Anda di halaman 1dari 7
SURAT TERBUKA Menyikapi Proses Perpindahan Pegawai di Lingkungan Kedeputian Bidang Penindakan yang Diduga Melanggar Prosedur. Sebelumnya perlu kami sampaikan adanya kejadian yang menjadi indikator bahwa Perpindahan Penyelidik menjadi Penyidik di Lingkungan Kedeputian Bidang Penindakan dilakukan sebagai upaya kelompok tertentu untuk menjadikan Direktorat Penyidikan sebagai tempat untuk membangun tirani. Adapun kejadian yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Pada sekitar akhir tahun 2018 telah terjadi pertemuan terbatas yang dilakukan oleh sekelompok oknum pegawai tertentu (sebagian Penyelidik yang akan diangkat menjadi Penyidik), dimana pertemuan tersebut dipimpin oleh Sdr. HARUN AL RASYID. Pada pertemuan tersebut pada intinya Harun Al Rasyid menyampaikan pesan bahwa jika nanti rekan-rekan Penyelidik sudah bergeser ke lant agar berani bersuara untuk mengimbangi Penyidik sumber Polri. 2. Pada hari Jumat tanggal 1 Maret 2019 (pagi hari) telah dilakukan pertemuan yang diinisiasi oleh Wadah Pegawai di ruang Rapat Kolaborasi lantai 12. Dimana sebelumnya telah dikirimkan undangan pertemuan yang dimaksud oleh Wadah Pegawai melalui sarana email kantor kepada: i] NOVEL 15. | _TRIVATNO PAMUNGKAS 2. | AWALUDIN AFFANDI 16. | _NURARIF PATRANTORO 3. | NANANG FARID SYAM 17, EVA ANGGRAINI PARANGIN ANGIN. @. | FARID ANDIKA 18. | AGUNG PRIYAMBODO 5. | R-ARYO BILOWO 19. | YUDIPURNOMO 6. | HAPPY REZA DIPAYUDA 20, | FERDHY ARDHYA PUTRA 7. | TAN FLORINDO 2i._| ANDI SETIVAWAN & | AKBAR HARIVADI 22. | DEDY SIMANUNGKALIT ‘9, | NURULHUDAENI 23. | IMAN SUBROTO 10.) MIZAVANTI KARLENT 724. | HENDRIK SUHENDRO Ti.| SALMON LEATEMIA 25. | WARYUUTOMO 12. TODY HENDRAWAN MURIIYANTO. 26. | ALDO WARDHANA 13,| BOY NOFIANUS 27. | YUYUTSIWIWURYANTO 1a, M. PRASWAD NUGARAHA 28. | MUH. ZAENUDIN Halaman 1 dari 6 Didalam pertemuan tersebut oknum Wadah Pegawai menyampaikan a. Bahwa perpindahan Penyelidik menjadi Penyidik tersebut adalah politis untuk menghilangkan ketergantungan dari Penyidik sumber Polri b. Bahwa Wadah Pegawai sedang berusaha untuk membendung masuknya Penyidik senior sumber Polri untuk menjadi Kasatgas/anggota. ©. Wadah Pegawai sedang berusaha supaya Penyidik internal masuk lebih banyak sehingga Penyidik sumber Polri yang akan masuk nantinya jurnlahnya hanya sedikit. d. Bahwa Wadah Pegawai merasa ada perlawanan dari beberapa Penyelidik yang akan menjadi Penyidik (beberapa Penyelidik ada yang tidak setuju pada mekanisme perpindahan Penyelidik menjadi Penyidik yang sedang dilaksanakan). fe. Wadah Pegawai sedang memanfaatkan momentum dimana Pimpinan menyetujui mekanisme perpindahan Penyelidik menjadi Penyidik tanpa tes, walaupun Deputi Penindakan tidak diikutsertakan dalam perencanaan rekruitmen. f. Wadah Pegawai takut apabila banyak yang tidak menyetujui mekanisme perpindahan Penyelidik menjadi Penyidik tanpa tes dan dibisikkan kepada pimpinan maka mekanisme perpindahan tersebut menjadi batal sehingga Direktorat Penyidikan akan banyak diisi oleh Penyidik dari sumber Poli 8. Wadah Pegawai berharap Penyidik internal masuk lebih dahulu daripada Penyidik dari Sumber Polri, sehingga kebutuhan akan Penyidik dapat dipenuhi dari internal tanpa Penyidik dari Sumber Polri Masih pada hari Jumat tanggal 1 Maret 2019 (sore harinya), atas permintaan dan dorongan dari Wadah Pegawai dilakukan Rapat Pimpinan dengan Sekjen diruang rapat lantai 15 yang pada intinya menghasilkan kesepakatan bahwa terhadap