Anda di halaman 1dari 31

TUGAS BESAR DRAINASE 2017

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Hidrologi


Analisa hidrologi dilakukan untuk menentukan intensitas hujan, data yang
digunakan adalah data curah hujan harian tahun 2006 – 2015 di Stasiun Kantor
Hidrologi, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, dari data tersebut dilakukan
analisis frekuensi hujan, Selanjutnya dihitung intensitas hujan yang terjadi untuk
durasi tertentu.
4.1.1 Analisa Frekuensi
Penetapan seri data hujan yang akan dipergunakan dalam analisis
dilakukan dengan mengambil satu besaran maksimum tiap tahunnya yang dinggap
berpengaruh pada analisis selanjutnya, seri data seperti ini dikenal dengan seri
data maksimum (maximum annual series).Seri data curah hujan dalam analisa
frekuensi dapat dilihat pada Tabel 4.1 seperti dibawah ini:

Tabel 4.1 Seri Data Hujan annual series


Tahun Data
Bulan Max Min Rerata
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 (n)
Januari 181.3 138.4 173.2 286.4 221.6 137 60 63 68.4 59 10 286.4 59 138.8
Februari 151.7 151.7 91.5 245.7 197 46.7 377 53.2 48.5 78.2 10 377 46.7 144.1
Maret 174.1 244.5 308.3 333.3 90.3 48.1 126.9 56.1 64.5 198.4 10 333.3 48.1 164.5
April 206.9 349.4 416 461.4 127.3 152.6 207.8 45 65.7 70.5 10 461.4 45 210.3
Mei 245.6 263.1 77.3 102.9 62.8 82.9 216.7 63.2 39.5 61.5 10 263.1 39.5 121.6
Juni 262.1 117.3 134.4 129.8 98.5 43.4 68.2 30 147.2 104.2 10 262.1 30 113.5
Juli 91.2 253.9 128.1 162.2 301.6 25.4 215.1 116.6 110.5 2 10 301.6 2 140.7
Agustus 113.7 239.6 192.8 268.1 92.3 56.6 120.5 149 31.5 13.6 10 268.1 13.6 127.8
September 132.3 254.2 186 232.6 76.7 98.8 168.6 92.2 11.4 50.8 10 254.2 11.4 130.4
Oktober 206.2 451 187 353.7 83 170.7 248 124 302.4 135.9 10 451 83 226.2
November 60.2 311 91.8 275.4 62.7 99.3 393.8 192.4 103 86.2 10 393.8 60.2 167.6
Desember 396.3 145.4 122.1 166.5 110.5 194 238.4 22.9 63.5 157.5 10 396.3 22.9 161.7
maximum 396.3 451 416 461.4 301.6 194 393.8 192.4 302.4 198.4 10 461.4 192.4 330.7

Sumber : Hasil running program bantu analisa distribusi frekuensi 2017

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-1 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

4.1.2 Analisis Parameter Statistika dan Penentuan Distribusi Frekuensi


Analisis Statistika digunakan untuk menentukan jenis distribusi yang
sesuai untuk mendapatkan curah hujan rencana. Pemilihan jenis distribusi curah
hujan yang sesuai berdasarkan nilai koefisien asimetris (C s), koefisien variasi (Cv)
dan koefisien kurtosis. Koefisien tersebut didapatkan dengan menentukan nilai
parameter statistik dari data curah hujan maksimum tahunan. Analisa statistik data
hidrologi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2 Input Data Analisa Parameter Statistik

Judul Data : Data Curah Hujan Maksimum Simpang Tiga Pekanbaru

Cara Urut Data : b Ket. : B = urutan debit besar ke kecil ;


K = kecil ke besar

UJI CHI-SQUARE
Jumlah kelas : 5 Ket. : Jumlah kelas yang dikehendaki untuk
uji Chi-Kuadrat

Confidence Interval : 0,05 Ket. : Derajat Ketidak-percayaan yang


Diinginkan

KALA-ULANG
Jumlah kasus : 8 Ket. : Jumlah probabilitas yang dikehendaki

Tahun Debit (m3/dt) Probabilitas


2006 396.30 .900
2007 451.00 .500
2008 416.00 .200
2009 461.40 .100
2010 301.60 .050
2011 194.00 .020
2012 393.80 .010
2013 192.40 .001
2014 302.40
2015 198.40
Sumber : Hasil running program bantu analisa distribusi frekuensi 2015

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-2 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Tabel 4.3 Hasil Analisa Parameter Statistik Menggunakan Data Curah Hujan
Kantor Pekerjaan Umum Pekanbaru
P = m/ Debit Ln Debit
m Tahun
(N+1) (m3/dt) (m3/dt)
1 0.091 2009 461.400 6.134
2 0.182 2007 451.000 6.111
3 0.273 2008 416.000 6.031
4 0.364 2006 396.300 5.982
5 0.455 2012 393.800 5.976
6 0.545 2014 302.400 5.712
7 0.636 2010 301.600 5.709
8 0.727 2015 198.400 5.290
9 0.818 2011 194.000 5.268
10 0.909 2013 192.400 5.260

