Anda di halaman 1dari 9

MENYETARAKAN REAKSI REDOKS

a. Cara Bilangan Oksidasi


Setarakan reaksi redoks : MnO4-(aq) + I-(aq)  MnO2(s) + I2(s) (suasana asam dan basa)
Tahap 1 : tentukan bilangan oksidasi setiap unsur, kemudian tentukan unsur apa saja yang mengalami oksidasi dan
reduksi.

Tahap 2 : setarakan jumlah unsur-unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan menambahkan
koefisien.

Tahap 3 : tentukan jumlah kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi dari unsur-unsur yang mengalami perubahan
bilangan oksidasi, kemudian setarakan jumlah kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi tersebut.

Tahap 4 : jadikan angka pengali yang digunakan untuk menyetarakan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi
sebagai koefisien.

Tahap 5 : hitung jumlah muatan di ruas kiri dan kanan.

Tahap 6 : setarakan jumlah muatan dengan menambah ion H+ untuk suasana asam dan ion OH- untuk suasana basa.

Tahap 7 : setarakan jumlah atom H dan O dengan menambah H2O.

b. Cara Setengah Reaksi (ion-elektron)


Setarakan reaksi redoks : MnO4-(aq) + I-(aq)  MnO2(s) + I2(s) (suasana asam dan basa)
Tahap 1 : tentukan bilangan oksidasi setiap unsur, kemudian tentukan unsur apa saja yang mengalami oksidasi dan
reduksi.
Tahap 2 : pisah reaksi menjadi 2 setengah reaksi oksidasi dan reduksi, kemudian setarakan jumlah unsur-unsur yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan menambahkan koefisien.

Tahap 3 : hitung jumlah atom O pada ruas kiri dan kanan masing-masing reaksi oksidasi dan reduksi. Tambahkan
H2O pada ruas yang kekurangan atom O, dan pada ruas yang lain tambahkan ion H+ sebanyak dua kali
jumlah H2O.

Tahap 4 : hitung jumlah muatan di ruas kiri dan kanan.

Tahap 5 : setarakan jumlah muatan dengan menambahkan elektron (e-), kemudian setarakan jumlah elektron (e-)
yang ditambahkan pada masing-masing setengah reaksi oksidasi dan reduksi.

Tahap 6 : jumlahkan kedua setengah reaksi oksidasi dan reduksi, kemudian hilangkan zat-zat yang sama pada ruas
kiri dan kanan.

* Untuk suasana basa tambahkan ion OH- pada kedua ruas sesuai dengan jumlah ion H+ sehingga membentuk H2O,
kemudian hilangkan jumlah H2O pada kedua ruas yang kelebihan jumlah H2O.

Latihan soal
Setarakan reaksi redoks berikut ini !
1. Cr2O72- + C2O42-  Cr3+ + CO2 (susana asam)
2. MnO4- + C2O42-  MnO2 + CO2 (suasana basa)
3. Cl2(g) + IO3-(aq)  IO4-(aq) + Cl-(aq) (susana asam)
4. MnO(s) + PbO2(s)  MnO4-(aq) + Pb2+(aq) (suasana basa)
5. MnO4-(aq) + Cl-(aq)  Mn2+(aq) + Cl2(g) (susana asam)
6. Cu(s) + NO3-(aq)  Cu2+(aq) + NO(g) (suasana basa)
ELEKTROKIMIA

A. SEL VOLTA
 Merupakan reaksi elektrokimia yang berlangsung spontan.
 Energi kimia diubah menjadi energi listrik.
 Menggunakan larutan elektrolit.
 Menggunakan elektrode (tempat terjadinya reaksi redoks) yaitu katode dan anode.
 Katode : tempat terjadinya reaksi Reduksi.
 Anode : tempat terjadinya reaksi Oksidasi.
 Katode kutub Positif, Anode kutub Negatif (KPAN).

Diagram Sel Volta dari elektrode Cu (Tembaga) dan Zn (Zinc).

Berdasarkan diagram Sel Volta di atas :


 Pada elektrode Cu terjadi reaksi Reduksi sehingga berperan sebagai Katode (kutub positif) dengan
reaksi sebagai berikut : Cu2+(aq) + 2e-  Cu(s)
 Pada elektrode Zn terjadi reaksi Oksidasi sehingga berperan sebagai Anode (kutub negatif) dengan
reaksi sebagai berikut : Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e-
 Reaksi sel volta.
Katode : Cu2+(aq) + 2e-  Cu(s)
Anode : Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e-
Reaksi sel : Cu2+(aq) + Zn(s)  Cu(s) + Zn2+(aq)
 Arah aliran elektron : dari Anode ke Katode
 Arah aliran listrik : dari Katode ke Anode

POTENSIAL ELEKTRODE
Tabel potensial elektrode standar (Eo) dari beberapa elektrode.

Dari tabel potensial elektrode standar (Eo) di atas :


 Persamaan reaksi ditulis dalam bentuk tereduksi.
 Semakin positif nilai potensial elektrode standar (Eo), maka elektrode tersebut akan lebih mudah
mengalami Reduksi dan berperan sebagai Katode.
 Semakin negatif nilai potensial elektrode standar (Eo), maka elektrode tersebut akan lebih mudah
mengalami Oksidasi dan berperan sebagai Anode.
 Deret Volta :
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Cr, Fe, Ni, Co, Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt, Au.
 Nilai potensial elektrode merupakan besaran intensif yang tidak dipengaruhi oleh jumlah mol zat,
sehingga jika persamaan reaksinya dikalikan dua, nilai Eo-nya tetap.
o o o
 Nilai potensial sel dapat dihitung dengan rumus : E sel = E reduksi/katode - E oksidasi/anode
 Reaksi sel volta dapat ditulis dengan notasi sel : (reaksi oksidasi) (reaksi reduksi)
Contoh : A Ax+ By+ B
 Contoh Sel Volta dalam kehidupan sehari-hari :
Sel primer : sel yang reaksinya tidak dapat balik (irreversible) sehingga jika sudah habis, tidak dapat
diisi ulang. Contoh : sel kering, sel alkaline, dan sel perak oksida.
Sel sekunder : sel yang reaksinya dapat balik sehingga dapat diisi kembali. Contoh : aki, baterai Ni-Cd,
dan baterai litium.

Contoh soal :
1. Tentukan reaksi di katode, anode, reaksi sel, harga potensial sel, dan notasi sel dari pasangan 2 elektrode
berikut yang dirangkai pada sebuah sel volta !
Cu2+ + 2e-  Cu Eo = + 0,34 V
Ag+ + e- Ag Eo = + 0,799 V
Latihan soal
a. Ag+ + e- Ag Eo = + 0,799 V
Ca2+ + 2e-  Ca Eo = - 2,76 V
b. Al3+ + 3e- ⇌ Al Eo = - 1,66 Volt
Ag+ + e- ⇌ Ag Eo = + 0,80 Volt
c. Ni2+ + 2e- ⇌ Ni Eo = - 0,28 Volt
Fe2+ + 2e- ⇌ Fe Eo = - 0,44 Volt
d. Cd2+ + 2e- ⇌ Cd Eo = - 0,40 Volt
Au3+ + 3e- ⇌ Au Eo = + 1,52 Volt
B. SEL ELEKTROLISIS
 Merupakan reaksi elektrokimia yang berlangsung tidak spontan.
 Energi listrik diubah menjadi reaksi kimia.
 Menggunakan larutan elektrolit.
 Menggunakan elektrode (tempat terjadinya reaksi redoks) yaitu katode dan anode.
 Elektrode inert (sukar bereaksi) : C (Karbon), Pt (Platina), Au (Emas).
 Katode : tempat terjadinya reaksi Reduksi.
 Anode : tempat terjadinya reaksi Oksidasi.
 Katode kutub Negatif, Anode kutub Positif (KNAP).
 Penerapan sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari :
Pembuatan unsur dan senyawa : Cl2 dan NaOH dari elektrolisis larutan NaCl.
Pemurnian logam : tembaga (Cu).
Penyepuhan / electroplating.

Diagram Sel Elektrolisis

Reaksi-reaksi sel elektrolisis :


 Reaksi di Katoda (Reduksi), memperhatikan jenis kation dengan ketentuan :
1. Dalam wujud larutan, jika kation sukar tereduksi (Golongan IA, IIA, Al dan Mn), maka H2O
tereduksi menjadi H2. Golongan IA : Li, Na, K, Rb, Cs. Golongan IIA : Be, Mg, Ca, Sr, Ba.
Reaksi : 2H2O(l) + 2e-  H2(g) + 2OH-(aq)
2. Jika kation tidak sukar tereduksi (selain golongan IA, IIA, Al dan Mn), maka kation logam tersebut
yang tereduksi menjadi logamnya. Reaksi : Mx+(aq) + xe-  M(s)
3. Ion H+ dari asam tereduksi menjadi H2. Reaksi : 2H+(aq) + 2e-  H2(g)
4. Jika elektrolit berupa lelehan/leburan/cairan (tidak mengandung air), maka kation apapun tetap
tereduksi menjadi logamnya. Reaksi : Mx+(aq) + xe-  M(s)
 Reaksi di Anoda (Oksidasi), memperhatikan jenis elektroda dan anion, dengan ketentuan :
1. Jika elektroda tidak inert, maka yang teroksidasi adalah anoda. Reaksi : M(s)  Mx+(aq) + xe-
2. Jika elektroda inert, maka:
a. Ion OH- dari basa teroksidasi menjadi O2. Reaksi : 4OH-(aq)  O2(g) + 2H2O(l) + 4e-.
b. Ion halida teroksidasi menjadi gas halogen (X = F, Cl, Br, I). Reaksi : 2X–(aq)  X2(g) + 2e-.
c. Jika ion sisa asam (SO42-, PO43-, NO3-, CO32-), maka air teroksidasi menjadi O2.
Reaksi : 2H2O(aq)  O2(g) + 4H+(aq) + 4e-.
Contoh:
Tuliskan reaksi elektrolisis dari larutan MgBr2 dengan elektrode grafit (C).
Latihan soal
1. Tuliskan reaksi elektrolisis berikut !
a. Larutan KI dengan elektrode Pt.
b. Lelehan CaCl2 dengan elektrode C.
c. Larutan AgNO3 dengan elektrode Au.
d. Lelehan CaBr2 elektrode C.
e. larutan ZnI2 elektrode Ag.

