Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


Disusun untuk Memenuhi Penugasan Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Program Profesi Ners 9

Oleh :
JONATAN ANANTA DIAN PRACASWARA
NIM SN181082

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergaung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010).
Menurut Ali (2010) mengemukakan bahwa keluarga adalah dua
atau leih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan
dan adopsi dalam satu rumah tangga yang berinteraksi satu dengan
lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya.
Menurut Depkes RI, keluarga adalah keluarga merupakan unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Leny, 2010).

2. Tipe keluarga
Menurut Suprajitno (2010) secara tradisional keluarga
dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
(kakek-nenek, paman-bibi).
Namun, Suprajitno (2010) juga menjelaskan bahwa dengan
berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,
pengelompokan tipe keluarga selain kedua keluarga di atas berkembang
menjadi:
a. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru
yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan
pasangannya.
b. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri
dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau
ditinggal pasangannya.
c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
d. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone). Kecendrungan di
Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan dengan
pasangan atau anaknya kelak jika menikah.
e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital
heterosexual cohabiting family).
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut:
a. Nuclear family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Etended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
c. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d. Middle Age Aging Couple
Suami sebagai pecari uang. Istri dirumah/ keduanya bekerja dirumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/
menitih karier.
e. Dyadic Nuclear Single parent
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/ salah satu bekerja dirumah.
f. Dual carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
g. Commuter married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
i. Three generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j. Insstitutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
k. Comunnal
Satu rumah terdiri atas dua/ lebih pasangan yang monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
l. Group marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunan didalam suatu
kesatuan keluarga dan tiap individual adalah menikah yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
m. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkainan tidak dikehendaki, anakna diadopsi.
n. Cohibing couple
Dua orang. Satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

3. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Friedman
(2010), ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
a. Tahap pertama pasanggan baru atau keluarga baru
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap
pernikahan.Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah
membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan
jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga
berencana.
b. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama
Tugas perkembangan keluarga pada tahap kedua, yaitu
membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan
dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua
kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan
keluarga besar masing-masing pasangan.
c. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ketiga, yaitu
memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak,
mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang
sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan
norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga,
menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain
anak.
d. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangan keluarga tahap keempat, yaitu
mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat
menyelesaikan tugas sekolah.
e. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangan keluarga pada tahap kelima, yaitu
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan
anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam
batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua
arah.
f. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan
(mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan
rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa
muda dengan tugas perkembangan keluarga antara lain :
memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan
untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari
suami dan istri.
g. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (tanpa jabatan atau
pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu
pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia
45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas
perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arah
dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna perkawinan
yang kokoh.
h. Tahap kedelapan keluarga lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki
masa pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan
meninggal dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas
perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang
menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan
diri terhadap kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan
keluarga antara generasi.

4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya.
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010), yaitu:
1. Fungsi afektif
Memasilitasi stailiassi kepriadian orang deawsa, memnuhi keutuhan
psikologis anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Memasillitasi sosialisasi prier anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat ang produkti serta memerikan status
pada anggota keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan disik-makanan, pakaian, tempat tinggal
dan peraatan kesehatan.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui
keefektifan sumber daya keluarga.
5. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi bukan hanya ditujukan untuk mempertahankan
kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk
keberlangsungan hidup masyarakat.

5. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan


Suprajitno (2010) menjelaskan bahwa sesuai dengan fungsi
pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan
yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti
dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan
dana keluarga habis. Orangtua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan
sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian orang tua/ keluarga.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat
agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Dalam hal
ini termasuk mengambil keputusan untuk mengobati sendiri.
c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar.
Tetapi keluarga mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh
keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau
perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan
dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah
apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan
untuk pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga.

6. Tugas Keluarga Sesuai dengan Tumbuh Kembang


Harmoko (2012) menjelaskan bahwa tugas keluarga sesuai dengan
tumbuh kembang antara lain:
a. Keluarga pemula
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Menghububgkan jaringan persaudaraan secara harminis
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua
b. Keluarga sedang mengasuh anak
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek
c. Keluarga dengan anak usia prasekolah
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan
2) Mensosialisasikan anak
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
1) Mengembangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
f. Keluarga melepaskan anak dewasa muda
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun istri
g. Orangtua usia pertengahan
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan
penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak
3) Memperkokoh hubungan perkawinan
h. Keluarga lansia
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan
integrasi hidup)
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Suprajitno (2010) menjelaskan bahwa factor – factor yang
mempengaruhi tumbuh kembang adalah :
a. Faktor Genetik
b. Faktor herediter konstitusional
c. Faktor lingkungan
Lingkungan ini meliputi aspek fisikobiopsikososial yang dapat
berupa:
1) Orang tua : hidup rukun dan harmonis, persiaan jasmani, mental,
social yang matang pada saat membina keluarga, mempunyai
tingkat ekonomi/ kesejahteraan yang cukup, cukup waktu untuk
memperhatikan, membimbing dan mendidik anak
2) Pelayanan KIA dan KB yang cukup untuk perlindungan
kesehatan Ibu dan Anak dengan jaringan dan fasilitas yang
memadai dalam tenaga, peralatan, anggaran dan mencakup
seluruh populasi.
3) Di daerah perkotaan maupun pedesaan diciptakan keadaan yang
cukup baik dalam segi-segi : kesehatan, geografis, demografis,
social ekonomi.
4) Pendidikan di rumah, sekolah, diluar sekolah dan rumah untuk
pembinaan perkembangan emosi, social, moral, etika,
tanggung jawab, pengetahuan, ketrampilan dan kepribadian.