Jumlah Data = 10 10
Nilai Rerata (Mean) = 330.730 5.747
Standar Deviasi (S) = 107.538 0.357
Koefisien Skewness (Cs) = -0.273 -0.511
Koefisien Kurtosis (Ck) = -1.709 -1.592
Koefisien Variasi (Cv) = 0.325 0.062
Nilai Tengah = 348.100 5.844
Sumber : Hasil running program bantu analisa distribusi frekuensi 2017
Kesimpulan :
1. Menurut hasil analisa parameter statistik, Distribusi yang sesuai adalah
Distribusi Normal dengan nilai Cs-0.273 yang mendekati nol.

4.1.3 Uji Distribusi Frekuensi

Hasil yang diperoleh dengan jenis distribusi teoritis yang digunakan


(Normal) dapat diuji kesesuaiannya dengan metode pengujian Chi-Kuadrat dan
Smirnov-Kolgomorov. Pemeriksaan uji kesesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui suatu kebenaran hipotesa distribusi frekuensi. Dengan pemeriksaan
uji ini akan diketahui:
Kebenaran antara hasil pengamatan dengan model distribusi yang
diharapkan atau yang diperoleh secara teoritis.
 Kebenaran hipotesa (diterima atau ditolak)
1. Uji Chi-Square

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-3 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Tabel 4.4 Uji Distribusi Chi-Square Curah Hujan Maksimum Kantor Pekerjaan
Umum Pekanbaru.

a) Aplikasi Normal
Kela Debit ( Ef-Of )2
P(x >= Xm) Ef Of Ef - Of
s (m3/dt) / Ef

5 0.200 0 < P <= 0.2 2.000 421.237 2.000 0.000 0.000


0.400 0.2 < P <= 0.4 2.000 357.975 3.000 1.000 0.500
0.600 0.4 < P <= 0.6 2.000 303.485 0.000 2.000 2.000
0.800 0.6 < P <= 0.8 2.000 240.223 2.000 0.000 0.000
0.999 0.8 < P <= 0.999 2.000 -1.588 3.000 1.000 0.500
Chi-
10.000 10.000 3.000
Kuadrat =
DK = 2
Chi-Kritik
Distribusi NORMAL Diterima 5.991
=
Sumber : Hasil running program bantu analisa distribusi frekuensi 2017
Ket. : Chi-Kuadrat = Harga Chi-Kuadrat
Ef = Frekuensi sesuai pembagian kelasnya
Of = Frekuensi dengan aplikasi distribusi frekuensi
DK = Derajat Kebebasan

Aplikasi Log-Normal

Kela Debit ( Ef-Of )2


P(x >= Xm) Ef Of Ef - Of
s (m3/dt) / Ef

5 0.200 0 < P <= 0.2 2.000 423.294 2.000 0.000 0.000


0.400 0.2 < P <= 0.4 2.000 343.037 3.000 1.000 0.500
0.600 0.4 < P <= 0.6 2.000 286.221 2.000 0.000 0.000
0.800 0.6 < P <= 0.8 2.000 231.953 0.000 2.000 2.000
0.999 0.8 < P <= 0.999 2.000 103.851 3.000 1.000 0.500
Chi-
10.000 10.000 3.000
Kuadrat =
DK = 2
Chi-Kritik
Distribusi LOG-NORMAL Diterima 5.991
=
Sumber : Hasil running program bantu analisa distribusi frekuensi 2017

Ket. : Chi-Kuadrat = Harga Chi-Kuadrat


Ef = Frekuensi sesuai pembagian kelasnya
Of = Frekuensi dengan aplikasi distribusi frekuensi
DK = Derajat Kebebasan

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-4 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

b) Aplikasi Gumbel
Kela Debit ( Ef-Of )
P(x >= Xm) Ef Of Ef - Of
s (m3/dt) 2
/ Ef

5 0.200 0 < P <= 0.2 2.000 408.100 3.000 1.000 0.500


0.400 0.2 < P <= 0.4 2.000 338.656 2.000 0.000 0.000
0.600 0.4 < P <= 0.6 2.000 289.663 2.000 0.000 0.000
0.800 0.6 < P <= 0.8 2.000 242.431 0.000 2.000 2.000
0.999 0.8 < P <= 0.999 2.000 120.285 3.000 1.000 0.500
Chi-
10.000 10.000 3.000
Kuadrat =
DK = 2
Chi-Kritik
Distribusi GUMBEL Diterima 5.991
=
Sumber : Hasil running program bantu analisa distribusi frekuensi 2017

