LP Tahap Perkembangan Jona
LP Tahap Perkembangan Jona
Oleh :
JONATAN ANANTA DIAN PRACASWARA
NIM SN181082
2. Tipe keluarga
Menurut Suprajitno (2010) secara tradisional keluarga
dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
(kakek-nenek, paman-bibi).
Namun, Suprajitno (2010) juga menjelaskan bahwa dengan
berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,
pengelompokan tipe keluarga selain kedua keluarga di atas berkembang
menjadi:
a. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru
yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan
pasangannya.
b. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri
dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau
ditinggal pasangannya.
c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
d. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone). Kecendrungan di
Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan dengan
pasangan atau anaknya kelak jika menikah.
e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital
heterosexual cohabiting family).
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut:
a. Nuclear family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Etended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
c. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d. Middle Age Aging Couple
Suami sebagai pecari uang. Istri dirumah/ keduanya bekerja dirumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/
menitih karier.
e. Dyadic Nuclear Single parent
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/ salah satu bekerja dirumah.
f. Dual carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
g. Commuter married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
i. Three generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j. Insstitutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
k. Comunnal
Satu rumah terdiri atas dua/ lebih pasangan yang monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
l. Group marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunan didalam suatu
kesatuan keluarga dan tiap individual adalah menikah yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
m. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkainan tidak dikehendaki, anakna diadopsi.
n. Cohibing couple
Dua orang. Satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya.
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010), yaitu:
1. Fungsi afektif
Memasilitasi stailiassi kepriadian orang deawsa, memnuhi keutuhan
psikologis anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Memasillitasi sosialisasi prier anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat ang produkti serta memerikan status
pada anggota keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan disik-makanan, pakaian, tempat tinggal
dan peraatan kesehatan.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui
keefektifan sumber daya keluarga.
5. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi bukan hanya ditujukan untuk mempertahankan
kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk
keberlangsungan hidup masyarakat.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) System pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran (formal dan informal)
4) Nilai dan norma keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi yang disfungsional
g. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala,
mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan
bawah, system genetalia
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut
Suprajitno (2010) yaitu:
a. Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu
dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan
dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan
keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan
bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga
siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.
b. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan yang dilakukan.
c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk
memperoleh data y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan
keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal.Disini perawat
perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari
masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau
perubahan pola interaksi potensial/actual dari individu atau kelompok
dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk
mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan.
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
a. Analisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian
dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah
keperawatan.
b. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasarmanusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.
3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan
perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy, 2011). Penyusunan
rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala
prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2010).
a. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang
mempunyai skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang
mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa
criteria sebagai berikut :
1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa
keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah 1 Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
Kemungkinan masalah 2 Mudah =2
untuk dipecahkan Sebagian =1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk 1 Tinggi =3
dicegah Cukup =2
Rendah =1
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya
masalah = 0
b. Perencanaan
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan
keperawatan.Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi
serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan
tiga tingkat pencegahan.Pencegahan primer untuk memperkuat garis
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat
garis pertahanan tersier (Leny, 2010).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek.Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan
jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang
berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi
nantinya adalah sebagai berikut :
1) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga
mengenai masalah
2) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang
salah.
3) Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga
tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara
menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
4) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk
kesehatan.
5) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa
yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga yaitu :
a. Sumber daya keluarga
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam
rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku
yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi
tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, J.W, & Yussen, S.R. (2010). Child Development, 5 th Ed. Dubuque, IA,
Wm, C.Brown