Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sarana utama untuk menunjang dan
meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal ini sesuai dengan isi pasal 34 ayat
(3) UUD 1945 bahwa “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Sebagai
sarana peningkatan kesehatan Rumah sakit terdiri dari beberapa bagian
yang saling berinteraksi dan berintegrasi. Bagian tersebut adalah balai
pengobatan, tempat praktik dokter, ruang operasi, laboratorium, farmasi,
administrasi, dapur,laundry, pengolahan sampah dan limbah, serta
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya (Pasal 1 UU No. 74, 2001)
Dalam pelaksanaannya semua elemen yang ada di rumah sakit,
berperan sebagai sumber penghasil limbah. Dilihat dari keberadaannya
limbah rumah sakit dapat memberi dampak negatif dan mendatangkan
pencemaran dari suatu proses kegiatan. Hal ini akan terjadi apabila limbah
yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan B3 yang kurang
efektif dapat menimbulkan berbagai masalah khususnya di rumah sakit.
Karena rendahnya pengetahuan dan tata cara pengelolaan limbah bahan
berbahaya danberacun (B3) maka dibutuhkan suatu pembinaan, pengawasan
dan pengendalian dari pengelola rumah sakit. Hal ini bertujuan untuk dapat
menjabarkan berbagai efek merugikan dari limbah medis.Di samping itu
juga diperlukan pedoman tentang tata cara pengelolaan limbah medis agar
dapat mengurangi efek yang merugikan terhadap lingkungan.

1
Di dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit didefinisikan bahwa Rumah Sakit ialah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan
kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai
lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian, ternyata memiliki
dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitarnya
Dampak yang dimaksud di atas diantaranya penggunaan bahan
berbahaya dan beracun (B3), ditemukannya limbah bahan kimia
kadaluwarsa yang semakin meningkat dan tersebar luas. Apabila hal
tersebut tidak dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan kerugian
terhadap kesehatan manusia, mahluk hidup dan lingkungan hidup. Kerugian
tersebut dapat berupa pencemaran udara, tanah, air dan laut. Oleh karenanya
perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk
melindungi masyarakat dan petugas rumah sakit akan bahaya pencemaran
lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Salah satu bentuk
penyehatan yang bisa dilakukan adalah dengan mengelola dan mengawasi
limbah yang dihasilkan di setiap rumah sakit.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya pedoman yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun (B3) di Rumah Sakit Citra Husada.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan pengelolaan bahan berbahaya
dan beracun (B3) di Rumah sakit Citra Husada Jember.
2. Tujuan Khusus
a. Menjadi panduan dalam pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
(B3) di Rumah Sakit Citra Husada Jember
b. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi petugas
kebersihan tentang pengolahan bahan berbahaya dan beracun (B3) di
Rumah Sakit Citra Husada Jember

2
c. Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja bagi petugas pengelola limbah
d. Melindungi petugas dari kejadian tumpahan bahan berbahaya dan
beracun (B3)
C. Pengertian
1. Lingkungan Rumah Sakit Citra Husada Jember adalah semua area
didalam dan diluar gedung yang merupakan tempat kegiatan dan aktifitas
Rumah Sakit Citra Husada Jember sesuai batas wilayah dan area Rumah
Sakit Citra Husada Jember Masyarakat Rumah Sakit adalah : semua
orang yang berada di dalam area Rumah Sakit tanpa terkecuali.
2. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan
masyarakat, seperti rumah sakit, Puskesmas, praktik dokter, praktik
bidan, toko obat atau apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan bahan
obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya, antara lain pusat
dan/atau balai pengobatan, rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak
(BKIA).
3. Pegawai adalah peneliti, teknisi, atau petugas yang secara langsung atau
tidak langsung menggunakan bahan berbahaya beracun
4. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan bahan
berbahaya dan beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya;
5. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah kegiatan yang
menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan
atau membuang bahan berbahaya dan beracun (B3).
6. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah teknik kegiatan
penempatan bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk menjaga kualitas
dan kuantitas bahan berbahaya dan beracun (B3) dan atau mencegah
dampak negatif bahan berbahaya dan beracun (B3) terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya;