C. HUKUM FARADAY

 Hukum Faraday I
Massa zat yang dihasilkan (G) pada elektrolisis sebanding dengan jumlah muatan listrik yang digunakan
(Q).
𝒆 ×𝑰 ×𝒕 𝑨𝒓
𝑮= 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒆 =
𝟗𝟔𝟓𝟎𝟎 𝒏
Keterangan :
G = massa zat yang mengendap di katoda (gram)
e = massa ekivalen
I = arus listrik yang digunakan (ampere)
t = waktu (detik)
Ar = massa atom relatif zat yang mengendap
n = jumlah muatan / elektron yang terlibat

Contoh :
Arus listrik 10 ampere dialirkan ke dalam larutan CuF2 selama 965 detik. Hitunglah massa tembaga (Cu) yang
diendapkan di katode ! (Ar Cu = 64)

Latihan soal
1. Pada elektrolisis larutan AgNO3 selama 965 detik dihasilkan endapan perak (Ag) sebanyak 5,4 gram di
katode. Hitunglah kuat arus yang digunakan selama proses elektrolisis tersebut ! (Ar Ag = 108)
2. Larutan CdCl2 dielektrolisis dengan elektrode karbon selama 9650 detik menggunakan arus listrik sebesar
5 ampere. Hitunglah massa endapan kadmium yang terjadi di katode ! (Ar Cd = 112)
3. Pada elektrolisis larutan CuI2 dengan kuat arus 10 ampere dihasilkan endapan tembaga (Cu) sebanyak 32
gram di katode. Hitunglah waktu yang digunakan selama proses elektrolisis tersebut ! (Ar Cu = 64)
4. Fluorin dapat diperoleh dari elektrolisis leburan KHF2, sesuai dengan persamaan reaksi,
1
HF2-  HF + 2F2 + e- . Jika arus listrik yang digunakan 20 ampere selama 965 detik, hitunglah gas fluorin
yang dihasilkan yang diukur pada 0oC, 1 atm ! (Ar F = 19)
 Hukum Faraday II
Massa zat yang dihasilkan (G) pada elektrolisis sebanding dengan massa ekuivalen (e) zat tersebut.

G1 : G2 : G3 = e1 : e2 : e3
Keterangan :
G = massa zat yang mengendap di katoda
e = massa ekivalen

Contoh soal :
Arus listrik dialirkan secra seri melalui larutan CuSO4 dan AgCl. Ternyata terjadi endapan tembaga sebanyak 64 gram
tembaga. Berapa gram logam perak yang dihasilkan ? (Ar Cu = 64, Ag = 108)

Latihan soal
1. Arus listrik dialirkan secra seri melalui larutan FeCl3 dan Cu(NO3)2. Ternyata terjadi endapan besi sebanyak 5,6
gram besi. Berapa gram logam tembaga yang dihasilkan ? (Ar Cu = 64, Fe = 56)
2. Arus listrik dialirkan melalui larutan CuSO4 dan CdCl2. Ternyata terjadi endapan tembaga sebanyak 32
gram tembaga. Berapa gram logam cadmium yang dihasilkan ? (Ar Cu = 64, Cd = 112)

D. KOROSI
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam
umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna
coklat-merah.

Cara pencegahan korosi pada besi dapat dilakukan sebagai berikut:


 Pengecatan, ungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara. Cat yang mengandung
timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat
bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan
biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan.
 Dibalut plastik, plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga biasanya dibalut
plastik untuk menghindari korosi.
 Pelapisan dengan krom (Cromium plating), krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan
menjadi mengkilap. Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat memberikan
perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini umumnya dilakukan pada kendaraan
bermotor, misalnya bumper mobil.
 Pelapisan dengan timah (Tin plating ), timah termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan dari besi
umumnya dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau elektroplating. Lapisan timah
akan melindungi besi selama lapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat
proses korosi karena potensial elektrode besi lebih positif dari timah.
 Pelapisan dengan seng (Galvanisasi), seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini
karena potensial elektrode besi lebih negative daripada seng, maka besi yang kontak dengan seng akan
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Sehingga seng akan mengalami oksidasi, sedangkan
besi akan terlindungi.
 Pengorbanan anode (Sacrificial Anode), proses katodik atau
pengorbanan anode
Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan
yang mahal biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu
dengan cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa
besi melalui sebuah kawat. Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi
tidak karena magnesium merupakan logam yang aktif (lebih mudah berkarat).

Latihan soal
Perhatikan percobaan korosi berikut.

Paku manakah yang mengalami korosi paling cepat dan yang tidak mengalami korosi ?

Anda mungkin juga menyukai