R DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONCHIAL DI PUSKESMAS
BANDAR SINEMBAH
1
Kata Pengantar
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang Senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayahnya serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan karya tulis ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Ny R ASMA BRONCHIAL DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
PADA PASIEN DI PUSKESMAS BANDAR SINEMBAH”
Penyusunan karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Politeknik
Kesehatan Medan (POLTEKES) Medan. Penyusunan karya tulis ini dilakukan
dengan suatu prosedur terstruktur dan terencana. Proses penulisan karya tulis ilmiah
sedikit menemui beberapa kesulitan dan hambatan, namun kesulitan dan hambatan itu
dapat diatasi berkat adanya bimbingan, niat dan kemauan penyusunan sendiri. Penulis
menyadari akan keterbatasan karya tulis ilmiah, namun berkat dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak akhirnya proses penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan . Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
2
tidak ada batasnya.Penulis berharap dalam hati, lisan dan pikiran agar
karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaar bagi para pembaca dan masyarakat
Medan,
Gokmalan Sinaga
3
Daftar Isi
4
Daftar Tabel
5
Daftar Gambar
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
Pada orang dewasa sehat rata-rata jumlah maksimum udara yang dapat
dikandung oleh kedua paru adalah sekitar 7,5% liter pada pria dan 4,5% pada
wanita. Asma dengan gangguan ventilasi dimana diameter bronckeolus lebih
banyak berkurang selama ekspiransi disbanding insipirasi, karena peningkatan
tekanan dalam paru selama ekspirasi menekan paksa bagian luar
bronkeolus.Apabila bronkeolus yang terumbat sebagian sumbatan akan terbawa
akibat tekanan dari luar yang mengakibatkan obstruksi berat terutama selama
ekspirasi.Penderita asma dapat melakukan inspirasi dengan baik namun sangat
sulit saat ekspirasi.
Penanganan yang tepat salah satunya obstruksi jalan nafas dan penurunan
nafas yang terbaik adalah dengan cara pemberian oksigen dan pengobatan
berulang.Oksigen diberikan minimal 94% kedalam tubuh yang dianjurkan pada
pasien dengan penderita asma, Pemberian oksigen dapat dilakukan melalui
masker RM atau NRM maupun kanul nasal sesuai dengan kebutuhan dari pasien
itu sendiri. Konsetrasi oksigen yang tinggi dalam pemberian terapi dapat
menyebabkan peningkatan kadar PCO2 dalam tubuh pada pasien dengan
asma.Wlalupun pemberian terapi oksigen digunakan secara sering dan luas
dalam perawatan pasien asma, pemberian oksigen seringkali tidak akurat,
sehingga pemberian, monitoring, dan evaluasi terapi tidak sesuai (Perrin et
al,2011)
Oksigen itu sendiri merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam
memproduksi molekul Adenosin Trifosfat (ATP) secara normal. ATP adalah
sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal. ATP
memberikan energy yang diperlukan oleh sel untuk melakukan keperluan
berbagai aktintra venaitas sebagai fungsi tubuh. Oksigen adalah suatu komponen
gas dan unsur vital dalam proses metabolisme. Oksigen memegang peranan
penting dalam semua proses tubuh secara fungsional, tidak adanya oksigen akan
menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan
dapat menimbulkan kematian, oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh ( Fatmawati, 2011)
Oksigen merupaka zat yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel, dari hasil metabolism terbentuklah
karbondioksida, energy, air. Apabila penambahan gas oksigen yang melebihi
batas normal dalam organ tubuh memberikan dampak yang berbahaya aktivitas
sel.Pernafasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dan
8
lingkungan, fungsi utama pernafasan adalah memperoleh oksigen agar dapat
digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbondioksida yang dihasilkan
oleh sel. Tubuh mengambil oksigen dari lingkungan kemudia diangkut ke
seluruh tubuh melalui darah guna dilakukan pembakaran. Sisa pembakaran
berupan karbondioksida akan diangkut kembali melalu darah ke paru-paru unruk
dikeluarkan kembali kelingkungan sebagai sisa metabolisme tubuh. Kapsitas
udara dalam paru-paru adalah 4.500-5000 ml (4,5-5 liter).