Ket. : Chi-Kuadrat = Harga Chi-Kuadrat


Ef = Frekuensi sesuai pembagian kelasnya
Of = Frekuensi dengan aplikasi distribusi frekuensi
DK = Derajat Kebebasan

c) Aplikasi Log-Pearson III


Kela Debit ( Ef-Of )
P(x >= Xm) Ef Of Ef - Of
s (m3/dt) 2
/ Ef

5 0.200 0 < P <= 0.2 2.000 425.407 2.000 0.000 0.000


0.400 0.2 < P <= 0.4 2.000 352.417 3.000 1.000 0.500
0.600 0.4 < P <= 0.6 2.000 294.809 2.000 0.000 0.000
0.800 0.6 < P <= 0.8 2.000 234.904 0.000 2.000 2.000
0.999 0.8 < P <= 0.999 2.000 79.451 3.000 1.000 0.500
Chi-
10.000 10.000 3.000
Kuadrat =
DK = 1
Chi-Kritik
Distribusi LOG-PEARSON III Diterima 3.841
=
Sumber : Hasil running program bantu analisa distribusi frekuensi 2017

Ket. : Chi-Kuadrat = Harga Chi-Kuadrat


Ef = Frekuensi sesuai pembagian kelasnya
Of = Frekuensi dengan aplikasi distribusi frekuensi
DK = Derajat Kebebasan

Kesimpulan :

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-5 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Menurut Uji Chi-Kuadrat, keempat distribusi diterima. Dari hasil diatas


didapatkan bahwa distribusi Normal adalah yang terbaik dengan nilai Chi-Kuadrat
terkecil = 3.000 ; DK = 2 dan nilai Chi Kritik 5,991 dikarenakan sesuai dengan
persyaratan uji Chi-Kuadrat dengan nilai lebih dari 5%.

2. Uji Smirnov – Kolmogorov


Tabel 4.5 Uji Smirnov – Kolmogorov Data Curah Hujan Maksimum Kantor
Pekerjaan Umum Pekanbaru.
Debit P = m/
m NORMAL LOG-NORMAL GUMBEL LOG-PEARSON III
(m3/dt) (N+1)
P(x >= P(x >= P(x >= P(x >=
Do Do Do Do
Xm) Xm) Xm) Xm)
461.400 1 0.091 0.112 0.021 0.139 0.049 0.111 0.021 0.132 0.041
451.000 2 0.182 0.132 0.050 0.154 0.028 0.125 0.057 0.150 0.032
416.000 3 0.273 0.214 0.059 0.214 0.059 0.184 0.089 0.221 0.052
396.300 4 0.364 0.271 0.093 0.256 0.108 0.227 0.137 0.270 0.094
393.800 5 0.455 0.279 0.176 0.261 0.193 0.233 0.222 0.277 0.178
302.400 6 0.545 0.604 0.058 0.540 0.006 0.545 0.001 0.573 0.027
301.600 7 0.636 0.607 0.030 0.543 0.094 0.548 0.088 0.576 0.061
198.400 8 0.727 0.891 0.163 0.900 0.172 0.934 0.207 0.894 0.166
194.000 9 0.818 0.898 0.080 0.910 0.092 0.943 0.125 0.903 0.085
192.400 10 0.909 0.901 0.008 0.914 0.005 0.946 0.037 0.906 0.003

DKritik
0.410 0.176 0.193 0.222 0.178
=
Diterima Diterima Diterima Diterima
Sumber : Hasil running program bantu analisa distribusi frekuensi 2017

Ket. :
m = Peringkat
P = Peluang di lapangan
Do = Selisih peluang lapangan dengan peluang teoritis
Kesimpulan :
Uji Smirnov-Kolmogorov menggunakan nilai Delta Kritik 0,410. Menurut Uji
Smirnov-Kolmogorov, keempat distribusi diterima karena kurang dari nilai Delta
Kritik (D0) 0,410, tetapi dari hasil didapat Distribusi Normal adalah yang terbaik
dengan nilai Delta Kritik terkecil 0,176 artinya peluang kesalahan lapangan dan
teori yang didapat kecil.

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-6 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

4.1.4 Kala-Ulang Curah Hujan Tahunan Maksimum


Tabel 4.6 Kala Ulang Data Curah Hujan Tahunan Maksimum Kantor Pekerjaan Umum
Pekanbaru
P(x >= Xm) T Karakteristik Debit (m3/dt) Menurut Probabilitasnya
Kala- LOG-PEARSON
Probabilitas NORMAL LOG-NORMAL GUMBEL
Ulang III
XT KT XT KT XT KT XT KT
0.9 1.1 192.914 -1.282 198.208 -1.232 212.402 -1.100 195.334 -1.322
0.5 2. 330.730 0.000 313.344 -0.162 313.064 -0.164 322.954 0.085
0.2 5. 421.237 0.842 423.294 0.861 408.100 0.719 425.407 0.856
0.1 10. 468.546 1.282 495.359 1.531 471.021 1.305 483.512 1.214
0.05 20. 507.615 1.645 564.034 2.169 531.377 1.866 533.223 1.488
0.02 50. 551.587 2.054 652.779 2.995 609.502 2.592 590.461 1.773
0.01 100. 580.902 2.326 719.571 3.616 668.045 3.137 629.065 1.950
0.001 1,000. 663.048 3.090 945.432 5.716 861.491 4.936 737.225 2.394
Sumber : Hasil running program bantu analisa distribusi frekuensi 2017
Kesimpulan :
1. Hasil analisa parameter Statistik didapat kesesuaian dengan Distribusi
Normal.
2. Hasil Uji Chi kuadrat bahwa distribusi Log Normal yang dipilih dari hasil
analisa parameter Statistik dapat mewakili distribusi Statistik Sampel data
yang dianalisis.
3. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov bahwa distribusi Normal yang dipilih dari
hasil analisa parameter Statistik memiliki peluang kesalahan terkecil
antara lapangan dan teori
4. Debit rencana kala ulang 5 tahun dengan penggunaan distribusi Normal
adalah 421.237 mm yang selanjutnya digunakan untuk perhitungan analisa
intensitas hujan.

