Langkah-Langkah Audit
Audit atas fungsi pengadaan adalah unutk menilai apakah proses pengadaan telah
sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Secara umum, proses audit
penagdaan barnag/jasa meliputi beberapa langkah yang meliputi hal-hal berikut:
1. Perencanaan audit
Audit atas fungsi penagdaan barang/jasa harus direncanakan untuk
memastikan audit berjalan dengan kualitas tinggi meilai ekonomisasi,
efisiensi, dan efektivitas pengadaan barang/jasa. Perencanaan audit
mencangkup :
a. Penialian risiko dan penentuan ruang lingkup audit.
b. Penentuan jadwal audit
c. Penetuan kebutuhan sumber daya dalam melaksanakan audit.
Dalam membuat rencana detail audit, ketua tim audit harus
mempertimbangkan beberapa hal termasuk:
a. Resiko, tingkat matrealistas dan prioritas pada setiap aktivitas audit
b. Area audit yang signifikan
2. Pengumpulan dan evaluasi temuan audit
3. Pelaporan
4. Tindak lanjut hasi audit.
Proses Pengadaan Barang/Jasa
Secar umum proses penagdaan diawali denagn perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan, dan evalausia tas penagdaan. Setiapa aktivitas pada masing-masing
tahap tersebut dipandu oleh sistem, prosedur dan kebijakan sebagai pedoman tata
kelola pengadaan yang baik.
Perencanaan Pengadaan
Perencanaan pengadaan mencangkup penetuan kebutuhan atas barabg/jasa (input)
dalam operasioanla perusahaan, baik tingkat kualitas, kuantitas, dan penentuan
waktu kapan barang/jasa tersebut harus tersedia. Perencanaan pengadaan juga
berkaitan denagn berapa besar dana yang harus tersedia atas pengadaan tersebut
sesuai denagn jadwal penggunaan barang/jasa yang dibutuhkan.
Rencana penagdaan yang baik harus mencerminkan hubungan yang optimal
antarakeingina unutuk memenuhi kebutuhan denagn ketersediaaan sumber daya
yang dimiliki berkaitan denagn pengadaan tersebut dan pengadaan praktik
pengadaan terbaik dalam rencana tersebut untuk mendapatkan barang/jasa sesuai
denagn spesifikasi yang telah ditetapkan denagn pengorbanan yang paling rendah
(ekonomis).
Pelaksanaan Pengadaan
Aktivitas yang terlibat dalam pelaksanaan pengadaan sesuai denagn tingkat
komleksitas proses pengadaan, jenis barang/jasa yang akan dibeli, dan besarnya
anggaran yang terlibat dalam pengadaaan tersebut.
Pemilihan pemasok yang tepat tidak saja didasarkan denag perolehan harga yang
paling murah, tetapi juga penilaian atas kemapuan pemasok memenuhi spesifikasi
barang/jasa yang dibutuhkan tepat waktu dan suku cadangnya secara berkelanjutan.
BAB IV
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA
Fungsi SDM dalam mempersiapkan dan mengelola SDM memegang peranan yang
sangat penting dalam pencapaian keunggulan bersaing perusahaan. Dalam hal ini,
fungsi SDM memegang peranan dan tanggung jawab penting dalam memasok
SDM yang memenuhi kualifikasi (kompetensi, loyalitas, dan etos kerja yang tinggi)
sesuai dengan kebutuhan keunggulan bersaing perusahaan.
Penilaian untuk memastikan apakah fungsi ini telah mampu meberikan kontribusi
terbaiknya pada perusahaan, yang meliputi:
1. Terpenuhinya SDM yang memenuhi kualifikasi perusahaan.
2. Proses SDM telah berjalan dengan baik, wajar dan objektiv.
3. Pemberdayaan SDM menjadi bagian utama dalam pengelolaan SDM.
4. Menjadikan kepuasan kerja karyawan sebagai bagian dari keberhasilan
perusahaan.
5. Sederet permasalahan lain yang berhubungan dengan SDM.
Untuk memastikan bahwa fungsi SDM telah berjalan dan mampu memberikan
kontribusinya dengan baik dalam pencapaian keberhasilan perusahaan, harus
dilakukan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan dan pengendalian program-
program SDM yang dikembangkan pada fungsi ini dalam mencapai tujuan
perusahaan secara keseluruhan. Evaluasi secara menyelluruh terhadap tujuan,
rencan dan program/aktivitas SDM dilakukan dengan melaksanakan audit atas
fungsi SDM.
Pengertian Audit SDM
Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap
program-program SDM. Audit SDM menekankan penialian (evaluasi) terhadap
berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan
apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam
mencapai tujuannya serta memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai
kekurangan yang masih terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit untuk
meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut.
Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atasd pengelolaan SDM
dengan cara:
1. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi
bisnis dan tujuan perusahaan,
2. Menilai kualitas praktik, kebijakan, dan pengelolaan SDM,
3. Melaporkan keberadaan saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang
dibutuhkan,
4. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM,
5. Menilai hubungan SDM dengan manajemen lini dan cara-cara
meningkatkannya,
6. Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM,
7. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan
rekomendasi khusus.
