Anda di halaman 1dari 2

Pagi ini aku melihatmu melakukan aktfitas biasanya; bangun tidur, membuat sarapan,

berpakaian, kemudian berangkat kerja. Sorenya, kamu pulang dengan wajah lelah tanpa
mengeluh seperti hari-hari yang lalu. Tak lama kemudian, kekasihmu datang dengan sekotak
besar popcorn dan setumpuk CD. Ah, aku ingat! Ini hari Jumat, hari kalian menonton film bersama.
Dengan cekatan, ia mengatur ruangan sedemikian rupa agar suasana terasa romantis. Matamu
menatap layar televisi yang dipajang pada dinding kamar yang langsung menghadap tempat tidur
sambil menyandarkan kepala pada dadanya yang bidang. Sesekali kalian tertawa ketika layar
menampilkan adegan lucu. Di akhir cerita, kamu menangis karena sang tokoh utama harus mati
di medan perang. Kemudian, kalian memutuskan untuk memesan makanan dengan jasa antar.
Kekasihmu menata kembali ruangan berukuran tiga puluh dua meter persegi ini pada keadaan
semula sedang kamu menyiapkan meja makan sambil mengunggu sang kurir datang. Kudengar,
seseorang membunyikan bel, sepertinya kurir jasa antar. Dengan segera, kamu pergi dan
mengecek kemudian kembali dengan sekantung plastik makanan. Kalian makan diselingi tawa,
dan saling menceritakan pekerjaan masing-masing hari itu. Aku dapat melihat, kekasihmu sangat
mencintaimu dari caranya menatap dan bersikap. Sedang kamu, mencintainya. Ya. Tapi, aku sulit
memastikan apa yang kamu rasakan sebenarnya. Malam semakin larut, kamu bersiap untuk tidur
dan kekasihmu pun akan segera pulang. Kecupan lembut di dahi menandakan perpisahan malam
itu.
Esoknya, saat malam minggu kalian berjanji untuk temu kencan. Kamu duduk di depan
meja rias sejak dua jam lalu, memperbaiki setiap riasan yang menurutmu belum sempurna. Gaun
selutut berwarna pink yang dikenakan berkali-kali dirapikan. Kekasihmu datang dengan setangkai
bunga yang dipetik saat dalam perjalan menjemputmu. Wajahmu tersipu yang sejurus kemudian
mendaratlah sebuah ciuman singkat di pipinya dari bibirmu yang malu-malu. Ia menggandeng
tanganmu kemudian pergi, sedang aku ditinggal sendiri.
Beberapa jam setelahnya, kalian kembali. Kamu menuju kamar mandi untuk berganti
pakaian, dan kekasihmu duduk di meja makan dengan sekotak martabak manis kesukaan kamu.
Aromanya menguar ke segala arah. Atas inisiatifnya, kekasihmu membuka pintu menuju balkon
sempit dan mematikan pendingin ruangan supaya baunya tak terjebak di dalam kamarmu. Dengan
piyama bergambar tokoh Pokemon, kamu keluar dengan sehelai handuk melingkar di leher
kemudian duduk bersamanya di meja makan. Dengan hati-hati, kamu memilih bagian yang paling
lembut dan menggigit martabak. Lelehan keju dan coklat membuatmu berteriak girang karena
nikmat. Ia hanya tertawa sambil mengusap ujung bibirmu yang tercoreng. Di tengah menikmati
camilan malam, ia bertanya padamu. Bagaimana rasanya jika kamu ditinggalkan orang yang kamu
sayang. Kamu hanya menjawab tak tahu dan balik bertanya. Ia menjawab rasanya pasti sakit
sekali, terlebih jika kamu yang meninggalkannya. Kamu tertawa dan berujar gombal. Ia tersipu.
Dari raut wajahnya, terlihat sekali ia terluka. Matanya menyuarakan kepedihan atas jawabanmu.
Empat tahun sudah kalian berpacaran, tapi sikapmu membuatku dan kekasihmu bingung.
Benarkah kamu mencintainya? Ataukah sekadar rasa bersalah atas apa yang pernah terjadi
setahun lalu, ketika kamu memutuskan meninggalkannya demi laki-laki lain yang tak lebih baik
dari binatang? Aku tahu, ia mengerti bahwa kamu tak mencntainya sebesar ia mencintaimu.
Bahkan, jika suatu saat kalian berpisah, kamu tak akan merasakan apa-apa. Sekadar kehilangan
sesuatu yang tak begitu berharga dan dapat digantikan dengan yang lain.
Kotak martabak yang telah tandas isinya dibuang. Kuap yang kamu rasakan tanda bahwa
kantuk telah datang. Kamu masuk ke dalam selimut yang nyaman, dan kekasihmu menyalakan
pendingin ruangan juga menutup pintu menuju balkon. Ia mengusap rambutmu dengan sayang
dan mengucapkan selamat tidur juga kecupan mesra di dahi. Dengan perasaan pedih yang masih
sama, ia pergi. Dan kamu memelukku sebagai teman tidur, sebuah boneka beruang pemberian
kekasihmu empat tahun yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai