i
DAFTAR ISI
ii
RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA
Jalan Surabaya-Malang km.42 No. 88 Pasuruan
Telp : 0343-6741793, e-mail:rsasihabyakta@yahoo.com
TENTANG
MEMUTUSKAN :
iii
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya ;
Ditetapkan di : Pasuruan
Pada Tanggal :
DIREKTUR,
iv
Lampiran Keputusan Direktur Rumah Sakit Asih Abyakta
Nomor :
Tanggal :
Tentang : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA TENTANG PANDUAN
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT
Untuk menjamin keamanan, mutu, manfaat, dan khasiat obat yang disiapkan dan diserahkan pada
pasien maka rumah sakit menyiapkan dan menyerahkan obat dalam lingkungan yang aman bagi pasien,
petugas, dan lingkungan serta untuk mencegah kontaminasi tempat penyiapan obat harus sesuai dengan
peraturan perundangan.
Kontaminasi berasal dari mikroorganisme. Oleh Karena itu penyiapan obat harus dengan tekhnik
aseptis (bebas mikroorganisme). Teknik aseptis didefinisikan sebagai prosedur kerja yang meminimalisir
kontaminan mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko paparan terhadap petugas. Kontaminan
kemungkinan terbawa ke dalam daerah aseptis dari alat kesehatan, sediaan obat, atau petugas jadi
penting untuk mengontrol faktor-faktor ini selama proses pengerjaan produk aseptis. Pencampuran sediaan
steril harus memperhatikan perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme; Petugas yang
melakukan penyiapan obat harus telah terlatih tekhnik aseptis.
Resep yang diterima dinilai untuk tiga hal. Pengkajian tersebut meliputi ketepatan administrative,
klinis maupun farmasetik
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
BAB III
TATA LAKSANA
1. Obat dipersiapkan dan disalurkan dalam area yang bersih dan aman
2. Untuk mencegah kontaminasi sediaan steril, petugas yang menangani agar dibekali dengan pelatihan
prinsip-prinsip teknik aseptik
3. Penanganan sediaan steril dilakukan secara aseptis dalam kemasan siap pakai sesuai kebutuhan
pasien
4. Setiap obat yang dikeluarkan dari kemasan asli, kemudian disiapkan untuk disalurkan dalam wadah
yang berbeda dan tidak segera diberikan, maka obat yang disiapkan harus diberi label dengan
mencantumkan :
a. Nama Pasien
b. Nomor Rekam Medis
c. Ruang Perawatan
d. Komposisi Obat
e. Rute Pemberian
f. Tanggal dan Waktu Penyiapan
g. Tanggal dan Waktu Kadaluarsa
h. Suhu Penyimpanan
5. Persyaratan Sumber Daya Manusia
- Apoteker, Tenaga Tekhnis Kefarmasian, Perawat
Setiap apoteker yang melakukan persiapan/peracikan sediaan steril harus memenuhi beberapa
syarat sebagai berikut :
Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang penyiapan dan pengelolaan komponen
sediaan steril termasuk prinsip teknik aseptis.
Memiliki kemampuan membuat prosedur tetap setiap tahapan pencampuran sediaan steril.
Selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui pelatihan dan pendidikan
berkelanjutan.
3
6. Ruangan dan Peralatan
Dalam melakukan pencampuran sedian steril diperlukan ruangan dan peralatan khusus untuk
menjaga sterilitas produk yang dihasilkan dan menjamin keselamatan petugas dan lingkungannya.
Pencampuran sediaan steril memerlukan ruangan khusus dan terkontrol. Ruangan ini terdiri dari :
a. Ruang persiapan
Ruangan yang digunakan untuk administrasi dan penyiapan alat kesehatan dan bahan obat (etiket,
pelabelan, penghitungan dosis dan volume cairan).
b. Ruang pengoplosan
7. Peralatan yang harus dimiliki untuk melakukan pencampuran sediaan steril meliputi :
a. Baju Pelindung
Baju Pelindung ini sebaiknya terbuat dari bahan yang impermeable (tidak tembus cairan),
tidak melepaskan serat kain, dengan lengan panjang, bermanset dan tertutup di bagian
depan.
b. Sarung tangan
Sarung tangan yang dipilih harus memiliki permeabilitas yang minimal se hingga dapat
memaksimalkan perlindungan bagi petugas dan cukup panjang untuk menutup pergelangan
tangan. Sarung tangan terbuat dari latex dan tidak berbedak (powder free).
c. Masker disposable
8. Langkah – langkah pencampuran sediaan steril secara aseptis adalah :
a. Petugas harus mencuci tangan
b. Petugas harus menggunakan APD
c. Petugas melepas APD setelah selesai kegiatan
9. Jika tidak ada fasilitas LAF – BSC untuk pencampuran sediaan steril maka perlu diperhatikan hal – hal
sebagai berikut:
a. Ruangan
- Pilih ruang yang paling bersih, khusus untuk pengerjaan sediaan steril saja.
- Seluruh pintu dan jendela harus selalu tertutup.
- Tidak ada bak cuci
- Tidak ada rak atau papan tulis yang permanen
- Lantai didesinfeksi setiap hari dengan menggunakan hypoclorite 100 ppm
- Dinding mudah dibersihkan
4
- Meja kerja harus jauh dari
pintu b. Cara kerja
i. Pakai Alat Pelindung Diri (APD)
ii. Bersihkan meja kerja dengan benar (dengan aquadest ke mudian alkohol 70%)
iii. Siapkan seluruh peralatan
iv. Seka seluruh alat kesehatan dan wadah obat sebelum digunakan dengan alkohol 70%
v. Lakukan pencampuran secara aseptis
vi. Seka seluruh alat kesehatan dan wadah obat sesudah digunakan dengan alkohol 70%
vii. Buang seluruh bahan yang terkontaminasi kedalam kantong tertutup
viii. Bersihkan area kerja bilas dengan alkohol 70 %
ix. Tanggalkan pakaian pelindung
c. Penyimpanan
Penyimpanan sediaan steril non sitostatika setelah dilakukan pencampuran tergantung pada
stabilitas masing masing obat. Kondisi khusus penyimpanan:
i. Terlindung dari cahaya langsung, dengan menggunakan kertas karbon/kantong plastik warna
hitam atau aluminium foil.
ii. Suhu penyimpanan 2 – 8°C disimpan di dalam lemari pendingin (bukan freezer).
d. Distribusi
Proses distribusi dilakukan sesuai SPO Pengiriman sedíaan steril yang telah dilakukan
pencampuran harus terjamin sterilitas dan stabilitasnya dengan persyaratan :
i. Wadah
- Tertutup rapat dan terlindung cahaya.
- Untuk obat yang harus dipertahankan stabilitasnya pada suhu tertentu, ditempatkan dalam
wadah yang mampu menjaga konsistensi suhunya.
ii. Waktu Pengiriman
Prioritas pengiriman untuk obat obat yang waktu stabilitasnya pendek.
iii. Rute pengiriman
Pengiriman sediaan sitostatika sebaiknya tidak melalui jalur umum/ramai untuk menghindari
terjadinya tumpahan obat yang akan membahayakan petugas dan lingkungannya.
e. Penanganan Limbah
Limbah sediaan steril harus dimasukkan dalam wadah tertentu.
5
10. Penyerahan
Sebelum melakukan penyiapan obat, resep yang diterima harus dikaji persyaratan administrative,
farmasetis maupun klinis. Pengkajian resep tersebut meliputi:
a. ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan obat, dan waktu
pemberian;
b. duplikasi pengobatan;
c. potensi alergi atau sensitivitas;
d. interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan;
e. variasi kriteria penggunaan dari rumah sakit;
f. berat badan pasien dan atau informasi fisiologik lainnya;
g. kontra indikasi.
11. Setelah obat disiapkan, maka dilakukan telaah obat yang telah siap meliputi:
a. identitas pasien;
b. ketepatan obat;
c. dosis;
d. rute pemberian; dan
e. waktu pemberian
6
BAB IV
DOKUMENTASI
DIREKTUR,
dr.Muhammad Affifudin
NIK.