4.1.5 Intensitas Hujan


Perencanaan sistem drainase memerlukan perkiraan debit puncak pada
daerah tangkapan kecil dengan cara menganalisa grafik IDF atau hubungan antara
intensitas hujan dengan durasi dan frekuensi. Untuk memperoleh grafik IDF dari
data curah hujan harian dilakukan dengan metode Mononobe (menggunakan
Persamaan 1.1).

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-7 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Hasil perhitungan intensitas hujan untuk kala ulang 2,5,10 dan 20 tahun
dapat dilihat pada Tabel 4.7 serta intensitas hujan untuk kala ulang terpilih pada
Tabel 4.8 dapat dilihat Berikut contoh Perhitungan Intensitas Hujan Dengan
Metode Mononobe :

....................................................................................(1.1)

Diketahui :
 Hujan Harian Maksimum (R24) = 421.237 mm (kala ulang 5 tahun)
 Tc = 1 jam
Maka :

Tabel 4.7 Perhitungan Intensitas Curah Hujan


Intensitas (mm/jam)
Durasi 2 5
10 Tahun 20 Tahun
Tahun Tahun
Menit jam 330,914 421,237 468,546 507,615
5 0,08 617,90 786.56 874,89 947,85
10 0,17 373,83 475,87 529,32 573,45
15 0,25 289,08 367,98 409,31 443,44
20 0,33 240,23 305,81 340,15 368,51
25 0,42 204,56 260,39 289,63 313,78
30 0,5 182,11 231,82 257,85 279,35
35 0,58 164,95 209,98 233,56 253,03
40 0,67 149,83 190,72 212,14 229,83
45 0,75 138,98 176,91 196,78 213,18
50 0,83 129,90 165,35 183,92 199.26
55 0,92 12,28 154,38 171,72 186,04

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-8 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

60 1 114,72 146,03 162,44 175,98


Sumber: Perhitungan 2017
Data yang tersusun kemudian diolah dengan bantuan EPA SWMM 5.0,
tentunya dengan parameter dan variabel yang telah diketahui. Hasil dari
pengolahan data kemudian dianggap sebagai pedoman untuk data berikutnya.
Perubahan atau perbedaan dapat diketahui berupa grafik sehingga didapatkan
kesimpulan dari simulasi tersebut.

4.2 Penerapan EPA SWMM 5.0


Sebelum melakukan simulasi program, terlebih dahulu dilakukan
pengumpulan dan penyusunan data-data yang diperlukan. Penyusunan data
dilaksanakan setelah mendapatkan (input) :
1. Peta daerah subcathment yang akan digunakan untuk simulasi hujan buatan
2. Menentukan daerah Subcathment
3. Menentukan Junction ( J )
4. Menentukan area, lebar, slope, imperviouss, angka manning dan parameter
lain yang digunakan dalam EPA SWMM 5.0
5. Data curah hujan (curah hujan perjam)
6. Menentukan bentuk penampang sungai.

Peta subcathment di dalam program EPA SWMM 5.0 dapat dilihat pada Gambar
4.1.

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-9 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Gambar 4.1 Titik Pengambilan Area Subcatchmant di Jalan Balam Sakti,


Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru
Sumber : EPA SWMM 5,0 2017
Data yang ada kemudian disusun menjadi tabel, tujuannya untuk mempermudah pengolahan data.
Berikut ini adalah tabel data yang berhasil dikumpulkan:

Data Subs 1 Subs 2 Subs 3 Subs 4


Area (ha) 5,1 3,0 8,1 3,0
Width (m) 227,13 194,88 242,88 233,60
% Slope 0.9 0.5 0.3 0.7
% Impervius 85 85 85 85
N-Impervius 0,011 0,011 0,011 0,011
N-Pervius 0,13 0,13 0,13 0,13
D-Store Imp (mm) 0,05 CMS 0,05 0,05
D- Store Perv (mm) 0,05 0,05 0,05 0,05
% Zero Impervius 25 25 25 25
Method Infiltration HORTON HORTON HORTON HORTON
Node Max Depth
1 1 1 1
(m)
Flow Unit CMS CMS CMS CMS
Shape RECT_OPEN RECT_OPEN RECT_OPEN RECT_OPEN

