Artik PDF
Artik PDF
Masuk: 1 Oktober 2010, revisi masuk : 8 Desember 2010, diterima: 24 Januari 2011
ABSTRACT
Composite material especially with fiber reinforcement starts growing rapidly with
existence of requirement of light and strong material. Beside that, it is easy to be formed
and resistant to corrosion. In this last decade, composite material using natural fiber has
been implemented by the European automobile producers. Based on those considera-
tions research about composite using kenaf fiber as reinforcement material big strength of
mechanic for each varation. (1) Kenaf fiber without cleaning, (2) Kenaf fiber with soaking
in NaOH for an hour,(3) Kenaf fiber with soaking in NaOH for two hours and with material
matrix polyester.Based on the calculation and experimental analysis soaking in NaOH
and bedding of Acrylic increase the mechanical properties. So composite resin polyester
as matrix with treatment is much better than without treatment.
INTISARI
Material komposit khususnya dengan penguat fiber mulai berkembang pesat
dengan adanya kebutuhan material yang kuat dan ringan. Disamping material ini mem-
punyai kekuatan yang tinggi dan bobot yang ringan, keunggulan lainnya adalah mudah
dibentuk dan tahan terhadap korosi. Dalam dekade terakhir ini, material komposit dengan
serat alami telah diaplikasikan oleh para produsen mobil Eropa. Berdasarkan pertim-
bangan maka dilakukan penelitian tentang komposit dengan serat kenaf sebagai bahan
penguat sehingga diketahui seberapa besar kekuatan mekanik untuk masing-masing
komposisi serat kenaf.(1)Serat kenaf tanpa pencucian atau murni,(2)Serat kenaf dengan
pencuccian NaOH selama satu jam,(3)Serat kenaf dengan pencucian NaOH selama dua
jam dan dengan bahan matrik polyester. Berdasarkan perhitungan dari analisa yang telah
dilakukan maka pencucian NaOH dan pelapisan Acrylic berpengaruh terhadap serat ke-
naf sebagai bahan penguat. Sehingga komposit matrik resin polyester mengalami pe-
ningkatan sifat mekanik ulet jika dibandingkan dengan serat yang tanpa perlakuan.
153
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 3 No. 2 Februari 2011
154
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 3 No. 2 Februari 2011
truksi yang menggambarkan kedua efek demikian limit atas untuk V f adalah se-
ini berpotongan di titik minimum,Vmin.
kitar 0,7-0,8. pada nilai yang lebih tinggi,
Jelas bahwa V f harus lebih besar dari- serat hanya akan merusak sesamanya.
pada Vcrit agar kekuatan tarik matrik Kaidah ini berlaku apabila V f > Vmin .
memanfaatkan kehadiran serat. Dengan
Polimer ini secara umum dikenal terdiri dari ikatan kovalen atom karbon
dengan “plastik”. Struktur tersebut berba- yang tersusun secara zig-zag dalam tiga
sis pada molekul rantai-panjang, dan ber- dimensi karena mempunyai pengikatan
dasarkan sifatnya dapat diklasifikasikan terahedral. Polietilen dalam bentuk curah
sebagai termoplastik, elastomer, dan ter- dapat digambarkan sebagai sebagai
moset (Courtney 1999). Pada sistem ini massa yang terdiri dari sejumlah besar
polimer tertentu kita dapat mengatur kon- rantai molekul individu. Setiap molekul
disi dari polimerisasi (tekanan, tempera- terdiri dari ribuan mer, umumnya sekitar
tur, jenis katalis) dan memacu reaksi sisi 103 hingga 105.2-1 Atom karbon berfungsi
pada lokasi sepanjang “tulang” setiap sebagai “persambungan universal” yang
rantai molekul diskrit. Cabang yang ter- fleksibel dan dapat berpuntir. Massa dan
bentuk bisa panjang ataupun pendek, bentuk molekul linier ini mempunyai pe-
bahkan bisa banyak. Macam-macam po- ngaruh besar pada sifat fisik, mekanik
0limer antara lain : dan kimia polimer. Dengan pertambahan
Termoplastik: untuk menguraikan panjang molekul, maka titik cair, kekua-
beberapa prinsip “rekayasa molekular”, tan, viskositas, dan ketidak larutan kimia
pertama-tama akan dibahas polietilen juga meningkat. Pada keadaan ideal dan
(PE), termoplastik linier yang mudah untuk kasus polimer monodispersi yang
dibentuk dengan kombinasi panas dan jarang terdapat, panjang semua rantai
tekanan. Unit dasar struktur (mer) yang molekul sama dan M konsatan. Namun,
berulang diturunkan dari etena, atau eti- dalam praktek, bentuk polimer biasanya
laen, molekul C2H4 dan mempunyai mas- adalah polidispersi dengan distribusi
sa mer relatif Mmon sebesar 28, yaitu statistik panjang rantai. Massa molekul
(12 × 2) + (1 × 4). Monomer ini mempu- rata-rata M dan “sebaran” nilai antara
nyai dua ikatan bebas dan disebut tidak rantai pendek dan rantai panjang meru-
jenuh dan bifungsional, mer ini dapat pakan indikator kuantitatif perilaku yang
membentuk rangkaian pada ujungnya penting selama pemrosesan.Ikatan rang-
dan membentuk molekul rantai-panjang kap dari etena terbuka bila dipanaskan,
(C2H4)n, dimana n adalah derajat polime- terkena cahaya, tekanan, dan katalis dan
risasi atau jumlah unit yang berulang per membentuk monomer dwifungsi reaktif.
rantai molekul M = n Mmon. Rantai yang Elastomer: pengembangan se-
dihasilkan mempunyai “tulang” kuat yang jumlah kecil rantai hubung-silang antar
155
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 3 No. 2 Februari 2011
molekul linier dapat menghasilkan mate- ling baik. Akrylic adalah golongan polimer
rial elastomerik yang sesuai dengan de- termoset yaitu methyl methacrylate yang
finisi ASTM, dapat ditrik berulang kali merupakan modifikasi dari campuran
pada temperatur ruang sehingga sedikit- monomer. Akrylic dikenal dengan nama
nya menjadi dua kali panjang semula. lucite dan plexiglas, yang bersifat trans-
Sebagian polimer menampakkan peruba- paran dan mempunyai pembiasan caha-
han struktur yang disebut titik transisi ya sekitar 92 %. Selain transparan juga
gelas, Tg. Nilai temperatur ini spesifik terlihat seperti permukaan air sehingga
untuk setiap polimer. Pada titik ini terjadi tampak basah. Karena begitu mengkilau
transisi dari sifat keras, kaku dan getas maka akrylic banyak digunakan untuk
ke sifat lunak. Definisi ASTM menjabar- dekorasi bagian luar agar tampak bagus
kan perilaku mekanik pada temperatur seperti pada otomotif, permukaan furni-
ruang, ternyata kondisi elastomerik terja- tur, pelapisan batu alam.. Pada umum-
di pada temperatur diatas Tg. nya akrylic bisa tahan sampai suhu
Termoset: pada kelompok poli- sekitar 200˚F.
mer ketiga dan terakhir, yang disebut Akrylic mempunyai sifat mekanik
termoset atau polimer jaringan, tingkat keras, kaku dan kuat. Kekuatan tariknya
ikatan silang sangat tinggi. Akibatnya, berkisar antara 5,000 psi sampai 11,000
struktur ini mengandung banyak titik per- psi, ini termasuk tinggi untuk golongan
cabangan. Kelompok ini kaku dan kuat, termoplastik. Untuk kekuatan yang tinggi
karena ditopang tanpa batas oleh se- hanya untuk beban yang relatif singkat.
jumlah segmen rantai yang relatif pendek Untuk beban dalam waktu yang relatif
dalam tiga dimensi. Berbeda dengan lama kita harus menghindari terjadinya
termoplastik, mobilitas molekul hampir ti- retak dengan memberikan beban maksi-
dak ada sehingga Tg tinggi, umumnya mal sekitar 1,500 psi.
diatas 50˚C. oleh karena itu, termoset di-
anggap sebagai material keras dan getas Tabel 2. Sifat-sifat mekanik acrylic
(glassy). Contoh resin termoset yang ba-
nyakdipakai adalah fenol-formaldehid Property Nilai Satuan
(resin P-F; Bakelite), resin poliester Specific Gravity 1.18 gr/cm3
(adesif kontruksi, Araldite), urea formal- Modulus 3,5.105-
Psi
dehid (resin U-F; Beetle) dan resin poli- Elastisitas 5,0. 105
ester. 6000-
Tensile Strength Psi
10000
Tabel 1. Sifat-Sifat Mekanik Resin Polies- Elongation 2-7 %
ter (Surdia 2000) Hardness,
80-100 HR
Rockwell
Kekuatan tarik (Mpa) 6-13 Impack Strenght 0,4 Ft.lb/in
Modulus Elastisitas Temperatur
0,3-0,64 150-225 ˚F
(Gpa) Maksimum
Impact (ft-lb/in) 0,2-0,4
Serat kenaf di Indonesia dikenal
Density (g/cm3) 1,1-1,46 dengan sebutan java-jute (Hibiscus can-
nabinus ),semula serat ini digunakan ha-
Resin poliester dapat merekat nya di produksi sebagai bahan baku
hampir pada semua plastik, kecuali pada pembuatan karung, kanvas dan tali
resin silikon, fluoresin, polietilen ini, dan temali, dengan mempertimbangka keku-
polipropilen. Resin poliester sering digu- atan serat yang memadai dan mudahnya
nakan didalam industri penerbangan, tanaman ini ditanam meski di lahan yang
konstruksi, listrik, sebagai bahan cat, kritis yang selama ini tidak dimanfaatkan.
baik terhadap katahanan air dan zat
kimia. Acrylic (Polimetil Metakrilat) mem- PEMBAHASAN
punyai sifat tembus cahaya resin meta- Perbedaan serat yang tanpa
krilat sangat baik, terutama untuk daerah pencucian, pencucian dengan NaOH 5%
sinar tampak, menjadikan plastik ini pa- dan dilapisi Acrylic memberikan peng-
156
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 3 No. 2 Februari 2011
aruh kekuatan tarik pada komposit serat jika dilihat dari grafik kekutan Im-pact
kenaf. Dari data yang diperoleh menun- maka dapat dianalisa dimana komposit
jukkan bahwa kekuatan tarik serat ini ter- serat kenaf yang dicuci dua jam dan
tinggi pada serat kenaf murni tanpa pen- dilapisi Acrylic mempunyai harga Impact
cucian dengan kekuatan tarik rata-rata tertinggi dimana energi rata- rata nya
4,67 Kgf/mm2 sedangkan komposit deng- 1,2297 Joule dan kekuatan Impact rata-
an serat yang dicuci selama satu jam rata 0,0307 Joule/ mm2 sedangkan
mengalami penurunan dari kekuatan tarik komposit serat kenaf dengan pencucian
dengan kekuatan tarik rata–rata 2,96 satu jam mengalami penurunan kekuatan
Kgf/mm2 dan komposit sedengan serat Impact dengan harga rata-rata 0,0212
kenaf yang dicuci selama dua jam dan Joule/ mm2 dan energi rata- rata 0,8469
dilapisi Acrylic mempunyai kekuatan tarik Joule. sedangkan harga Impact terendah
paling rendah dengan kekuatan tarik terletak pada komposit serat kenaf tanpa
rata- rata 2,20 Kgf/mm2. Penurunan ke- pencucian dan pelapisan dengan harga
kuatan tarik ini disebabkan karena peng- Impact rata-rata sebesar 0,0193Joule/
aruh dari pada pencucian NaOH, karena mm2 dengan energi 0,7712Joule. Ke-
fungsi dari NaOH itu sendiri adalah naikan harga Impact ini dipengaruhi oleh
sebagai pembersih dari pada pelindung kekuatan ikatan permukaan antara serat
lapisan serat. Maka jika pencucian terlalu dengan matrik pada komposit serat kenaf
lama akan berakaibat pada permukaan yang cuci selama dua jam dengan NaOH
serat yang akan mengalami pengikisan 5 % dan dilapisi oleh Acrylic karena sifat
sehingga serat mengalami cacat permu- NaOH yang membersihkan serat sehing-
kaan. ga permukaan serat menyatu sempurna
dengan matriknya
Table 3. Pengujian Kekuatan Tarik Serat Kekuatan tarik
(Kgf/mm2
Specimen
Serat 6
Serat
pencucia
Serat pencuci 4
No NaOH +
murni an
pelapisan
NaOH 2
acrylic
Kekuatan tarik ( Kgf ) 0
1 4,68 3,12 1,87
2 5,21 2,86 2,09 0 50 100 150
3 4,08 2,07 2,23 Lama pencucian (menit)
4 4,36 3,15 2,73
5 5,02 3,62 2,08
Rata 2 4,67 2,96 2,20 Grafik 1.Pengaruh Lama Pencucian Ter-
hadap Kekautan Tarik
Table 4. Pengujian Kekuatan Impact
Komposit ( J/mm2) Kekuatan impact
(Joule/mm2
Specimen 0.04
Serat Serat
0.03
murni Serat pencucia
0.02
No pencucian NaOH +
NaOH pelapisan 0.01
acrylic 0
Kekuatan impact (J/mm2) 0 50 100 150
1 0,02 0,02 0,03 Lama pencucian (menit)
2 0,02 0,02 0,03
3 0,02 0,02 0,03 Grafik 2. Hubungan Harga Impact deng-
4 0,02 0,03 0,03 an Lama Pencucian
5 0,02 0,03 0,03
Rata2 0,02 0,02 0,03
157
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 3 No. 2 Februari 2011
Dari hasil pengamatan foto maka NaOH 5% selama satu jam. Dengan
dapat dilihat proses pengecoran anatara pembesaran 10 X
serat kenaf yang dicuci dan tidak dicuci
serta dengan adanya pelapisan yang Pada serat kenaf dengan pencu-
berpengaruh pada permukaan serat ke- cian NaOH 5% selama dua jam dan
naf dengan matrik. Pada serat kenaf pelapisan Acrylic terjadi peningkatan
murni tanpa pencucian dan pelapisan energi patah dan kekuatan impact hal ini
penampang patahan komposit dipengaruhi oleh peningkatan kekuatan
didominasi oleh kegagalan pada saat interface antara serat dengan matrik.
penuangan sehingga disini dapat dilihat Dan pada penampang patahan terlihat
banyaknya gelembung udara yang polister yang menempel pada serat yang
masuk hal ini dikarenakan karena ikatan putus. Serta terjadi pengumpulan serat
antara pemukaan serat dengan matrik dan tidak terpisah-pisah.
polyester lemah.
Gelembung udara
Serat murni
Polyester
158
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 3 No. 2 Februari 2011
159