Anda di halaman 1dari 8

STATISTIK KESEHATAN

KONSEP DISTRIBUSI FREKUENSI DAN DISTRIBUSI KUMULATIF

Dosen Mata Kuliah :


Endang Uji Wahyu, SKM. MKM
Catur Puspawati, ST., MKM
Fitri Andayani, SKM., M. Sc. Ph

Disusun Oleh:
Kelompok 5

1. Dewinta Ayu Silma R (P23133116007)


2. Ismi Damayanti (P23133116016)
3. Maria Cahyaningtias (P23133116021)
4. Muhammad Aldi F (P23133116024)
5. Nur Indah M (P23133116030)

Program Studi:
3 - D IV Kesehatan Lingkungan

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


Jln. Hang Jebat III/F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
2019
Konsep Distribusi Frekuensi dan Distribusi Kumulatif

1. Pengertian Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi, yaitu pengelompokan data ke dalam beberapa kelompok


(kelas) dan kemudian dihitung benyaknya data yang masuk ke dalam tiap kelas. Distribusi
frekuensi menunjukkan jumlah atau banyaknya item dalam setiap kategori atau kelas.
Meskipun demikian, kita sering tertarik untuk mengetahui proporsi atau presentasi item
dalam setiap kelas.
Distribusi frekuensi adalah suatu cara penyusunan data baik data diskrit (utuh/rasio)
maupun data kontinyu (pecahan/interval) dalam kelas-kelas interval dengan tujuan agar
cepat dapat mudah dibaca, dipahami dan disimpulkan.
2. Tahap – Tahap Penyusun

CONTOH MENYUSUN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI


Data berikut ini merupakan nilai ujian mata kuliah statistik dari 150 mahasiswa. Maka langkah
langkah yang di perlukan dalam penyusunan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :
27 79 69 40 51 55 55 46 36 61 53 44 94 51 65 42 58 55 69 63 70 43 61 55 60 25 47 78 61 54
57 76 73 62 36 67 40 51 59 68 27 46 62 43 54 83 59 13 72 57 82 45 54 52 71 53 82 69 60 35
41 65 62 75 60 42 55 34 49 45 49 64 40 61 73 44 59 46 71 86 43 69 54 31 36 51 75 44 66 53
80 71 53 56 91 60 41 29 56 57 35 54 43 39 56 27 62 44 85 61 59 89 60 51 71 53 58 26 77 68
62 57 48 69 76 52 49 45 54 41 33 61 80 57 42 45 59 44 68 73 55 70 39 59 69 51 85 4 55 67
1. MENGHIITUNG JUMLAH KLAS INTERVAL
K = 1 + 3,3 Log n = 1 + 3,3 Log 150
= 1 + 3,3. 2,17 = 8,18
Jadi jumlah klas interval 8 atau 9, pada kesempatan ini di gunakan 9 klas.

2. Menghitung Rentang Data


Yaitu data terbesar di kurangi data terkecil. Data terbesar = 94 data terkecil =13.
Jadi 94 – 13 = 81

3. Menghitung Panjang Klas = Rantang Di Bagi Jumlah Klas


81 : 9 = 9
Walau pun dari hitungan panjang klas diperoleh 9, tetapi pada penyusunan tabel ini di
gunakan panjang klas 10, agar nilai agar nilai batas bawa semua berakhir nol dan batas
atas 9. Hal ini akan lebih komunikatif bila di bandingan dengan menggunakan panjang
klas 9.

4. Penyusun Interval Klas.


Secara teoritis penyusun klas interval dimulai dari data yang terkecil, yaitu 13. Tetapi
supaya lebih komunikatif, maka diimulai dengan angka 10, sehingga tabel tersusun
seperti berikut :
TABEL 2.5 PENYUSUN TABEL DISTRI BUSI FREKUENSI DENGAN TALLY
No. Kls Klas interval Tally Frekuensi (f)
1 10 – 19 A 1
2 20 – 29 EA 6
3 30 – 39 9
ED
4 40 – 49 31
5 50 – 59 EEEEEEA 42
6 60 – 69 EEEEEEEEB 32
7 70 – 79 EEEEEEB 17
8 80 – 89 EEEB 10
9 90 – 99 EE 2
B
Jumlah : 150
5. Setelah klas interval tersusun, maka untuk memasukan data guna mengetahui
frekuensi pada setiap klas interval dilakukan degan mengunakan tally.