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-10 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Max Depth (m) 1 1 1 1


Bottom Width (m) 1 1 1 1
Conduit Roughness 0,01 0,01 0,01 0,01
Routing Model DW DW DW DW
Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017
Keterangan:
DW = DinamicWave
CMS = Cubic Meter per Second
4.2.1 Subcatchment
Subcatchment adalah daerah unit hidrologi yang mempunyai topografi
danelemen sistem drainase yang langsung mengalir ke muara. Penulis membagi
area studi menjadi beberapa subcatchment yangsesuai dan menetapkan titik
keluaran dari tiap subcatchment. Titik pengeluaran tersebut bisa jadi keluar dari
sistem drainase atau menuju subcatchment yang lain. Subcatchment bisa dibagi
menjadi daerah yangkedap air dan yang tidak kedap air. Untuk Lokasi Studi,
dibagi sebanyak 2subcatchment.Setelah terbagi menjadi 2subcatchment, langkah
selanjutnya adalahmencari parameter-parameter untuk melengkapi data
subcatchment.Parameter-parameter tersebut antara lain:

1. Area
Adalah daerah subcatchment yang dipakai untuk pengukuran daerah
resapan air, area dapat juga disebut sebagai luas daerah. Mencari luas dapat
menggunakan rumus luasan subscacthment pada data, Penulis mendapatkan nilai
area dari peta topografi di autocad.
2. Width
Adalah lebar subcatchment. Width dapat dicari dengan autocad,yaitu:
a. Klik ”linier” ,
b. Klik pada subcatchment, tentukan titik yang diinginkan, nilaiwidth dapat
dilihat pada dimension text.
3. % Slope
Adalah kemiringan sungai disetiap subcatchment, menentukandengan cara,
beda elevasi pada batas subcatchment dibagi panjangsungai setiap subcatchment

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-11 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

kemudian dikalikan 100 %, Contoh perhitungan % Slope Pada Subcatchment 1


sebagai berikut :

% Slope Subcatchment = .........................(1.2)

4. % Impervious
Adalah daerah atau suatu bagian dari daerah yang kedap air, tidakdapat
menyerap air, misalnya jalan beraspal, rumah tinggal,perkantoran, pabrik,
pertokoan, dll. % Impervious ditentukanberdasarkan persentase. Untuk daerah
Subcatchment 3 merupakan kawasan perumahan penduduk sehingga %
Impervious yang digunakan adalah Neighborhood Areasdengan persentase 85.

5. N-impervious
Koefisien angka manning untuk daerah yang kedap air, contohpemukiman,
jalan raya, dll. Pada Subcatchment 3 dengan jenis saluranoutput yang ada berupa
Concrete (beton) dengan nilai koefisien manning yang digunakan adalah 0,011.

6.N-pervious
Koefisien angka manning untuk daerah yang tidak kedap air,contoh sawah,
kebun dan hutan. Untuk daerah natural (alami) menggunakan nilai koefisien
manning 0,130

7. D-Store imperv
Adalah simpanan lekukan yang kedap air, contoh perumahan, jalanraya,
(menggunakan angka default pada EPA SWMM)

8. D-Store perv
Adalah simpanan lekukan yang tidak kedap air, (menggunakanangka
default pada EPA SWMM)

9. % Zero impervious
Adalah persentase area untuk daerah yang kedap air,(menggunakan angka
default pada EPA SWMM)

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-12 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Pengggunaan angka default pada EPA SWMM untuk parameter D-Store


imperv, D-Store perv, dan % Zero imperviouskarena berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Soegiarto dan Wustianti tentang Uji Sensitifitas Parameter Model
Untuk EPA SWMM 5,0 diperoleh hasil bahwa tingkat sensitifitas daripada
parameter tersebut tidak menimbulkan perubahan yang significantapabila nilainya
semakin bertambah atau berkurang.

10. Method
Metode infiltrasi yang digunakan adalah Horton(untuk daerah perkotaan).

11. Section head, conductivity, initial deficit


Adalah suatu nilai yang didapat berdasarkan penggolongan
jenistanah.Suction head, Conductivity, dan Initial deficit adalah nilai yang
berdasarkan penggolongan jenis tanah, misalnya tanah lempung,pasir, pasir
berlempung, dan lain - lain. Menentukannya denganmelihat tabel 2.4 Klasifikasi
tanah untuk menentukan nilai hubungan Section head, Conductivity, dan Initial
defisitdari tata guna lahan dimana dalam tiap subcatchment terdapat jenis tanah
yang berbeda. ( Lyna,dkk 2008).
Adalah kedalaman dasar sampai sisi tanggul, disesuaikan dengan kondisi
eksisting 1 m.

12. Flow unit


Sebuah aliran (debit), dipakai CMS (Cubic Meter per Second).

13. Shape
Bentuk saluran yang digunakan adalah Persegi dan terbuka (Open
Rectangular).

14. Max depth


Kedalaman dasar hingga ke sisi tanggul,disesuaikan dengan kondisi
eksisting 0.15 m.

15. Bottom width


Lebar dasar saluran, disesuaikan dengan kondisi eksisting 0.5 m

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-13 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

16. Conduit roughness


Nilai koefisien kekasaran saluran.

17. Routing Model


Routing model yang digunakan adalahDinamic Wave.Dynamic wave
Routing memanfaatkan rumus “Saint Venant” pada analisisnya, sehingga secara
teori teknik penelusuran banjir ini lebih teliti. Aliran tertutup yangbertekanan
dapat dianalisis dengan teknik ini. Tampungan yang ada disaluran,efek
pembendungan dan kehilangan energi diujung saluran dapat dianalisis dengan
teknik penelusuran banjir ini. Untuk selanjutnya hasil perhitungan dan nilai
parameter-parameter diatas untuk Subcathment 1 hingga 3 dapat dilihat pada
Tabel 4.7 diatas.

4.2.2 Junction
Junction adalah titik sistem drainase dimana saluran-saluran
bergabung.Secara fisik dapat mewakili pertemuan saluran air yang alami, lubang
padasistem pembuangan, atau sambungan pipa-pipa. Aliran masuk dari luardapat
memasuki aliran dari junction. Junction ditempatkan pada elevasiterendah
(sungai) yang berbatasan dengan subcatchment lain. Jumlahjunction ada 4
buah.Parameter input untuk junction meliputi:
1. Elevasi ketinggian,
Kedalaman maksimum

2. Data yang ada kemudian disusun menjadi Tabel 4.8, tujuannya untuk
mempermudah pengolahan data.

Tabel 4.8 Kumpulan Data Junction

Junction Invert El. (ft)


J1 31
J2 31
J3 31
J4 31

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-14 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

4.2.3 Conduit
Conduit adalah pipa atau saluran yang memindahkan air dari satu junctionke
junction yang lain dalam sistem pengairan. Penampang saluran untukconduit
dapat dipilih dari tipe saluran tertutup atau terbuka yang dapatdilihat pada
Gambar 2.4. Bentuk saluran yang tidak beraturan juga dapatdilihat pada Gambar
2.4. Pada perencanaan ini, Tipe saluran yang digunakan adalah open rectangular.
Conduit dapat dihitung dengan mengukur panjangalur sungai. Parameter-
parameter yang digunakan meliputi:
1. Shape (bentuk saluran open rectangular),
2. Max depth (kedalaman),
3. Length (panjang saluran),
4. Roughness (koefisien kekasaran saluran).

Untuk selanjutnya nilai parameter-parameter diatas dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Kumpulan Data Conduit


Data C1 C2 C3 C4
Inlet
J1 J2 J3 J4
Node
Outlet
J2 J3 J4 J5
Node
RECT_ RECT_ RECT_ RECT_
Shape OPEN OPEN OPEN OPEN
Max
Depth 2.50 2.50 2.50 2.50
(m)
Length
133 64.9 94.6 115
(m)
Roughn
0,01 0,01 0,01 0,01
ess
Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

4.2.4 Rain gage

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-15 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Data hujan didapat dari hasil simulasi sendiri atau data eksternal. Input
data untuk raingage meliputi tipe data hujan ( contoh,intensitas, volume, atau
volume kumulatif). Interval waktu pendataan,contoh, tiap jam, tiap 5 menit, dll.
Pada tugas akhir ini, data hujan yangkami gunakan berasal dari Data Curah
Hujan Maksimum Senapelan Kota Pekanbaru. Data tersebut mempunyai interval
waktu pendataan tiap 5 menit selama 1 jam. Data hujan yang
digunakanberdasarkan Tabel 4.11 kala ulang pada lampiran, sehingga digunakan
kala ulang 5 tahun sebagai kala ulang terpilih untuk menjadi input data dalam
EPA SWMM 5.0.

Tabel 4.12 Time Series


Menit Jam Hujan (mm)
5 0,08 786.56
10 0,17 475,87
15 0,25 367,98
20 0,33 305,81
25 0,42 260,39
30 0,5 231,82
35 0,58 209,98
40 0,67 190,72
45 0,75 176,91
50 0,83 165,35
55 0,92 154,38
60 1 146,03
Sumber : Perhitungan 2017

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-16 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Gambar 4.2 Grafik Hujan Hasil Output EPA SWMM 5.0


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

4.2.5 Outfall

Outfall adalah titik paling akhir dari sistem drainase. Untuk tipe
flowrottingyang lain bertingkah laku mirip junction. Hanya satu saluran yang bisa
tersambung ke titik outfall. Kondisi outfall bisa dijelaskan dengan salahsatu dari
tahap-tahap berikut
1. Kedalaman aliran normal/kritikal pada saluran penghubung,
2. Tingkat Elevasi yang telah ditentukan,
3. Tingkat ketinggian air pasang yg di hubungkan dengan table ketinggianair
pasang dan waktu,
4. Data hujan yang sudah ditentukan sendiri dan waktu.
Parameter input outfall adalah elevasi ketinggian.