Kerangka Kerja Audit SDM
Kerangka kerja audit SDM menghubungkan pengelolaan SDM dengan tujuan
bisnis perusahaan secara keseluruhan. Daam hubungan ini, audit menilai dukungan
SDM terhadap pencapaian tujuan perusahaan, komitmen perusahaan dalam
memberdayakan, dan melibatkan SDM serta mengidentifikasi permasalahan yang
terjadi dalam hubungan tersebut dan merekomendasiakn langkah-langkah
perbaikan yang diperlukan.
Tujuan Audit SDM
Ada beberapa ha yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan tujuan
dari dilakukannya audit tersebut, antar lain:
1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM,
2. Menilali apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis,
efektif dan efisien;
3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan
hukum, peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan;
4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap
aktivitas SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan;
5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan
ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas berbagi program/aktivitas SDM.
Manfaat Audit SDM
William B Werther, Jr. Dan Keith Davis menyebutkan beberapa manfaat dari audit
SDM antara lain :
1. Mengidentifikasi konstribusi dari departemen SDM terhadap organisasi;
2. Meningkatkan citra profesional departemen SDM;
3. Mendorng tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan
departemen SDM;
4. Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab departemen SDM;
5. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM;
6. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM;
7. Memastikan ketaatan terhadap hukum dan peratura, dalam praktik SDM;
8. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif;
9. Meningkatkan keinginan unutk berubah dalam departemen SDM;
10. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM.
Pendekatan Audit SDM
Ada tiga pendekatan utama dalam audit SDM yang umum digunakan, yaitu:
1. Menetukan ketaatan pada hukum dan berbagai peraturan yang berllaku;
2. Mengukur kesesuian program dengan tujuan organisasi;
3. Menilai kinerja program.
Menentukan Ketaan Pada Hukum dan Peraturan yang Berlaku
Audit menekankan penilaian bagaimana perusahaan menetapkan berbagai
peraturan dan kebijakan yang secara internal berlaku di perusahaan, apakah telah
sesuai dengan aturan dan hukum yang ditetapkan pemerintah sebagai pemegang
otoritas dan apakah setiap komponen dalam organisasi menjalankan aktivitasnya
sesuai dengan aturan dan kebijakan tersebut.
Berbagai peraturan telah dikeluarkan pemerintah berkaitan dnegan ketenagakerjaan
seperti Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan berbagai
peraturan lain yang merupakan penjabaran dari undang-undang tersebut. Peraturan
ini mengatur tentang haka dan kewajiban perusahaan terhadap tenaga kerja dan
pemerintah, sebagai pihak pemberi kerja serta hak dan kewajiban tenaga kerja
terhadap perusahaan, sebagi pihak yang memberikan jasanya kepada perusahaan
dan bagaiman kedua belah pihak sama-sam menjaga hubungan yang harmonis
sehingga tujuan karyawan dan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Mengukur Kesesuaian Program Dengan Tujuan Organisasi
Membuat setiap orang sebagai dari setiap langkah yang diambil dan
memperbollehkannya berpendapat (memiliki peran) dalam keberhasilan
perusahaan, merupakan sumber peningkatan produktifitas yang sangat berarti bagi
perusahaan .
Adanya keselarasan tujuan akan menjadikan aktifitas organisasi berjalan seirama
dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Disamping itu, hal ini juga
dapat menghindari benturan antarbagian yang ada, yang dipicu oleh kebutuhan
jangka pendek masing-masing bagian berdasarkan ego sektoral masing-masing.
Pemberdayaan SDM dapat diwujudkan dalam berbagai program yang memberikan
kesempatan yang sebesar-besarnya bagi karyawan untuk berpartisipasi dan
mengambil peran dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Oeh karena itu,
penilaian terhadap kesesuaian dan dukungan program/aktivitas SDM terhadap
strategi pencapian tujuan perusahaan menjadi sorotan yang penting dalam audit
SDM.
Audit Pendahuluan
Dalam usulan pemeriksaan salah satu point penting yang mutlak perlu
dikemukakan adalah penentuan aktivitas atau organisasi yang akan diperiksa.
Untuk dapat melakukan penetapan/penetuan aktivitas atau organisasi mana yang
akan diperiksa, si pemeriksa perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
a. Peraturan perundang-undangan atau kebijaksanaan tertentu yang
mewajibkan diadakannya pemeriksaan terhadap aktivitas atau organisasi
tertentu.
b. Permintaan pemeriksaan dari badadn legislatif, komite pemeriksaan atau
dewan eksekutif.
c. Arti penting tidaknya suatu program atau aktivitas atau organisasi terentu
ditinjau dari ukuran jumlah penegluaran, investasi dalam aktiva dan jumlah
penghasilan.
d. Pengetahuan yang dimiliki oleh sipemeriksa dan kompleksitas sistem
pengendalian intern maupun sistem pengendalian manajemen.
e. Ada tidaknya program baru ataupun organisasi baru ayng memerlukan
perhatian khusus.
f. Ada tidaknya permintaan usulan pemeriksaan atas aktivitas atau fungsi
tertentu.
3. Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang
berhubungan dengan penyebab tersebut.
Tahap pemeriksaan pendahulaun bagi pemeriksa adalah untuk memperoleh
informasi umum dan informasi latar belakang dalam waktu yang relatif singkat
mengenai semua aspek yang berhubungan denagn organisasi, aktivitas, program
atau sistem dari entitas yang diperiksa.
Pada tahapan ini semua informasi yang diperoleh bukanlah merupakan bukti
(evidence) melaikan hanyalah merupakan deskripsi yang mana umumnya dapat
dikelompokkan dalam beberapa hal, yaitu:
1. Hal yang berkenaan dengan organisasi
a. Lokasinya
b. Susunan manajemennya
c. Sejarah pendiriannya
d. Jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya
e. Jenis pemeriksaan yang akan dilaksanakan
f. Kebijakan-kebijakan organisasinya
g. Kewajiban-kewajiban hukum yang melekat
h. Akte dan perubahan akte yang berhubungan dengan organisasi.
2. Hal yang berkenaan dengan aktivitas
a. Jenis aktivitas
b. Personalia yang bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas
c. Kebijakan yang berkaitan dengan aktivitas
d. Prosedur khusus yang diupayakan untuk mensukseskan pelaksanaan
aktivitas.
3. Hal yang berkenaan dengan program
a. Maksud dan tujuan program
b. Keterkaitan antar unit organisasi yang dijalankan dalam upaya
pencapaian tujuan program
c. Kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan
program
d. Peraturan administratif yang berhubungan dengan program.
Pemeriksa pada akhir tahapan pemeriksaan pendahuluan diharapkan dapat
menetapkan sasaran pemeriksaan meskipun masih merupakan sasran pemeriksaan
sementara (tentative audit objective). Lebih lanjut pemeriksa perlu memperoleh
bukti-bukti yang relevan yang berkaitan dengan sasaran pemeriksaan sementara
yang telah ditentukan sebelumnya meskipun bukti yang diperoleh pada tahap ini
tidaklah perlu banyak jumlahnya ataupun material nilainya ataupun bukti yang
kompeten akan tetapi cukup bukti yang relevan dengan sasaran pemeriksaan
sementaranya.
Pemeriksa perlu menentukan suatu area pemeriksaan yang spesifik yang mana
merupakan area yang akan diperiksa dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1. Jumlah dana yang dikeluarkan
Semakin besar dana yang tertanam dan dikeluarkan semakin besar pula
kebutuhan adanya peningkatan pada cara penanganan dan penggunaan
dana.
2. Perhatian dan peersepsi pejabat (executive in terest)
Dalam banyak hal seringkali perhatian dan pandangan pejabat yang
bertanggung jawab atas aktivitas memiliki ketajaman penelaahan yang lebih
baik dibandingkan pemeriksa sendiri.
3. Perhatian dan pandangan badan legislatif dan masyarakat (legislatif and
public interest)
Seringkali badan legislatif maupun masyarakat mensyaratkan perlunya
suatu penelaahan terhadap area pemeriksaan tertentu yang menurut
pertimbangan mereka memerlukan adanya peningkatan.
4. Persyaratan peraturan perundang-undangan yang harus dipenuhi
Ada kalanya peraturan perundang-undangan memang mensyaratkan adanya
pemeriksaan terhadap area pemeriksaan tertentu.
5. Pengetahuan dan pengalaman pemeriksa
Pengetahuan dan pengalaman pribadi pemeriksa seringkali memberikan
arah bagi penetuan area pemeriksaan yang menunjukkan bahwa pada area
pemeriksaan tersebut terdapat kemungkinan besar terjadinya berbagai
kelemahan.
Kegiatan perencanaan dan penyusunan program pemeriksaan haruslah
dilaksanakan sebagaimana diatur dalam norma nomor satu dari Norma Pelaksanaan
Pemeriksaan yang berbunyi sebagai berikut:
Pekerjaan pemeriksaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya.
PERENCANAAN PEMERIKSAAN (AUDIT PLANNING)
Perencanaan pemeriksaan umumnya menyangkut perencanaan terhadap hal-hal
berikut:
a. Jumlah staf pemeriksa yang diperlukan, agar diperoleh pemanfaatan yang
optimal dari kecakapan staf pemeriksa sehingga terhindarkan
ketidakefisienan pemeriksaan.
b. Jumlah waktu yang dibutuhkan, guna menjamin ketepatan waktu kerja.
c. Program pemeriksaan yang dibuat, agar diperoleh ketepatan penentuan
prosedur-rosedur pemeriksaan sehingga terhindar ari pelaksanaan prosdur
yang sebenarnya tidak diperlukan.
d. Bentuk dan isi laporan hasil pemeriksaan, untuk menentukan garis besar
(outline) laporan yang bersifat sementara atas area pemeriksaan.
