Anda di halaman 1dari 9

Hernia merupakan kasus bedah yang banyak terjadi di masyarakat.

Sampai saat
ini, kejadian hernia masih menjadi tantangan dalam stastus kesehatan masyarakat
karena besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya tenaga
kerja akibat lambatnya pemulihan dan banyaknya angka rekurensi. Hernia menurut
definisinya merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

Hernia inguinalis adalah salah satu masalah yang paling umum yang
memerlukan penanganan bedah untuk pengobatannya. Secara umum, kejadian hernia
inguinalis lebih banyak diderita oleh laki-laki daripada perempuan. Menurut World
Health Organization (WHO), penderita hernia tiap tahunnya meningkat. Didapatkan
data pada decade tahun 2005 sampai tahun 2010 penderita hernia segala jenis mencapai
19.173.279 penderita (12.7%) dengan penyebaran yang paling banyak adalah Negara-
negara berkembang seperti Negara-negara Afrika, Asia tenggara termasuk Indonesia.
Faktor risiko yang yang dianggap menjadi etiologi hernia inguinalis yaitu peningkatan
intra-abdomen dan kelemahan otot dinding perut. Tindakan yang paling
memungkinkan untuk terapi hernia inguinalis adalah tindakan pembedahan. Tindakan
bedah adalah salah satu prosedur yang paling sering dilakukan dengan tingkat
kekambuhan yang minimal. Setiap tahun diperkirakan terdapat 20 juta kasus prosedur
bedah terkait hernia inguinalis. Insiden dan prevalensi di seluruh dunia tidak diketahui
pasti.

Berdasarkan data tersebut, maka penting bagi kita untuk mendalami lebih lanjut
terkait definisi, anatomi, patofisiologi, manifestasi klinis beserta penanganan yang
tepat untuk mendiagnosis lebih dini dan mengetahui bagaimana cara menangani kasus
hernia inguinalis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Hernia merupakan istilah umum yang menggambarkan adanya tonjolan suatu


organ atau jaringan melalui lubang abnormal dalam struktur anatomi.10 Hernia juga
dapat dikatakan sebagai protrusi atau penonjolan isi pada suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskolo-aponeurotik dinding
perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Meskipun ada banyak jenis
hernia yang berbeda, mereka biasanya berhubungan dengan perut, dengan sekitar 75%
dari semua hernia terjadi di daerah inguinal. Hernia iguinalis lateralis adalah suatu
keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke
dalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang
merupakan jalan tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum
(kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan.

2.2 Epidemiologi

Tonjolan dari rongga perut melalui kanalis inguinalis disebut hernia inguinalis.
Ini adalah tipe hernia yang paling umum terjadi terutama pada pria. Kejadian ini sering
dikaitkan dengan penuaan dan ketegangan berulang pada otot-otot perut. Secara umum,
hernia inguinalis mempengaruhi semua usia, tetapi insidensinya meningkat dengan
bertambahnya usia. Prevalensi hernia dinding perut diperkirakan 1,7% untuk semua
usia dan 4% dari mereka yang berusia di atas 45 tahun. Hernia inguinal merupakan
75% dari hernia abdominalis dengan risiko seumur hidup sebesar 27% pada pria dan
3% pada wanita.13 Meskipun hernia inguinalis terjadi pada kedua jenis kelamin,
kejadiannya lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita dan lebih
banyak pada orang kulit putih dibandingkan dengan yang bukan kulit putih.15
Sehubungan dengan jenis kelamin, wanita yang mengalami hernia inguinalis
kebanyakan pada usia 40 hingga 60 tahun, dengan usia rata-rata 60 hingga 79 tahun.
Pada pria kejadian hernia inguinalis pada usia 16-24 tahun dan berusia 75 tahun atau
lebih.

2.3 Anatomi

Secara letak anatomi, anterior dinding perut terdiri atas otot-otot multilaminar
yang terdiri dari aponeurosis, facia, lemak, dan kulit. Aponeurosis merupakan otot-otot
yang memiliki tendon. Terdapat tiga lapisan otot pada bagian lateral dengan fosa oblik
yang saling berhubungan. Untuk mencegah terjadinya hernia inguinalis terdapat otot
transversus abdominalis merupakan otot internal lateral yang terdiri dari otot-otot
dinding perut dan lapisan dinding perut. Pada bagian kauda otot yang membentuk
lengkungan aponeurotik transversus abdominalis yang merupakan bagian tepi atas
cincin inguinal internal dan diatas dasar medial kanalis inguinalis. Yang
menghubungkan tuberkulum pubikum dan spina iliaka anterior superior adalah
ligamentum inguinal. Pada bagian medial bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal
ini dibatasi oleh anulus kanalis ingunalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis
muskulus oblikus eksternus. Pada bagian atas terdapat aponeurosis muskulus oblikus
eksternus dan bagian bawah terdapat ligamentum inguinalis. Segitiga Hasselbach
bagian medial dibatasi oleh lateral rektus abdominis, bagian lateral dibatasi oleh
pembuluh darah vena dan arteri epigastrika inferior, pada bagian basis dibatasi oleh
ligamentum inguinal.

