Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN PGK DI RUANG HEMODIALISA

RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 20 Juni – 22 Juni 2019

Oleh:
Mahraini, S.Kep
NIM. 1830913310052

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Mahraini, S.Kep

NIM : 1830913310052

JUDUL LP : - Laporan Pendahuluan PGK


- Resume Pasien di Ruang hemodialisa RSUD Ulin
Banjarmasin

Banjarmasin, Juni 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Hasby Pri Choiruna, S.Kep, Ns,M.Kep H. Asmadiannor, S.Kep.Ns.,M.Kes


NIP. 199111008 201808 109 001 NIP. 19761116 199603 1 001
Laporan Pendahuluan
Penyakit ginjal kronik adalah progresifitas Klasifikasi penyakit ginjal kornis
lambat dari fungsi ginjal selama beberapa Faktor resiko Penyakit ginjal kronik, 1. Tahap 1 : kerusakan ginjal dengan GFR normal atau
tahun yang akhirnya pasien memiliki gagal yaitu pada pasien dengan diabetes melitus meningkat (>90ml/min/1,73m2)
2. Tahap 2 : penurunan ringan pada GFR (60-89
ginjal permanen atau hipertensi, obesitas atau perokok, ber
ml/min/1,73m2)
Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan umur lebih dari 50 tahun, dan individu 3. Tahap 3 : penurunan moderat pada GFR (30-59
pada organ ginjal dimana terjadi penurunan dengan riwayat penyakit diabetes melitus, ml/min/1,73m2)
tingkat filtraasi glomerulus (Glomerular Filtra hipertensi, dan penyakit ginjal dalam ke 4. Tahap 4 : penurunan berat pada GFR (15-29
tion Rate - GFR) kurang dari 60 ml/min/1,73 luarga (National Kidney Foundation, 2009) ml/min/1,73m2)
m2 dalam kurun waktu 3 bulan atau lebih. 5. Tahap 5 : gagal ginjal (GFR <15 ml/min/1,73m2 atau
dialisis)

Gambaran klinik Komplikasi Penatalaksanaan Penatalaksanaan


Penyakit ginjal kronik berat Komplikasi umum pada PGK antara 1. Terapi konservatif 2. Terapi simtomatik
disertai sindrom azotemia yang lain: Tujuan : mencegah Tujuan : mengatasi dampak PJK
kompleks, meliputi : 1. Kelebihan Cairan memburuknya faal ginjal,  Asidosis metabolik
1. Kelainan hemopoeisis 2. Hiperkalemia meringankan keluhan,  Anemia
2. Kelainan saluran cerna 3. Metabolik Asidosis memperbaiki metabolisme  Keluhan.
3. Kelainan mata 4. Gangguan Mineral dan Tulang secara optimal dan memelihara  Kelainan kulit
4. Kelainan kulit, 5. Hipertensi keseimbangan cairan dan  Kelainan neuromuskular
5. Kelainan selaput serosa 6. Anemia elektrolit  Hipertensi
6. Kelainan neuropsikiatri 7. Dislipidemia  Terapi diet rendah protein  Kelainan sistem kardiovaskular
7. Kelainangkardiovaskular 8. Disfungsi seksual (DRP)
(Sukandar, 2006).  Kebutuhan jumlah kalori
(sumber energi), tujuan
utama mempertahankan
Manifestasi klinik keseimbangan positif Penatalaksanaan
1. Glomerulonefritis Glomerulonefritis primer apabila penyakit nitrogen, memelihara status 3. Terapi pengganti ginjal (tahap 5)
dasarnya berasal dari gin jal sendiri Glomerulonefritis sekunder nutrisi dan memelihara  Hemodialisis
apabila kelainan ginjal terjadi akibat penyakit sistemik lain status gizi.  Dialisis peritoneal
seperti diabe tes melitus, lupus eritematosus sistemik (LES),
 Kebutuhan cairan  Transplantasi ginjal
mieloma multipel, atau amiloidosis
 Kebutuhan elektrolit dan
2. Diabetes melitus
mineral dasar
3. Hipertensi
NOC
Nutritional status:
ASUHAN KEPERAWATAN
Criteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ……. maka:
Pengkajian 1. Berat badan ideal sesuai dengan
Pengkajian pasien dengan anemia meliputi:
tinggi badan
1. Aktivitas / istirahat
Keletihan, kelemahan, malaise 2. Tidak ada tanda malnutrisi
umum.Kehilangan produkifitas, penurunan
semangat untuk bekerja Toleransi terhadap NIC :
latihan rendah. Kebutuhan untuk istirahat dan Nutrition management:
tidur lebih banyak 1. Kaji kemampuan pasien untuk
2. Sirkulasi mendapatkan nutrisi yang
Riwayat kehilangan darah kronis, Riwayat dibutuhkan
endokarditis infektif kronis, palpitasi 2. Monitor jumlah nutrisi dan
3. Integritas ego kandungan kalori
Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi Diagnosa Keperawatan 3. Kolaborasi dengan dokter dan
pemilihan pengobatan, misalnya penolakan 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer ahli gizi untuk menentukan
transfusi darah 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari jumlah kalori dan nutrisi yang
4. Eliminasi kebutuhan tubuh dibutuhkan pasien.
Gagal ginjal, Hematemesi, Diare atau konstipasi 3. Intoleransi aktivitas 4. Berikan makanan yang terpilih
5. Makana/cairan 4. Nyeri akut 5. Berikan informasi tentang
Nafsu makan menurun, mual/muntah, berat kebutuhan nutrisi kepada
badan menurun. keluaga klien
6. Nyeri/ kenyamanan Nutrition monitoring:
Lokasi nyeri terutama didaerah abdomen dan 1. Monitoring interaksi anak dan
kepala INTERVENSI KEPERAWATAN orang tua selama makan.
7. Pernapasan 2. Monitoring kulit kering dan
Napas pendek pada saat istirahat maupun perubahan pigmentasi
aktifitas 3. Monitor turgor kulit
8. Seksualitas 4. Monitor mual dan muntah
Perubahan menstruasi misalnya menoragia, 5. Monitor kadar albumin, total
amenore . Menurunnya fungsi seksual. protein, hb dan ht
6. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
7. Catat adanya edema.
NOC NOC NOC
Self Care : ADLs Status Sirkulasi; Perfusi jaringan: perifer. Setelah Pain Control
Toleransi aktivitas dilakukan tindakan keperawatan selama ….tidak Kriteria hasil:
Konservasi energi ada gangguan pada perfusi jaringan pasien dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x60 menit
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Pasien Kriteria hasil: nyeri klien akan berkurang dengan kriteria hasil klien akan:
bertoleransi terhadap aktivitas dengan 1. Pengisian kapiler 1. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan
Kriteria hasil: 2. Warna kulit normal hal yang memperberat nyeri)
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai 3. Kekuatan fungsi otot 2. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
peningkatan tekanan darah, nadi dan RR 4. Kekuatan kulit menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
2. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara 5. Suhu kulit hangat nyeri)
mandiri 6. Tidak ada nyeri ekstremitas 3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
3. Keseimbangan aktivitas dan istirahat

