/koTUGAS :INDIVIDU
MATA KULIAH :KEPERAWATAN KOMUNITAS 1
DOSEN :Ns. Hamdani S.Kep
DISUSUN OLEH:
B2 002 17 003
TAHUN AKADEMIK
2018/2019
Kata Pengantar
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoarthritis merupakan kelainan pada sendi yang bersifat kronik dan
progresif biasanya terjadi pada usia pertengahan hingga usia lanjut di
tandai dengan adanya kerusakan kartilago yang terletak di persendian
tulang (American college of Rheumatology, 2015). Masalah utama yang
sering di alami lansia dengan osteoarthritis adalah nyeri sendi. Nyeri
bertambah ketika melakukan aktifitas sehingga aktivitas menjadi terbatas
(Kwok, 2013)
Osteoarthritis di derita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan
mencapai 24 juta di kawasan Asia Tenggara. Prevalensi osteoarthritis
terus meningkat mengikuti pertambahan usia penderita. Berdasarkan
temuan radologis, di dapatkan 70% dari penderita yang berumur lebih dari
65 tahun penderita osteoarthritis (suhendrio, 2014)
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya merumuskan masalah
sebeagai berikut. “ Bagaimana gambaran pengetahuan keluarga tentang
penyakit osteoarthritis di Desa Jetis Kecamatan Baki Kabupaten
sukoharjo “?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit
osteoarthritis di Desa Jetis Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
2. Tujuan khusus.
a. Mengetahui pengetahuan keluarga berdasarkan umur di Desa Jetis
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
b. Mengetahui pengetahuan keluarga berdasarkan pendidikan di
Desa Jetis Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Osteoarthritis
a. Definisi osteoarthritis
Osteoarthritis (OA) adalah suatu kelainan pada sendi yang bersifat
kronik dan progresif biasanya terjadi pada usia pertengahan hingga
usia lanjut di tandai dengan adanya kerusakan kartilago yang
terletak di persendian tulang. Kerusakan kartilago ini bisa di
sebabkan oleh stress mekanin atau atau perubahan biokimia
padatubuh (American Collage Of Reumatollogy, 2015)
Osteoarthritis ,erupakan salah satu tipe penyakit arthritis
yangpaling umum terjadi terutama pada orang-orang dengan usia
lanjut. Penyakit ini juga di sebut sebagai penyakit sendi degenaritif
yang menyerang kartilago, yaitu suatu jaringan keras tapi licin yang
menyelimuti bagian ujung tulang yang akan membentuk
persendian. Fungsi dari kartilago itu sendiri adalah untuk
melindungi ujung tulang agar tidak saling bergesekan ketika
bergerak. Pada osteoarthritis, kartilago mengalami kerusakan
bahkan bisa sampai terkelupas sehingga akan menyebabkan
tulang di bawahnya saling bergesekan, menyebabkan nyeri,
bengkak, dan terjadi kekakuan sendi.semakin lama hal ini akan
menyebabkan struktur sendi berubah menjadi abnormal hingga
dapat muncul pertumbuhan tulang baru yang di namakan
ostheopyfes yang akan semakin memperbersar gesekan dan
memperparah nyeri (National institute Of Arthritis And
Muskuloskeletal And Skin Disease,2015)
b. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, osteoarthritis di klasifikasikan menjadi
dua, yaitu osteoarthritis primer dan sekunder. Osteoarthritis primer
adalah osteoarthritis idiopatik mengenai individu yang tidak
memiliki riwayat keriusakan sendi, penyakit sendi atau penyakit
sistemik yang di hubungkan dengan perkembanganya
osteoarthritis. Osteoarthritis idiopatik lebih sering di temukan pada
wanita dari pada pria. Hal ini menimbulkan efek pada sendi besar
penunjang berat badan dan tulang belakang.
v
c. Factor resiko.
vi
8) Pekerjaan atau aktivitas fisik yang membuat seseorang
mengalami penekanan di titik tertentu secara terus-menerus.
d. Patofisiologi.
Pada OA dalam kasus ini, komponen kartilago mengalami
disorganisasi dan degradasi. Jejas mekanis dan kimiawi
merupakan faktor penting yang merangsang terbentuknya molekul
abnormal dan produk degradasi kartilago didalam cairan synovial
sendi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ketika hal tersebut
terjadi, rawan sendi dapat melakukan perbaikan sendiri yaitu
kondrosit akan bereplikasi dan memproduksi matriks baru. Proses
perbaikan ini dipengaruhi oleh factor pertumbuhan suatu
polipeptida yang mengontrol proliferasi sel dan membantu
komunikasi antar sel. Faktor mekanis (penggunaan sendi yang
berlebihan dan terus menerus) dan disertai factor-faktor resiko
seperti usia, genetic, dan factor kebudayaan kemudian
menyebabkan pelepasan enzyme kolagenase dan stromelysin
sehingga menyebabkan pemecahan proteoglikan dan gangguan
kolagen tipe II. Hal tersebut menyebabkan terjadi kehilangan
matriks kartilago terutama pada permukaan medial kartilago.
Kondrosit menjadi tidak responsive terhadap factor pertumbuhan
seperti TGF-B dan IGF-1 dan tidak mampu sepenuhnya
mengkompensasi kehilangan matriks. Ketidakseimbangan antara
sintesis dan degradasi kartilago ini terjadi dengan abrasi, fisura dan
cekungan pada permukaan artikular. Kartilago artikular menjadi
overhidrasi dan membengkak. Degradasi matriks dan overhidrasi
mengakibatkan kekakuan dan kehilangan elastisitas kompresif
pada transmisi yang memberikan tekanan mekanis besar pada
tulang subkondral sehingga tulang trabekular subkondral rusak dan
dapat terbentuk kista tulang akibat tekanan yang berlebihan
tersebut. Mekanisme perbaikan pada tepi permukaan artikular
(interfase tulang-kartilago) mengakibatkan peningkatan sintesis
kartilago dan pembentukan tulang berlebihan atau yang disebut
osteofit.
e. Menifestasi klinis
vii
1) Rasa nyeri pada sendi Merupakan gambaran primer pada
osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang melakukan
sesuatu kegiatan fisik.
2) Kekakuan dan keterbatasan gerak Biasanya akan berlangsung
15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai
kegiatan fisik.
3) Peradangan Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan,
pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan menimbulkan
pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini
akan menimbulkan rasa nyeri.
4) Mekanik. Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah
melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu
istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit
yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri
biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat
menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat
dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas.
Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum
dapat diketahui penyebabnya.
5) Pembengkakan Sendi. Pembengkakan sendi merupakan reaksi
peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi
biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6) Deformitas. Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7) Gangguan Fungsi. Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang
pembentuk sendi.
f. Derajat
viii
Terapi non obat terdiri atas:
ix
Yang harus dilakukan
g. komplikasi.
Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif yang memburuk dari
waktu ke waktu. Nyeri sendi dan kekakuan sendi akan memburuk
dan akan terasa semakin sulit untuk melakukan kegiatan sehari-
x
hari. Beberapa orang tidak mampu bekerja terlalu lama. Ketika
nyeri sendi terlalu berat, dokter akan menyarankan operasi
penggantian sendi.
h. Pemeriksaan diagnosis
i. Penatalaksanaan
Terapi Non-Farmakologis
xi
yang menyebabkan pembebanan berlebih pada sendi. Pasien
dianjurkan untuk melakukan olahraga untuk penguatan otot lokal
dan olahraga aerobik. Penurunan berat badan pada pasien dengan
obesitas menjadi prioritas untuk mengurangi beban mekanik pada
sendi yang mengalami osteoartritis.
Terapi Farmakologis
xii
kurang baik. Terapi bedah dilakukan jika terapi farmakologis sudah
diberikan dan tidak memberikan perbaikan yang signifikan secara
klinis. Tindakan bedah yang diindikasikan untuk osteoartritis akut
adalah total joint arthroplasty
2. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
b. Tingkat pengetahuan
1) Tahu
xiii
2) Memahami
3) Aplikasi
4) Analisis
5) Sintesis
xiv
6) Evaluasi
1) Faktor Interna
a) Pendidikan
xv
dipahami suatu hal. Tidak dipungkiri semakin tinggi
b) Pekerjaan
2010).
c) Umur
xvi
kepribadian, pola pikir dan perilaku sosial. Sehingga dari
informasi diterima
d) . Informasi
luas.
2) Fakto Eksternal
a) Faktor Lingkungan
kelompok.
xvii
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat
1) Tenacity
2) Authority
3) Apriori
4) Science
xviii
Cara memperoleh pengetahuan dengan melakukan
serangkayan cara-cara ilmiah seperti mengajukan dugaan,
pengujian dugaan, pengontrolan variable sampai
menyimpulkan. Cara ini di anggap sebagai cara yang paling
dapat di yakini kebenaran di atas pengetahuan yang di
peroleh. Hal ini karena pada “science” telah di lakukan
serangkayan uji coba sebelum akhirnya memperoleh
pengetahuan berupa kesimpulan yang mana pengujian-
pengujian seperti ini tidak di temukan pada ketiga metode di
atas.
e. Sumber pengetahuan
xix
3. Keluarga
a. Definisi
1) Mengenal masalah
2) Membuat keputusan
3) Member perawatan
4) Mempertahankan suasana yang sehat
5) Memperthankan hubungan dengan fasilitas kesehatan.
c. Fungsi keluarga
xx
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari – maret 2019 di Desa Jetis
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo dengan 44 sampel keluarga yang
memiliki anggota keluarga dengan penyakit osteoarthritis yang telah
memenuhi kriteria inklusi. Bab ini menguraikan bagai mana hasilpenelitian
dan pembahasan mengenai gambaran pengetahuan keluarga tentang
penyakit osteoarthritis. Hasil dari data tersebut di dapatkan dari
karakteristik keluarga berdaarkan umur dan jenis kelamin.
xxi
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
1. Keluarga
2. Petugas kesehatan
xxii
DAFTAR PUSTAKA
http://v3.eprints.ums.ac.id/auth/user/etd/72300/7/1
https://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-
keluarga.html
https://yulifitri34.wordpress.com/2012/10/21/5-tugas-kesehatan-keluarga/
xxiii