Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRIPSI
Oleh: Fredik
Palaimau
12603141010
yang disusun oleh Fredik Palaimau, NIM 12603141010 ini telah diserujui oleh
Y ogyakarta,
Pembimbing
II
SURAT PERNY AT AAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
epanjang pengetahuan saya. tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
yang diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti
adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda Yudisium pada
periode bcrikutnya.
Fredik Palaimau
111
HALAMAN PENGESAHAN
yang disusun oleh Fredik Palaimau, NIM 126031410 IO ini telah dipertahankan di
DEWAN PENGU.TI
lV
MOTTO
Twain)
3. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen
5. Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini.
(Peneliti)
5
PERSEMBAHAN
melahirkan saya.
studi ini.
4. Teman-teman IKOR 2012 (Tsalis, Afif, Agung, Teguh, Wimpi, dll) yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih untuk perkuliahan
Oleh: Fredik
Palaimau NIM
12603141010
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas segala
ini. Skripsi dengan judul “Keefektifan Kinesio Taping terhadap Tahap Pemulihan
Skripsi dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai
pihak, terisitimewa pembimbing. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis
setinggi-tingginya kepada:
3. dr. Prijo Sudibjo, M.Kes. Sp. S., selaku Ketua Program Studi IKOR Fakultas
Jurusan IKOR.
88
4. Dr. Bambang Priyonoadi, M.Kes., selaku Pembimbing Skripsi dan
5. Tim Penguji, Dr. Ali Satia Graha, M.Kes, Dr. Panggung Sutapa, M.Kes, dan
Cerika Rismayanti, M.Or yang telah membimbing saat ujian skripsi ini.
6. Mahasiswa Program Studi IKOR angkatan 2012 atas segala bantuannya demi
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama peneliti
8. Bapak dan Ibu staf karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Penulis menyadari sepenuh hati, bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, kritik yang membangun akan diterima dengan senang
hati untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
Fredik Palaimau
9
DAFTAR ISI
halaman
A. Desain Penelitian...................................................................................
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ..............................................
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................
D. Instrumen dan Teknik Analisis Data.....................................................
1. Instrumen Penelitian ......................................................................
2. Teknik Pengumpulan Data.............................................................
E. Teknik Analisis Data .............................................................................
1. Uji Normalitas................................................................................
2. Uji Homogenitas ............................................................................
3. Uji t ................................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................
B. Implikasi Hasil Penelitian .....................................................................
C. Keterbatasan Penelitian .........................................................................
D. Saran......................................................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................ 61
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Kinesio Taping............................................................................ 46
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berupa pengulangan gerakan tubuh dengan maksud menyempurnakan,
salah satunya yaitu fitness. Fitness merupakan salah satu contoh alternatif
sehingga para ahli olahraga cenderung menyebut fitnes sebagai basic dari
manusia, seperti cedera ankle, lutut, panggul, siku, bahu dan leher. Cedera
juga bisa terjadi karena terlalu sering dalam melakukan olahraga (Ali
Cedera bahu merupakan salah satu cedera yang bisa terjadi akibat
oksigen dan nutrisi (overuse). Cedera bahu juga dapat terjadi karena
menggunakan gaya kekuatan yang berlebih (Walker, 2005:104). Hasil
dari member fitness laki-laki sebanyak 200 orang dari beberapa fitness
center yang ada di Belanda, sampel dari penelitian tersebut adalah pria
dengan usia lebih dari 24 tahun, dan pemuda usia 13-24 masing-masing 50
weight training usia pria diatas 24 tahun mengalami cedera sebanyak 82%
tubuh bagian atas 25%, tubuh bagian bawah 20% dan biasanya diikuti
dengan cedera bagian tangan 19%. Cedera yang sering terjadi yakni
berupa sprains dan strains 46%, diikuti dengan cedera jaringan lunak
18%.
sebagai cedera paling sering terjadi saat weight training (64,8%). Tipe
cedera yang sering dijumpai yaitu strains dan tendinitis (68,9%). Cedera
akut 59,6% dan cedera kronis 30,4%. Tipe cedera punggung yang paling
umum adalah strains 74,6%, lutut tendinitis 85%, dan bahu strains 54,6%.
Cedera yang dibiarkan terlalu lama dapat membuat atrofi otot, peredaran
tidak lancar, sering terjadi kesemutan, dan functiolesa (Suftini, 2004: 7).
Masyarakat luas sekarang ini belum banyak mengetahui tentang
nyeri atau sakit saat cedera yaitu dengan fisioterapi dan terapi alternatif
cedera kini sudah sangat banyak jenisnya, salah satunya kinesio taping.
berlatih, namun saat ini belum ada yang dapat menjelaskan efektifitas
kinesio taping dalam penggunaan saat bertanding atau dalam waktu yang
hingga 100%, sehingga saat digunakan tidak membatasi gerak sendi dan
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada bulan Juni s.d Juli
orang dari total cedera 30 orang (2) member fitness belum mengetahui
tentang porsi latihan yang baik dan benar untuk kebugaran jasmani (3)
(4) Member fitness juga belum tahu banyak tentang penanganan dan
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
kinesio taping terhadap tahap pemulihan pasca cedera bahu member fitness
E. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
1. Secara teoritis
taping.
2. Secara praktis
wacana penanganannya.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Kinesio Taping
lalu. Taping ini digunakan untuk membantu kinerja otot, sendi dan
nyeri dan peradangan. Elastisitas dari taping ini bisa dari 30% hingga
40% dengan efek yang berbeda. Taping ini bisa digunakan 3-5 hari dan
menghasilkan posisi tubuh yang benar, hal ini menjadi hal yang sangat
9
b. Pemasangan untuk membantu otot dalam melakukan kerjanya,
kinesio taping.
2011: 251).
Gambar 2. Perbedaan sebelum dan sesudah
pemasangan kinesio taping. Sumber : http://ccs.info
space.com/ClickHandler.ashx. Diunduh pada 20-10-
2016 pukul 15.50.
a. Pengaruh Neuromuskular
bahu.
lymphedema.
2. Cedera Olahraga
a. Cedera
b. Cedera Olahraga
lama.
istirahat.
akan merembes keluar dari kapiler menuju ruang antar sel, dan
dan zat kimia lain akan merangsang ujung saraf di lokasi cedera
1) Sprain
yaitu:
a) Sprain Tingkat 1
b) Sprain Tingkat II
2) Strain
tendineus.
b) Strain Tingkat 2
c) Strain Tingkat 3
tindakan pembedahan.
20
Faktor-faktor eksogen meliputi pemberian beban latihan
Bahu terdiri dari tiga tulang dan tendo dari empat otot. Tulang
itu biasa disebut dengan scapula, humerus, dan clavicula. Empat otot
(Walker, 2005:104).
aksisnya sendi ini termasuk sendi triaksial yang mempunyai tiga aksis
(endorotasi).
a. Humerus
b. Clavicula
c. Scapula
4. Cedera Bahu
2004:2).
karena adanya benturan pada ujung bahu. Cedera ini sering terjadi
26
cedera sudah berlangsung lama, pembengkakan sudah terjadi,
maka ujung clavicula sukar teraba (Ali Satya Graha dan Bambang
Priyonoadi, 2009:48).
c. Subdeltoid Bursitis
berjalan pada atap bahu. Cedera ini dapat terjadi karena trauma
beban berat yang dipegang dengan tangan (Ali Satya Graha dan
dkk, 2007: 75). Faktor yang mempengaruhi ROM adalah usia dan
jenis kelamin, yaitu ROM pada usia tua lebih rendah dari pada usia
muda dan wanita lebih baik daripada laki-laki (Wara Kushartanti, dkk,
2007: 76).
sehari.
pasien.
a. ROM aktif
mandiri.
b. ROM Pasif
a. Fleksi
terlentang dengan sikap tubuh yang baik. Pasien dapat berdiri atau
b. Ekstensi
31
c. Adduksi
Posisi yang dipilih yaitu pasien harus berdiri atau duduk dengan ibu
d. Abduksi
belakang tubuh. Posisi yang dipilih yaitu pasien harus berdiri atau
terlentang.
e. Medial rotasi
0
terlentang dengan siku ditekuk sampai 90 dan telapak tangan
f. Lateral rotasi
0
terlentang dengan siku ditekuk sampai 90 dan telapak tangan
yaitu:
Ekstensi
Eksternal Rotasi
Internal Rotasi
Adduksi
Horizontal Abduksi
berikut
1. Skripsi yang dibuat oleh Reca Ardella tahun 2013 dengan judul
yang dibuat oleh Ai Ujino dkk dengan judul “The Effects of Kinesio
bahu pada orang yang normal, tetapi kombinasi antara kinesio taping
C. Kerangka Berpikir
member fitnes.