PENYUSUNAN PROGRAM PEMERIKSAAN (AUDIT PROGRAMMING)
Program pemeriksaan tahap pemeriksaan pendahuluan dititik beratkan pada usaha
untuk memperoleh informasi umum dan informasi latar belakang yang memadai
sehingga di kemudian hari dapat menghindarkan pemeriksa dari kebingungan
dalam penentuan mengenai informasio latar belakang yang mana yang harus
diperoleh, di mana dapat diperoleh dan apa yang harus dilakukan kalu telah
diperoleh.
TAHAP PEMERIKSAAN PENDAHULUAN UNTUK PEMERIKSAAN
PENGELOLAAN
Pada tahap pemeriksaan pendahuluan akan diperoleh informasi umum dan
informasi latar belakng yang berguna bagi pemeriksa untuk menentukan arah yang
harus diambil dan diperoleh area pemeriksaan dan akhirnya sasaran pemeriksaan
sementara.
Pemeriksa perlu melakukan wawancara dengan pejabat-pejabat dan karyawan-
karyawan kunci dari semua aras aktivitas dan aras organisasi. Pemeriksa perlu
melakukan observasi langsung terhadap berbagai kegiatan yang ada dalam entitas
yang diperiksa, dan dengan cara ini sering kali justru diperoleh berbagai bukti akan
adanya kelemahan-kelemahan, ketidakekonomisan dan ketidakefisienan
pelaksanaan kegiatan.
TAHAP PEMERIKSAAN PENDAHULUAN UNTUK PEMERIKSAAN
PROGRAM
Dalam perusahaan manufaktur, program sering kali dihubungkan dengan produk
yang diproduksi dan dijual. Program dalam hal ini meliputi aktivitas intern dan
aktivitas ekstern. Aktivitas intern berhubungan dengan kegiatan memproduksi
produk dan aktivitas ekstern berhubungan dengan kegiatan menjual produk.
Pada pemeriksaan hasil program jika ditinjau dari sudut pandang fiansial,
pengorbanan/biaya (cost) yang dikeluarkan untuk suatu program dapat
dihubungkan dengan penghasilan (revenue) atau manfaat (benefit) dan ada
keselarasan antara maksimalisasi penghasilan dengan pencapaian tujuan.
Hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan pelaksanaan suatu program adalah
abhwa mungkin pelaksanaan suatu program tidak berhubungan langsung dengan
seorang fungsionaris yang bertanggung jawab atas pencapaian tujuan program.
Pemeriksa haruslah jeli dan rajin dalam mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan studi-studi yang pernah dikembangkan mengenai konsep dan
ukuran dari tujuan program yang sedang diperiksanya.
2. Rencana Perusahaan
Rencana harus disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka
pendek maupun jangka panjang, yang biasanya juga diikuti dengan penentuan
strategi untuk mengimplementasikannya.
AUDIT LANJUTAN
Dari temuan audit yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan
pengelompokan terhadap temuan tersebut ke dalam kelompok kondisi, kriteria,
penyebab dan akibat. Auditor harus mampu mengungkap lebih lanjut dan
menganalisis semua informasi yang berkaitan dengan tujuan audit, dan akhirnya
dapat disusun suatu simpulan audit dan dibuat rekomendasi yang dapat diterima
oleh objek audit.
Langkah – langkah audit pada tahap ini meliputi:
1. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit
2. Memperoleh bukti – bukti yang relevan, material, dan komponen
Bukti harus mempunyai hubungan dengan criteria audit : Relevan, Material,
Kompeten, Cukup
3. Membuat ringkasan dalam pengelompokan bukti
Bukti-bukti yang telah diperoleh dalam audit kemudian diringkas dan
dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan audit meliputi: criteria, penyebab, dan
akibat.
4. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan
mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara
kondisi dan kritera cukup penting dan material.
PELAPORAN
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua
cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu :
1. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-
tahapan audit.
2. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian
kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini.
Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan
rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi
serta rencana tindak lanjut dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut. Tindak
Lanjut Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor
merupakan bentuk komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja
perusahaan atas beberapa kelemahan/kekurangan yang masih terjadi. Auditor tidak
memiliki kewenangan memaksa dan menuntut manajemen untuk melaksanakan
tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, tetapi lebih menempatkan
diri sebagai supervisor atas rencana, pelaksanaan, dan pengendalian tindak lanjut
yang dilakukan. Rekomendasi seharusnya merupakan hasil diskusi dan rumusan
bersama antara manajemen dan auditor, dan juga harus menyajikan analisis dan
manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan, serta
kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak
ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.
TINDAK LANJUT
Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan auditor.
Manajemen dan auditor harus sepakat dan secara bersama-sama dalam
melaksanakan tindak lanjut perbaikan tersebut.
Ruang Lingkup Audit
oleh karena audit SDM mengevaluasi program/aktivitas SDM secara komprehensif,
maka ruang lingkup audit ini meliputi seluruh proses SDM, baik secara parsial
(pada satu bidang program/aktivitas) maupun secara keseluruhan sesuai dengan
kebutuhan hasil audit, baik dilakukan hanya pada satu departemen maupun pada
perusahaan secara keseluruhan. Ruang lingkup audit SDM dibagi kedalam tiga
kelompok, sesuai dengan demeonstrasi aset tetap pada umumnya, yaitu perolehan,
penggunaan dan penghentian penggunaan sebagai berikut:
1. Rekrutmen atau perolehan SDM, mulai dari awal proses perencanaan
kebutuhan SDM hingga proses seleksi dan penempatan
2. Pengelolaan SDM, meliputi semua aktivitas pengelolaan SDM setelah ada
diperusahaan
3. Pemutusan hubungan kerja karena mengundurkan diri maupun pemecatan
akibat pelanggaran aturan perusahaan.
Program Kerja Audit
Program kerja audit merupakan rencana dan langkah kerja yang haruu diikuti oleh
auditor daam melaksanakan tugas audit, berdasarkan tujuan dan tujuan audit yang
telah ditetapkan.
Audit atas Perolehan SDM
Perencanaan SDM
Audit atas perolehan sumber daya manusia adalah pemeriksaan yang dilakukan
mulai dari awal proses perencanaan kebutuhan sumber daya manusia hingga proses
seleksi dan penempatan. Menurut IBK Bhayangkara (2008:68) adalah:
“Audit atas perolehan sumber daya manusia terdiri dari perencanaan
sumber daya manusia, rekrutment, seleksi dan penempatan”
Perencanaan sumber daya manusia merupakan analisis dan identifikasi tentang
kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia untuk menyelesaikan berbagai
bidang tugas dan tanggungjawab yang harus dikelola perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Rencana sumber daya manusia merupakan bagian dari rencana strategis
perusahaan, dimana rencana ini memastikan kebutuhan sumber daya manusia untuk
mengimplementasikan strategi pencapaian tujuan perusahaan dapat terpenuhi
dalam kapasitas yang tepat pada saat diperlukan. Oleh karena itu, perencanaan
sumber daya manusia harus secara maksimal mengadopsi berbagai perubahan
lingkungan bisnis dan organisasi yang terjadi, sehingga dapat menghadapi tuntutan
perubahan tersebut yang tertuang dalam rencana strategis perusahaan. Sementara
manfaat dari perencanaan SDM meliputi:
1. Perusahaan dapat memanfaatkan secara optimal SDM yang sudah ada di
perusahaan
2. Meningkatkan efektivitas kerja
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
4. Tersedianya SDM yang memenuhi kualifikasi untuk memegang wewenang
dan tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang.
5. Menyediakan dasar penyusunan program SDM bagi fungsi SDM.
Rekrutmen
Rekrutmen meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi
syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi
orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada.
Rekrutmen harus memberikan kesempatan yang sama untuk setiap calon tenaga
kerja untuk masuk ke dalam perusahaan (tidak diskriminatif). Kegiatan kunci dalam
pelaksanaa rekrutmen meliputi :
1. Menentukan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang pada setiap bidang,
jenis pekerjaan dan levelnya dalam perusahaan.
2. Terus berupaya mendapatkan informasi tentang perkembangan kondisi pasar
tenaga kerja.
3. Menyusun bahan-bahan rekrutmen yang efektif.
4. Menyusun program rekrutmen yang terpadu berhubungan dengan aktivitas SDM
yang lain dan dengan kerja sama antara manajer lini dan karyawan.
5. Mendapatkan calon karyawan yang berbobot dan memenuhi syarat.
6. Mencatat jumlah dan kualitas pelamar dari berbagai sumber dan masing-masing
metode rekrutmennya.
7. Melakukan tindak lanjut terhadap para karyawan baik yang ditolak maupun yang
diterima untuk mengevaluasi efektivitas rekrutmen yang dilakukan.
Pelaksanaan rekrutmen harus mampu mendapatkan SDM dengan cara yang
paling ekonomis, efektif dan efisien. Rekrutmen juga harus memberikan
kesempatan yang sama untuk setiap calon tenaga kerja untuk masuk ke dalam
sebuah perusahaan (tidak diskriminatif). Setiap pelaksanaan rekrutmen harus
berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1. Mutu karyawan yang akan direkrut harus berpedoman pada :
a. Analisis pekerjaan
b. Deskripsi pekerjaan
c. Spesifikasi pekerjaan
2. Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan pekerjaan (job) yang
tersedia.
3. Harus dilakukan dengan biaya yang paling minimal (ekonomis).
4. Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis tentang rekrutmen.
5. Fleksibilitas.
6. Pertimbangan-pertimbangan hukum.
Seleksi dan Penempatan
Seleksi adalah proses mendapatkan dan menggunakan informasi mengenai
pelamar kerja untuk menentukan siapa yang seharusnya diterima menduduki posisi
jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan penempatan (placement) berkaitan
dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya. Seleksi dan
penempatan bertujuan untuk menempatkan orang yang tepat pada jabatan
(pekerjaan) yang tepat. Pelaksanaan seleksi menghubungkan antara elemen-elemen
kinerja setiap pekerjaan dengan kriteria seleksi bagi tenaga kerja yang akan
memenuhi tujuan kinerja dan prediktor-prediktor operasional kriteria seleksi.