Udara yang diproses paru-paru hanya sekitar 10% atau kurang dari 500 ml,
yakni yang dihirup saat inspirasi dan yang dihembuskan saat ekspirasi (Mubarak
dan Chayatin, 2011).Proses keperawatan adalah suatu metode dimana suatu
konsep diterapkan dalam praktek keperawatan, Kita bisa mengartikannya sebagai
pendekatan problem solving sebagai gambaran ilmu, teknik dan keterampilan
interpersonal dan ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan pasien/keluarga, Proses
keperawatan sendiri terdiri dari lima tahap yang sepenuhnya dan berhubungan
diantaranya yaitu : pengkajian, diagnose, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
(Harmoko,2012).
9
sel-sel tubuh. Secara normal bernafas ini diperoleh dengan cara menghirup
oksigen (Tarwanto, 2010).Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling yang
sangat penting dalam kehidupan , dalam tubuh oksigen berperan penting dalam
proses metabolism sel tubuh.Sumpali oksigen berkurang bisa menyebabkan
gangguan di dalam tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenaya, berbagai
upaya perlu dilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut
agar terpenuhi dengan baik.
1.2 Tujuan
10
1.3.1. Studi Kepustakaan
1.3.2. Wawancara
1.3.3. Observasi
Sistematika penulisan penelitian ini disusun dalam 5 bab, dimana di tiap bab
tersebut akan dibagi lagi menjadi sub-bab yang akan dibahas secara terperinci.
Berikut merupakan sistematika dari masing-masing bab dan keterangan singkatnya :
Bab 1 : Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum penelitian,
diantaranya adalah latar belakang penulisan, ruang lingkup melakukan penelitian,
tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini, serta sistematika penulisan.
Bab 2. Tinjauan Pustaka Yang akan dibahas di bab 2 adalah teori-teori dasar yang
menjadi acuan dan teoriteori pendukung yang berhubungan dengan penulisan
penelitian ini.
11
jaringan yang sedang berjalan, analisis masalah, dan perancangan topologi jaringan
untuk pemecahan masalah yang dihadapi.
Bab 4. Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi rancangan baru untuk PT.Radio Mustang
Utama, serta konfigurasi maupun topologi jaringan yang akan dipergunakan dan
melakukan evaluasi hasil rancangan dengan simulasi.
Bab 5. Simpulan dan Saran Bab ini berisikan simpulan yang didapat selama
penelitian, beserta saran untuk perbaikan selanjutnya.
12
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
13
b. Idiopatik atau non alergik asma/instrinsik
2.1.2. Etiologi
14
Kusuma, 2015). Obat yang paling sering berhubungan dengan induksi episode
akut asma adalah aspirin.
Gejala asma yang klasik terdiri atas batuk, sesak, dan mengie (wheezing)
dan sebagian penderita disertai nyeri dada). Gejala-gejala tersebut tidak selalu
terdapat bersama-sama sehingga ada beberapa tingkat penderita asma sebagai
berikut :
a. Tingkat I penderita asma secara klinis normal. Gejala asma timbul bila ada
factor pencetus
15
b. Tingkat II penderita asma tanpa keluhan dan tanpa kelainan pada
pemeriksaan fisik tetapi fungsi paru menunjukan tanda-tanda obstruksi jalan
nafas.
c. Tingkat III penderita asma tanpa golongan tetapi pada pemeriksaan fisik
maupun fungsi paru menunjukan obstruksi jalan nafas,
d. Tingkat IV penderita asma yang paling sering dijumpai mengeluh sesak
nafas, batuk dan nafas berbunyi.
2.1.5. Penatalaksana
1) Pengkajian
a. Biodata
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
16
2) Riwayat Kesehatan dahulu
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
17
j) Observasi trakea abnormal ruang intercostal selama
inspirasi, yang dapat mengindikasikan obstruksi jalan
nafas.