Penyelidik yang akan menjadi Penyidik akan dilakukan pendidikan mulai tanggal 11 Maret 2019. Masih pada hari Jumat tanggal 1 Maret 2019 (setelah waktu Maghrib), beberapa Penyidik sumber Polri menghadap kepada pimpinan yang kemudian ditemui oleh Bapak Alexander Marwata, Yang pada intinya, disampaikan kepada Bapak Alexander Marwata bahwa perpindahan Penyelidik menjadi Penyidik sangat kuat diduge serat adanya kepentingan dari oknum pegawai internal untuk mereduksi jumlah Penyidik dari Sumber Polri. Atas penyampeian tersebut Bapak Alexander Marwata menyampaikan bahwa akan diadakan rapat pimpinan pada tanggal 11 Maret 2019 untuk membahas hal tersebut (karena pada saat itu pimpinan tidak lengkap, beberapa ada yang melaksanakan cut). Halaman 2 dari 6 5. Rapat pimpinan yang tadinya dijanjikan tanggal 11 Maret 2019 ternyata faktanya tidak pernah dilaksanakan, bahkan di pagi harinya (tanggal 11 Maret 2019) pembukaan pendidikan Penyelidik menjadi Penyidik (tanpa tes) tetap dilaksanakan dan pimpinan menghadiri upacara pembukaan kegiatan pendidikan Penyelidik menjadi Penyidik tersebut. 6. Pada saat penyampaian materi yang dihadiri oleh salah satu pimpinan KPK (Bapak Laode M. Syarief) yang bersangkutan menyampaikan bahwa “Sasaran dari pindahnya ke-24 Penyelidik tersebut ke Penyidikan adalah langkah awal sehingga nantinya tidak ada lagi Penyidik dari sumber Polri di Direktorat Penyidikan”. 7. Pada tanggal 23 April 2019 direncanakan akan dilakukan pengangkatan dan pengambilan sumpah terhadap 22 orang Penyelidik menjadi Penyidik (dari yang semula berjumlah 24 orang). Mekanisme perpindahan Penyelidik menjadi Penyidik tanpa tes sebagaimana tersebut di atas tidak sesuai dengan Peraturan Pimpinan KPK nomor 1 tahun 2019 tentang Penataan Karier di Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam peraturan pimpinan tersebut dijelaskan dalam Pasal 1 angka 4 bahwa rotasi adalah perpindahan jabatan di satu Kedeputian/ Sekjen pada tingkat jabatan dan fungsi yang sama. Sehingga, tidak tepat kiranya ketika perpindahan Penyelidik menjadi Penyidik tanpa tes kemudian dimaknai sebagai rotasi karena Penyelidik dan Penyidik memang berasal dari satu kedeputian yang sama yakni Kedeputian Penindakan tetapi memniliki fungsl yang, berbeda. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 angka 2 UU no. 8 tahun 1981 (KUHAP) Penyidikan adalah serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang- Undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti ity membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Kemudian dijelaskan dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 8 tahun 1981 (KUHAP) Penyelidikan adalah serangkaian tindakan Penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebage indak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan Penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang- undang ini, Sejalan dengan hal tersebut Pasal 38 ayat (1) UU no 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi menyebutkan bahwa segala kewenangan yang berkaitan dengan Penyelidikan, Penyidikan, dan penuntutan yang diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana berlaku juga bagi Penyelidik, Penyidik, dan Penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi. Selain itu lebih jelas lagi diterangkan di dalam Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Pemberantasan Korupsi yang secara tegas memisahkan fungsi Penyidikan dan fungsi Halaman 3 dari 6

Anda mungkin juga menyukai