Dari uraian di atas, maka member fitnes yang mengalami cedera bahu
sebagai berikut
Latihan yang Penerapan Kurangnya Sarana dan
berlebihan metode latihan pemanasan prasarana
yang salah
Cedera bahu
Treatment
Kinesio Taping
D. Hipotesis Penelitian
fitness.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
exsperimental design). Penelitian ini masuk dalam bentuk one group pretest
O1 X O2
Gambar 15. Desain Penelitian
Keterangan
O1 : Member yang mengalami cedera bahu diukur ROM pada sendi bahu
O2 : Member yang mengalami cedera bahu diukur ROM pada sendi bahu
movement (ROM) pada sendi bahu dengan cara melakukan gerak fleksi,
sampai tidak mengalami keluhan nyeri pada bahu. Tes akhir dilakukan untuk
36
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan perlakuan kinesio taping maka
ligament yang rusak sebagai penguatan selama 3 hari dengan regangan yang
1. Populasi
30 orang.
37
2. Sampel
cedera bahu derajat ringan dengan keluhan sedikit nyeri dan gangguan
fungsi sendi, dan bersedia diberi perlakuan kinesio taping. Ukuran sampel
3,84 . 0,17 . 30
=
1,16 + 0,68
19,58
= =10,64
1,84
Keterangan:
N = besar populasi
1. Instrumen Penelitian
mengukur ROM sendi bahu pada saat pretest dan posttest, dan alat tulis.
pelaksanaan pengumpulan data ini ada dua macam yaitu sebelum diberi
perlakuan, dites awal dan sesudah diberikan perlakuan dites akhir. Kedua
tes tersebut dilakukan dengan cara mengukur derajat gerak bahu dengan
ekstensi, abduksi, dan adduksi pada sendi bahu dilakukan uji normalitas
2. Uji Homogenitas
ekstensi, abduksi, dan adduksi pada sendi bahu dilakukan uji homogenitas
3. Uji t
data akan dianalisis menggunakan uji t. Data yang diperoleh dari hasil
ada atau tidak adanya pengaruh secara signifikan dengan taraf signifikasi 5
ada perbedaan yang signifikan, jika (p>0,05) maka tidak ada perbedaan
signifikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
laki, dan bersedia diberikan treatmen kinesio taping. Data subyek dapat
41
Persentase (%)
54%
52%
50% 20-25
26-30
48%
46%
44% 20-25 26-30
paling banyak adalah swasta yaitu 10 orang, wiraswasta 2 orang dan lain-
lain ada 3 orang. Data pekerjaan subyek dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa pekerjaan dari subyek yang diteliti
tersebut.
Persentase (%)
80%
70%
60%
50% Swasta
40% Wiraswasta
30% Lain-lain
20%
10%
0%
Swasta Wiraswasta Lain-lain
Data hasil pengukuran yaitu cedera bahu derajat-1 dengan dengan tes
pada sendi bahu yaitu; 1) ROM fleksi, 2) ROM ekstensi, 3) ROM abduksi,
kinesio taping. Data dari variabel terikat (dependent variable) untuk cedera
bahu deajat-1 yaitu 1) ROM fleksi, 2) ROM ekstensi, 3) ROM abduksi, dan
4) ROM adduksi. Data yang diperoleh dapat dideskripsikan satu demi satu
sebagai berikut:
1. Cedera Bahu
perlakuan kinesio taping dari jumlah sampel (n=15) dapat dilihat pada
tabel 4.3 dan deskripsi hasil data dari minimum, maksimum, mean
Fleksi
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
ROM sebesar 43 derajat, rata rata posttest ROM sebesar 52,67 derajat,
dan nilai standar deviasi pretest 2,478, standar deviasi posttest sebesar
1,688.
ROM sebesar 152,27 derajat, rata rata posttest ROM sebesar 169,73
derajat, dan nilai standar deviasi pretest 8,137, standar deviasi posttest
sebesar 6,008.
ROM sebesar 43,47 derajat, rata rata posttest ROM sebesar 51,93
derajat, dan nilai standar deviasi pretest 2,722, standar deviasi posttest
sebesar 1,688.
sendi bahu seperti fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi yang terbesar
didapat pada ROM fleksi yaitu 21,86 derajat, abduksi 17,47 derajat,
ekstensi 9,67 derajat, dan yang terakhir yaitu adduksi sebesar 8,46
a. Uji Normalitas
> 0,05 yaitu pada data pretest fleksi dengan p (0,649) > 0,05 dan
posttest fleksi p (0,259) > 0,5 dinyatakan berdistribusi normal dan
pre_fleksi
post_fleksi
> 0,05 yaitu pada data pretest ekstensi dengan p (0,332) > 0,05 dan
pre_ekstensi
post_ekstensi
> 0,05 yaitu pada data pretest abduksi dengan p (0,900) > 0,05 dan
pre_abduksi
post_abduksi
> 0,05 yaitu pada data pretest adduksi dengan p (0,147) > 0,05 dan
pre_adduksi
post_adduksi
b. Uji Homogenitas
komputer SPSS versi 20. Hasil uji homogenitas secara ringkas dapat
1 Fleksi
2 Ekstensi
3 Abduksi
4 Adduksi
data pretest dan posttest gerakan fleksi nilai signifikan lebih besar dari
gerakan ekstensi data pretest dan posttest nilai signifikan lebih besar dari
dan posttest nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (0,092>0,05), dapat
kinesio taping pasca cedera bahu berpengaruh terhadap pemulihan (dalam hal
ini diukur dari ROM) sendi bahu gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, dan
adduksi.
analisis, maka didefinisikan sebagai berikut: H0: Tidak ada efek perlakuan
kinesio taping terhadap perbaikan ROM sendi bahu, H1: Ada efek perlakuan
kinesio taping terhadap tahap pemulihan pasca cedera bahu untuk ROM sendi
bahu.
adalah sebagai berikut: (1) apabila p > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak;
(2) apabila p < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil uji hipotesis
Gerakan
Fleks
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
(0,000) < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima; sehingga dapat
diketahui bahwa nilai p (sig.) sebesar 0,000. Ternyata p (0,000) < 0,05; dengan
Dari Tabel 12, untuk gerakan abduksi diketahui bahwa nilai p (sig.)
sebesar 0,000. Ternyata p (0,000) < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1
cedera bahu mempunyai efek terhadap pemulihan ROM sendi bahu gerakan
sebesar 0,000. Ternyata p (0,000) < 0,05; dengan demikian H0 ditolak dan H1
tahap pemulihan pasca cedera bahu mempunyai efek terhadap pemulihan ROM
bahu untuk memulihkan tahap kesembuhan gangguan nyeri dan ROM. Kinesio
terapi massage, terapi fisik, dan terapi exercise serta obat untuk pemulihan
lebih lanjut lagi. Manfaat kinesio taping secara fisiologis untuk mencegah atau
dianalisis dari otot, sendi, nyeri. Pertama secara fisiologi dari otot pada sendi
bahu yang mengalami cedera, kinesio taping sangat membantu proses sistem
gerak otot dan kontraksi antara origo dan insertio (Guilherme S, 2013: 3183).
Kedua secara fisiologi dari sendi, kinesio taping membantu membatasi gerak
sendi sehingga cedera pada sendi tidak bertambah parah (Ujino dkk, 2013: 24-
28). Ketiga secara fisiologi nyeri, kinesio taping mampu membantu menopang
Perlakuan kinesio taping pada subjek yang baik dan benar akan
bahwa adanya perlakuan kinesio taping pasca cedera bahu mempunyai efek
kinesio taping mempunyai efek dalam proses pemulihan pasca cedera bahu
dengan adanya peningkatan ROM sendi bahu sebagai salah satu indikator
maupun adduksi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Depok, Sleman, Yogyakarta, pada perbaikan ROM, tetapi kinesio taping tidak
bisa untuk menyembuhkan pasca cedera bahu untuk gerakan fleksi, ekstensi,
Yogyakarta.
2. Bagi peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini untuk cedera pada
C. Keterbatasan Penelitian
lain:
1. Penelitian ini tidak dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui kondisi
D. Saran
dapat disampaikan.
Ali Satia Graha. (2009). Pedoman dan Modul Terapi Masase Frirage
Penatalaksanaan Terapi Masase dan Cedera Olahraga pada Lutut dan
Engkel. Yogyakarta: Klinik Terapi Fisik UNY.
Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi. (2009). Terapi Masase Frirage
Penata-laksanaan Cedera pada Anggota Tubuh Bagian Atas. Yogyakarta:
FIK UNY.
