Bab IV - Hasil Dan Pembahasan G07fro PDF
Bab IV - Hasil Dan Pembahasan G07fro PDF
Kf =
[S ] adalah: 18.53, 17.33, dan 10.47 mm. Sedangkan
Aktivitas hambat amphisilin 0.5% terhadap B.
[F ] substilis, E. Coli, P. aeruginosa dan Staph. aureus
berturut-turut adalah: 34.40, 31.30, 14.90 dan
Keterangan : 27.73 mm. Hal ini menunjukkan bahwa B. substilis
Kf = Koefisien fenol paling sensitif terhadap amphisilin 0.5%. Nilai
[S] = Konsentrasi sampel yang membunuh aktivitas hambat kloramfenikol 0.5% menurut
Stap. aureus pada 10 menit masa kontak. Davis Stout yaitu: sangat kuat terhadap B. substilis,
[F] = Konsentrasi fenol yang membunuh Stap. dan Staph. aureus, kuat terhadap E. Coli, dan
aureus pada 10 menit masa kontak. sedang terhadap P. aeruginosa. Sedangkan nilai
aktivitas hambat amphisilin 0.5% yaitu: sangat
kuat terhadap B. substilis, E. Coli, Staph. aureus mg/mL. Variasi konsentrasi filtrat tersebut
dan kuat terhadap P. aeruginosa. kemudian diuji cobakan pada biakan empat
bakteri uji yaitu: Staph. aureus, P. aeruginosa,
35.00
B. substilis dan E. coli. Hasil pengukuran zona
30.00
hambat dari variasi konsentrasi yang digunakan
25.00 terhadap empat bakteri uji tersebut dapat dilihat
20.00 pada Lampiran 6. Data ini disajikan dalam
15.00
grafik pengaruh konsentrasi filtrat bunga teleng
terhadap aktivitas antibakteri pada Gambar 7.
10.00
Daya hambat masing-masing konsentrasi
5.00
filtrat bunga terlihat berbeda pada masing-masing
0.00 bakteri uji. Dari Gambar 7 terlihat bahwa
B. subtilis E. coli P. aeruginosa S. aureus
Metode ini digunakan untuk mengetahui - : Tidak ada pertumbuhan Staph. aureus,
daya bunuh bakteri filtrat bunga teleng tidak tebentuk selaput putih.
terhadap bakteri uji Staph. aureus
dibandingkan dengan daya bunuh fenol selama SIMPULAN DAN SARAN
10 menit masa kontak bakteri uji (Varley dan
Redish 1936). Simpulan
Hasil pengamatan visual untuk
membandingkan adanya pertumbuhan Filtrat bunga teleng memiliki aktivitas
bakteri pada berbagai variasi konsentrasi hambat tumbuh terhadap empat bakteri uji yaitu:
fenol dan filtrat bunga dapat dilihat pada Staph. aureus, P. aeruginosa, B.substilis dan E.
Tabel 4. coli tetapi tidak memiliki daya antiseptik.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa Konsentrasi 50 mg/mL merupakan konsentrasi
konsentrasi Fenol 5% bersifat antiseptik terkecil filtrat teleng yang dapat menghambat
terhadap Staph. aureus pada 10 menit masa pertumbuhan bakteri: B. substilis, E. coli, dan P.
kontak. Mekanisme kerja senyawa fenol aeruginosa dengan diameter zona hambat berturut-
sebagai antiseptik yaitu merusak dan turut 4.83, 3.17, dan 2.17 mm. Sedangkan
menembus dinding sel bakteri, kemudian konsentrasi terkecil yang dapat menghambat
mengendapkan protein sel mikroba sehingga bakteri Staph. aureus sebesar 125 mg/mL dengan
merupakan racun bagi protoplasma (Varley dan diameter zona hambat sebesar 2.83 mm.
Redish 1936).
Sedangkan filtrat bunga teleng tidak Saran
bersifat antiseptik terhadap Staph. aureus
pada 10 menit masa kontak bahkan pada Perlu penelitian lanjutan mengenai isolasi,
konsentrasi maksimum pada penentuan karakterisasi komponen aktif fitokimia bunga
KHTM yaitu 50%. Hal ini membuktikan teleng serta toksisitasnya dengan menentukan
bahwa filtrat bunga teleng tidak memiliki LC 50.
daya antiseptik.
30 DAFTAR PUSTAKA
Diameter Zona Bening (mm)
25
Bucharan RE, Gibbons NE. 1974. Burgeys
20 Manual of Determinative Bacteriology.
8th ed. Baltimore: Willian and Wilkins.
15