Anda di halaman 1dari 3

Tanda-tanda cerebral palsy

Pada umumnya cerebral palsy dapat terlihat pada usia kurang dari 3 tahun,dan dapat dicurigai
pada kemampuan perkembangan motorik tidak normal. Bayi yang mengalami cerebral palsy
akan terlihat keterlambatan perkembangan, misalnya tengkurap, duduk dan sebagainya.

Ada sebagian mengalami abnormalitas tonus otot. Penurunan tonus, bayi akan terlihat lemas
dan kaku. Ada juga bayi pada periode awal tampak hipotonia dan selanutnya berkembang
menjadi hipertonia setelah 2-3 bulan pertama. Sehingga kemungkinan anak cerebral palsy
menunjukkan postur abnormal pada satu sisi tubuh.

Karena keterlibatan sistem motorik pada cerebral palsy, hasil dari kerusakan permanen
berkembang pada otak, gejala lain dari kerusakan otak organik juga dapat terjadi. Berikut ini
adalah beberapa manifestasi umum pada cerebral palsy:

a. Keterbelakangan mental. Sekitar 60% dari orang-orang dengan cerebral palsy menunjukkan
beberapa derajat keterbelakangan mental.

b. Gangguan kejang. Kejang biasa menyertai cerebral palsy pada 30% sampai 50% kasus, yang
terjadi terutama selama masa bayi dan anak usia dini. Kejang dapat dikontrol dengan obat
antikonvulsan.

c. Defisit sensorik atau disfungsi. Pendengaran yang menurun lebih umum terdapat pada
cerebral palsy dari pada populasi normal lainnya, dan gangguan mata mempengaruhi sekitar
35% dari orang dengan cerebral palsy. Cacat visual yang paling umum adalah strabismus.

d. Gangguan bicara. Lebih dari separuh pasien dengan cerebral palsy memiliki beberapa
masalah-ucapan, biasanya dysarthria yaitu ketidakmampuan untuk mengartikulasikan kata-kata
dengan baik karena kurangnya kontrol dari otot-otot bicara.

e. Kontraktur yang bersamaan. Orang dengan kelenturan dan kekakuan menunjukkan postur
tungkai yang abnormal dan kontraktur selama pertumbuhan, terutama karena tidak
berfungsinya otot.

Pencegahan
Beberapa penyebab palsi serebral dapat dicegah atau diterapi, sehingga kejadian palsi serebral
pun dapat dicegah.

Adapun penyebab palsi serebral yang dapat dicegah atau diterapi antara lain:
1. Pencegahan terhadap cedera kepala dengan cara menggunakan alat pengaman pada saat
duduk di kendaraan dan helm pelindung kepala saat bersepeda, dan eliminasi kekerasan fisik
pada anak. Sebagai tambahan, pengamatan optimal selama mandi dan bermain.

2. Penanganan ikterus neonatorum yang cepat dan tepat pada bayi baru lahir dengan
fototerapi, atau jika tidak mencukupi dapat dilakukan transfusi tukar. Inkompatibilitas faktor
rhesus mudah diidentifikasi dengan pemeriksaan darah rutin ibu dan bapak. Inkompatibilitas
tersebut tidak selalu menimbulkan masalah pada kehamilan pertama, karena secara umum
tubuh ibu hamil tersebut belum memproduksi antibodi yang tidak diinginkan hingga saat
persalinan. Pada sebagian besar kasus, serum khusus yang diberikan setelah kelahiran dapat
mencegah produksi antibodi tersebut. Pada kasus yang jarang, misalnya jika pada ibu hamil
antibodi tersebut berkembang selama kehamilan pertama atau produksi antibodi tidak dicegah,
maka perlu pengamatan secara cermat perkembangan bayi dan jika perlu dilakukan transfusi ke
bayi selama dalam kandungan atau melakukan transfusi tukar setelah lahir.

3. Rubella atau campak jerman pada ibu hamil dapat dicegah dengan memberikan imunisasi
MMR saat ibu masih kecil. Sebagai tambahan, sangat baik jika kita berpedoman untuk
menghasilkan kehamilan yang baik dengan cara asuhan pranatal yang teratur dan nutrisi
optimal dan melakukan eliminasi merokok, konsumsi alkohol dan penyalah-gunaan obat.
Walaupun semua usaha terbaik yang sudah dilakukan oleh orang tua dan dokter, tetapi masih
ada anak yang terlahir dengan palsi serebral, hal tersebut karena sebagian besar kasus palsi
serebral tidak diketahui sebabnya.

Komplikasi
Ada pula komplikasi dari CP atau problem yang disebabkan oleh CP tersebut.

1. Problem pencernaan, misalnya muntah dan refluks (GERD). Dikarenakan ototnya spastis
termasuk klep di lambungnya. Akibatnya makanan yang masuk ke lambung akan kembali lagi ke
kerongkongan, lalu ke mulut, dan muntah.

2. Problem oromotor, saraf-saraf otak yang terganggu mempengaruhi saraf-saraf oromotornya


(saraf di sekitar mulut, pipi, dan rahang) sehingga anak akan sulit menelan atau makan,
mengiler, dan gangguan artikulasi

3. Gangguan sensasi dan persepsi, dikarenakan saraf-saraf sensoriknya terganggu

4. Mudah terjadi trauma, misalnya mudah jatuh saat berlari atau olahraga pada anak dengan CP
ringan

5. Problem pernapasan. Anak CP yang lebih sering pada posisi tidur akan sulit untuk batuk atau
mengeluarkan lendir. Manusia dapat batuk jika posisinya tegak (duduk atau berdiri). Pilek,
batuk, dan demam pada anak CP sebaiknya ditangani segera agar tidak berlanjut lebih parah
dan beresiko terkena pneumonia (radang paru-paru). Problem pernapasan ini bisa teratasi
dengan rutin menjemur anak setiap pagi, kamar tidurnya tidak boleh lembab, dan diinhalasi jika
perlu.

6. Problem tulang dikarenakan kurang aktifitas dan kurang matahari. Misalnya osteoporosis atau
pengeroposan tulang dan nyeri tulang.

7. Problem kekakuan otot dan sendi, dapat menyebabkan gangguan tidur dan nyeri

8. Gangguan berkemih dan defekasi, dikarenakan otot kandung kemih yang kaku. Pada kondisi
berat perlu digunakan kateter.

9. Konstipasi dan sulit buang air besar , dapat menyebabkan gelisah dan sulit tidur. Gangguan ini
tergantung aktifitas anak. Jika anak pasif akan cenderung sulit untuk mengedan.

Sumber:

1. Waspada, E. 2010; FT. Pediatri II; Edisi ke-2, Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta

2. Moore, A. 2009; 8 Jenis Kelainan Pada Anak; Ediso ke-1, Kalamboti

Anda mungkin juga menyukai