ENZIM SCHARDINGER
KELOMPOK : 6
KELAS : FARMASI C
1. Ruri Firda Islamianti (201710410311074)
2. Kiki Vergianty A. (201710410311103)
3. Tamara Aurel Aldama (201710410311222)
4. Reni Sri Wahyuni (201710410311230)
5. Wildan Tsabat Fikran (201710410311233)
Uji metilen biru dapat memberikan gambaran perkiraan jumlah bakteri yang terdapat
dalam susu. Pada uji ini akan ditambahkan sejumlah zat yang biru kedalam susu, kemudian
diamati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri dalam susu tersebut untuk melakukan aktifitas
yang dapat mengakibatkan perubahan warna zat tersebut. Uji metilen biru didasarkan pada
kemampuan bakteri dalam susu untuk tumbuh dan menggunakan oksigen tersebut. Maka
akibatnya metilen biru yang ditambahkan akan tereduksi menjadi putih metilen. Selain itu
bekerja pada enzim Schardinger. (Girindra, 1990)
Enzim Schardinger merupakan enzim yang termasuk golongan enzim oksidase ini
terdapat antara lain didalam susu ncubato dikenal pula sebagai enxim xanthine oksidase
karena dapat mengoksidase xanthine. Ncubator juga dapat mengoksidasi aldehid. Didalam
percobaan ini methylene blue digunakan sebagai penangkap hydrogen. (Anonim, 2012)
Pada reaksi formaldehid netral yang teroksidasi oleh enzim schardinger yang terdapat
dalam susu tersebut. Formaldehid memberikan gugus aldehid yang dapat dioksidasi oleh
enzim schardinger. Oleh karena itu, susu yang tadinya berwarna biru setelah dimasukkan
dalam inkubator selama beberapa menit berubah menjadi warna putih.
Susu dari asal katanya cairan yang tak tembus cahaya yang dihasilkan oleh kelenjar
susu dan terdiri atas air, protein susu (kasein), lemal, karbohidrat (laktosa) dan beberapa zat
lain. Susu emulsi lemak dalam air dengan kasein sebagai zat pengemulsi atau emulgator.
Susu segar adalah susu hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau ditambahkan bahan
apapun dari pemerahan susu hasil susu sapi yang sehat.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
Tabung Reaksi
Pipet Tetes
Gelas Ukur
2. Bahan :
Susu Mentah
Methylene Blue
Formaldehid
Paraffin Liquid
IV. PROSEDUR KERJA
Pada tabung P larutan berubah warna menjadi putih. Hal ini disebabkan karena enzim
schardinger dalam susu bereaksi dengan formaldehid sehingga formaldehid melepaskan
H+.yang kemudian H+. dan formaldehid akan ditangkap dan bereaksi dengan methilen blue,
yang mengubah warna susu menjadi putih. Reaksi ini berjalan secara irreversible karena
tidak ada kontak dengan O2 atau udara dari luar ditahan oleh paraffin.
Pada tabung Q, terjadi proses oksidasi dari penambahan methylene blue formaldehyde
sehingga warna biru menjadi warna putih setelah diinkubasi. Namun , setelah didiamkan 5
menit, warna larutan dalam tabung berubah menjadi biru pada bagian atas larutan. Ini terjadi
karena methylene blue mengalami reduksi kembali.
Pada tabung R, susu yang telah dipanaskan (matang). Hal ini membuat susu mengalami
kerusakan enzim (denaturasi) yang menyebabkan enzim kehilangan aktivitas enzimatiknya
dan tidak terjadi reaksi biokimia dalam larutan . yang mana ditandai dengan tidak adanya
perubahan warna (tetap bewarna biru) sebelum atau setelah dimasukkan dalam inkubator.
Bisa dijelaskan bahkan enzim schardinger tidak dapat mengkatalis formaldehid sehingga
warna tabung tetap bewarna biru.
Reaksi yang terjadi pada percobaan susu ini terdapat dua tahap sebelum aldehid
menjadi asam. Adapun tahap tersebut yaitu aldehid akan bereaksi dengan air menjadi alkohol
primer kemudian tahap selanjutnya mengalami oksidasi menjadi asam karboksilat. Reaksi
yang terjadi pada percobaan ini adalah reaksi oksidasi reduksi seperti pada reaksi di atas.
Reaksi oksidasi terjadi pada formaldehid direaksikan dengan air membentuk asam karboksilat
(asam asetat) dan H+. Kemudian reaksi Oksidasi terjadi pada metilen biru ditambah amonium
tambah H+ tambah elektron menghasilkan amina aromatik dan hidrogen sulfida.
Formaldehida mempunyai densitas 1 g/m3 dan fase gas, Titik leleh - 117˚ C (156 K), titik
didik – 19,3˚ C (253,9 K) . Formaldehida pada suhu ruangan berbentuk gas, tidak berwarna.
Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan
formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara.
VII. KESIMPULAN
- Pada tabung Q, terjadi proses oksidasi dari penambahan methylene blue formaldehyde
sehingga warna biru menjadi warna putih setelah diinkubasi. Namun , setelah didiamkan
5 menit, warna larutan dalam tabung berubah menjadi biru pada bagian atas larutan. Ini
terjadi karena methylene blue mengalami reduksi kembali.
- Pada tabung R, tidak terjadi perubahan warna(tetap berwarna biru). Ini dikarenakan
pemanasan yang dilakukan menghambat enzim didalam susu tersebut sehingga menjadi
tidak aktif/rusak , akibatnya enzim tidak dapat mengoksidasi aldehid dengan baik dan
menyebabkan sulit terjadinya perubahan warna.
IX. DAFTAR PUSTAKA