Renungan Kisah
Renungan Kisah
Nusaibah Binti Ka’ab ( Ummu Imarah ), seorang sahabat Rasulullah SAW yang
mempunyai kemampuan berperang tidak kalah ksatrianya dari laki-laki, meriwayatkan
peristiwa Perang Uhud, seraya berkata : “ Aku keluar pada siang hari untuk melihat apa
yang terjadi. Saat itu aku membawa ceret air. Aku sampai ke tempat Rasulullah SAW
bersama para sahabat ketika angin kemenangan sedang berpihak kepada kaum muslimin.
Namun, setelah kaum muslimin terdesak, aku segera melindungi Rasulullah SAW, dan
terjun ke medan pertempuran. Aku mengayunkan pedang dan melemparkan anak panah
hingga aku terluka”. Setelah kaum muslimin terdesak dan meninggalkan Rasulullah SAW,
Ibnu Qumaiah berkata : “ Tunjukkanlah Muhammad kepadaku, aku tidak ingin selamat
bila dia selamat dari tanganku”. Akupun menghadapinya bersama Mush’ab bin Umair. Dia
melukaiku di pundak. Aku juga telah menebaskan pedangku berkali-kali ke tubuhnya,
namun musuh Allah itu memakai baju besi ”.
Sampai akhirnya, beliau Rasulullah bersabda tentang diri Ummu Imarah ini, “ Aku
tidak menoleh ke kiri dan ke kanan pada perang Uhud, melainkan aku selalu melihatnya
berperang melindungiku”.
Di penghujung suatu malam, sang khalifah Ali bin Abi Thalib Karomallohu Wajhah
berdiri di tengah mihrabnya seorang diri. Tangannya menengadah ke langit. Air matanya
tumpah ruah. Terdengar sayup-sayup do’anya memecah kesunyian malam, “ Yaa Allah,
bisarlah dunia ini hanya ada dalam genggaman tanganku, tapi jangan biarkan ia masuk ke
dalam hatiku”.
Pada suatu ketika, seseorang bertanya kepada Khalifah Umar bin Khattab RA. “ Wahai
khalifah, kapan anda tidur ?” Umar bin Khattab RA menjawab : “ Bagaimana mungkin aku
bisa tidur ? Kalau aku tidur siang hari, aku menelantarkan rakyatku. Kalau aku tidur malam
hari, aku menelantarkan diriku sendiri.”
“ Organisasi bisa besar karena KITA, bukan aku, kamu atau dia.
Karena organisasi adalah KITA ”
“ Hal baik yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh hal bathil
yang terorganisir ”
4 MACAM MANUSIA