6. Cara memasukkan tally yang cepat dan tepat


Adalah dengan cara memeri tanda ceklis pada setiap angka yang sudah dimasukan pada,
setiap klas, dan mulai dari data awal. Misalnya data yang paling adalah angka 27, maka
data 27 itu termasuk pada klas no. 2 yaitu (20 -29). Kemudian angka 27 ini deberi tanda
centang, yang berarti data tersebut telah dilakukan ke dalam klas interval. Selanjutnya
angka 53, ternyata angka tersebut masuk pada klas no. 5 kalau semua angka telah diberi
tanda centang, berarti semua data telah masuk pada setiap klas interval. Jumlah tally
harus sama dengan jumlah data.

7. Sesudah frekuensi ditemukan maka tally dihilangkan, dan data yang disajikan adalah
seperti yang tertera pada tabel 2.4 setiap data yang telah di sajikan dengan teknik
apapun harus diberi judul. Judul harus singkat jelas tetapi semua isi tercemin dalam
judul.

3. Distribusi Frekuensi Relatif

Distribusi frekuensi merupakan penataan data kualitatif. Bila data kualitatif


dihitung dalam bentuk proporsi atau presentase maka menjadi distribusi fekuensi relatif.
Dengan distribusi frekuensi relatif kita dapat mengetahui presentase suatu kelompok
terhadap seluruh pengamatan.Perubahan data kualitatif menjadi presentase dilakukan
dengan membagi frekuensi (F) dengan jumlah seluruh observasi (N) dan dikalikan 100.
Secara matematika hal tersebut dapat ditulis dengan rumus berikut :

F/N x 100

Contoh :
Kita ingin mengetahui distribusi umur 20 orang penderita karsinoma mamae yang
dirawat di suatu rumah sakit selama satu tahun.

Dari distribusi frekuensi relatif tabel 1 dapat diketahui bahwa presentase terbesar
adalah 25%, terletak pada kelompok 56-60 tahun dan kelompok umur 71-75 tahun, tetapi
tidak dapat disimpulkan adanya kecenderungan jumlah kasus yang meningkat dengan
meningkatnya umur. Hal ini mungkin disebabkan oleh jumlah pengamatan yang terlalu
sedikit yaitu 20 orang atau presentase dengan jumlah pengamatan yang terlalu kecil
sehingga menimbulkan bias. Untuk menghindari terjadinya bias maka secara matematik
perhitungan presentase menggunakan n minimal sebanyak 60 maka jika n semakin
mendekai 100 maka perhitungan presentasenya semakin tepat.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Relatif Karsinoma Mamae

Umur Frekuensi Frekuensi Relatif (%)


41 - 45 2 10
46 – 50 2 10
51 – 55 1 5
56 – 60 5 25
61 – 65 4 20
66 – 70 1 5
71 – 75 5 25
Jumlah 20 100

4. Distribusi Frekuensi Kumulatif

Distribusi frekuensi kumulatif ialah distribusi frekuensi yang setiap kelompoknya


dinyatakan dengan nilai kumulatif.

Distribusi frekuensi kumulatif dapat dinyatakan dalam 4 model sebagai berikut :

1. Kurang dari batas bawah kelompok ( < batas bawah kelompok )


2. Sama atau lebih besar dari batas atas kelompok ( ≥ batas atas kelompok)
3. Kurang atau sama dengan batas atas kelompok ( ≤ batas atas kelompok)
4. Lebih besar dari batas atas kelompok ( > batas atas kelompok)

1. Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari batas bawah kelompok


Model ini dapat digunakan untuk mengetahui frekuensi data yang mempunyai
nilai di bawah kelompok tertentu. Agar dapat dipahami dengan jelas maka akan
diberikan contoh sebagai berikut.
Misalkan kita akan mengukur berat badan 55 orang penderita yang dirawat di
bagian penyakit dalam suatu rumah sakit untuk mengetahui berapa orang penderita
yang memiliki berat badan kurang dari 51 Kg.
Penghitungan distribusi frekuensi kumulatif kurang dari batas bawah kelompok
tertentu dilakukan dengan menjumlah semua frekuensi yang terletak sebelum nilai
batas bawah kelompok tertentu. Misalnya, berat badan kurang dari 51 Kg maka jumlah
frekuensi kelompok sebelumnya adalah 2 + 5 = 7 ( Tabel 1 )