NIC : NIC: NIC:


1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan Perawatan Sirkulasi Pain Management
aktivitas 1. Kaji secara komprehensif sirkukasi perifer 1. Kaji tingkat nyeri pada pasien dengan menggunakan alat
2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan (nadi perifer, edema, kapillary refill, warna self-report pasien yang valid dan reliable, seperti skala
3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat dan temperatur ekstremitas) tingkat nyeri numerik 0-10.
4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi 2. Evaluasi nadi perifer dan edema 2. Kaji nyeri pasien secara rutin dengan interval waktu yang
secara berlebihan 3. Inpseksi kulit adanya luka konsisten bersama dengan pengukuran vital sign.
5. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas 4. Kaji tingkat nyeri 3. Jelaskan pasien mengenai manajemen nyeri, termasuk
(takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, 5. Elevasi anggota badan 20 derajat atau lebih intervensi farmakologi dan nonfarmakologi, proses
perubahan hemodinamik) tinggi dari jantung untuk meningkatkan pengkajian dan pengkajian ulang, serta potensi efek yang
6. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien venous return merugikan.
7. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam 6. Ubah posisi klien minimal setiap 2 jam 4. Ajarkan intervensi nonfarmakologi ketika nyeri relatif
merencanakan progran terapi yang tepat. sekali dapat dikontrol dengan intervensi farmakologi.
8. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang 7. Monitor status cairan masuk dan keluar 5. Sebagai tambahan pemberian analgesik, dukung klien
mampu dilakukan 8. Gunakan therapeutic bed untuk menggunakan metode nonfarmakologi untuk
9. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai 9. Dorong latihan ROM selama bedrest membantu mengontrol nyeri, seperti distraksi, imagery,
dengan kemampuan fisik, psikologi dan social 10. Dorong pasien latihan sesuai kemanpuan relaksasi.
10. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber 11. Jaga keadekuatan hidrasi untuk mencegah 6. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai tipe dan beratnya
yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan peningkatan viskositas darah nyeri.
11. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti 12. Monitor laboratorium Hb, Hmt
kursi roda, krek Monitor Tanda Vital
12. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai 1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan RR
13. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu 2. Monitor jumlah dan irama jantung
luang 3. Monitor bunyi jantung
14. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi 4. Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
kekurangan dalam beraktivitas Manajemen Cairan
15. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas 1. Catat intake dan output cairan
16. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan 2. Monitor status hidrasi
penguatan 3. Monitor status nutrisi
17. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

Price S. A., Wilson L. M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Reksoprodjo S. 2000. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Binarupa Aksara, Jakarta.

Smeltzer S. C., Bare G. B. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume
1. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

NANDA International. 2014. Nursing Diagnosis: Definitions and Classification 2015 –


2017. Oxford: Wiley Blackwell

Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing Outcomes
Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Anda mungkin juga menyukai