Kriteria seleksi merupakan karakteristik yang harus dimiliki oleh seseorang agar
dapat melakukan pekerjaannya dengan berhasil sedangkan prediktor adalah
indikator-indikator yang dapat diukur dari kriteria seleksi. Beberapa tujuan khusus
yang dapat dicapai melalui seleksi adalah sebagai berikut:
1. Memungkinkan perusahaan menerapkan strategi bisnis khususnya.
2. Memastikan bahwa investasi keuangan yang dilakukan pada karyawan
(SDM) dapat kembali pada waktu tertentu.
3. Mengevaluasi, mempekerjakan dan menempatkan pelamar pada
jabatan yang sesuai dengan minat mereka.
4. Memperlakukan pelamar secara adil (tidak diskriminatif).
5. Memperkecil kerugian yang mungkin terjadi sebagai akibat dari
kesalahan dalam menerima dan menempatkan karyawan.
6. Membantu memenuhi tujuan penerimaan karyawan dan jadwal yang
telah ditentukan.
Kemitraan antara Manajer Lini dan Departemen SDM dalam Proses Seleksi
Manajer Lini Departemen SDM
Menyediakan daftar permintaan tenaga kerja Menyediakan penerimaan awal
dengan kualifikasi spesifikasi untuk mengisi pekerjaan.
posisi yang dibutuhkan. Melakukan penyaringan wawancara
Berpartisipasi dalam proses seleksi yang awal.
sesuai dengan bidangnya. Mengelola tes-tes pekerjaan yang sesuai.
Melakukan wawancara akhir terhadap calon Memperoleh informasi latar belakang
karyawan. dan referensi peserta seleksi.
Membuat keputusan akhir tentang diterima Merekomendasikan calon-calon terbaik
atau ditolaknya peserta seleksi, dengan kepada para manajer lini untuk seleksi
mengacu pada saran yang diberikan akhir.
departemen SDM. Mengevaluasi keberhasilan proses
Menyediakan informasi lanjutan yang seleksi.
dibutuhkan dari individu-individu terpilih.
Suatu program pelatihan yang baik harus dapat meningkatkan kemampuan SDM
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Tujuan dari pelatihan dan
pengembangan secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas output.
2. Menurunkan biaya kegagalan produk.
3. Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya.
4. Menurunkan kecelakaan kerja.
5. Menurunkan perputaran karyawan, tingkat absensi, dan meningkatkan
kepuasan kerja.
6. Mencegah timbulnya rasa antipati karyawan.
Sedangkan efektivitas dari program pelatihan dalam mencapai tujuannya dapat
dilihat dari beberapa aspek, antara lain :
1. Validitas pelatihan
2. Transfer ilmu pengtahuan
3. Validitas interorganisasional
Perencanaan dan Pengembangan Karier
Karier adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh individu selama
masa hidupnya.Karier merupakan pola dari pekerjaan dan sangat berhubungan
dengan pengalaman dan aktivitas salama masa kerja individu.Pengembangan karier
seorang karyawan menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan karyawan
tersebut dalam memegang tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang lebih besar
dalam pekerjaannya.Hasil suatu penelitian menyimpulkan bahwa kebutuhan
karyawan dalam perencanaan dan pengembangan karier meliputi :
1. Persamaan karier ( career equity )
Karyawan menginginkan adanya kesamaan dalam sistem promosi dan kesempatan
untuk meningkatkan karier.
2. Kepedulian atasan ( supervisory concern )
Karyawan menginginkan dalam pengembangan kariernya ada peran aktif dari para
supervisor dan dapat memberikan umpan balik bagi prestasi kerjanya.
3. Kesadaran akan adanya kesempatan ( awareness of opportunity )
Karyawan menginginkan adanya kesempatan untuk berkarier.
4. Minat karyawan ( employee interest )
Karyawan memiliki keinginan dan tingkat minat yang berbeda – beda dalam
meningkatkan kariernya.
5. Kepuasan karier ( career satisfaction )
Tingkat kepuasan karyawan berbeda – beda tergantung berbagai faktor, antara lain
usia, kedudukan karyawan yang bersangkutan, dan lain – lain.
Tujuan dasar dari program perencanaan dan pengembangan karier adalah untuk
membantu karyawan menganalisis kemampuan dan minat dalam penyesuaian
antara kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan kebutuhan
perusahaan.Program perencanaan dan pengembangan karier harus memperhatikan
tiga kepentingan pokok agar program ini dapat berjalan secara efektif. Ketiga hal
tersebut adalah :
1. Perencanaan dan pengembangan karier harus terintegrasi dengan perencanaan
SDM
2. Perencanaan dan pengembangan karier harus diikuti dengan evaluasi yang
memadai
3. Kebutuhan karyawan
Penilaian Kerja
Berbagai penyakit yang diderita karyawan bisa terjadi karena lingkungan kerja
yang kurang mendukung dan kurangnya fasilitas atau intruksi keselamatan kerja
yang seharusnya tersedia pada setiap fasilitas kerja. Selain akan menimbulkan biaya
sosial yang tiggi. Hal ini juga berakibat pada rendahnya produktivitas karywan.