Table 1 Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari batas bawah kelompok


Berat Badan Frekuensi Berat Badan < batas Frekuensi kumulatif
bawah
41 – 45 2 < 41 0
46 – 50 5 < 46 2
51 – 55 13 < 51 7
56 – 60 15 < 56 20
61 – 65 11 < 61 35
66 – 70 8 < 66 46
71 – 75 1 < 71 54
76 – 80 0 < 76 55

2. Distribusi frekuensi kumulatif sama atau lebih besar dari batas bawah kelompok

Untuk memperoleh distribusi frekuensi kumulatif sama atau lebih besar dari
batas bawah kelompok dilakukan dengan menjumlah frekuensi kelompok yang
bersangkutan ditambah dengan frekuensi kelompok berikut. Misalnya, penderita
dengan berat badan 56 Kg atau lebih, diperoleh dengan menjumlahkan frekuensi
kelompok berikut, yaitu 15 + 11 + 8 +1 + 0 = 35 . ini berarti bahwa penderita dengan
berat badan 56 Kg ke atas ada sebanyak 35 orang (Tabel 2)

Tabel 2 Distribusi frekuensi kumulatif sama atau lebih batas bawah

Berat Badan Frekuensi Berat Badan ≥ batas Frekuensi kumulatif


bawah kelompok
41 – 45 2 ≥ 41 55
46 – 50 5 ≥ 46 53
51 – 55 13 ≥ 51 48
56 – 60 15 ≥ 56 35
61 – 65 11 ≥ 61 20
66 – 70 8 ≥ 66 9
71 – 75 1 ≥ 71 1
76 – 80 0 ≥ 76 0

3. Distribusi kumulatif kurang dari atau sama dengan batas atas kelompok
Distribusi kumulatif ini dapat dilihat pada tabel 3 dengan cara menjumlah
frekuensi pada kelompok yang diinginkan dengan semua frekuensi kelompok
sebelumnya. Misalnya, berat badan kurang atau sama dengan batas atas 55 Kg
diperoleh dengan menjumlah 13 + 2 + 5 = 20.
Dengan ini dapat diketahui jumlah orang dengan berat badan lebih kecil atau
sama dengan 55 Kg adalah 20 orang.

Table 3 Distribusi frekuensi kumulatif kurang atau sama dengan batas atas

Berat Badan Frekuensi Berat Badan ≤ batas Frekuensi


atas kelompok kumulatif
41 – 45 2 ≤ 45 2
46 – 50 5 ≤ 50 7
51 – 55 13 ≤ 55 20
56 – 60 15 ≤ 60 35
61 – 65 11 ≤ 65 46
66 – 70 8 ≤ 70 54
71 – 75 1 ≤ 75 55

4. Distribusi frekuensi kumulatif lebih besar dari batas atas kelompok

Untuk mengetahui banyaknya frekuensi berat badan yang lebih besar dari batas
atas kelompok maka dilakukan dengan menjumlah semua frekuensi kelompok
berikutnya. Misalnya, frekuensi kumulatif lebih besar dari 60 Kg diperoleh dengan
menjumlahkan 11 + 8 + 1 = 20
Ini berarti bahwa jumlah penderita dengan berat badan lebih dari 60 Kg adalah
20 orang ( lihat tabel 4 )

Tabel 4 distribusi frekuensi kumulatif lebih besar dari batas atas kelompok

Berat Badan Frekuensi Berat Badan > batas Frekuensi


atas kelompok Kumulatif
41 – 45 2 >45 53
46 – 50 5 >50 48
51 – 55 13 >55 35
56 – 60 15 >60 20
61 – 65 11 >65 9
66 – 70 8 >70 1
71 – 75 1 >75 0
Daftar Pustaka

Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.
Casrel, H. Syamsunie. 2018. Metodolodi Penelitian Kesehatan dan Pendidikan.
Yogyakarta: Penebar Media Pustaka

Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta

Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat.


Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai