Ada tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar audit manajemen
dapat mencapai tujuan dengan baik, meliputi:
1. Audit dititiberatkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk
diperbaiki.
Sesuai dengan tujuan audit manajemen, yaitu menciptakan perbaikan
terhadap program/aktifitas perusahaan, maka audit dititikberatkan pada
berbagai hal yang masih memerlukan perbaikan untuk mencapai kondisi
optimal dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit.
Penilaian yang akurat baik terhadap kinerja manajemen maupun berbagai
program atau metode operasi yang telah dilaksanakan, membutuhkan audit
yang seksama.
3. Pengukapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat
positif.
Disamping menyajikan temuan-temuan yang merupakn kelemahan dalam
pengelolaan perusahaan, auditor juga harus menyajikan temuan-temuan
positif yang biasanya berupa keberhasilan yang dicapai manajemen dalam
mengelola berbagai program/aktifitas dalam operasinya.
4. Identifikasi individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan-
kekurangan yang terjadi.
Auditor harus dapat mengidentifikasi dan menemukan individu-individu
yang bertanggung jawab terhadap berbagai kelemahan yang terjadi pada
perusahaan.
5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab.
Walaupun auditor tidak memiliki wewenang dalam memberikan sanksi atau
tindakan terhadap petugas yang bertanggung jawab terhadap kelemahan
yang terjadi pada perusahaan.
6. Penentuan tindakan terhadap petugas yang bertanggung jawab.
Dalam proses audit, tidak tertutup kemungkinan auditor menemukan
berbagai pelanggaran terhadap hukum yang berlaku. Pelanggaran dapat
berupa penipuan, penggelapan aset-aset perusahaan maupun berbagai
kegiatan yang secara sengaja merugikan perusahaan untuk kepentingan
pribadi maupun kelompok.
7. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan.
Jika terdapat indikasi terjadinya kecurangan (fraud) pada objek audit,
auditor harus memberikan perhatian khusus dan melakukan penyelidikan
yang lebih dalam terhadap hal tersebut, sehingga diharapkan kecurangan
tersebut tidak terjadi.
8. Pengguna laporan
Laporan audit keuangan ditujukan kepada berbagai kelompok pengguna
yang berada di luar perusahaan (eksternal). Berbagai kelompok tersebut
diantaranya pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan sebagainya.
Laporan audit manajemen lebih ditujukan kepada pihak internal
perusahaan. Berbagai pihak sesuai dengan bidangnya membutuhkan
informasi tentang potensi perbaikan ayng bisa dilakukan perusahaan di
masa yang akan datang.
TAHAP-TAHAP AUDIT
Secara garis besar ada lima tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen,
yaitu:
1. Audit pendahulaun
Audit pendahulaun dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang
terhadap objek yang diaudit. Pada audit ini juga dilakukan penelahaan
terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan
aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah
diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung
kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Dalam tahap iniauditor dapat
menentukan beberapa tujuan audit sementara.
2. Review dan pengujian pengendalian manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujjuan
perusahaan. Hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung
tujuan audit yang sesungguhnya (definitive audit objective) atau mungkin
ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit
memperoileh) bukti-bukti untuk mendukung tujaun audit tersebut.
3. Audit terinci
Pad atahp ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dari
kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap
ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara
satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang
berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten
dalam tahp ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk
mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasila audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagi pihak yang berkepentingan.
Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan
penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi).
Rekomendasi harus disajiakn dalam bahasa yang operasional dan mudah
dimengerti serta menarik untuk ditindak lanjuti.
5. Tindak lanjut
Tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang
untuk melakukan tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan. Rekomenasi yang disajiakan dalam laporan audit seharusnya
sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan
dengan tindakan perbaikan tersebut. Hasil audit menjadi kurang bermakna
apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang
diaudit.
Dua hal penting yang bisa dilakukan perusahaan untuk memaksimalkan nilai
pelanggan adalah melalui:
1. Meningkatkan manfaat yang dapt dinikmati dengan pengorbanan yang sama
dan/atau memperkecil pengorbanan pelanggan untuk memperoleh manfaat
yang minimal sama
2. Kedua-duanya sekaligus, yaitu meningkatkan manfaat yang diperoleh
dengan menurunkan pengorbanannya.
Ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil guna)
merupakan tiga hal penting yang tidak dapat dipisahkan yang harus dicapi
perusahaan dalam meningkatkan kemampuan bersaingnya.
EKONOMISASI
Ekonomisasi merupakan ukuran input yang digunakan dalam berbagai program
yang dikelola. Jiak perusahaan mampu memperoleh sumber daya yang akan
digunakan dalam operasi dengan pengorbanan yang paling kecil, ini berarti
perusahaan telah mampu memperoleh sumber daya tersebut dengan cara yang
ekonomis.
EFISIENSI
Efisiensi berbhubungna dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya,
sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi
merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam
operasional perusahaan.
EFEKTIVITAS
Efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk
mencapi tujuannya. Efektivitas merupakan ukuran dari output.
Sistem biaya kualitas menunjukkan bahwa kualitas ternyata dapat menjadi salah
satu sumber penghematan. Produk dnegan kualitas rendah biasanya dihasilakn
melalui proses yang tidak baik. Produk berkaulitas rendah dapat disebabkan oleh
pengendalian proses produksi yang tidak memadai, pemeliharaan peralatan
produksi yang tidak tepat waktu, bahan baku yang tidak memenuhi standar
kuyalitas, dan berbagau kekurangan lainnya. Kekurangan-kekurangan ini
merupakan indiaksi bahwa proses berjalan dengan tidak efisien.
FUNGSI MANAJERIAL
FUNGSI BISNIS
Audit fungsi bisnis perusahaan dan runag lingkupnya secara umum dapat diuraikan
sebagai berikut :
AUDIT MANAJEMEN PADA FUNGSI PEMASARAN
Audit manjemen pad afungsi pemasaran bertujuan untuk menilai bagaimana setiap
program/aktivitas pemasran yang dilakukan mencapai tujuannya melalui
pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien. Beberapa ruang lingkup audit
manajemen pemasaran meliputi :
1. Lingkup pemasaran
Menekankan audit pada analisis terhadap kondisi ekonomi makro yang
berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung kepada aktivitas
pemasaran perusahaan.
2. Strategi pemasaran
Menekankan kepada penelaahan terhadap tujuan dan strategi pemasaran.
3. Organisasi pemasaran
Menekankan pada penilaian terhadap kemapuan struktur organisasi
pemasaran dalam menerapkan strategi yang telah ditetapkan.
4. Produktivitas pemasaran
Menekankan pada pengujian terhadap berbagai program/aktivitas
pemasaran dan pengeluaran biaya yang berkaitan denagn aktivitas tersebut.
5. Fungsi pemasaran
Menkankan audit pada penilaian terhadap bebragai unsur bauran pemasaran
(marketing mix) yang ditetapkan perusahaan.
LANGKAH-LANGKAH AUDIT
AUDIT PENDAHULUAN
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam.
Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang
tentang objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan
pelaksanaan audit ini, antara lain:
1. Pemahaman auditor terhadap objek audit.
2. Penentuan tujuan audit.
3. Penentuan ruang lingkup dan tujuan audit.
4. Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan
objek audit.
5. Pengembangan kriteria awal dalam audit.
PERNYATAAN TUJUAN
Tujuan susatu perusahaan harus jelas dan disosialisasikan ke berbagai tingkatan
manajemen untuk dipahami. Tujuan dapat menunjukkan untuk apa perusahaan
didirikan dan apa yang ingin dicapai.
Pernyataan tujuan dapat memberikan arah kepada semua komponen dalam
perusahaan dalam melaksanakn aktivitasnya karena dengan pernyataan tujuan ini,
didukung dengan sosialisasi yang memadai akan membantu setiap komponen di
dalam perusahaan tidak saja mampu unutk melaksanakan berbagai aktivitas tetapi
juga memahami untuk apa mereka melakukan aktivitas tersebut, apa manfaatnya
bagi perusahaan dan bagaimana seharusnya melaksanakan aktivitas tersebut
sehingga secara optimal dapat mendukung pencapian tujuan perusahaan .
RENCANA PERUSAHAAN
Dalam rangka mencapai sasaran perusahaan, rencana diimplementasikan dalam
bentuk berbagai program/aktivitas lengakap denagn anggaran yang ditetapkan
untuk setiap program/aktivitas tersebut.
Rencana biasanya disusun berdasarkan pencapaian terbaik perusahaan pada waktu
sebelumnya untuk menentukan pencapaian terbaik berikutnya. Oleh sebab itu,
penyususnan rencana harus diawali dengan adanya identifikasi terhadap
ketersediaan sumber daya, berbagai hambatan internala, peluang-peluang yang
mungkin (ingin) dicapai, dan berbagai hambatan eksternal yang mungkin dihadapi.
AUDIT LANJUTAN
Audit ini bertujuan unutk memeperoleh bukti yang cukup unutk mendukung tujuan
audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review dan
pengujian penegndalian manajemen. Langkah-langkah audit pada tahap ini
meliputi:
1. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang
diperlukan
2. Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten.
3. Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan
mengelompokkannya ke dalam kelompok kriteria, penyebab, dan akibat.
4. Menyususn kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan
mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulakn dari ketidaksesuaian
antara kondisi dan kriteria cukup penting dan material.
MEMPEROLEH BUKTI
Dari sudut pandang auditor bukti adalah fakta dan informasi yang dapat digunakan
sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Bukti harus mempunyai hubungan
dengan kriteria audit, objektif, relevan, dan bermakna. Tujuan dari perolehan bukti
ini adalah unutk menentukan bahwa:
1. Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima.
2. Terdapat pelaksanaan yang menyimpang, (baik tidak diterapkannya
prosedur yang sudah untuk setiap program/aktivitas atau tidak dilakukannya
penegndalian/supervisiyang semestinya atas kegiatan yang diaudit)
merupakan penyebab dari timbulnya akibat yang kurang menguntungkan
bagi kegiatan yang diaudit.
3. Terdapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya perbedaan
antara kondisi dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Agar dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit, semua bukti
yang diperoleh dalam audit harus memenuhi kriteria :
1. Relevan: berhubunagn denagn aktivitas yang sedang diaudit.
2. Material : cukup berarti dalam memengaruhi kesimpulan yang dibuat.
3. Kompeten : diperoleh dari sumberindependen dan dapat dipercaya.
4. Cukup : memadai sebagai dasar pembuatan kesimpulan.
PELAPORAN
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua
cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu :
a. Cara penyajian ayng mengikuti arus informasi yang diperoleh selama
tahapan-tahapan audit
b. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan
penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan hasila udit ini.
TINDAK LANJUT
Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan
bentuk komitmen manajemen dalam meningkatakan proses dan kinerja perusahaan
atas beberapa kelemahan/kekurangan yang masih terjadi.
Agar menari dan dapat meningkatkan komitmen manajemen atas perbaikan proses
dan kinerjanya rekomendasi seharusnya merupakan hasil diskusi dan rumusan
bersama antara manajemen dan auditor. Rekomendasi harus menyajikan analisis
dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan
serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena
tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.
BAB II
PELAPORAN
Kertas Kerja Audit
Kertas Kerja Audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang dibuat dan data-data
yang dikumpulakan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan tugas audit.
Manfaat Kertas Kerja Audit
Setiap auditor wajib membuat KKA pada saat melaksanakan tugas audit. Manfaat
utama dari KKA antara lain:
1. Merupakan dasar penyusunan laporan hasi audit,
2. Merupakan alat bagi atasan untuk me-review dan mengawasi pekerjaan para
pelaksana audit,
3. Merupakan alat pembuktian dari laporan hasil audit,
4. Menyajikan data untuk keperluan referensi,
5. Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit berikutnya.
Penyusunan KKA oleh auditor harus memenuhi syarat-syarat, antara lain:
1. Lengkap;
2. Bebas dari kesalahan;
3. Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional;
4. Sistematis, berish, mudah dipahami, dan diatur dengan rapi
5. Memuat hal-hal penting yang relevan dengan audit
6. Mempunyai tujuan yang jelas;
7. Sedapat mungkin hindari pekerjaan menyalin ulang
8. Dalam setiap kertas kerja harus mencantumkan kesimpulan hasil audit dan
komentar atau catatan reviewer.
Rumusan Rekomendasi
Rekomendasi merupakan saran perbaikan yang diberikan auditor atas berbagai
kekurangan/kelemahan yang terjadi pada program/aktivitas yang diaudit. Setiap
rekomendasi yang diajukan olleh auditor harus dilengkapi dengan analisi yang
menyangkut adanya peningkatan ekonomisasi, efisiensi, atau efektivitas yang akan
dicapai pada pelaksanaan program/aktivitas serupa di masa depan atau juga
termasuk berbagi kemungkinan kerugian yang akan terjadi pada perusahaan jika
rekomendasi tersebut tidak dilaksanakan.
Langkah-Langkah Audit
Audit atas fungsi pengadaan adalah unutk menilai apakah proses pengadaan telah
sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Secara umum, proses audit
penagdaan barnag/jasa meliputi beberapa langkah yang meliputi hal-hal berikut:
1. Perencanaan audit
Audit atas fungsi penagdaan barang/jasa harus direncanakan untuk
memastikan audit berjalan dengan kualitas tinggi meilai ekonomisasi,
efisiensi, dan efektivitas pengadaan barang/jasa. Perencanaan audit
mencangkup :
a. Penialian risiko dan penentuan ruang lingkup audit.
b. Penentuan jadwal audit
c. Penetuan kebutuhan sumber daya dalam melaksanakan audit.
Dalam membuat rencana detail audit, ketua tim audit harus
mempertimbangkan beberapa hal termasuk:
a. Resiko, tingkat matrealistas dan prioritas pada setiap aktivitas audit
b. Area audit yang signifikan
2. Pengumpulan dan evaluasi temuan audit
3. Pelaporan
4. Tindak lanjut hasi audit.
Proses Pengadaan Barang/Jasa
Secar umum proses penagdaan diawali denagn perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan, dan evalausia tas penagdaan. Setiapa aktivitas pada masing-masing
tahap tersebut dipandu oleh sistem, prosedur dan kebijakan sebagai pedoman tata
kelola pengadaan yang baik.
Perencanaan Pengadaan
Perencanaan pengadaan mencangkup penetuan kebutuhan atas barabg/jasa (input)
dalam operasioanla perusahaan, baik tingkat kualitas, kuantitas, dan penentuan
waktu kapan barang/jasa tersebut harus tersedia. Perencanaan pengadaan juga
berkaitan denagn berapa besar dana yang harus tersedia atas pengadaan tersebut
sesuai denagn jadwal penggunaan barang/jasa yang dibutuhkan.
Rencana penagdaan yang baik harus mencerminkan hubungan yang optimal
antarakeingina unutuk memenuhi kebutuhan denagn ketersediaaan sumber daya
yang dimiliki berkaitan denagn pengadaan tersebut dan pengadaan praktik
pengadaan terbaik dalam rencana tersebut untuk mendapatkan barang/jasa sesuai
denagn spesifikasi yang telah ditetapkan denagn pengorbanan yang paling rendah
(ekonomis).
Pelaksanaan Pengadaan
Aktivitas yang terlibat dalam pelaksanaan pengadaan sesuai denagn tingkat
komleksitas proses pengadaan, jenis barang/jasa yang akan dibeli, dan besarnya
anggaran yang terlibat dalam pengadaaan tersebut.
Pemilihan pemasok yang tepat tidak saja didasarkan denag perolehan harga yang
paling murah, tetapi juga penilaian atas kemapuan pemasok memenuhi spesifikasi
barang/jasa yang dibutuhkan tepat waktu dan suku cadangnya secara berkelanjutan.
BAB IV
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA
Fungsi SDM dalam mempersiapkan dan mengelola SDM memegang peranan yang
sangat penting dalam pencapaian keunggulan bersaing perusahaan. Dalam hal ini,
fungsi SDM memegang peranan dan tanggung jawab penting dalam memasok
SDM yang memenuhi kualifikasi (kompetensi, loyalitas, dan etos kerja yang tinggi)
sesuai dengan kebutuhan keunggulan bersaing perusahaan.
Penilaian untuk memastikan apakah fungsi ini telah mampu meberikan kontribusi
terbaiknya pada perusahaan, yang meliputi:
1. Terpenuhinya SDM yang memenuhi kualifikasi perusahaan.
2. Proses SDM telah berjalan dengan baik, wajar dan objektiv.
3. Pemberdayaan SDM menjadi bagian utama dalam pengelolaan SDM.
4. Menjadikan kepuasan kerja karyawan sebagai bagian dari keberhasilan
perusahaan.
5. Sederet permasalahan lain yang berhubungan dengan SDM.
Untuk memastikan bahwa fungsi SDM telah berjalan dan mampu memberikan
kontribusinya dengan baik dalam pencapaian keberhasilan perusahaan, harus
dilakukan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan dan pengendalian program-
program SDM yang dikembangkan pada fungsi ini dalam mencapai tujuan
perusahaan secara keseluruhan. Evaluasi secara menyelluruh terhadap tujuan,
rencan dan program/aktivitas SDM dilakukan dengan melaksanakan audit atas
fungsi SDM.