Gangguan keselamatan dan kesehatan kerja dapat berupa:
1. Kecelakaan kerja
2. Penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan
3. Kehidupan kerja yang berkualitas rendah
4. Stres pekerjaan
5. Kelelahan kerja
Gangguan-gangguan di atas selain menyebabkan tidak tercapainya target produk
dan layanan demi kepuasan pelangggan, juga membuat perusahaan harus
menanggung biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Oleh sebab itu, perusahaan harus
mengelola program kelematan dan kesehatan kerja dengan sebaik-baiknya.Program
keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagai suatu strategi perusahaan
untuk meningkatkan kualitas kerja.Maka sebelum program ini ditetapkan,
perusahaan harus mengidentifikasi permasalahan tersebut.Setelah diketahui
penyebab permasalahannya, perusahaan dapat menjalankan beberapa program
keselamatan dan kesehatan kerja secara terintegrasi agar dapat menekankan
kecelakaan dan sakitnya karyawan dalam bekerja. Program-program tersebut dapat
meliputi:
1. Pemantauan Tingkat keselamtan dan Kesehatan Kerja
Pemantauan ini bertujuan untuk menilai efektivitas program keselamatan dan
kesehatan kerja yang ditetapkan perusahaan dalam menekan kecelakaan dan
bebagai permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja lainnya.
2. Mengendalikan Stres dan Kelelahan Kerja
Berbagai tekanan dalam penyelesaian pekerjaan, hubungan kerja yang tidak
harmonis, dan tidak terpenuhinya kebutuhan karyawan dalam bekerja, merupakan
sumber-sumber stress yang diderita karyawan yang biasanya berpengaruh langsung
terhadap kepuasan kerja karyawan.
3. Mengembangkan Kebijakan Kesehatan kerja
Program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan secara terintegrasi dapat
meningkatkan kinerja karyawan dan perusahaan secara keseluruhan, maka semakin
tinggi tingkat kepedulian perusahaan terhadap program tersebut.
4. Menciptakan program Kebugaran
Lebih baik mencegah daripada mengobati.Hal ini menjadi dasar dari semakin
pedulinya perusahaan dalam menjaga kesehatan karyawannya.Daripada harus
menolong mereka setelah sakit. Oleh karena itu, semakin banyak klub-klub
olahraga (kebugaran ) dibentuk di perusahaan, mulai dari yag paling sederhana
(biaya murah) sampai dengan yang paling kompleks (memerlukan keterampilan
dan biaya yang tinggi). Standar Occupational Safety and health Act-OSHA, yaitu
UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Amerika Serikat) mensyaratkan adanya
peralatan perlindungan kerja pribadi untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Persyaratan tersebut disajikan pada tabel 1.20
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan sistem
nilai yang berlaku pada dirinya.Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan
dirasakan sesuai dengan keinginan individu.Maka semakin tiggi pula kepuasannya
terhadap kegiatan tersebut.Jadi kepuasan kerja merupakan gambaran evaluasi
seseorang atas perasaaan sikapnya yang senang atau tidak senang, puas atau tidak
puas dalam bekerja. Beberapa teori mengenai kepuasan kerja yang telah cukup
dikenal antara lain:
1. Teori ketidak puasan ( discrepancy theory)
Teori ini mengukur kepuasan kerja karyawan dengan menghitung selisih antara
sesuatu yang harus terjadi dengan kenyataan yang dirasakan karyawan.Discrepancy
positif terjadi apabila yang diperoleh karyawan lebih besar daripada yang
seharusnya sehingga memberikan kepuasan konsumen yang lebih besar pada
karyawan tersebut, sedangkan discrepancy negative jika terjadi sebaliknya.
2. Teori Keadilan
Teori ini mengatakan bahwa kepuasan tergantung dari ada atau tidaknya
keadilan di dalam bekerja. Berdasarkan teori ini, kepuasan dipengaruhi oleh input
(sesuai yang mendukung pekerja seperti pendidikan, pegalaman, kecakapan, beban
kerja, dan sebagainya) vs output (sesuatu ynag dianggap bernilai yang diterima
karyawan seperti gaji dan kompensasi financial lainnya, penghargaan, promosi dan
sebagainya). Karyawan akan selalu membandingka rasio input-output dirinya
dengan rasio input-output orang lain. Bila perbandingan ini seimbang berarti telah
terjadi keadilan dan jika terjadi sebaliknya berarti terjadi ketidakadilan.
3. Teori dua faktor (two factor theory)
Teori ini menganggap kepuasan kerja dan ketidakpuasan sebagai hal yang
berbeda dan mengelompokkan karateristik pekerjaan menjadi dua yaitu satisfies
(motivator) dan dissatisfies.Kelompok satisfies merupakan faktor-faktor atau
situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan kerja seperi: pekerjaan yang
menarik, penuh tantangan, kesempatan berprestasi, kesempatan memperoleh
penghargaan dan promosi. Terpenuhinya factor-faktor tersebut akan menimbulkan
kepuasan, tetapi jika tidak terpenuhi tidak selalu menimbukan ketiadak puasan.
