PENGOLAHAN AIR
Permasalahan dan Tujuan
Permasalahan:
• Air baku tidak memenuhi standard
• Faktor ekonomi (biaya tinggi)
• Faktor sosial (kurangnya kesadaran dan pengetahuan)
Tujuan:
• Menjadikan air baku yang kurang/tidak memenuhi
standard menjadi air bersih yang memenuhi standard
sesuai dengan peruntukannya berdasarkan standard
peraturan yang berlaku.
Standard Kualitas Air
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air
Kelas Penggunaan
Warna
Warna pada air juga menunjukkan kekuatan limbah. Air limbah yang baru
berwarna abu-abu. Air limbah yang sudah lama/busuk berwarna gelap. Meski
demikian warna tidak dapat menunjukkan secara tegas bahaya yang
dikandungnya. Artinya, semakin gelap warna air limbah belum tentu lebih
berbahaya dibandingkan dengan yang lebih jernih.
Bau
Bau air limbah memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan. Bau dapat
menunjukkan apakah air limbah masih baru atau sudah membusuk. Air limbah
domestik yang masih baru hampir tidak berbau. Kebanyakan bau tidak sedap
dihasilkan oleh campuran nitrogen, sulfur, fosfor, protein dan bahan organik
lainnya. Bau yang paling menyerang adalah bau dari hidrogen sulfida (H2S).
Konsentrasi suatu zat dapat ditelusuri dari baunya. Konsentrasi kira-kira 0.037
mg/l amoniak dapat menimbulkan bau amoniak yang sedikit menyengat.
Konsentrasi 0.0011 mg/l H2S menyebarkan bau khas telur busuk; 0.0026 mg/l
karbon disulfida menimbulkan bau yang tidak enak. Meski demikian bau yang
tidak menyenangkan tersebut tidak sendirinya mengganggu kesehatan
masyarakat, kecuali apabila bau-bau tersebut keluar dari gas beracun.
Nitrogen
Dalam air limbah kebanyakan nitrogen pada dasarnya terdapat dalam bentuk
organik atau nitrogen protein dan amoniak. Setingkat demi setingkat nitrogen
organik diubah menjadi amoniak dan pada kondisi aerobik, oksidasi amoniak
menjadi nitrit dan nitrat.
Amoniak Bebas
Amoniak bebas disebut juga nitrogen amoniak dihasilkan oleh pembusukan
secara bakterial zat-zat organik. Air limbah yang masih baru berkadar amoniak
bebas rendah dan berkadar nitrogen organik tinggi. Nitrogen amoniak
berkurang kadarnya ketika air limbah diolah sedangkan keseimbangannya
tercapai.
Nitrit
Nitrit merupakan suatu tingkat peralihan dalam proses perubahan zat organik ke
dalam bentuk yang tetap. Nitrit, dengan demikian, tidak dapat diketemukan
dalam air limbah baru kecuali dalam jumalh kecil sekali. Akan tetapi dalam air
limbah yang sudah membusuk, nitrit dapat saja lebih banyak ditemukan. Nitrit
jarang terjadi dalam konsentrasi yang lebih besar dari 1 mg/l dalam air limbah.
Pengaturan pembagian air limbah yang salah dapat meningkatkan kadar nitrit
disamping juga karena menurunnya nitrat (NO3) menjadi nitri (NO2).
Keberadaan nitrit menunjukkan adanya air limbah yang pengolahannya tidak
sempurna.
Nitrat
Nitrat mewakili produk akhir dari pengoksidasian zat yang bersifat nitrogen.
Penentuan nitrat menjadi penting dalam pengolahan air limbah. Air limbah yang
diolah secara sempurna menunjukkan kadar nitrat yang tinggi. Pada musim
panas/kemarau, dimana berpotensi hilangnya oksigen terlarut dalam air karena
proses penguapan, nitrat dapat menyalurkan oksigen gabungannya untuk
mencegah dan menghambat terjadinya kondisi anaerobik dan bau busuk.
Meskipun nitrat merupakan penunjuk stabilitas, kehadirannya yang terlalu tinggi
pada saluran air limbah dan bak-bak penampung maupun pada danau tidak
diinginkan karena dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman air secara drastis.
Khlorida
Kotoran manusia, khusunya urine, mengandung sejumlah khlorida oleh karena
sebagian dari garam yang terdapat di dalam makanan dan minuman turut
dibuang. Oleh sebab itu, air limbah mengandung kadar khlorida yang lebih tinggi
dari pada di dalam persediaan air kota. Oleh karena khlorida merupakan zat-zat
anorganik yang larut, mereka tidak dipengaruhi oleh sedimentasi atau oleh
proses-proses biologis. Khlorida tetap tidak berubah selama pengolahan sampah
dan oleh karena itu nilai yang kurang lebih sama harus diperoleh pada berbagai
tahap pengolahan.