4.3 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data yang diperlukan


terkumpul,pengolahan data dilakukan untuk mengetahui hasil dari simulasi yang
akandilakukan.Langkah pertama untuk mengoperasikan EPA SWMM 5.0 yaitu:
1. File >> new

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-17 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

2. Project >> Defaults


untuk membuka data apa yang nantinya akan dimasukkan

Gambar 4.3 Project Default


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

Gambar 4.4 ID Label pada Project Default


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017
Klik Subcatchment :

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-18 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Gambar 4.5 Subcatchmentpada Project Default


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

Nodes/Links :

Gambar 4.6 Nodes/Links pada Project Default


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017
Klik save >> Ok
3. Tools >>Map Display Options
a. Subcatchment

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-19 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Gambar 4.7 Mapoption pada subcatchment


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

a. Nodes

Gambar 4.8 Map option pada nodes


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017
a. Annotation

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-20 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Gambar 4.9 Mapoption pada annotation


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017
b. Flow arrows

Gambar 4.10 Map Option Pada Flow Arrows


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

Kemudian klik Ok
4. kemudian lihat pada monitor bagian kiri bawah paling ujung adaketerangan
“Auto-length on” diganti dengan “Auto-length off”
5. kemudian mulai membuat Subcatchment dengan cara sebagai berikut:select
view >> toolbars >> object

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-21 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

a. klik untuk menggambar Subcatchment,


b. klik untuk menggambar Joint atau titik Junction Sub DAS,
c. klik untuk membuat titik pembuangan (Out 1),
d. klik untuk membuat garis antara J1-J2-J3-J4-Out1 yang nantinyaakan
menjadi garis conduit (C),
e. klik adalah tool untuk menggeser-geser apabila hasil gambaryang
diinginkan kurang sempurna,
f. klik untuk membuat gage1 atau simulasi hujan buatan.

Gambar 4.11 Subcathment Pada Simulasi


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017
6. Memasukan data untuk proses selanjutnya yaitu:
a. Double klik pada objek (S1) atau klik kanan pada (S1) kemudianpilih
“properties” kemudian mulai memasukkan data yang ada.
b. Dilanjutkan pada subcatchment 2 (S2) dengan cara yang samaseperti
memasukkan data pada Subcatchment 1.
c. Select edit >> select all kemudian edit >> group edit
Kemudian klik “OK”, kemudian akan muncul sebuah pertanyaandan diminta
menjawab “yes” or ”no”, pilihan diambil adalah ”No”.

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-22 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Gambar 4.12 Group Editor


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2015

c. Dobel klik di Junction dan Conduit kemudian di isi:

Gambar 4.13 Tampilan memasukkan data pada Junction dan Conduit


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

Lakukan dari Junction 1 sampai dengan Junction 4, Conduit 1 sampai dengan


Conduit 4.

d. Kemudian di doubel klik pada Gage 1,

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-23 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Gambar 4.14 Tampilan memasukkan data Raingage


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017
Dari data categories Pilih ”Time series” kemudian klik maka akan tampil

Gambar 4.15 Timeseries editor


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

g. Select Data Categories


Title/Notes lalu klik kemudian ketik ”Tutorial....” atau EPASWMM 5.0 .

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-24 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

tujuan hanya untuk menamai hasil Running.Kemudian klik ”Ok”.


h. Select File >> save as
i. Select Project >> Details
Untuk menampilkan hasil data dari Running.

j. Options >>

Gambar 4.16 Simulation Option


Sumber : Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

k. Select Project >> Run Simulation


Untuk mengetahui hasil dari simulasi subcatchment maka klikReport >> Status.

4.4 Hasil Running

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-25 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

4.4.1 Skematisasi Sistem Drainase untuk Kondisi Eksisting dengan dimensi


saluran adalah 1 m x 1 m
Hasil running Model SWMM untuk skematisasi Sistem Drainase pada
kondisi eksisting dengan dimensi saluran 1 m x 1 m disajikan seperti pada
Gambar 4.17 di bawah ini.

Gambar 4.17 Hasil Running Model Untuk Skematisasi Sistem Drainase


Pada Kondisi Eksisting dengan dimensi saluran 1 m x 1 m
Sumber : Hasil running Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

Merujuk hasil running Model SWMM pada Kondisi Eksisting untuk


skematisasi sistem drainase pada kondisi eksisting dengan dimensi saluran adalah
1 m x 1 maka dimensi saluran drainase di sepanjang Jalan Balam Sakti Kecamatan
Tampan akan tergenang hal ini dikarenakan kapasitas dimensi saluran tidak
memadai yang ditandai dengan kapasitas dimensi saluran sepanjang pada C1 dan
C3 menunjukkan warna merah. C2 dan C4 menunjukkan warna kuning.

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-26 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Gambar 4.18 Water elevation profile Node J1-J4 Jika Hujan selama 15 menit
Sumber : Hasil running Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

Dari hasil simulasi eksisting EPA SWMM dengan dimensi saluran 1 m x 1


m pada saluran drainase disekitar jalan Balam Sakti dapat dilihat bahwa terjadi
genangan mulai dari J1 dan J4 (sepanjang Jalan Balam Sakti) dengan nilai
kapasitas 1. Artinya kapasitas tampung drainase yang ada tidak mampu
menampung seluruh beban limpasan permukaan (hujan) yang masuk ke dalam
drainase sehingga terjadinya banjir dikawasan tersebut. Pada gambar 4.19 hingga
4.21 diatas merupakan hasil simulasi pada menit ke 15 turunnya hujan dimana
kapasitas tampung saluran dari J1-J2 dan J3-J4 telah terisi penuh (nilai kapasitas
1) menyebabkan terjadinya luapan banjir kebadan jalan. Sedangkan pada saluran
menuju outlet dari J1 hingga out1 dan J4-out2 terjadi penurunan kapasitas banjir
hal ini dikarenakan adanya perbesaran dimensi saluran menjadi 1 m x 1 m pada
junction 1 hingga outlet 1 dengan nilai kapasitas tampung 0.35 dan junction 4
hingga outlet 2 dengan nilai kapasitas tampung 0,67. Artinya kapasitas drainase
yang ada sudah mampu menampung seluruh limpasan hujan yang masuk kedalam
saluran drainase tersebut. Untuk lebih jelasnya hasil simulasi antara waktu
terhadap kapasitas tampung drainase diperlihatkan pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Hasil Simulasi Antara Waktu Terhadap Kapasitas Tampung


Saluran Drainase (lebar 1 m dan kedalaman 1 m)

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-27 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-28 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

4.4.2 Skematisasi Sistem Drainase dengan Dimensi Saluran 1.50 m x 1.50 m.


Hasil running Model SWMM untuk skematisasi perancangan sistem drainase
dengan dimensi saluran lebar 1.50 m dan kedalaman 1.50 m disajikan seperti pada
Gambar 4.17 di bawah ini.

Gambar 4.19 Hasil running model untuk skematisasi perancangan sistem drainase dengan
dimensi saluran lebar 1.50 m dan kedalaman 1.50 m
Sumber : Hasil running Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

Jalan Balam Sakti Kecamatan Tampan merupakan kawasan pemukiman/perumahan yang


sangat padat, sehingga pelebaran untuk dimensi saluran tidak besar. Dimensi saluran yang
digunakan untuk perencanaan ini yaitu 1,50 meter untuk lebar dan kedalaman maksimalnya 1.50
meter. Merujuk hasil running Simulasi EPA SWMM 5.0 untuk skematisasi perancangan sistem
drainase dengan dimensi saluran lebar 1.50 m dan kedalaman 1.50 m, maka di Jalan Balam Sakti
Kecamatan Tampan sudah tidak tergenang bila terjadi hujan meskipun hingga selama 6 jam, hal
ini dikarenakan kapasitas dimensi saluran memadai yang ditandai dengan kapasitas dimensi
saluran sepanjang pada C1,C2, C3, C4 menunjukkan warna hijau dan biru.

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-29 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Gambar 4.20 Water elevation profile Node J1-Out 1 jika hujan selama 15 menit
Sumber : Hasil running Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

Dari hasil simulasi eksisting EPA SWMM dengan dimensi saluran lebar 1.50 m dan
kedalaman 1.50 m saluran drainase di Jalan Balam Sakti Kecamatan Tampan dapat dilihat pada
gambar 4.2 diatas merupakan hasil simulasi pada 15 menit turunnya hujan dimana kapasitas
tampung saluran dari J1-Out1 sedikit terisi (nilai kapasitas <1) sehingga tidak terjadinya luapan
banjir ke badan jalan pada J1-Out, dimana pada Junction 1 hingga Junction 2, nilai kapasitas
tampung 0.70 hingga outlet 1. Selain itu, juga tidak terjadi genangan mulai dari J4-Out2 dengan
nilai kapasitas untuk junction 4 hingga Junction 3 yaitu 0.25 hingga outlet 2, nilai kapasitas
tampungnya sebesar 0.19. Artinya kapasitas tampung drainase yang ada mampu menampung
seluruh beban limpasan permukaan (hujan) yang masuk ke dalam drainase sehingga tidak
terjadinya banjir dikawasan tersebut. Untuk lebih jelasnya hasil simulasi antara waktu terhadap
kapasitas tampung drainase diperlihatkan pada Tabel 4.14 berikut:

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-30 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)
TUGAS BESAR DRAINASE 2017

Tabel 4.14 Hasil Simulasi Antara Waktu Terhadap Kapasitas Tampung Saluran Drainase
(lebar 1.50 m dan kedalaman 1.50 m )

Sumber : Hasil running Simulasi EPA SWMM 5,0 2017

ABDIL AZIZ ALHAKIM (1407121969)


IV-31 MUHAMMAD HAFIZH (1407113723)

Anda mungkin juga menyukai