Kelompok dissatisfies merupakan faktor-faktor yang menjadi sumber
ketidakpuasan seperti gaji dan upah, pengawasan, hubungan antar pribadi, konsi
kerja, dans status. Jika faktor-faktor ini tidak terpenuhi karyawan akan merasa tidak
puas tetapi jika besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi kebutuhannya
karyawan tidak akan kecewa walaupun belum terpuaskan.
Job descriptive Index (JDI) menyajikan beberapa faktor yang menyebabkan
kepuasan kerja. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Tempat kerja yang tepat
2. Pembayaran yang sesuai
3. Organisasi dan manajemen
4. Supervise yang tepat
5. Pekerjaan yang tepat
Tindakan PHK yang dilakukan untuk perusahaan akan membawa dampak baik
financial maupun nonfinansial. Dampak financial berhubungan dengan kewajiban
perusahaan untuk membayar pesangon dari tenaga kerja yang di PHK sedangkan
dampak nonfinansial lebih berhubungan dengan citra perusahaan di mata
masyarakatatau pelanggannya.
KASUS
Namun, sejak 1994 penjualan mulai menurun, terjadi stagnansi bisnis dalam
jangka panjang akibat banyaknya kompetitor, semacam Mentos, Hexos, Kiss, Polo,
Boom, dll, dan pengelolaan yang kurang sistematis. Kini, penerus PT. Slamet
Langgeng yang merupakan cicit dari pendiri perusahaan ini tengah berupaya
mengusahakan agar permen Davos kembali naik menggebrak pasar, dan mengubah
image Davos yang dari dulu dikenal sebagai permennya mbah-mbah.
7. Kesalahan SDM apa yang sebenarnya terjadi dalam pengelolaan usaha PT.
Slamet Langgeng?
8. Pendekatan statistikal dan komparatif yang bagaimanakah yang harus diambil
oleh tim Audit SDM perusahaan!
Jawab:
1. Aspek paling urgent yang perlu dibenahi adalah bagian pendistribusian yang
banyak bermasalah, jaringan distribusi turun-temurun dianggap masih sangat
tradisional. Dalam proses pembenahan, model hubungan yang sangat
kekeluargaan bisa menjadi pisau bermata dua. Dalam suatu usaha bisnis,
struktur organisasi yang skillful menjadi faktor paling vital dalam
melanjutkan suatu usaha. Sebaiknya tim manajemen ditambahkan dari pihak
luar yang sesuai dalam bidangnya sehingga dapat berkontribusi lebih besar
pada perusahaan dan menghentikan distributor yang sudah tidak perform
untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Distributor merupakan titik
terpenting dalam pemasaran produk, karena produk permen bersifat impulse
meskipun produk dalam good quality dan iklan muncul dimana-mana tapi tak
akan ada gunanya bila sulit ditemukan di pasaran. Tim inti pemasaran pun
perlu ditambah, jumlah tiga orang untuk mencakup area-area yang luas jelas
sangat tidak efisien. Tetapi sebelum perusahaan mengeluarkan perintah
pemutusan kerja pada karyawan-karyawan lama, ada baiknya memberikan
pesangon yang disesuaikan dengan harapan para karyawan.
2. Pendekatan Komparatif yang harus diambil oleh perusahaan adalah
membandingkan kinerja kerja antar karyawan beserta hasil-hasil produk yang
laku terjual pada tiap-tiap agen distribusi, dari jumlah produk yang laku
terjual dapat diketahui sebatas mana kinerja seorang karyawan. Karyawan
yang kurang efektif bekerja diharapkan bisa diganti dengan karyawan yang
berdedikasi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilab.gunadarma.ac.id/modul/NewATA/Modul%20ATA/Pemeriksaan
%20Akuntansi%20Lanjut/M5.pdf
http://tiasaccountingworld.blogspot.co.id/2014/03/audit-manajemen-sumberdaya-
manusia.html
http://yuliakurnia.blogspot.co.id/2011/07/langkah-langkah-audit-manajemen.html
http://www.geocities.ws/reni_rosari/msdm/SESI14-AUDITSDM.pdf
www.elib.unikom.ac.id
BAB V
AUDIT PEMASARAN
Audit pemasaran
adalah pengujian yang komprehensif, sistematis, independen dan dilakukan secara
periodik terhadap lingkungan pemasaran, tujuan, strategi dan aktivitas perusahaan
atau unit bisnis,untuk menentukan peluang dan area permasalahan yang terjadi,
serta merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran
perusahaan. Audit pemasaran lebih menekankan pada evaluasi terhadap bagaimana
efektivitas organisasi pemasaran dalam meningkatkan kinerjanya. Seperti halnya
audit keuangan, audit pemasaran dilaksanakan secara berkala sebagai pengganti
ketika mekanisme pengendalian tampak keluar dari sistem pengendalian.
Audit pemasaran bukan suatu proses pengendalian yang digunakan hanya selama
terjadi krisis, akan tetapi dalam bisnis yang mengalami hambatan mungkin
digunakan untuk mengisolasi permasalahan dan mencarikan solusinya.