8. Masalah yang Sering Terjadi pada Tahap Tumbuh Kembang


Menurut Ali (2010) masalah – maslaah yang biasa terjadi pada
tahap tumbuh kembang keluarga adalah :
a. Masalah pada anak-anak dari sejak lahir sampai usia 5 tahun.
1) Sindroma Down
2) Kerdil
3) Autis
4) Gangguan perkembangan bicara
b. Masalah utama anak usia sekolah dan remaja
1) Penyesuaian diri di sekolah
2) Bentuk tulang belakang yang abnormal
3) Penyalahgunaan obat/substansi
c. Masalah pada usia pertengahan orang dewasa
1) Diabetes
2) Cacat fisik tubuh
3) Osteoporosis

d. Masalah utama pada manula


1) Kerusakan penglihatan
2) Kerusakan pendengaran

B. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani
norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system
terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy,
2011)
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara,
observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian
asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre
Nursing Friedman (2010), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga
2) Komposisi anggota keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku bangsa
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga
b. Aktifitas rekreasi keluarga
1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
2) Tahap perkembangan keluarga saat ini
3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
4) Riwayat keluarga inti
5) Riwayat keluarga sebelumnya

c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) System pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran (formal dan informal)
4) Nilai dan norma keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi yang disfungsional
g. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala,
mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan
bawah, system genetalia
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut
Suprajitno (2010) yaitu:
a. Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu
dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan
dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan
keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan
bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga
siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.
b. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan yang dilakukan.
c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk
memperoleh data y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan
keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal.Disini perawat
perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari
masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau
perubahan pola interaksi potensial/actual dari individu atau kelompok
dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk
mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan.
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
a. Analisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian
dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah
keperawatan.
b. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasarmanusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.

Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga


mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Diagnosa sehat/Wellness/potensial yaitu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya
dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan
dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari
komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi
(E).
b. Diagnosa ancaman/risiko yaitu masalah keperawatan yang belum
terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera
ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen
problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
c. Diagnosa nyata/actual/gangguan yaitu masalah keperawatan yang
sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan cepat.
Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan
sign/symptom (S).
Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar.Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas
keluarga.

Dalam Friedman (2010) diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan


NANDA yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel
dibawah ini:
Kategori Diagnosa NANDA Diagnosa Keperawatan
Persepsi kesehatan-pola manajemen Manajemen kesehatan yang dapat di ubah
kesehatan Perilaku mencari sehat
Kognitif-pola latihan Kerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah
Peran-pola persepsi Kurang pengetahuan
Konflik keputusan
Peran-pola hubungan Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Konflik peran orang tua isolasi social
Perubahan dalam proses keluarga
Perubahan penampilan peran
Risiko perubahan dalam menjadi orang tua
Perubahan menjadi orang tua
Risiko terhadap kekerasan
Koping pola – pola toleransi Koping keluarga potensial terhadap
terhadap stress pertumbuhan
Koping keluarga tidak efektif : menurun
Koping keluarga tidak efektif : kecacatan

3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan
perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy, 2011). Penyusunan
rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala
prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2010).
a. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang
mempunyai skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang
mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa
criteria sebagai berikut :
1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa
keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah 1 Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
Kemungkinan masalah 2 Mudah =2
untuk dipecahkan Sebagian =1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk 1 Tinggi =3
dicegah Cukup =2
Rendah =1
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya
masalah = 0

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :


1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua criteria
4. Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

b. Perencanaan
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan
keperawatan.Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi
serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan
tiga tingkat pencegahan.Pencegahan primer untuk memperkuat garis
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat
garis pertahanan tersier (Leny, 2010).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek.Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan
jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang
berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi
nantinya adalah sebagai berikut :
1) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga
mengenai masalah
2) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang
salah.
3) Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga
tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara
menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
4) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk
kesehatan.
5) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa
yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga yaitu :
a. Sumber daya keluarga
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam
rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku
yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi
tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Effendy, N. (2011). Dasar – dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC

Friedman, Marilyn. (2010). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta:


EGC

Jhonson & Leny. (2010). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika

Santrock, J.W, & Yussen, S.R. (2010). Child Development, 5 th Ed. Dubuque, IA,
Wm, C.Brown

Suprajitno. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta


: EGC.

Anda mungkin juga menyukai