3
7. Pengemasan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah kegiatan
mengemas, mengisi atau memasukkan bahan berbahaya dan beracun (B3)
ke dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
8. Simbol bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah gambar yang
menunjukkan klasifikasi bahan berbahaya dan beracun (B3);
9. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan
jenis bahan berbahaya dan beracun (B3);
10. Pengangkutan B3 bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah kegiatan
pemindahan bahan berbahaya dan beracun (B3) dari suatu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan sarana angkutan;
11. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap
kesehatan sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke
dalam tubuh.
12. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak
berbagai peralatan dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit
akan menimbulkan kerusakan berupa iritasi dan peradangan kulit.
13. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak.
14. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan
oksigen dalam penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat
reaktif dan eksplosif serta sering menimbulkan kebakaran.
15. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
16. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas
pakai yang karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
17. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas
dalam udara yang dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu,
tanpa menimbulkan gangguan kesehatan yang berarti.
18. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk
melakukan kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi
sarana sebagai kelengkapan laboratorium.
19. Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja & Penyusunan
Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya (Kepmenaker No 187/Men/1999
tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja)
20. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah kegiatan yang
menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan

4
atau membuang bahan berbahaya dan beracun (B3) (Pasal 1 UU No. 74,
2001)

5
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan


Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai
Rumah Sakit Citra Husada Jember.
2. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya
d a n b e r a c u n peralatan,dan pekerja yang merupakan unsur dalam
melaksanakan kegiatan dengan menggunakan bahan kimia
1) Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
mencakup panduan tentang :
1 Identifikasi B3
2 Pengadaan B3
3 Penyimpanan B3
4 Penanganan tumpahan B3
5 Penanganan terpapar B3 pada kulit
6 Penanganan terpapar B3 pada mata
7 Pemasangan simbol dan label B3
8 Pembuangan limbah B3
2) Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Panduan Pengelolaan B3 dan
Limbah B3
Ruangan-ruangan antara lain :
1. Instalasi Farmasi
2. Unit Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Unit OK
4. Unit Rawat Jalan
5. Unit Radiologi
6. Unit Umum dan Rumah Tangga
7. Gudang
8. Unit Bersalin

BAB III
TATA LAKSANA

Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan


pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tatalaksana bahan

6
berbahaya dan beracun mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi
B3, pengadaan B3, penyimpanan B3, pemasangan simbol dan label B3
penggunaan B3, penanganan B3, dan Standart operasional prosedur
penanganan tumpahan dan terpapar B3, hingga proses pembuangan limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak ke III yang telah
memperoleh izin dari Dinas Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku
Tata laksana kelola B3 adalah sistem manajemen pengelolaan B3 kegiatan
meliputi fungsi - fungsi sbb :
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Panduan identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan
beracun dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah
termasuk dalam daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan
Pemerintah No.:74 / Tahun 2001 , sbb :
1) Mudah meledak (explosive);
2) Pengoksidasi (oxidizing);
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4) Sangat mudah menyala (highly flammable);
5) Mudah menyala (flammable);
6) Amat sangat beracun (extremely toxic);
7) Sangat beracun (highly toxic);
8) Beracun (moderately toxic);
9) Berbahaya (harmful);
10) Korosif (corrosive);
11) Bersifat iritasi (irritant);
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13) Karsinogenik (carcinogenic);

7
14) Teratogenik (teratogenic);
15) Mutagenik (mutagenic).
b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar
seperti dalam lampiran PP. No. : 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan
B3, maka cara Identifikasi dilakukan melalui Uji karakteristik B3
meliputi :
1) mudah meledak;
2) mudah terbakar;
3) bersifat reaktif;
4) beracun;
5) menyebabkan infeksi; dan
6) bersifat korosif.
2. Panduan pengadaan B3
Tiap unit yang membutuhkan B3 bisa mengajukan B3 dengan melaporkan
ke IFRS Citra Husada Jember dengan tahapan :
1. Unit yang membutuhkan B3 mengajukan permintaan B3 lewat kepala
unit terkait ke IFRS
2. Apabila IFRS telah memiliki B3 sesuai permintaan, maka akan segera
di distribusikan ke unit terkait (maksimal 2 buah dari setiap jenis B3
yang diminta)
3. IFRS juga mendata kebutuhan B3 Rumah Sakit Citra Husada Jember
dan melakukan pengajuan rutin ke direksi menggunakan surat
pengajuan pengadaan barang
4. Setelah disetujui, B3 yang datang akan di simpan di Gudang Farmasi
3. Panduan penyimpanan dan pengemasan B3
a. Panduan Tempat Penyimpanan
Hal hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
1) Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan
bencana dan di luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana
tata ruang

8
2) Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik
limbah B3 dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
3) Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal2 sbb :
a) Keamanan Fasilitas
b) Pencegahan Terhadap Kebakaran
c) Pencegahan tumpahan
d) Penanggulangan Keadaan Darurat
e) Pengujian peralatan; dan
f) Pelatihan karyawan.
b. Penyimpanan B3
1) Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh
alam & lingkungan :
a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
2) Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb:
a) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (maksimal 2 buah
B3 dari setiap jenis yang dibutuhkan di ruangan tersebut)
c) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat
lewat
d) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan
ditempatkan yg aman, tidak lembab, dan aman dari sumber
panas (listrik, api terbuka dll)
3) Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan
dan Keselamatan)
4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan
5) Selain petugas gudang dilarang masuk.
6) Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan,
peralatan dan sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman
kepada atasan.

9
7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbol dan label B3 (Label
isi, safety, resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan
pertama

1. Penyimpanan B3 golongan gas Medis

Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


2. Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan
benar dan akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
3. Kondisi ruangan
1. Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia
penangkal petir
2. Pengaturan suhu/panas/ cahaya
a) Suhu sejuk dan kering
b) Hindari cahaya langsung matahari
c) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas
d) Hindarkan kenaikan suhu

3. Pengaturan udara
Ventilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu
ruangan tetap optimal
4. Tata penyimpanan
a) Wadah disimpan pada posisi tegak
b) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah
c) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya
d) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi
e) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya
4) Kesiapan penanggulangan
a) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan
bahaya gas Medik

10
b) Tersedia alat pemadam kebakaran
c) Tersedia P3K
d) Tersedia alat komunikasi
5) Lokasi
a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut
tanpa tiupan angin kuat
b) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat
6) Penanganan tekhnis pada bongkar muat
Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan
jenis dan tingkat bahaya
7) Penanggulangan kasus bahan berbahaya
8) Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban
langsung dsb maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku
sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya

5. Penyimpanan B3 Explosif

1) Pewadahan dan penandaan


Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar dan
teliti sesuai dengan macam dan tingkat bahaya

2) Kondisi ruangan
a) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat,
tahan ledakan, tahan api, tahan gempa
b) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
c) Kedap air
d) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci
e) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan
penangkal petir
f) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan
pemberitahuan dilarang merokok
c. Penyimpanan B3 Gas
1) Pewadahan dan penandaan

11
Mengikuti polapewadahan dan penandaan yang berlaku dengan
benar & akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya

2) Kondisi ruangan
a) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia
penangkal petir
(1) Pengaturan suhu / panas / cahaya
(a) suhu sejuk dan kering
(b) hindari cahaya langsung matahari
(c) hindarkan instalasi litrik, sumber panas
(d) Hindarkan kenaikan suhu
(2) Pengaturan udara
Ventilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan
suhu ruangan tetap optimal

d. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala


1) Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya
terhadap saluran dari luar
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap
daya kemas isinya
c) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & konstruksi bangunan :
b) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
c) Mempunyai ventilasi secukupnya
d) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah
menyala
3) Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c) Mencegah kotak langsung dengan B3

12
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan
e. Penyimpanan B3 Beracun
1) Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan
penandaan B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadap B3 yang disimpan
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci
4. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
dalam penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahaynya,
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang
berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan
efektif
5) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja, daftar B3
dll)
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai
dengan SPO
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan
tanggung jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi
kerja terlebih hal yang tidak aman
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja,
wadah sisa B3 hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelakaan dan penanganan lebih lanjut
5. Panduan penanganan B3
a. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan
apabila terjadi kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban

13
menjadi atau merasa aman dan tenang serta mencegah kondisi yang
lebih buruk sambil menunggu pertolongan dokter.
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum : pertolongan
pertama yang berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3). Dampak dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa
ledakan gas dan kebakaran bahan kimia, bahan kimia tumpah, terpapar
bahan kimia kepada petugas, sarana dan lingkungan rumah sakit.
c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut:
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang
dapat menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda
yang disebabkan oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak
terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang
karyawan semenjak dia meninggalkan rumah kediaman sampai
menuju ketempat pekerjaannya, selama jam kerja, maupun
sekembalinya dari tempat kerja menuju rumah kediamannya
melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian rupa sehingga
karyawan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam setelah kejadian
kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidak
normalan psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi
dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau
berkurangnya kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan)
untuk melakukan aktivitas dengan cara atau dalam batas–batas
yang dianggap normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang
sebagai akibat dari perlemahan atau ketidakmampuan yang
membatasi atau mencegah orang itu untuk melakukan perannya
yang normal untuk ukuran orang itu
d. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib

14
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat
akibat B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk perencanaan dan
penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 wajib mengambil langkah-langkah :
a) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b) menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap
penanggulangan kecelakaan;
c) melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada
aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; dan
d) Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah
menerima laporan tentang terjadinya kecelakaan dan atau
keadaan darurat akibat B3 sebagaimana dimaksud wajib
segera mengambil langkah-langkah penanggulangan yang
diperlukan.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan
kewajiban setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3
untuk :
a) Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan
darurat; dan atau
b) Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau
tercemar; yang diakibatkan oleh B3.
6. Panduan penanganan tumpahan B3
a. Ketentuan mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan
karena dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan
tum pahan. Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan
akibat menghirup uap bahan tersebut, korosif dan dapat menimbulkan
kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah
terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk
bahanbahan mikrobiologi).
b. Penanganan B3 tumpah di Rumah Sakit Citra Husada adalah :

15
1) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang
tumpah, sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko
tumpahan dan mengetahui teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal
tersebut aman dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
5) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
6) Apabila tumpahan bahan kimia B3 dalam bentuk serbuk dapat
menggunakan kertas merang basah mengikat tumpahan (lihat pada
SPO penanganan tumpahan B3 menggunakan Spillkit B3)
7) Sedangkan, apabila tumpahan bahan kimia B3 dalam bentuk cair
maka dapat menggunakan bahan inert /absorben untuk menyerap
cairan. (misalnya pasir/ kertas merang).
8) Petugas menggunakan pinset untuk mengambil pecahan dan taruh
pecahan kedalam botol kaca kecil,bila ada pecahan.
9) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan
dengan air, densifektan.
10) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam
“Material Safety Data Sheet” (MSDS).
c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
1) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup
untuk penanganan lebih lanjut
2) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
3) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/
bahan kimia.
4) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat
berbahaya, selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi
dengan sarung tangan dan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya :
masker dan sepatu pelindung)
d. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit
1) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya
pada pekerja, bila terkena kulit dan rambut
2) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju
sumber air terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang
menutup bagian yang terkontaminasi

16
3) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan
air (bila mungkin air mengalir atau air pancuran atau shower), lihat
petunjuk gambar
4) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
5) Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk melindungi
diri dari kontaminan bahan kimia yang dibersihkan
(beberapabahan kimia yang melepas uap berbahaya bagi
pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke IGD bila memerlukan
pertolongan medis lebih jauh
7) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Tim K3 Rumah Sakit
melalui Unit Rawat Jalan
8) Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau
kepala

e. Panduan penanganan terpapar B3 pada mata


1) Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan
Berbahaya pada Pekerja, bila Terkena Mata :
a) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang
terkontaminasi dengan posisi kepala menengadah dan miring
ke arah mata yang terkontaminasi
b) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai
mata dengan sejumlah air yang dingin dan bersih selama
15–20 menit
c) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan
tidak mengenai mata sebelahnya
d) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal
ketika menyiram di sekitar kulit, alis dan kelopak mata
e) Memastikan pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok
matanya

17
f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke IGD bila
memerlukan pertolongan medis lebih jauh, lalu melaporkan
kejadian kecelakaan kerja ke Tim K3 Rumah Sakit melalui
Poli Pegawai
g) Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air  ini di
RSCH blm ada eye wash fountain

f. Tempat spill kit dan jenis spill kit


MSDS dan Spill Kit harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan
mudah segera diperoleh. Setiap orang harus mengetahui keberadaan
MSDS dan Spill Kit. Pastikan Spill Kit masih terisi lengkap dan dalam
kondisi yang baik.
1) Spillkit terdiri dari :
 Tanda pembatas tumpahan cairan B3
 Cairan desinfektan
 Pasir
 Alat pelindung diri celemek, masker, dan sarung tangan
 Kertas merang
 Kantong plastik warna kuning
 Botol kaca kecil
 Pinset
Spill Kit dan MSDS bahan kimia berbahaya diletakkan di setiap Instalasi
/ Unit yang menggunakan Bahan berbahaya dan Beracun dan
menghasilkan limbah Bahan berbahaya dan beracun.

7. Panduan pemasangan simbol dan label B3


Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan
peringatan pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya
adalah tindakan pencegahan yang esensial. Pegawai yang bekerja pada
pengelolaan B3 biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia
dalam wadah/packingnya, demikian pula para pengguna di ruaangan dari

18
barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi
sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan
syarat penting dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut
tidak dapat dianggap sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha
perlindungan keselamatan lainnya masih tetap diperlukan.
a. Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :
1) Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan
B3 adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
2) Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
3) Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3.
4) Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat
B3 dan dilengkapi penutup.
5) Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam
bentuk lain yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.

b. Panduan pemasangan Simbol


1) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan
klasifikasinya dan label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
2) Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3
wajib diberi simbol B3.
3) Bentuk dasar, ukuran dan bahan
a) Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga
membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi
belah ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A). Simbol
yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran

19
kemasan. Sedangkan simbol pada tempat penyimpanan
kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

Gambar A: bentuk dasar simbol

b) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air,


goresan dan bahan kimia yang akan mengenainya. Warna
simbol untuk dipasang di kendaraan pengangkut bahan
berbahaya dan beracun harus dengan cat yang dapat berpendar
(fluorenscence).
c) Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3
yang terdiri dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan,
yaitu :
(1) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak
(explosive), sebagaimana gambar (1).