2) Palpasi
a) Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan
dada dan mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi
keadaan kulit, dan mengetahui vocal/tactile premitus
(Vibrasi)
b) Palpasi toraks untuk mengetahui abnormalitas yang
terkaji saat inspeksi seperti : mata , lesi, bengkak
c) Vocal premitus , yaitu gerakan dinding dada yang
dihasilkan ketika berbicara
3) Perkusi
4) Auskultasi
a) Merupakan pengkajian yang sangat bermakna,
mencakup mendengarkan bunyi nafas normal,
bunyi nafas tambahan (abnormal), dan suara
b) Suara nafas abnormal dihasilkan dari getaran udara
ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli,
dengan sifat bersih.
c) Suara nafas normal meliputi bronkial,
bronkovesikular, dan vesicular.
d) Suara nafas tambahan meliputi wheezing , pleural
friction rub dan crackles.
18
2.2.2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), meliputi :
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Ketidakbersihan jalan nafas
c. Gangguan pertukran Gas
d. Resiko infeksi
e. Nyeri akut
f. Peningkatan produksi mucus.
2.2.3. Perencanaan/Implementasi
3) Fisiologi
Asma
Infeksi
Jalan nafas alergik
Hiperplasi dinding bronkial
Penyakit paru obstruktif kronik
4) NOC
Respiratory status : airway patency
Menilai suara nafas
Menilai frekuensi nafas
Menilai irama
19
Memilik kemampuan batuk
Menilai kemampuan mengeluarkan secret
5) NIC
Manajemen jalan nafas
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Lakukan fisioterapi dada.
Buang secret dengan memotivasi pasien untuk
melakukan batuk atau menyedot lender
Instruksikan bagaiman agar bisa melakukan batuk
efektif
Posisikan untuk meringankan sesak nafas
Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sebgaiman
mestinya
Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya
menurun atau tidak ada dan adanya suara nafas.
Ajarkan pasien untuk bagaiman menggunakan inhaler
sesuai resesp sebagai mana mestinya
Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar
dan batuk
Kelola udara atau oksigen yang dilembabkan
sebgaimana mestinya.
2.2.4. Evaluasi
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
1. Identitas
Tanggal Pengkajian : 5 Maret 2019
Jam : 10.00 Wib
Sumber Data : Pasien , Keluarga
Pasien
Nama : Ny.R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 59 Tahun
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Cerai/Mati
Pendidikan : Tamatan SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Kebangsaan : India/Indonesia
Alamat : Jl. Mayjen Sutoyo GG Bombai Lingkungan 1
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Nomor CM : 05 02. 08 50
Tanggal Masuk Perawatan : 5 Maret 2018
Keluarga /Penanggung Jawab
Nama : Ny.W
Umur : 43 Tahun
Hubungan dengan Pasien : Anak
2. Riwayat Kesehatan
21
kedinginan, atau terkena paparan debu dan ketika serangan terjadi gejala lain
yang ditimbulkan yaitu pilek dan batuk berdahak. Ny.R mengatakan ketika
batuk sulit untuk mengeluarkan dahak, apabila asmanya kambuh. Usaha
yang dilakukan yaitu meminum obat yang sudah di beli apotik sebelumnya.
Ny.R mengatakan sudah beberapa kali masuk Rumah Sakit dengan penyakit
yang sama.
Data Objektif : terdapat bunyi suara nafas tambahan (ronchi), pernafasan
30x/menit Irama nafas cepat, Ny.R Nampak sesak, batuk dan berdahak
dengan konsistensi kental dan berwana kuning. Tekanan darah : 110/90
mmHg, Respirasi : 24x/menit, Nadi : 80x/menit , Suhu : 36,70 C
c. Kesehatan sekarang
Pasien mengatakan sesak nafas dan saat batuk tidak bisa mengeluarkan
dahaknya semua hanya sedikit- sedikit, pasien mengatakan pada lehernya
seperti ada dahak yang banyak dan susah untuk dikeluarkan, pasien terlihat
nafasnya dangkal dengan RR : 30x/menit, suhu : 36,5 C,TD : 90/60 mmHg, N :
94x/menit.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga mengatakan pasien belum pernah menderita penyakit yang sama,
pasien mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi, keluarga pasien
mengatkan pasien sesak nafas dialami sejak 31 Desember 2017 kemudia
keluarga dibawa ke Puskesmas untuk dirawat . Pada tanggal 5 Januari 2018
sesak nafas semakin parah sehingga pasien diperiksa kembali dan dirujuk ke
RSU Bidadari .
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan kurang mengetahui ada tidaknya keluarga yang
menderita penyakit yang sama. Keluarga pasien mengatakan keluarganya tidak
memliki penyakit keturunan seperti Asma Bronkial.
f. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan atau obat-obatan.
22
Selama Sakit
Keluarga pasien mengatakan selama di rumah sakit mendapatkan bubut
tetapi pasien tidak menghabiskannya Karen pasien inigin mengeluarkan
dahaknya dan batuk-batuk.
b) Pola Eliminasi
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan b.a.b setiap hari 1x dan b.a.k 5-6 x per hari
Selama Sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien selama sakit b.a.b dab b.a.k seperti
biasa sebelum sakit.
b. Keadaan Pernafasan
Saat di Puskesmas , pasien mengatakan sesak nafas dengan RR :
28x/menit dan pasien terlihat nafasnya dangkal.
Selama sakit
Pasien mengatakan selama Perawatan di Puskesmas dan di Rumah
Sakit pasien susah tidur dan sering terbangun. Pasien mengatakan
jika untuk tiduran sesak nafasnya semakin sakit.
Riwayat Psikologi
a. Status Emosi
Keluarga pasien mengatakan selama di rumah sakit pasien
mengeluh sesak nafas.
b. Gaya Komunikasi
Pasien berkomunikasi dengan bahasa Indonesia jika pasien diajak
berbicara
23
Riwayat Sosial
Keluarga pasien mengatakan pasien jarang mengeluh sakit. Keluarga
pasien mengatakan hubungan pasien dengan baik
Riwayat Spritural
4. Pemeriksaan Fisik
f. Pemeriksaan Wajah
1. Mata
Konjungtiva tidak anemis, keluarga mengatakan mata pasien masih bisa
melihat dengan jelas.
24
2. Telinga
Keluarga pasien mengatakan pasien pendegarannya masih bisa
mendengar dengan jelas, telinga simetris, tidak ada luka, telinga pasien
terlihat bersih
3. Hidung
Simetris pada hidung pasien terdapat secret. Hidung pasien tidak ada
pembesaran polip
4. Mulut
Mulut pasien terlihat berwarna pucat, kering, simetris, tidak ada
stomatis
25
i. Pemeriksaan Genetalia
Tidak terkaji, pasien memakai pampers
j. Pemeriksaan Ekstermitas
Ekstermitas atas : anggota gerak lengkap, tidak ada fraktur, capillary
refill tidak lebih dari 3 detik, eksentrinitas dapat digerakan dengan baik
Ekstermitas bawah : anggota gerak kaki lengkap, tidak ada fraktur,
ekstermitas dapat digerakkan dengan baik, tidak ada luka.
k. Pemeriksaan Kulit / Integument
Kulit terlihat tidak ada lesi , turgor kulit jelek, sktruktur keriput , akral
dingin.
3.2. Diagnosa Keperawatan
DO :
- Pasien nafas
dangkal
- Catatan Dokter :
Vesikuler +/+ ,
Ronchi +/+
Wheezing +/+
- TTV
TD : 110/90
mmHg
- N : 80x
/menit
26
- S : 36,7 0 C
DS :
- Pasien mengatakan
sesak nafas
- Pasien mengatakan
jika untuk tidur
semakin sesak
dan nyeri dada
DO :
- RR : 28 x / menit
- Pernafasan pasien
terlihat dangkal
- Bunyi nafas
pasien abnormal
terdapat secret
DO :
- Tingkat kesadaran
Composmentis
- Keadaan umum :
lemah
- Dalam
beraktivitas
pasien terlihat
dibantu keluarga
27
Tidak efektifnya Setelah diasuh Auskultasi bunyi Beberapa derajat
bersihan jalan nafas keperwatan nafas, catat spasme bronkus
ditandai dengan selama 3x 24 jam adanya bunyi terjadi dengan
DS : jalan nafas pasien nafas, misalnya obstruksi jalan
- Pasien kembali ekfektif wheezing, ronkhi nafas. Bunyi
mengatakan dengan kriteria nafas redup
batuk dengan hasil dengan ekspirasi
dahk - Sesak mengi
- Pasien berkurang (empysema), tak
mengatakan saat , batuk ada fungsi nafas
batuk , dahak berukuran (asma berat).
