LATAR BELAKANG
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang harus dilakukan oleh setiap
individu/keluarga/kelompok sangat banyak, dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur
kembali. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/keluarga/
kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Penerapan PHBS di lingkungan
tempat kerja merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakkan dan
memberdayakan para karyawan/pegawai untuk hidup bersih dan sehat.
Berdasarkan hal tersebut di atas dan agar pelaksanaan PHBS di tempat kerja dapat
berjalan baik, maka disusun Pedoman Pelaksanaan PHBS di Lingkungan Tempat Kerja.
Pedoman ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas dan dijadikan salah
satu acuan dalam pelaksanaan PHBS di Lingkungan Tempat Kerja. Pedoman ini lebih
dikhususkan untuk lingkungan tempat kerja perkantoran.
A. TUJUAN :
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Lingkungan Tempat Kerja mempunyai
tujuan :
1. Tujuan Umum :
Memberdayakan karyawan/pegawai dan masyarakat lingkungan tempat kerja
agar tahu, mau dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan
menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan tempat
kerja yang sehat.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan tempat
kerja
b. Meningkatkan produktivitas kerja
c. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menurunkan angka absensi tenaga kerja
e. Menurunkan angka penyakit akibat kerja / lingkungan kerja
f. Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan
masyarakat.
B. MANFAAT :
1. Manfaat bagi Karyawan/Pegawai :
a. Meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
b. Meningkat produktivitasnya yang berdampak pada peningkatan
penghasilan dan ekonomi keluarga.
c. Pengeluaran rumah tangga lebih ditujukan untuk peningkatan taraf
hidup bukan untuk biaya pengobatan.
d. Meningkatnya produktivitas kerja karyawan/pegawai yang berdampak
positif terhadap pencapaian target dan tujuan.
e. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan
2. Manfaat bagi tempat kerja :
a. Terwujudnya tempat kerja dan lingkungan kerja yang bersih dan rapi.
1. Karyawan/Pegawai
2. Pimpinan tempat kerja
3. Masyarakat lingkungan tempat kerja
DEFINISI OPERASIONAL
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang/keluarga/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan
dan berperan aktif alam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.
Tempat Kerja ber-PHBS adalah tempat kerja yang setiap individu/kelompok yang ada
di dalamnya sudah menerapkan PHBS di lingkungan tempat kerjanya (memenuhi 9
indikator PHBS di Lingkungan Tempat Kerja).
Pembinaan PHBS di Lingkungan Tempat Kerja dapat berjalan optimal bila ada
pengorganisasian kegiatan PHBS. Pengorganisasian dimulai dari :
1. Tingkat Provinsi, yaitu Tim Pembina PHBS dengan koordinator di Sekretariat
Daerah Provinsi dengan melibatkan unsur Badan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga,
Dinas Pendidikan, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perhubungan, Dinas Tata Ruang
dan Pemukiman, Dinas Kesehatan. Tim ini adalah Tim Pembina PHBS secara
keseluruhan mencakup tatanan PHBS Rumah Tangga, PHBS Sekolah, PHBS
Tempat Kerja, PHBS Tempat-tempat Umum dan PHBS Sarana Kesehatan. Tim
ini bisa disusun secara tersendiri atau merupakan sub-Tim dari suatu Tim yang
telah ada dimana pembinaan Gerakan Sadar PHBS merupakan salah satu
kegiatannya. Misalnya sub-tim dari Tim/Forum Provinsi Siaga Sehat.
2. Tingkat Kabupaten/Kota, yaitu Tim Pembina PHBS dengan koordinator di
Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota dan melibatkan unsur Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Pendidikan, Dinas Tenaga Kerja, Dinas
Perhubungan, Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, Dinas Kesehatan. Tim ini
adalah Tim Pembina PHBS secara keseluruhan mencakup tatanan PHBS-
Rumah Tangga, PHBS Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Tempat-tempat
Umum dan PHBS Sarana Kesehatan. Tim ini bisa disusun secara tersendiri
atau merupakan sub-Tim dari suatu Tim yang telah ada dimana pembinaan
Gerakan Sadar PHBS merupakan salah satu kegiatannya. Misalnya sub-tim
dari Tim/Forum Kabupaten/Kota Siaga Sehat.
3. Tim PHBS di lingkungan tempat kerja (Dinas/Lembaga/Satuan Organisasi
Perangkat Daerah), yaitu Tim yang akan menjadi fasilitator dalam
meningkatkan PHBS di Lingkungan Tempat Kerja masing-masing unit kerja.
