil diturunkan sebagai berikut, petunjuk bagi
manusia, sumber pokok ajarankatolik.
Adapun kedudukan Injil dalam kristen sebagai sumber yang asasi bagi
syari’at ( hokum). Dan peraturan-peraturan bagi setiap umat gereja untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
B. SARAN
Sebagai penyusun, penulis merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar
penulis dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.