Gambar (1) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah


meledak (explosive).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol berupa gambar bom meledak (explosive/exploded

20
bomb) berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan
suatubahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 °C,
760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran
atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.

(2) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi


(oxidizing), sebagaimana gambar Simbol–simbol lain dapat
di lihat pada lampiran :

Gambar (2) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat


pengoksidasi (oxidizing)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang
menyala. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat
melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika
bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahanbahan
yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan
hampa udara.

(3) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala


(flammable), sebagaimana gambar

21
Gambar (3) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat

mudah menyala (flammable)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih
dan hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:

(a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan


terbakar karena kontak dengan udara pada temperature
ambien;
(b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan
sumber nyala api;
(c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan
normal;
(d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam
jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau kontak
dengan air atau udara lembab;
(e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah
0°C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan
35°C;
(f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0°C –
21°C;

22
(g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24%
volume dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak
lebih dari 60°C (140°F) akan menyala apabila terjadi
kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain
pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat
dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
(h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar
(25°C dan 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan
terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uaair
atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus
menerus dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian
”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya menunjukkan
titik nyala kurang dari 40oC;
(i) Aerosol yang mudah menyala;
(j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
(k) Peroksida organik.
(4) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),
sebagaimana gambar (4).

Gambar (4). : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang

23
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:

(a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan


keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk
ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji
LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan
beracun); dan/atau
(b) Sifat bahaya toksisitas akut.
(5) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful),
sebagaimana gambar (5).

Gambar (5). : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya


(harmful)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini
untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan,
cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalu
inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.

(6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant),


sebagaimana gambar (6).

24
Gambar (6). : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah


Simbol berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol
ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:

(a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara


langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau
selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau
peradangan;
(b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena
paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan,
mengantuk atau pusing;
(c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi
alergi pada kulit; dan/atau
(d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat
menyebabkan iritasi serius pada mata
(7) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive),
sebagaimana gambar (7).

25
Gambar (7) : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif
(corrosive)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:

(a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;


(b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
SAE 1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan
temperatur pengujian 55oC; dan/atau
(c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3
bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk
B3 yang bersifat basa.
(8) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi
lingkungan (dangerous for environment), sebagaimana
gambar (8).

26
Gambar (8) : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi
lingkungan (dangerous for the environment)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol berupa gambar pohon dan media lingkungan
berwarna hitam serta ikan berwarna putih. Simbol ini untuk
menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya
terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau
menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic
lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti
merusak lapisan ozon (misalnya CFC =
Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya
PCBs = Polychlorinated Biphenyls).

(9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik,


teratogenik dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic,
mutagenic), sebagaimana

Gambar (9) : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik,


teratogenik dan mutagenik (carcinogenic,
tetragenic,mutagenic).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna
hitam dengan gambar menyerupai bintang segi enam
berwarna putih pada dada. Simbol ini menunjukkan
paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang

27
dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
sebagai berikut:

(a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;


(b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat
mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan
embrio;
(c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan
perubahan kromosom yang berarti dapat merubah
genética;
(d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
(e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
(f) gangguan saluran pernafasan.
(10) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa
gas bertekanan (pressure gas), sebagaimana gambar (10).

Gambar (10) : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas


bertekanan

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna


merah.Simbol berupa gambar tabung gas silinder berwarna
hitam. Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas
bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat
meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah
dan isinya dapat menyebabkan kebakaran

c. Ketentuan pemasangan simbol

28
Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:

1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel


dengan baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama,
tahan terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
a) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik
bahan yang dikemasnya atau diwadahinya;
b) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang
oleh kemasan lain dan mudah dilihat;
c) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan
simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan
dari sisa-sisa bahan berbahaya dan beracun; dan
d) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan
dipergunakan kembali untuk mengemas B3 harus diberi label
“KOSONG”
2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3. Simbol yang dipasang
pada kendaraan pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada alat angkut/kendaraan, mudah
penggunaannya, dan tahan lama;
b) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai
dengan klasifikasi B3 yang diangkutnya;
c) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau
lebih besar, sebanding dengan ukuran alat angkut yang
digunakan;
d) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan,
dan/atau bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya
bahan plastik, kertas, atau plat logam) serta menggunakan
bahan warna simbolyang dapat berpendar (flourenscence);

29
e) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta
harus dapat terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30
meter; dan
f) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbol lain
sebelum muatan B3 dikeluarkan dan alat angkut yang
digunakan dibersihkan dari sisa B3 yang tertinggal.
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol
dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:

a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel


dengan baik pada tempat penyimpanan
b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol
juga terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan
bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan
plastik, kertas, atau plat logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana
kemasan B3 yang tidak terhalang
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3
d. Ketentuan pemasangan Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan
informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label
harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak
mudah terlepas dari kemasannya.

1) Bentuk, warna dan ukuran.


a) Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran
disesuaikan dengan kemasan yang digunakan, ukuran
perbandingannya adalah panjang : lebar = 3:1, dengan warna
dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam,
sebagaimana gambar

30
b) Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label
wajib dicantumkan informasi

Nama B3/Nama Dagang Nama B3


Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen
Informasi Tindakan Penanganan

Keterangan Tamabahan Kata peringatan

Pernyataan Bahaya :
Identitas Pemasok Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

Gambar 6 a. Label B3
2) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi minimal sebagai berikut :

No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian

1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan

Komposisi, No.CAS/No kimia.

UN; Komposisi atau formulasi


bahan
Produsen
kimia.

Informasi lengkap mengenai

31
No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian

penghasil.

2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi


B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau

“awas” sesuai dengan tingkat

resiko

4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara


lebih
- klasifikasi B3.
detil sesuai dengan klasifikasi
- fisik, kesehatan,
B3.
lingkungan.
Misal: sangat mudah menyala,

sangat beracun, karsinogenik,


dan

lain-lain.

5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan


kecelakaan

dan darurat

6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.

Tujuan penggunaan.

Jumlah dan isi kemasan atau

kontainer.

7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai

pemasok

32
3) Pemasangan label B3.
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan
harus terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada
wadah yang akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar.
Contoh pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah,
sebagaimana gambar 6.b.

Simbol

Label

Gambar 6.b. : Kemasan B3 dengan simbol dan label

8. Panduan pembuangan limbah B3


Limbah B3 yang terdapat di dalam TPS Rumah Sakit dikirim ke pihak
ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3
dari DLH, dalam hal ini RS Citra Husada bekerjasama dengan PT. Jaya
Jagat Raya yang berlokasi di Surabaya.
Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
a. Tiap limbah baik karena rusak, pecah, kadaluarsa maupun sisa hasil
proses yg tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg
disiapkan atau tempat sampah khusus B3
b. Jika limbah asam dan basa harus dinetralkan dahulu sebelum
dibuang. Untuk zat-zat logam berbahaya harus diendapkan dahulu
hingga buangan aman tidak lebih ambang
c. Limbah Cair langusung menuju ke IPAL
d. Limbah sisa gas yg mudah terbakar harus diamankan

33
e. Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dengan benar
f. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg
sesuai. Hati-hati hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram,
dsb
9. Panduan penanganan pembuangan limbah B3
a Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang
dihasilkannya paling lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum
menyerahkannya kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah
atau penimbun limbah B3.
b Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh)
kilogram per hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3
yang dihasilkannya lebih dari sembilan puluh hari sebelum
diserahkan kepada pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah
B3, dengan persetujuan Kepala instansi yang bertanggung jawab.
c Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai
dengan bukti dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest
limbah
BAB IV
DOKUMENTASI

Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun


wajib melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3,
penyimpanan, penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3. Hal ini dilakukan
sebagai bukti bahwa Rumah Sakit Citra Husada Jember melakukan pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun dengan baik.
Pendokumentasian kegiatan pengelolaan B3 di Rumah Sakit Citra Husada
oleh Tim K3RS terdiri dari laporan tumpahan atau paparan B3, serta monitoring
kepatuhan petugas dalam mengelola limbah B3 rumah sakit yang bekerja sama
dengan Tim PPI. Pendokumentasian tersebut berupa ceklis dan yang kemudian
dilakukan penilaian sehingga dapat dilakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut
dari hasil penilaian tersebut.

34
Hasil laporan tumpahan atau paparan B3 akan dibuat setiap ada laporan dari
unit, sedangkan monitoring kepatuhan petugas akan dilaporkan kepada direktur
setiap 3 bulan.
Pendokumentasian tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Form Laporan Tumpahan/Paparan B3
2. Ceklis kepatuhan pengelolaan limbah B3 Rumah Sakit
3. Rekapan hasil pemantauan kepatuhan pengelolaan limbah

1. Ceklis kepatuhan pengelolaan B3 di ruangan


Monitoring B3 di ruangan
Unit Kerja :

Tanggal dan Bulan :

RUMAH SAKIT
CITRA HUSADA

NO Indikator Komponen Sesuai / Tidak Keterangan


Kepatuhan Indikator Ada Sesuai /
Tidak ada

1 Pengadaan MSDS

Label

35
Simbol

2 Penyimpanan Melakukan
B3 Pemisahan dan
Pengelompokan
penempatan B3

Catatan : Beri tanda (√) pada kolom yang dipilih

Kesimpulan :

Tindakan :

Petugas Supervisi

(……………………)

2. Ceklis kepatuhan pengelolaan limbah Rumah Sakit


Ceklis pembuangan limbah cair B3

Unit :
Tanggal dan Bulan :
No Prosedur Ya Tidak

1. Pakai alat pelindung diri sarung tangan dan bila perlu pakai
masker.

2. Buang limbah cair ke tempat pembuangan yang menuju ke


IPAL seperti spool hock.

3. Lepas alat pelindung diri

4. Lakukan cuci tangan sesuai prosedur

Nilai :

Kesimpulan :

36
Tindakan :

Petugas Supervisi

(……………………..)

Ceklis pembuangan limbah B3

Unit :
Tanggal dan Bulan :
No Prosedur Ya Tidak

1. Pakai alat pelindung diri sarung tangan

2. Buang limbah B3 ke tempat sampah yang sudah di lapisi


kantong plastik warna kuning.

3. Lepas alat pelindung diri

4. Lakukan cuci tangan sesuai prosedur.

Nilai :

Kesimpulan :

Tindakan :

Petugas Supervisi

37
(……………………..)

38
Ceklis pengambilan limbah B3 di ruangan

Unit :
Tanggal dan Bulan :
No Prosedur Ya Tidak
1. Petugas memakai alat pelindung diri sarung tangan, masker,
dan sepatu boots.
2. Petugas mengambil limbah kimia dan farmasi bila tempat
sampah sudah terisi ¾ sampah.
3. Petugas mengikat kantong plastik dengan cara:
1) Menarik kantong plastik secara perlahan sehingga udara
dalam kantong berkurang.
2) Memutar ujung plastik untuk membentuk kepang tunggal.
3) Menggunakan kepang plastik untuk membentuk ikatan
tunggal.
3. Petugas mengambil sampah dengan menggunakan kereta
dorong yang bersih kuat dan tertutup
4. Sampah yang dimasukkan ke dalam kereta dorong tidak boleh
dipadatkan dan ditekan- tekan.
5. Petugas melepas alat pelindung diri.
8. Petugas melakukan cuci tangan sesuai prosedur
Nilai :
Kesimpulan :

Tindakan :

Petugas Supervisi

(……………………..)

Ceklis pengangkutan limbah B3

39
Unit :
Tanggal dan Bulan :
No Prosedur Ya Tidak

1. Petugas memakai alat pelindung diri sarung tangan, masker,


dan sepatu booth

2. Petugas mengangkut sampah kima farmasi dengan


menggunakan kereta dorong khusus yang kuat , mudah
dibersihkan dan tertutup

3. Petugas mengangkut sampah kima farmasi dengan hati- hati


dan tidak boleh ada yang tercecer.

4. Petugas melepas alat pelindung diri setelah melakukan


pengangkutan

5. Petugas melakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur

Nilai :

Kesimpulan :

Tindakan :

Petugas Supervisi

(……………………..)

3. Rekapan hasil pemantauan kepatuhan pengelolaan limbah

Pemantauan Pelaksanaan SPO Pengelolaan Limbah

40
Bulan:
∑ Tidak
No Standar Operaional Prosedur Sesuai % % Ket
pengamatan sesuai

1. Pembuangan limbah cair B3


2. Pembuangan limbah B3
3. Pengumpulan limbah B3
4. Pengangkutan limbah B3
Total

Analisis Tindak lanjut


Struktur

Proses

Outcome

41
4. Formulir Laporan Tumpahan/Paparan B3

Laporan Kejadian Tumpahan dan Paparan


Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

RINCIAN KEJADIAN

1. Nama yang terkena paparan:


.............................................................................................................................
......
2. Unit kerja:
...................................................................................................................................

3. Tanggal dan Waktu Insiden


Tanggal : .................................................................... Jam ......................................