Tim terdiri dari Tim Inti didukung Pokja dengan anggota dari setiap bidang
sebagai pemantau di setiap bidangnya. Tim ini dapat melibatkan Dharma
Wanita sebagai mitra dalam pembinaan PHBS di Lingkungan Tempat Kerja
Perkantoran.
A. STRATEGI
1. PERENCANAAN
b. Analisis Situasi
1). Pimpinan di Tempat kerja melakukan pengkajian ulang
tentang :
a). Ada atau tidaknya komitmen dan kebijakan tentang
pembinaan PHBS di lingkungan tempat kerja.
b). Sikap dan perilaku karyawan/pegawai terhadap
kebijakan tersebut.
2). Pengkajian/pemantauan awal PHBS di lingkungan tempat kerja,
dilakukan di setiap bidang atau bagian yang ada di masing-
masing dinas/lembaga/SOPD. Responden pemantauan
hendaknya mencakup seluruh karyawan/pegawai di seluruh
bidang/ bagian, dipilih secara random. Jumlah responden kurang
lebih 5-10% dari jumlah karyawan/pegawai.
3). Hasil pengkajian direkapitulasi dan diolah sehingga dapat
dijadikan bahan untuk menyusun rencana kerja tim dalam upaya
peningkatan PHBS di lingkungan tempat kerja.
2. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI
Disamping itu peran dari berbagai pihak terkait, dalam hal ini Organisasi
Karyawan/Pegawai, serta peran aktif dari karyawan/pegawai yang mau
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat juga turut menentukan bagi
terwujudnya Lingkungan Tempat Kerja yang ber-PHBS.
2. DPRD :
a. Memberikan persetujuan anggaran kepada Gubernur/Bupati/ walikota untuk
pengembangan PHBS di Lingkungan Tempat Kerja.
b. Memantau kinerja Gubernur/Bupati/Walikota yang berkaitan dengan
pembinaan PHBS di Lingkungan Tempat Kerja.
3. Pimpinan OPD/Instansi
a. Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan, surat edaran
dan instruksi tentang pembinaan PHBS di Lingkungan Tempat Kerja.
b. Mengalokasikan dana untuk pembinaan PHBS di Lingkungan Tempat
Kerja.
4. Organisasi Karyawan/Pegawai.
a. Mengadvokasi mitra kerja/pihak ketiga untuk memperoleh dukungan
kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di Lingkungan Tempat Kerja.
b. Melakukan sosialisasi PHBS di lingkungan tempat kerja.
c. Menyusun rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di
Lingkungan Tempat Kerja.
d. Memantau tujuan pencapaian Lingkungan Tempat Kerja yang ber-PHBS.
1. Indikator Masukan
a. Adanya kebijakan penyelenggaraan PHBS di lingkungan tempat kerja
b. Adanya dukungan pembinaan PHBS di lingkungan tempat kerja
c. Adanya pembiayaan kegiatan PHBS di lingkungan tempat kerja
d. Adanya Karyawan/pegawai yang telah dilatih PHBS di lingkungan
tempat kerja
e. Adanya Media Pendukung untuk pembinaan PHBS di lingkungan
tempat kerja.
2. Indikator Proses
a. Adanya advokasi PHBS di lingkungan tempat kerja
b. Adanya pelatihan/pertemuan fasilitator PHBS di lingkungan tempat
kerja
c. Adanya sosialisasi penerapan PHBS di lingkungan tempat kerja
d. Adanya Rencana Kegiatan PHBS di lingkungan tempat kerja
e. Adanya Gerakan penerapan PHBS di lingkungan tempat kerja
f. Adanya catatan pemantauan Gerakan Sadar PHBS di lingkungan
tempat kerja.
3. Indikator Keluaran
Tempat kerja dan lingkungan kerja sehat, yang memenuhi 9 (sembilan)
indikator.
B Indikator Proses
1 Adanya advokasi Mempelajari Adanya catatan Advokasi ke
pendekatan kepada dokumen / notulen pimpinan OPD
pimpinan tentang PHBS yang ada Adanya catatan Advokasi ke
di lingkungan tempat kerja pimpinan bidang
oleh tim inti. Adanya catatan Advokasi
pimpinan seksi/subag
Adanya catatan Advokasi
pimpinan organisasi
karyawan
Lampiran 2
Editor
Tuti Surtimanah
Ni Made Indra Maharani
Tim Penyusun
Adi Komara
Ati Widiawati
Budiman
Dedeh Hadiati
Eti Budiati
Putriarti
Rini Aryanti
Tety Nurhayati
Yeti Hertiati
Yus Rooseno
Kontributor :
Tim PPPKMI Jawa Barat