Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau selanjutnya disebut UMKM adalah
usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi
kriteria sebagai usaha mikro (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008). Seperti halnya
Keputusan Presiden RI nomor 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas
merupakan kegiatan usaha kecil. Dan perlu di lindungi untuk mencegah dari persaingan
usaha yang tidak sehat. Salah satu jenis UMKM adalah Puspa Furniture. Usaha ini
berlokasi di Jl. Ring Road Utara Pandean Sari Condong Catur, Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan nama pemilik Drs.
Akhmad Fadaq. Fenomena yang dihadapi selama ini oleh “PUSPA FURNITURE”
ialah bencana alam dan politik. Hingga sekarang masalah yang paling umum adalah
politik dan persaingan dagang dengan saiangan dari negara India dan Tiongkok.
Fakta yang ada, kendala utama yang dihadapi pihak UMKM selain modal
adalah penerapan manajemen yang profesional. Mereka kurang memahami dan perlu
dibekali tentang pentingnya laporan keuangan suatu bisnis. Sistem pembukuan UMKM
baku akan banyak membantu mereka dalam upayanya pengembangan bisnisnya secara
kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu Ikatan Akuntan Indonesia sudah menyiapkan
SAK (Standar Akuntansi Keuangan) untuk UMKM yang dinamakan dengan SAK-
EMKM (Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah) yang resmi diberlakukan efektif per 1
Januari 2018.
Akuntansi menjadi salah satu bagian dari system pencatatan laporan keuangan
yang memiliki standar yang sudah ditetapkan secara umum yaitu SAK (standar
akuntansi keuangan) yang digunakan sebagai alat untuk menentukan laba rugi
perusahaan, laporan posisi keuangan, dan laporan keuangan perusahaan. Tetapi dalam
dengan SAK-EMKM yang baku, melainkan hanya menggunakan dua buku tulis, yaitu
buku untuk mencatat masuknya barang dan buku untuk mencatat keluarnya barang
keuangan tidak berpengaruh positif terhadap besarnya jumlah kredit yang diterimanya.
bisnis dalam skala apapun, laporan keuangan berperan sangat penting, disamping
sebagai acuan bagi pemilik usaha dalam pengambilan keputusan, juga terutama untuk
memperoleh gambaran kondisi kinerja keuangan perusahaan, untung atau rugi. Begitu
juga pada skala usaha mikro kecil dan menengah, catatan yang baik dan tertib akan
membantu seorang pelaku usaha mengetahui transaksi apa saja yang telah dilakukan
usahanya selama periode tertentu. Dengan mengetahui transaksi apa yang telah
dilakukan, pelaku usaha dapat memperkirakan berapa uang yang telah dan akan dipakai
laporan keuangan bagi UMKM. Disamping itu, dengan laporan keuangan yang standar
dan dapat dipahami, diharapkan nantinya para pelaku UMKM tidak mengalami
usaha. Tentu saja laporan keuangan untuk UMKM harus diformulasikan dengan
sederhana sehingga dapat dipahami, meski sederhana namun juga harus memenuhi
dengan kaidah administrasi keuangan yang standar (baku) sesuai dengan SAK-EMKM
yang sudah distandarkan dan resmi diberlakukan efektif per 1 Januari 2018.
Dengan hal-hal yang sudah diuraikan di atas maka pencatatan dan pembukuan
dalam UMKM sesuai dengan SAK-EMKM sangatlah penting. Guna pencatatan dan
pembukuan tersebut untuk mengetahui posisi keuangan suatu usaha. Selain itu guna
memberikan informasi tentang laba rugi perusahaan tersebut sehingga hasil dari
laporan keuangan dapat dikelola lebih bermanfaat oleh pelaku UMKM. Oleh karena
itu, usulan untuk laporan magang ini adalah merekap dan melakukan pencatatan
pemasukan dan pengeluaran kas selama periode bulan April sampai dengan bulan Juni
2019, yang mudah dipahami oelh pemilik usaha UMKM dan sesuai dengan kaidah
2.1 Mengetahui system akuntansi yang tepat pada usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM)
2.2 Bagaimana implementasi akuntansi keuangan pada usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM)
3. Tujuan Laporan
efektif per 1 Januari 2018. Disamping itu juga dimaksudkan sebagai bahan
4. Manfaat Pelaporan
Dapat digunakan sebagai bahan pelengkap tugas akhir dari mata kuliah
kewirausahaan lanjutan 1.