PETUNJUK TEKNIS
PENGADAAN BARANG / JASA DI DESA
A. PENGERTIAN
Pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh pemerintahdesa, baik
dilakukan dengan cara swakelola maupun melalui penyedia barang/jasa.Ketentuan tentang pengadaan
barang/jasa di desa telah diatur dalam Peraturan KepalaLembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentangPerubahan Atas Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa PemerintahNomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan
Barang/Jasa di Desa.
B. PRINSIP-PRINSIP
Pengadaan barang/jasa menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Efisien, berarti pengadaan barang/ jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya
yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau
menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang
maksimum;
b. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah
ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya;
c. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa bersifat jelas
dan dapat diketahui secara luas oleh masyarakat dan penyedia barang/jasa yang berminat;
d. Pemberdayaan masyarakat, berarti pengadaan barang/jasa harus dijadikan sebagai wahana
pembelajaran bagi masyarakat untuk dapat mengelola pembangunan desanya;
e. Gotong royong, berarti penyediaan tenaga kerja oleh masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan di desa; dan
f. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan terkait dengan pengadaan barang/jasa
sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
C. RUANG LINGKUP
Secara umum ruang lingkup kegiatan pengadaan barang/jasa di desa mencakup :
a. Pengadaan barang/jasa melalui swakelola, di mana pelaksanaan swakelola dilakukan oleh Tim
Pengelola Kegiatan (TPK) adalah tim yang ditetapkan oleh kepala desa dengan surat keputusan,
terdiri dari unsur pemerintah desa dan unsur lembaga kemasyarakatan desa untuk melaksanakan
pengadaan barang/jasa;
b. Pengadaan barang/jasa melalui swakelola meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, pengawasan,
penyerahan, pelaporan, dan pertanggungjawaban hasil pekerjaan;
c. Pengadaan barang/jasa melalui penyediaan barang/jasa, dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
barang/jasa dalam rangka mendukung pelaksanaan swakelola ataupun memenuhi kebutuhan
barang/jasa secara langsung di desa.
PKPDes
Gambar organisasi pengadaan barang dan jasa di desa di atas menjelaskan bahwa ada tiga pihak
sebagai pengelola pengadaan barang dan jasa di desa. Kepala desa sebagai penanggung jawab utama
program pembangunan desa, dalam hal teknis pengelolaan pengadaan barang dan jasa di desa
menetapkan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) yang terdiri dari unsur perangkat desa dan lembaga
kemasyarakatan desa. TPK menyusun perencanaan pengadaan barang dan jasa di desa setelah
penetapan APB Desa dengan menginventarisasi pekerjaan yang akan diswakelolakan dan pekerjaan
yang dilakukan oleh penyedia, menyusun harga satuan pekerjaan dan RAB untuk setiap pekerjaan.
TPK akan melaporkan kemajuan pekerjaan dan membuat pertanggungjawaban kepada kepala desa
sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa (PKPKDesa), dan pertanggungjawaban
dimaksud sebagai dasar bagi kepala desa untuk proses keuangan yang dilakukan oleh (Pelaksana
Teknis Pengelolaan Keuangan Desa) PTPK Desa. Dari penjelasan singkat ini dapat terlihat tugas dan
fungsi ketiga pihak dalam pengelolaan pengadaan barang dan jasa di desa.
Skema di atas menjelaskan bahwa penetapan metode pengadaan barang dan jasa di desa tidak serta
merta memilih antara swakelola dan/atau penyedia sebagai dasar melaksanakan pekerjaan
pembangunan, namun harus diawali dengan kajian perencanaan. Sehingga penentuan pekerjaan mana
yang akan diswakelolakan dan yang dikerjakan oleh penyedia haruslah tepat.