Kanalis inguinalis adalah saluran yang melalui dinding perut bagian bawah berbentuk
tabung yang merupakan tempat turunnya testis ke dalam skrotum. Kanalis inguinalis
dibatasi oleh anulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia
transversalis dan aponeurosis muskulus transversus abdominalis. Pada laki-laki,
funikulus spermatikus (s.c) melewati kanal inguinalis yang merupakan tempat testis di
dalam kantong skrotum.
2.4 Etiologi
Hernia inguinal adalah hernia di dalam kanalis inguinal. Biasanya tidak
ditemukan sebab yang pasti, meskipun kadang sering di hubungkan dengan angkat
berat. Hernia inguinalis langsung disebabkan oleh kelemahan pada daerah transversalis
fasia dari segitiga Hesselbach. Ini adalah segitiga yang dibatasi secara lateral oleh
pembuluh epigastrium inferior, medial oleh batas lateral otot rectus abdominis dan
inferior oleh ligamentum inguinalis. Faktor-faktor risiko yang diketahui dan dikaitkan
dengan penyebab hernia inguinal seperti peningkatan tekanan perut, kelemahan otot
perut yang sudah ada sebelumnya, tekanan saat buang air besar, penerangan berat
beban, obesitas, kehamilan dll. Hernia inguinalis lateralis dapat terjadi karena anomaly
congenital atau sebab yang didapat. Berbagai faktor penyebab berperan pada
pembentukan pintu masuk pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat
dilalui oleh kantong dan isi hernia. Disamping itu diperlukan pula faktor yang dapat
mendorong isi hernia untuk melewati pintu yang cukup lebar tersebut. Faktor yang
dipandang berperan kausal adalah, adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian
tekanan dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

2.5 Patofisiologi
2.6 Klasifikasi

Gambar 2. Hernia Inguinal


2.6.1 Hernia Inguinalis Direk (Medialis)
Hernia inguinalis direk terjadi sekitar 15% dari semua hernia inguinalis.
Kantong hernia inguinalis direk menonjol langsung ke anterior melalui dinding
posterior kanalis inguinais medial terhadap arteria, dan vena epigastrika
inferior, karena adanya tendo conjunctivus (tendo gabungan insersio musculus
obliquus internus abdominis dan musculus transversus abdominis) yang kuat,
hernia ini biasanya hanya merupakan penonjolan biasa, oleh karena itu leher
kantong hernia lebar. Hernia inguinalis direk jarang pada perempuan, dan
sebagian besar bersifat bersifat bilateral. Hernia ini merupakan penyakit pada
laki-laki tua dengan kelemahan otot dinding abdomen.
2.6.2 Hernia Inguinalis Indirek (Lateralis)
Hernia inguinalis indirek, disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena
keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak
lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam
kanalis inguinalis, dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari annulus
inguinalis ekternus. Apabila hernia inguinalis lateralis berlanjut, tonjolan akan
sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis. Kantong hernia berada dalam
muskulus kremaster terlatak anteromedial terhadap vas deferen dan struktur
lain dalam funikulus spermatikus. Pada anak hernia inguinalis lateralis
disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis
peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke skrotum.
Hernia inguinalis indirek (lateralis) merupakan bentuk hernia yang
paling sering ditemukan dan diduga mempunyai penyebab kongenital. Hernia
inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus
yangterletak di sebelah lateral vasa epigastric inferior, menyusuri kanalis
inguinalis dan keluar dari rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus.
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis
tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi
penonjolan peritoneum yang disebut prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi
yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah mengalami obliterasi sehingga
isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa
hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun lebih dahulu
maka kanalis kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal kanalis yang
terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan
timbul hernia inguinalis kongenital. Pada orang tua, kanalis tersebut telah
menutup namun karena lokus minoris resistensie maka pada keadaan yang
menyebabkan peninggian tekanan intra abdominal meningkat, kanal tersebut
dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.

2.6 Manifestasi Klinis


Gejala klinis yang dapat muncul biasanya berupa adanya benjolan pada lipat
paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang
setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai kalau ada biasanya dirasakan di
daerah epigastrium atau periumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Kadang
disertai dengan adanya rasa terbakar, rasa sakit, atau ketidaknyamanan pada lipatan
paha ataupun rasa sakit dan pembengkakan di sekitar testis, ketika usus yang menonjol
turun ke skrotum.
Tanda klinis yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi
hernia. Pada saat inspeksi, pasien diminta mengedan maka akan terlihat benjolan pada
lipat paha, bahkan benjolan bisa saja sudah nampak meskipun pasien tidak mengedan.
Pada saat melakukan palpasi, teraba benjolan yang kenyal, mungkin isinya berupa
usus, omentum atau ovarium, saat palpasi juga dapat ditentukan apakah hernia tersebut
dapat didorong masuk dengan jari/direposisi. Sewaktu aukultasi dapat terdengar bising
usus dengan menggunakan stetoskop pada isi hernia yang berupa usus.

2.7 Diagnosis
2.8 Diagnosis Banding
2.9 Penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai