Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Pembangkit Daya Listrik Gas Turbin Generator

PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

DISUSUN OLEH :
MUHAMAD ALDIANSYAH 0012151976
EDO RIYANO
MUHAMAD FARESHA REVANZA

KELAS XI TMKT 1

JURUSAN TEKNIK MEKATRONIKA


LOKASI KERJA PRAKRIN DI AREA PABRIK

SMK NEGERI 2 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2018/2019
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
DEPARTEMEN LISTRIK

Asal Sekolah :
SMK NEGERI 2 PALEMBANG
Disusun Oleh :

Muhamad Aldiansyah
Edo Riyano
Muhammad Faresha Revanza

Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing Kerja Praktek Supervisor Pelaksana Diklat

Nur Qomari Andy Leonard, M.P. Situmorang


Badge No: 06.0616 Badge No: 04.0915
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya
segala rencana dan harapan kita dapat terwujud dan berjalan lancar
termasuk rencana dan harapan kami untuk menyelesaikan laporan kerja
praktik ini tepat pada waktunya.
Selama mengikuti kegiatan kerja praktik, banyak sekali pengalaman
yang kami peroleh terutama mengenai dunia kerja. Untuk memasuki dunia
kerja tidak hanya penguasaan teori yang diperlukan tapi juga sopan santun,
sikap, keterampilan dan kerja sama dengan pihak lain.
Dalam meyelesaikan laporan ini, banyak sekali pihak yang telah
membantu kami, baik secara teori maupun praktik. Dan pada kesempatan
yang bagus ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan kepada kami


dalam menjalani tugas kerja praktik.
2. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan.
3. Supervisor pelaksanaan diklat yang mengarahkan kami ke dunia
industri.
4. Pembimbing Kami yang selalu memberikan kami masukan dan saran.
5. Kepala sekolah, guru-guru, staf SMK NEGERI 2 PALEMBANG

Segala Kekurangan dalam penyusunan laporan ini adalah


kekurangan kami. Karena segala kesempurnaan hanya milik Allah SWT,
sehingga apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan ini. Mohon di
maafkan

PALEMBANG 6 APRIL 2016

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................i


IDENTITAS SISWA .....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................v
DAFTAR TABEL ..........................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Maksud Dan Tujuan .........................................................................2
1.3 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan PKL .............................................2
1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan .....................................................3

BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN DAN PELAKSANAAN PKL


2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan ........................................................5
2.2 Lokasi Pabrik ...................................................................................8
2.3 Prosedur Kegiatan PKL ...................................................................9
2.4 Struktur Organisasi PT PUSRI ........................................................10
2.5 Petunjuk Umum PKL.......................................................................11
2.6 Tata tertib PKL ................................................................................12

BAB 3 MATERI LAPORAN


3.1 Pendahuluan .....................................................................................13
3.2 Perkembangan GTG.........................................................................10
3.3 Pembangkit Listrik GTG DI PT PUSRI ..........................................15
3.3.1 Cara Kerja GTG ......................................................................16
3.3.2 Komponen Utama Dan Fungsinya ..........................................17
3.3.3 Maintenance Gas Turbin Generator ........................................18
3.3.4 Klasifikasi Turbin Gas ............................................................19
3.3.5 Komponen Penunjang Sistem Turbin Gas ..............................22

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................25
4.2 Saran ................................................................................................26

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Turbin Gas Poros Tunggal .........................................................20


Gambar 1.2 Turbin Gas Double Poros ...........................................................21
Gambar 1.3 Aplikasi Prinsip Kerja GTG .......................................................21

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbandingan Turbin Gas Siklus Tertutup Dan Terbuka...............19


Tabel 1.2 Contoh Data Turbin Gas Poros Tunggal........................................20

v
BAB.1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai perwujudan dan

kebijakan dalam proses dilaksanakan pada dua tempat yaitu di sekolah dan di

dunia industri. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu

tamatan sekolah menegah kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan relevansi

pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

Harapan utama dari kegiatan penyelenggaraan praktik kerja lapangan ini

selain siswa mendapatkan keahlian profesional dan meningkatkan kemampuan

sesuai dengan tuntunan di dunia industri, siswa juga akan memiliki etos kerja

yang meliputi kemampuan bekerja, inisiatif, kreatifitas, hasil kerja yang

berkualitas dan disiplin waktu.

Ada beberapa peraturan tentang Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)

dan keputusan menteri. Adapun peraturan Praktik Kerja Industri

(PRAKERIN) adalah sebagai berikut :

 Tercantum pada UU. No 2 tahun 1989 tentang Pendidikan

Nasional yaitu untuk menyiapkan peseta didik melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi perannya di masa yang

akan datang.

 Peraturan pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta

masyarakat dalam Pendidikan nasional.

 Keputusan Menteri No. 0490/1993 tentang kurikulum SMK yang

berisi bahwa “Dalam melaksanakan pendidikan dua jalur di

sekolah dan diluar sekolah”.

1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan PRAKERIN (Praktik Kerja Industri) adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan mengembangkan hubungan antara sekolah

dengan dunia usaha atau dunia industri.

2. Menghasilkan tenaga kerja yang profesional dan berkualitas.

3. Mengasah keterampilan yang telah diberikan oleh sekolah ke dunia

industri.

4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan

pelatihan kerja yang berkualitas.

5. Menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia usaha.

6. Mewujudkan visi dan misi sekolah.

7. Sebagai syarat mengikuti ujian nasional.

8. Menerapkan antara pendidikan di sekolah dan di luar sekolah.

1.3 TEMPAT DAN WAKTU PLAKSANAAN PKL

Tempat pelaksanaan PKL di PT PUPUK SRIWIDJAJA


Palembang Sumatra Selatan yang beralamat di Jl. Mayor Zen, Kalidoni,
Kota Palembang, Sumsel 30118. Dan waktu plaksanaan 3 bulan mulai
tanggal 8 January – 6 April 2018 dan waktu masuk pukul 08.00 sampai
pukul 16.30

1.4 MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha / industri atau instansi

dilaksanakan dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling

melengkapi untuk keuntungan bersama.

2
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

akan memberi nilai tambah atau manfaat bagi pihak-pihak yang bekerja sama,

sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Industri

Penyelenggaraan praktik kerja lapangan memberi keuntungan nyata

bagi dunia industri antara lain:

a. Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta PKL yang belajar

dan bekerja di industri.

b. Umumnya peserta prakerin telah ikut dalam proses produksi

secara aktif sehingga pada pengertian tertentu peserta Prakerin

adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan.

c. Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta prakerin untuk

kepentingan perusahaan sesuai kompetensi dan kemampuan yang

dimiliki.

d. Selama proses pendidikan melalui kerja industri, peserta PKL

lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap

peraturan perusahaan. Karena itu, sikap peserta PKL dapat

dibentuk sesuai dengan ciri khas tertentu industri.

e. Memberi kepuasan bagi dunia usaha/dunia industri karena diakui

ikut serta menentukan masa depan bangsa melalui Praktik Kerja

Lapangan (PKL).

2. Manfaat bagi sekolah

a. Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi

peserta didik lebih terjamin pencapaiannya.

3
b. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendidikan

dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link

and Match).

c. Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan sekolah

karena tamatnya lebih terjamin memperoleh bekal yang

bermanfaat, baik untuk kepentingan dunia dan kepentingan

bangsa

3 Manfaat bagi Peserta didik

1. Hasil belajar peserta Praktik Industri akan lebih bermakna,

karena setelah tamat akan betul-betul memiliki keahlian

profesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan

sebagai bekal untuk pengembangan dirinya secara berkelanjutan.

2. Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri

dan rasa percaya diri, yang selanjutnya akan mendorong

mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada

tingkat yang lebih tinggi.

4
BAB 2

PROFIL PERUSAHAAN DAN PELAKSANAAN PKL

2.1 SEJARAH BERDIRINYA PT PUSRI

Sriwidjaja diambil sebagai nama Perseroan untuk mengabadikan sejarah

kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan yang sangat

disegani di Asia Tenggara hingga daratan Cina, pada abad ke tujuh Masehi.

Secara legal, PT Pusri resmi didirikan berdasarkan Akta Notaris Eliza

Pondaag nomor 177 tanggal 24 desember 1959 dan diumumkan dalam

Lembaran Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960.

PT Pusri, yang memiliki kantor pusat dan pusat produksi berkedudukan di

Palembang, Sumatra Selatan. Pusri merupakan produsen pupuk urea pertama

di Indonesia. PT Pusri telah mengalami dua kali perubahan bentuk badan

usaha. Perubahan pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun

1964 yang mengubah statusnya dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi

Perusahaan Negara (PN). Perubahan kedua terjadi berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 20 tahun 1969 dan dengan Akta Notaris Soeleman

Ardjasasmita pada bulan Januari 1970, statusnya dikembalikan ke Perseroan

Terbatas (PT).

Dari aspek permodalan, PT Pusri juga mengalami perubahan seiring

perkembangan industri pupuk di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 28 tanggal 7 Agustus 1997 ditetapkan bahwa seluruh saham Pemerintah

pada industri pupuk PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk

Kalimantan Timur dan PT Petrokimia Gersik sebesar Rp. 1.829.290 juta

dialihkan kepemilikannya kepada PT Pupuk Sriwidjaja (Persero).

5
Struktur modal PT Pusri diperkuat lagi dengan adanya pengalihan saham

Pemerintah sebesar Rp. 6 miliar di PT Mega Eltra kepada PT Pusri serta

tambahan modal disetor kira-kira sebesar Rp. 728.000 juta dari hasil

rekapitalisasi laba ditahan PT Pupuk Kaltim Tbk. Dengan demikian

keseluruhan modal disetor dan ditempatkan PT Pusri per 31 Desember 2002

kira-kira sebesar Rp. 3 miliar.

PT Pusri merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

dengan pemegang saham tunggal adalah Pemerintahan. Republik Indonesia

Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak penting sejarah berdirinya

Pusri, karena pada saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk pertama kali

yang dikenal dengan Pabrik Pusri I. Pada tahun 1963, Pabrik Pusri I mulai

berproduksi dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400

ton amonia per tahun. Seiring dengan kebutuhan pupuk yang terus meningkat,

maka selama periode 1972-1977, perusahaan telah membangun sejumlah

pabrik Pusri II, Pusri III, dan Pusri IV. Pabrik Pusri II memiliki kapasitas

terpasang 380.000 ton per tahun. Pada tahun 1992 Pabrik Pusri II dilakukan

proyek optimalisasi urea menjadi 552.000 ton per tahun. Pusri III yang

dibangun pada 1976 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per

tahun. Sedangkan pabrik urea Pusri IV dibangun pada tahun 1977 dengan

kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun. Upaya peremajaan dan

peningkatan kapasitas produksi pabrik dilakukan dengan membangun pabrik

pupuk urea Pusri IB berkapasitas 570.000 ton per tahun menggantikan pabrik

Pusri I yang dihentikan operasinya karena alasan usia dan tingkat efisiensi

yang menurun.

6
Mulai tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh Pemerintah melaksanakan

distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk

pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program

pangan nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk

bagi petani di seluruh wilayah Indonesia.

Pupuk Sriwidjaja sebagai Induk Pupuk Indonesia

Pada tahun 1997, Pusri ditunjuk sebagai perusahaan induk membawahi

empat BUMN yang bergerak di bidang industri pupuk dan petrokimia, yaitu

PT Petrokimia Gresik di Gresik, jawa timur; PT Pupuk Kujang di Cikampek,

Jawa Barat; PT Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur; dan PT Pupuk

Iskandar Muda di Lhokseumawe, Aceh serta BUMN yang bergerak di bidang

engineering, procurement & construction (EPC), yaitu PT Rekayasa Industri

(berkantor pusat di Jakarta). Pada tahun 1998, anak perusahaan Pusri

bertambah satu BUMN lagi, yaitu PT Mega Eltra di Jakarta yang bergerak di

bidang perdagangan.

Sejak Pemerintah Indonesia mengalihkan seluruh sahamnya yang

ditempatkan di Industri Pupuk Dalam Negeri dan di PT Mega Eltra kepada

PUSRI, melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tahun 1997 dan PP

nomor 34 tahun 1998, maka PUSRI, yang berkedudukan di Palembang,

Sumatera Selatan, menjadi Induk Perusahaan (Operating Holding) dengan

membawahi 6 (enam) anak perusahaan termasuk anak perusahaan penyertaan

langsung yaitu PT Rekayasa Industri, masing-masing perusahaan bergerak

dalam bidang usaha :

7
 PT Petrokimia Gresik yang berkedudukan di Gresik, Jawa Timur.

Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea, ZA, SP-36/SP-18, Phonska,

DAP, NPK, ZK, dan industri kimia lainnya serta Pupuk Organik.

 PT Pupuk Kujang, yang berkedudukan di Cikampek, Jawa Barat.

Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya.

 PT Pupuk Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Bontang, Kalimantan

Timur. Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia

lainnya.

 PT Pupuk Iskandar Muda, yang berkedudukan di Lhokseumawe, Aceh.

Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea dan industry kimia lainnya.

 PT Rekayasa Industri, yang berkedudukan di Jakarta, Bergerak dalam

penyediaan Jasa Engineering, Procurement & Construction (EPC) guna

membangun industri gas & minyak bumi, pupuk, kimia dan petrokimia,

pertambangan, pembangkit listrik (panas bumi, batu bara, micro-hydro,

diesel).

 PT Mega Eltra, yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang usaha

utamanya adalah Perdagangan Umum.

2.2 LOKASI PABRIK

Hasil study kelayakan yang dilakukan oleh konsultan gas dan belt

association dari USE tahun 1959 merekomendasikan untuk membangun

pabrik di tepi sungai musi, Palembang. Kelayakan itu ditunjang oleh

keadaan geografis Sumatra selatan yang memiliki gas alam sebagai bahan

baku utama dalam jumlah yang cukup besar.

8
Terus sungai musi yang selalu ada, sepanjang tahun merupakan salah

satu faktor positif untuk angkutan produksi pabrik. Pabrik ini dibangun

diatas tanah seluas kurang lebih 21 ha, ditambah lokasi perumahan

karyawan seluas kurang lebih 27 ha

2.3 PROSEDUR KEGIATAN PKL

1. Penentuan jadwal pelaksanaan PKL oleh sekolah.

2. Pertemuan dengan orang tua/wali siswa untuk sosialisasi pelaksanaan

PKL.

3. Pencarian partner industri (DU/DI)/ tempat PKL.

Siswa diperbolehkan untuk menentukan tempat PKL sendiri dengan

persetujuan sekolah.

4. Penempatan siswa ke DU/DI dan pembimbingan.

5. Monitoring siswa PKL.

6. Pelaksanaan siswa PKL.

7. Pembuatan laporan PKL oleh siswa.

8. Ujian laporan PKL oleh siswa.

9
2.4 STRUKTUR ORGANISASI PT PUSRI

PT PUSRI berbentuk BUMN yang seluruh sahamnya dimiliki

pemerintah. Pemerintah selaku pemegang saham menjadi dewan komisaris

yang diwakili oleh :

1. Departemen Keuangan

2. Departemen Perindustrian

3. Departemen Pertanian

4. Departemen Pertambangan dan Energi

Struktur organisasi PT PUSRI mengikuti sistem organisasi garis dan

staf, dewan komisaris bertindak sebagai pengawas semuah kegiatan yang

dilakukan oleh dewan direksi dan menetapkan kebijaksanaan umum yang

harus dilakukan.

Kedudukan direksi adalah sebagai mandataris dewan komisaris dan

menguasai seluruh fungsi operasional perusahaan. Direksi terdiri dari

seorang Direktur Utama dibantu lima orang anggota direksi, yaitu:

1. Direksi Produksi

2. Direksi Keuangan

3. Direktur Teknik dan Rekayasa

4. Direktur Komersil

5. Direktur Litbang

Serta Ada Direktorat Produksi; Mengelolah kegiatan unit produksi

yang terdiri dari pabrik PUSRI IB ,II, III, IV, PPU, dan produk samping

serta sarana pendukung lainnya secara integrasi contohnya seperti berikut ;

10
1. Divisi Operasi I Dan II

Mengelola kegiatan operasi pabrik lingkungan, divisi pabrik masing-

masing dalam rangka pencapaian target produksi secara efisien

2. Divisi Teknik Produksi

Mengelola kegiatan di lingkungan unit kerja divisi teknik produksi

yang meliputi perencanaan pengendalian aktifitas produksi yang

mencakup analisa laboratorium, teknik proses dan peningkatan

efisien dan produktifitas di unit operasi.

3. Divisi Pemeliharaan

Menjalankan kegiatan pemeliharaan rutin sarana penunjang

lainnya agar semua peralatan dapat dioprasikan.

2.5 PETUNJUK UMUM PKL

1. Prakerin dilaksanakan siswa kelas XI pada semester 4

2. Lama praktek kerja lapangan adalah 3 bulan

3. Siswa dianjurkan untuk memilih tempat PKL yang dekat dengan

tempat tinggal dan juga diperbolehkan untuk memilih sendiri

tempat PKL sesuai dengan program keahliannya dengan

persetujuan dari sekolah

4. Prakerin dilaksanakan siswa sesuai dengan hari dan jam kerja

yang telah ditetapkan DU/DI atau atas dasar kesepakatan antara

pihak sekolah dan DU/DI.

5. Syarat peserta prakerin :

a. Kompetensi dasar keahlian siswa untuk semester 1 s/d 3

sudah tuntas

11
b. Membuat surat pernyataan siswa untuk mematuhi tata tertib

sekolah dan DU/DI yang diketahui oleh orang tua/wali

c. Mengisi biodata siswa dilengkapi foto berwarna ukuran 3 x 4

sebanyak 1 lembar

2.6. TATA TERTIB PRAKTEK KERJA LAPANGAN


1. Hak Siswa
a. Mengikuti program PKL

b. Mendapat perlakuan yang sesuai dengan bidang / program

keahlian

c. Memperoleh kesempatan melaksanakan ibadah sesuai dengan

agamanya.

d. Memperoleh penilaian penghargaan atas hasil

praktiknya

12
BAB 3
MATERI LAPORAN

3.1 PENDAHULUAN

Dalam percobaan turbin gas yang dilakukan merupakan suatu perkenalan

pada siswa dalam mengoprasikan suatu alat Turbin Gas. Dimana siswa

dibimbing untuk dapat memahami bagaimana prinsip kerja pada Turbin Gas

dan mengaplikasikan dalam bentuk praktik.

Dengan itu siswa dapat memahami dasar-dasar dari turbin gas serta

komponen yang ada dalam mesin turbin gas.

Dalam pembimbingan siswa diajari bagaimana cara kerja, komponen,

pemeliharaan, perbaikan, dan kesalahan dalam GTG ini, Oleh karena itu yang

diajari harus benar-benar dipahami oleh siswa.

3.2 Perkembangan Gas Turbin Generator (GTG)

Disain pertama turbin gas dibuat oleh John Wilkins orang Inggris pada

tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu bara,

kayu atau minyak, kompressornya digerakkan oleh turbin dengan perantaraan

rantai roda gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze merancang sistem turbin gas

yang menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda yang digerakkan

langsung oleh turbin reaksi tingkat ganda. Tahun 1908, sesuai dengan

konsepsi H. Holzworth, dibuat suatu sistem turbin gas yang mencoba

menggunakan proses pembakaran pada volume konstan. Tetapi usaha tersebut

dihentikan karena terbentur pada masalah konstruksi ruang bakar dan tekanan

gas pembakaran yang berubah sesuai beban.

13
Tahun 1904, “Societe des Turbomoteurs” di Paris membuat suatu sistem

turbin gas yang konstruksinya berdasarkan disain Armengaud dan Lemate

yang menggunakan bahan bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk

sekitar 450 ̊ C dengan tekanan 45 atm dan kompresornya langsung digerakkan

oleh turbin.

Selanjutnya, pada tahun 1935 sistem turbin gas mengalami

perkembangan yang pesat di mana diperoleh efisiensi sebesar kurang lebih

15%. Pesawat pancar gas yang pertama diselesaikan oleh “British Thomson

Houston Co” pada tahun 1937 sesuai dengan konsepsi Frank Whittle (tahun

1930).

3.3 PEMBANGKIT LISTRIK GTG DI PT PUSRI

PT. PUSRI mempunyai empat buah generator sebagai supply daya

listriknya. Generator-generator tersebut menggunakan turbin gas sebagai

penggeraknya. Generator tersebut terdiri dari :

1. Generator 5006-J

Kapasitas = 26,6 MVA

Xd = 13,2 %

Beban Utama = Pusri 1B + Perumahan

Power Factor = 0,85

2. Generator 2006-J

Kapasitas = 21,6 MVA

Xd =9%

14
Beban Utama = Pusri II

3. Generator 3006-J

Kapasitas = 21,6 MVA

Xd =9%

Beban Utama = Pusri III

4. Generator 4006-J

Kapasitas = 21,6 MVA

Xd =9%

Beban Utama = Pusri IV

Generator Tersebut Melayani semuah kebutuhan akan tenaga

sistem, baik untuk perluasan proses produksi, perbengkelan, perkantoran,

perumahan dll.

Selain Generator di atas PT PUSRI juga mengoperasikan pembangkit

emergency generator yang berfungsi untuk melayani beban yang sangat kritis

seperti MOV, Motor lube oil, apabila pembangkit utama mengalami

gangguan.

PEMBANGKIT INI BERUPA


Emergency Generator 5007-JD, 4007-JD, 3007-JD dan 2007-JD

Kapasitas = 800 KW

Penggerak = Turbin Diesel

Tegangan system = 480 Volt

Lokasi = Setiap Pabrik Pusri ( IB, II, III, IV)

15
3.3.1 Cara Kerja Gas Turbin Generator (GTG)

Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).

Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,

sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini

masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses

pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar.

Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan

sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur.

Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu

nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin.

Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar

kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll.

Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran

buang (exhaust).

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai

berikut:

 Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan

 Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar

dengan udara kemudian di bakar.

 Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar

melalui nozel.

 Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat

saluran pembuangan.

16
3.3.2 KOMPONEN UTAMA DAN FUNGSINYA

1. Air Inlet Section Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang

terbawa dalam udara sebelum masuk ke kompresor.

2. Compressor Section Komponen utama pada bagian ini adalah aksial

flow compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal

dari inlet air section hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi

pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang

dapat menimbulkan daya output turbin yang besar.

3. Combustion Section Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara

bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi

dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas yang

diubah menjadi energi kinetic dengan mengarahkan udara panas tersebut

ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari

keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin.

Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut dengan

jumlah yang bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin

gas.

4. Turbin Section

Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik

menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak

kompresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya total

yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar kompresornya

sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.

17
3.3.3 MAINTENANCE GAS TURBIN GENERATOR

Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak

diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik,

baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang.

Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan akibat

pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian

yang salah. Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor

operasional dengan kondisi yang berbeda disetiap wilayah, turbine gas sangat

tergantung dari kondisi daerah operasional. Semua pabrik pembuat turbine gas

telah menetapkan suatu ketetapan yang aman dalam pengoperasian sehingga

turbine selalu dalam batas kondisi aman dan tepat waktu untuk melakukan

maintenance.

3.3.4 Klasifikasi Turbin Gas

Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya,kontruksi poros dan

lainnya

Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari :

1. Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)

2. Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)

Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada

turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang

ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida

kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal. Perbandingan

antara turbin gas siklus tertutup dengan siklus terbuka adalah sebagai berikut:

18
Tabel 1.1 perbandingan turbin gas siklus tertutup dan terbuka

NO Turbin gas Siklus Tertutup Turbin Gas Siklus Terbuka


1 Udara tekanan dipansakan Udara Tekanan dipanaskan
diruang bakar. Karena gas diruang bakar, produk
dipanaskan oleh sumber, pembakaran bercampur dengan
external, jumlah gas tetap udara panas.
sama.
2 Gas dari turbin diteruskan Gas dari turbin dibuang
diruang pendingin diatmosfir
3 Fluida kerja bersirkulasi Fluida kerja diganti secara
secara kontinyu kontinyu
4 Fluida Jenis apa saja Hanya udara yang bisa
dengan sifat digunakan sebagai fluida kerja
thermodinamika yang baik
bias digunakan
5 Sudu turbin tidak cepat Sudu turbin cepat aus, karena
aus, karena gas tidak udara dari atmosfir
terkontaminasi ketika terkontaminasi ketika melewati
melewati ruang bakar. ruang bakar.
6 Karna udara didinginkan Karna udara dari turbin dibuang
dengan sirkulasi air, cocok ke atmosfir terkontaminasi
digunakan untuk jenis ketika melewati ruang bakar
intalasi stasioner atau
dikapal
7 Biaya perawatan tinggi Biaya perawatan rendah dan
dan berat instalasi berat instalasi perdaya (HP)
perdaya(HP) lebih besar. lebih kecil

Dalam industri turbin gas umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis

yaitu:

1. Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)

Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator istrik

Yang menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri.

19
Gambar 1.1 Turbin gas poros tunggal

Contoh daftar manufaktur turbin gas poros tunggal adalah:

Tabel 1.2 contoh data turbin gas poros tunggal

Rating (base, gas/Oil) 20.900/20.450 (KW)


Altitude Seal Level
Compresesor Stage 17
Turbin Speed 5100 Rpm
Fuel Natrual Gas
Control system Speedtronic

2. Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)

Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin

bertekanan tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas

ini digunakan untuk menggerakkan beban yang berubah seperti

kompresor pada unit proses.

20
Gambar 1.2 Turbin gas double poros

Aplikasi Turbin Gas

Salah satu contoh aplikasi turbin gas yang digunakan adalah Pembangkit

Listrik Tenaga Gas (PLTG).

Gambar 1.3 Aplikasi prinsip kerja gas turbin generator

2.9 Komponen penunjang sistem turbin gas

a. Starting Equipment.

Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja

b. Coupling dan Accessory Gear

Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang

bergerak ke poros yang akan digerakkan.

21
Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:

A. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory

gear dan HP turbin rotor.

B. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear

dengan HP turbin rotor.

C. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan

compressor beban.

c. Fuel Sistem.

Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas sistem dengan

tekanan sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan

bakar harus bebas dari cairan kondensat dan partikel - partikel padat.

Untuk mendapatkan. kondisi tersebut diatas maka sistem ini

dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan

cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.

d. Lube Oil Sistem.

Lube oil sistem berfungsi untuk melakukan pelumasan secara

kontinyu pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil

disirkulasikan pada bagian-bagian utama turbin gas dan trush bearing

juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil sistem terdiri

dari :

 Oil Tank (Lube Oil Reservoir)

 Oil Quantity

 Pompa

 Filter System

22
 Valving System

 Piping System

 Instrument untuk oil

Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk

mensuplai lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu :

1) Main Lube Oil Pump merupakan pompa utama yang digerakkan

oleh HP shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge

lube oil.

2) Auxilary Lube Oil Pump merupakan pompa lube oil yang

digerakkan oleh tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari

main pump turun.

3) Emergency Lube Oil Pump merupakan pompa yang beroperasi

jika kedua pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.

E. Cooling System.

Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara.

Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan

bearing. Komponen-komponen utama dari cooling sistem adalah:

 Off base Water Cooling Unit

 Lube Oil Cooler

 Main Cooling Water Pump

 Temperatur Regulation Valve

 Auxilary Water Pump

 Low Cooling Water Pressure Swich

23
BAB 4

Penutup

4.1 Kesimpulan

1. Di PT PUSRI ini memiliki 4 unit pembangkit yang masing –

masing berkapasitas 15 MW untuk unit PUSRI II, III, IV dan

22, 65 MW untuk pusri IB.

2. Untuk tipe jaringan distribusi listrik di PT.PUSRI umumnya

menggunakan sistem radial. Karena sistem ini dianggap sesuai

dengan kondisi pabrik yang terletak pada satu komplek yang

jaraknya berdekatan, dengan menggunakan sistem radial maka

dapat diperoleh pelayanan suplai listrik yang baik, dengan membuat

instalasi yang baik. Contohnya Dengan :

- adanya ganguan lain yang dapat meyebabkan saluran terputus

- adanya beban lebih

3. Pada industri ini sewaktu-waktu terjadi ganguan pada pembangkit

utama atau hal lainnya. Maka dengan itu, listik emergency generator

tetap standby untuk menyuplai beban pada saat gangguan.

4. Selain dari pada itu, PT PUSRI juga menggunakan sistem radial dan

sistem interkoneksi pada generator penyuplai untuk keandalan sistem

kontinuitas kerja pelayanan pada beban kelistrikan DI PT PUSRI

5. Dalam praktik dilapangan pemeliharaan itu lebih utama

dibandingkan perbaikan, karena dengan pemeliharaan yang baik

maka kemungkinan tidak terjadinya kerusakaan pada suatu peralatan

24
4.2 Saran

1. PT PUSRI harus dapat mempertahankan ciri khas produknya.

2. PT PUSRI harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi

mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen.

3. PT PUSRI harus dapat mengembangkan teknologi supaya produksi

pupuk semakin lebih cepat produksinya.

25

Anda mungkin juga menyukai