4. Lokasi : ....................................................................................................................
...............

5. Jenis Bahan:
...................................................................................................................................

6. Kronologis Kejadian
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

7. Tindakan yang dilakukan setelah kejadian:


...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

Pembuat Penerima
: ................................... : ...................................
Laporan Laporan
Unit : ................................... Unit : ...................................

Paraf : ................................... Paraf : ...................................

Tgl Lapor : ................................... Tgl terima : ...................................

42
BAB V
PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuhan pengelolaan B3 di Rumah


Sakit Citra Husada Jember. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan
dalam pembuatan panduan ini. Karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau informasi.
Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan panduan di kesempatan berikutnya.
Semoga panduan ini untuk para pembaca semuanya.

Direktur Rumah Sakit Citra Husada Jember

dr. Susilo Wardhani S, MM

DAFTAR PUSTAKA

43
BPPT.2017. Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob.
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrs/limbahrs.html.
Diakses pada 03 Juni 2017. Kelompok Pengkajian Teknologi Pengelolaan
Air Bersih dan Limbah Cair, Direktorat Teknologi Lingkungan. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2007. Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya,
Republik Indonesia, Jakarta
Keputusan Menteri Tenaga Kerja.1999. Kepmenaker No 187 tahun 1999 Tentang:
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja & Penyusunan
Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya
Menteri Kesehatan Republik Indonesia .2007. Pedoman Managerial Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya. Republik Indonesia, Jakarta
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia .2015. Tata Cara
dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Republik Indonesia, Jakarta
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2014. PP No. 101 tahun 2014 Tentang:
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Jakarta
Presiden RI.1997. Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Jakarta
Presiden RI.1999.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.
Jakarta
Presiden RI.2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun. Jakarta

44
Lampiran Simbol B3

45
Lampiran Format Pelabelan B3

46
Lampiran B3 di Ruangan

NO DEPARTEMENT JENIS BAHAN


1 R. PERAWAT NS1 Alkohol 70%
Alkohol swab
Formalin
Aseptic Gel (One-Scrub)
Lithium
Klorin

2 R. PERAWAT NS2 H2O2


Alkohol 70%
Alkohol swab
Atropin
Aseptic Gel (One-Scrub)
Klorin
Glycerin
Soklin Pemutih
Lithium

3 ICU Alkohol 70%


Alkohol swab
Aseptic Gel (One-Scrub)
ODEX
H2O2
Klorin
Baygon
Soklin Lantai (detergen)
Mama Lemon
WPC
Cling
Supersol (detergen )
Soklin Pemutih
Lithium

3 VK Bersalin ODEX
Alkohol 70%
Alkohol swab
Formalin
Aseptic Gel (One-Scrub)
Baygon

47
Mama Lemon
Soklin Pemutih
Lithium

4 Poli Rawat Jalan Desinfektan


Desinfektan
Aseptic Gel (One-Scrub)
Soklin Lantai (detergen)
Soklin Pemutih
Lithium

5 IGD Alkohol 70%


Alkohol swab
H2O2
Aseptic Gel (One-Scrub)
Klorin
Carbachol
WPC

6 OK dan CCSD ISO floran


ODEX
H2O2
Alkohol 70%
Alkohol swab
Atropin
Aseptic Gel (One-Scrub)
Formalin
Klorin
Soklin Lantai (detergen)
Mama Lemon
WPC
Cling
Supersol (detergen )
Soklin Pemutih
Lithium

7 Radiologi Developer
Fixer
Alkohol 70%
Aseptic Gel (One-Scrub)

48
9 Gudang Farmasi H2O2
Alkohol 70%
Atropin
Aseptic Gel (One-Scrub)
Formalin
Developer
Fixer
ISO floran
ODEX
Creatinin
Urinalysis reagent Strips
Alkohol swab
Carbachol
Glycerin
Urea reagent kit
Bio Blue Trypan blue

10 Gudang Umum/Logistik Soklin Lantai (detergen)


Mama Lemon
WPC
Cling
Supersol (detergen )
Soklin Pemutih
Lithium
Aseptic Gel (One-Scrub)

11 Instalasi Farmasi Atropin


Lithium
Alkohol 70%
Aseptic Gel (One-Scrub)
Soklin Lantai (detergen)
Mama Lemon

13 Laboratorium Alkohol 70 %
Creatinin
Urinalysis reagent Strips
Urea reagent kit

49
Aseptic Gel (One-Scrub)
Alkohol swab
Mama Lemon
Soklin Pemutih
Lithium ( batrai)

50

Anda mungkin juga menyukai