Pengertian Audit SDM
Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap
program-program SDM. Audit SDM menekankan penialian (evaluasi) terhadap
berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan
apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam
mencapai tujuannya serta memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai
kekurangan yang masih terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit untuk
meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut.
Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atasd pengelolaan SDM
dengan cara:
1. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi
bisnis dan tujuan perusahaan,
2. Menilai kualitas praktik, kebijakan, dan pengelolaan SDM,
3. Melaporkan keberadaan saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang
dibutuhkan,
4. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM,
5. Menilai hubungan SDM dengan manajemen lini dan cara-cara
meningkatkannya,
6. Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM,
7. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan
rekomendasi khusus.
Kerangka Kerja Audit SDM
Kerangka kerja audit SDM menghubungkan pengelolaan SDM dengan tujuan
bisnis perusahaan secara keseluruhan. Daam hubungan ini, audit menilai dukungan
SDM terhadap pencapaian tujuan perusahaan, komitmen perusahaan dalam
memberdayakan, dan melibatkan SDM serta mengidentifikasi permasalahan yang
terjadi dalam hubungan tersebut dan merekomendasiakn langkah-langkah
perbaikan yang diperlukan.
Tujuan Audit SDM
Ada beberapa ha yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan tujuan
dari dilakukannya audit tersebut, antar lain:
1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM,
2. Menilali apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis,
efektif dan efisien;
3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan
hukum, peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan;
4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap
aktivitas SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan;
5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan
ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas berbagi program/aktivitas SDM.
Manfaat Audit SDM
William B Werther, Jr. Dan Keith Davis menyebutkan beberapa manfaat dari audit
SDM antara lain :
1. Mengidentifikasi konstribusi dari departemen SDM terhadap organisasi;
2. Meningkatkan citra profesional departemen SDM;
3. Mendorng tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan
departemen SDM;
4. Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab departemen SDM;
5. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM;
6. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM;
7. Memastikan ketaatan terhadap hukum dan peratura, dalam praktik SDM;
8. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif;
9. Meningkatkan keinginan unutk berubah dalam departemen SDM;
10. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM.
Pendekatan Audit SDM
Ada tiga pendekatan utama dalam audit SDM yang umum digunakan, yaitu:
1. Menetukan ketaatan pada hukum dan berbagai peraturan yang berllaku;
2. Mengukur kesesuian program dengan tujuan organisasi;
3. Menilai kinerja program.
Menentukan Ketaan Pada Hukum dan Peraturan yang Berlaku
Audit menekankan penilaian bagaimana perusahaan menetapkan berbagai
peraturan dan kebijakan yang secara internal berlaku di perusahaan, apakah telah
sesuai dengan aturan dan hukum yang ditetapkan pemerintah sebagai pemegang
otoritas dan apakah setiap komponen dalam organisasi menjalankan aktivitasnya
sesuai dengan aturan dan kebijakan tersebut.
Berbagai peraturan telah dikeluarkan pemerintah berkaitan dnegan ketenagakerjaan
seperti Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan berbagai
peraturan lain yang merupakan penjabaran dari undang-undang tersebut. Peraturan
ini mengatur tentang haka dan kewajiban perusahaan terhadap tenaga kerja dan
pemerintah, sebagai pihak pemberi kerja serta hak dan kewajiban tenaga kerja
terhadap perusahaan, sebagi pihak yang memberikan jasanya kepada perusahaan
dan bagaiman kedua belah pihak sama-sam menjaga hubungan yang harmonis
sehingga tujuan karyawan dan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Mengukur Kesesuaian Program Dengan Tujuan Organisasi
Membuat setiap orang sebagai dari setiap langkah yang diambil dan
memperbollehkannya berpendapat (memiliki peran) dalam keberhasilan
perusahaan, merupakan sumber peningkatan produktifitas yang sangat berarti bagi
perusahaan .
Adanya keselarasan tujuan akan menjadikan aktifitas organisasi berjalan seirama
dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Disamping itu, hal ini juga
dapat menghindari benturan antarbagian yang ada, yang dipicu oleh kebutuhan
jangka pendek masing-masing bagian berdasarkan ego sektoral masing-masing.
Pemberdayaan SDM dapat diwujudkan dalam berbagai program yang memberikan
kesempatan yang sebesar-besarnya bagi karyawan untuk berpartisipasi dan
mengambil peran dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Oeh karena itu,
penilaian terhadap kesesuaian dan dukungan program/aktivitas SDM terhadap
strategi pencapian tujuan perusahaan menjadi sorotan yang penting dalam audit
SDM.