susah untuk g
keluar - Klien dapat
- Sputum yang mengelua
keluar berwarna rkan
putih kental sputum
- Wheezing
berkurang
- Vital dala
batas
normal
keadaan
umum
baik
Kaji / Pantau Takipnea
frekuensi biasanya ada
pernafasan catat pada beberapa
rasio inspirasiderajat dan dapat
dan ekspirasi ditemukan pada
penerimaan
selama
strest/adanya
proses infeksi
akut. Pernafasan
dapat melambat
dan frekuensi
ekspirasi
memanjang
dibanding
inspirasi.
Takipnea Peninggian
biasanya ada kepala tidak
pada beberapa mempermudah
derajat dan dapat fungsi
28
ditemukan pada pernafasan
penerimaan dengan
selama menggunakan
strest/adanya gravitasi.
proses infeksi
akut. Pernafasan
dapat melambat
dan frekuensi
ekspirasi
memanjang
dibanding
inspirasi.
DO : Observasi Batuk dapat
karakteristik menetap tetapi
- Pasien nafas
batuk, menetap, tidak efektif,
dangkal. batuk pendek, khususnya pada
basah. Bantu klien lansia, sakit
- Catatan Dokter :
tindakan untuk akut/kelemahan.
vesikuler +/+ , keefektifan
memperbaiki
Ronchi +/+,
upaya batuk.
Wheezing +/+
- TTV
TD :120/80
mmHg
N : 20 x /
menit
S : 36,
5 Maret 2018 5 Maret 2018 5 Maret 2018 5 Maret 2018
10.00 Wib 10.00 Wib 10.00 Wib
10.00 Wib
Tidak efektifnya pola Setelah diasuh Kaji frekuensi Kecepatan
kedalaman biasanya
nafas berhubungan keperawatan
pernafasan dan mencapai
dengan Penurunan selama 3 x 24 jam ekspansi dada. kedalaman
Pola nafas pasien Catat upaya pernafasan
ekspansi paru ditandai
pernafasan bervariasi
kembali efektif
dengan termasuk tergantung
dengan kriteria penggunaan otot derajat gagal
DS :
hasil bantu pernafasan nafas. Expansi
- Pasien / pelebaran nasal. dada terbatas
29
mengatakan sesak - Pola nafas yang
efektif, berhubungan
nafas
dengan
- Pasien - bunyi nafas atelektasis dan
normal atau atau nyeri dada
mengatakan jika
bersih,
untuk tidur
- TTV dalam
semakin sesak
batas normal,
dan nyeri dada
batuk
berkurang,
- ekspansi paru
mengembang.
30
bernafas.
31
kelemahan / menghemat
kelelahan dan energi untuk
perubahan tanda penyembuhan.
vital selama dan
setelah aktivitas.
Jelaskan 2.
pentingnya
istirahat dalam
rencana
pengobatan dan
perlunya
keseimbangan
aktivitas dan
istirahat.
3. Bantu pasien
4.
memilih posisi
nyaman untuk
istirahat dan
atau tidur.
Bantu aktivitas
5.
keperawatan diri
yang diperlukan.
Berikan
kemajuan
peningkatan
aktivitas selama
fase
penyembuhan
Berikan 6.
32
lingkungan
tenang dan batasi
pengunjung
selama fase akut
sesuai indikasi.
3.4 Evaluasi
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah membandingkan antara teori yang telah dipelajari dengan kasus yang
diamati dapat ditemukan adanya persamaan dan perbedaan antara teori dan kasus
yang sedang diamati.
4.1 Pengkajian
Dari hasil pengkajian penulis mendapatkan kesamaan tanda dan gejala seperti:
dyspnea, wheezing dan ronchi, di paru kiri, batuk dan badan lemas. Yang tidak
ditemui pada pasien adalah nyeri dada, cyanosis, serta mual dan muntah. Menurut
analisa penulis tanda dan gejala di atas tidak ditemukan karena pasien sudah
mendapat terapi oksigen 2 l/menit sejak masuk ke RS Sumber Waras (di UGD) serta
anak yang mengalami tanda dan gejala pada stadium sedang dan segera dibawa ke RS
untuk mendapatkan pengobatan, sehingga tanda seperti tersebut di atas tidak
ditemukan.
Pada etiologi disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu faktor intrinsik
dan ekstrinsik, setelah penulis menganalisa pada pasien disebabkan oleh faktor
intrinsik dimana anak mendapat penyakit asma bisa disebabkan karena dalam
keluarga ada riwayat penyakit tersebut (nenek dan kakak pertamanya). Di samping itu
faktor pencetus yang menyebabkan anak terserang asma karena beraktivitas/latihan
fisik yaitu bermain-main dengan teman-temannya. Pada pasien dilakukan
pemeriksaan foto thorax, darah lengkap dan sediaan hapus. Therapi yang diberikan
adalah infus Dextrosa 5% in ¼ salin 1500 cc/24 jam (15-16 tts/menit) ditangan kanan
dan diet lunak.
34
Berdasarkan data yang ditemukan pada pasien maka diagnosa keperawatan yang
diangkat adalah: ketidakefektifan jalan nafas, diagnosa ini penulis angkat sebagai
diagnosa primer karena pada saat pengkajian pasien mengeluh masih sesak, batuk dan
pernafasan 32 x/menit.
35
BAB V
36
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian tentang asuhan keperawatan asma bronkila
pada Ny.R di Puskesmas Bandar Sineembah , Kota Binjai menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dari hasil pengumpulan data Pada klien Ny R pengkajian riwayat
kesehatan didapatkan terdapat bunyi suara napas tambahan (ronchi),
pernapasan 28 kali permenit. irama napas cepat, Ny R Nampak sesak dan
batuk berdahak konsistensi kental dan berwarna kuning, tekanan darah
100/80 mmHg, respirasi 28 kali permenit, nadi 100 kali permenit, S:
36.0C.
2. Sesuai dengan pengkajian dan analisa yang penulis lakukan pada Ny. R
maka penulis menemukan masalah keperawatan ketidak efektifan bersihan
jalan napas dengan batasan karateristik diagnosa keperawatan ketidak
efektifan bersihan jalan napas menurut NANDA, (2015).
3. Dalam perencanaan ini penulis berfokus pada lima intervensi menurut
NANDA NIC menajemen jalan napas monitor tanda-tanda vital, melatih
Ny.R batuk efektif, memberikan Ny.R posis yang nyaman (semi fdowler),
kaloborasikan pemberian obat (nebulizer), berikan health education
tentang penyakit dengan cara menghindari faktor pencetus.
4. Dalam tahap pelaksanaan yang dilakukan selama tiga hari penulis dapat
melaksanakan semua rencana keperawatan sesuai dengan perencanaan
yang telah di buat.
5. Evaluasi keperawatan pada Ny.R dapat teratasi pada hari ke 5 perawatan
dengan kriteria hasil sesak napas berkurang saat beraktivitas ringan, dapat
batuk secara efektif, irama napas teratur, frekuensi pernapasan dalam
rentang normal yaitu 16-42 kali permenit.
5.2. Saran
37
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan
berupa saran-saran sebagai berikut.
1. Bagi masyarakat :
Diharapkan agar masyarakat meningkatkan pengetahuan tentang
pencegahan dan penanganan penyakit Asma Bronkial khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
2. Bagi tenaga kesehatan :
Bagi seluruh tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada di Puskesmas
Bandar Sinembah Kota Binjai untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayan dengan meningkatkan pengetahuan dan wawasan melalui
pelatihan-pelatihan atau mengikuti pendidikan berkelanjutan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharpkan penelitian ini di jadikan pembanding antara pasien yang dinebu
dengan batuk efektif dan pasien yang batuk tanpa nebu.
38
DAFTAR PUSTAKA
39