Anderson, Marcia K., Gail P. Parr, Susan J. Hail 2009. Foundations of Athletic
th
Training Prevention, Assesment, and Management (4 edition). Maryland:
Wolters Kluwer Business.
Arif Setiawan. (2011). Faktor Timbulnya Cedera Olahraga. Jurnal Media Ilmu
Keolahragaan Indonesia (Volume 1 Nomor 1). Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Bhudy Soetrisno. 2006. Anatomi dan Fisiologi Modern Massage, Reflexi, Cidera
Olahraga, Penyembuhan. Modul Program SP4.
Cheng Fu, T. Wong, A.M.K. Pei, Y.C. Wu, K.P. Chou, S.W. Lin, Y.C. 2008.
Effect pf kinesio taping on muscle strength in athletes-a pilot study.
Taiwan. Journal of Science and Medicine in Sport. 11,198-201
57
Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3 Revisi. Jakarta: EGC.
Giri Wiarto. 2013. Anatomi dan Fisiologi Sistem Gerak Manusia. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Hsu, Y.H. Chen W.Y. Lin, H.C. Shih, Y.F. 2009. The effect on scapular
kinematic and muscle performance in baseball player with shoulder
impingement syndrome. Taiwan. Journal Electromyography and
Kinesiology Dec;19(6):1092-9.
Junaidi. (2013). Cedera Olahraga Pada Atlet Pelatda Pon Xviii Dki Jakarta. Jurnal
Fisioterapi. (Volume 13 Nomor 1). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Lukman dan Ningsih, 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan. Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika
Maimurahman, Havid dan Fitria, Cemy Nur. (2012). Keefektifan Range of Motion
(ROM)terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas pada Pasien Stroke. Surakarta:
Akper PKU Muhammadiyah Surakarta.
Paulse, F., & J. Waschke. 2010. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia Anatomi Umum
dan Sistem Muskuloskeletal. Terjemahan Brahm U. Pendit et al. 2010.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
61
Lampiran 1. Data Penelitian
Statistics
N Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Sum
Statistics
Median
Mode
Sum
62
Fleksi
Tests of Normality
Fleksi_Pre
Fleksi_Post
No Gerakan
1 Fleksi
Hasil Uji Paired Test
Pair Gerakan
Pair 1 Fleksi_Pre - Fleksi_P
Ekstensi
Ekstensi_Pre
Ekstensi_Post
No Gerakan
1 Ekstensi
Hasil Uji Paired Test
Pair Gerakan
Pair 1 Fleksi_Pre - Fleksi_P
Abduksi
Tests of Normality
Abd_Pre
Abd_Post
Add_Pre
Add_Post
No Gerakan
1 Adduksi
66
Lampiran 4. Surat Persetujuan Responden
Surat Persetujuan
Yogyakarta,.....Juli 2016
Peneliti yang memberi pernyataan
67
Lampiran 5. Standar Operasional Prosedur
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KEEFEKTIFAN KINESIO TAPING TERHADAP TAHAP PEMULIHAN PASCA
CEDERA BAHU MEMBER FITNES DI KECAMATAN DEPOK, SLEMAN,
YOGYAKARTA
1. Dilakukan pengecekan ROM dan diukur dengan menggunakan alat Goneometer batas
normal untuk pergerakan sendi bahu menurut buku Foundations of Athletic Training
Prevention, Assesment, and Management (2009; 427)
Tabel Range Of Movement Sendi Bahu
Gerakan
Abduksi
Fleksi
Ekstensi
Eksternal Rotasi
Internal Rotasi
Adduksi
Horizontal Abduksi
No Gerakan
1. Fleksi
68
2. Ekstensi
3. Abduksi
4. Adduksi
No Gambar
1.
69
2.
3.
4.
70
3. Jika sudah maka di lakukan cek gerakan sendi bahu (ROM)
No Gerakan
1. Fleksi
2. Ekstensi
3. Abduksi
4. Adduksi
71
Lampiran 6. Blangko Pengambilan Data
Nama :
Usia :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Ukuran ROM normal untuk sendi bahu menurut buku Foundations of Athletic
Gerakan
Fleksi
Ekstensi
Adduksi
Abduksi
72
Data Pengukuran Range Of Motion Sendi Bahu
Hari/Tanggal
Pre Post
73
Lampiran 7. Dokumentasi
74
Gambar 3. Pretest Ekstensi`
Gambar 6. Treatmen
Gambar 7. Post Test Fleksi