Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
belumnya suatu program, dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
Salah satu jenis evaluasi pada bidang pendidikan oleh para pendidik atau guru dan
peserta didik. Pengukuran, penilaian dan evaluasi tidak dapat dipisahkan di dunia
pendidikan sebab memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lainnya,
sempit dan hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek, seperti
9
mencakup semua komponen dalam suatu sistem (Ratnawulan & Rusdiana,
2015).
telah diberikan.
peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
atau bimbingan.
5) Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai
10
dimilikinya.
Evaluasi mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, yaitu:
guru
kegiatan belajar
4) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa
5) Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orangtua siswa.
maupun tidak langsung membutuhkan alat bantu yang disebut alat evaluasi atau
memperoleh data seberapa jauh kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran. Alat
evaluasi pendidikan secara garis besar dibedakan menjadi tes dan non-tes (Putra,
2013).
dalam mengukur prestasi hasil belajar siswa yang perlu memperhatikan validitas
soal, reliabilitas soal, derajat kesukaran item, daya beda item, fungsi pengecoh, serta
11
kesesuaian soal dengan standar kompetensi dan indikator agar kita dapat
Tes hasil belajar yang biasa dipergunakan oleh guru untuk menilai hasil
belajar siswa-siswa di sekolah dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu tes objektif dan
essay. Tes objektif terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan jalan memilih
salah satu alternatif yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia atau dengan
mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol. Tipe-tipe tes
objektif yaitu dapat dijawab dengan cepat oleh siswa dapat dijamin sepenuhnya,
jawaban-jawaban tes objektif dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat dengan
Tes hasil belajar yang lazim dilaksanakan adalah tes formatif dan tes sumatif.
Tes formatif adalah tes yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok
bahasan atau topik dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu
adalah tes yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya
tercakup lebih dari satu pokok bahasan dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik telah dapat berpindah dari satu unit ke unit lainnya (Daryanto,
2008)
mengajar, seorang guru dapat menggunakan dua macam tes, yakni tes yang telah
distandarkan (standardized test) dan tes buatan guru sendiri (teacher-made test).
Standardized test ialah tes yang telah mengalami proses standardisasi, yakni proses
12
validasi dan keandalan (reliability) sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal
Ciri-ciri tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur ketika sudah
ekonomis. Keberhasilan suatu tes dalam mengungkapkan hasil dan proses belajar
peserta didik, sangat bergantung pada kualitas alat penilaiannya disamping juga
Tugas dan fungsi guru didasari oleh beberapa pedoman dan peraturan yang
berlaku, dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74
Tes buatan guru merupakan tes yang disusun sendiri oleh guru yang
mempergunakan tes tersebut. Ciri-ciri teacher-made test (tes buatan guru) yaitu:
1. Dibuat berdasarkan isi dan tujuan-tujuan khusus untuk kelas atau sekolah di
13
dapat juga menyangkut bagian-bagian yang lebih luas dari pengetahuan dan
keterampilan.
3. Dikembangkan oleh seorang guru dengan sedikit atau tanpa bantuan dari
luar.
Idealnya walaupun tes itu hanya buatan guru sendiri, namun juga harus
memenuhi kriteria validitas, kelayakan butir-butir soal, dan reliabilitas serta alat tes
itu disusun dengan acuan kisi-kisi dan butir-butir soalnya telah di telaah dan
3. Memberikan nilai
merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu soal
yang telah ditulis. Kegiatan analisis butir soal merupakan proses pengumpulan,
14
Analisis soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi atau tidaknya sebuah
soal. Analisa pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu analisis kualitatif
sering pula dinamakan sebagai validitas logis (logical validity) dan analisis
kualitas yang memadai. Tujuan melakukan analisis butir soal menurut penuturan
Daryanto (2008) adalah untuk mengidentifikasi soal-soal baik, kurang baik, dan soal
jelak dan memperoleh petunjuk untuk melakukan perbaikan. Cara menilai tes yaitu:
(1) meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun; (2) mengadakan analisis
reliabilitas, dan didalam poin dua yaitu mengadakan analisis soal terdapat tiga
pendekatan yang dapat digunakan yaitu (a) taraf kesukaran; (b) daya pembeda;
1. Mengkaji dan menelaah tiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu
2. Membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak
efektif
15
Kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat, diantaranya:
Jadi, analisis butir soal tes adalah serangkaian proses atau kegiatan
evaluasi yang telah dibuat agar diperoleh informasi tentang tindakan lanjutan
terhadap alat evaluasi tersebut. Analisis butir soal dilaksanakan untuk memperoleh
informasi penting bagi guru mengenai kualitas soal yang telah dibuatnya.
Analisis butir soal dilakukan dengan cara mengkaji validitas, reliabilitas, daya
Dua cara yang dapat digunakan dalam penelaahan butir soal, yaitu penelaahan
soal secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis butir soal secara logical review
berdasarkan kaidah penulisan soal. Aspek yang diperhatikan dalam penelaahan soal
secara kualitatif adalah setiap soal ditelaah dari segi materi, kontruksi, bahasa/budaya
16
dan kunci jawaban/pedoman penskoran (Ratnawulan & Rusdiana, 2015).
Kriteria telaah dari segi materi, konstruksi, dan bahasa yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Analisis Butir Soal berdasarkan Aspek Materi, Konstruksi dan Bahasa
Aspek yang Indikator
Ditelaah
Materi Kesesuaian soal dengan indikator
Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
Pilihan jawaban homogen dan logis.
Hanya ada satu kunci jawaban.
Konstruksi Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan
pernyataan yang diperlukan saja.
Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi
materi.
Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan
berfungsi.
Panjang pilihan jawaban relatif sama
Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan “semua
jawaban diatas salah / benar” dan sejenisnya
Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau
kronologisnya.
Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya
Bahasa Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
Menggunakan bahasa yang komunikatif.
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/baku
Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata
yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
Merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan, taksonomi ini
pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Tujuan
2. Ranah Afektif berisi perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi
17
3. Ranah Psikomotor berisi perilaku yang menekankan aspek keterampilan
mesin.
Berikut pada Tabel 2 akan diuraikan secara singkat ke-6 jenjang Taksonomi Bloom.
18
2.4.2 Analisis Butir Soal Secara Empirical Review
pada data empiris dari butir soal yang bersangkutan. Data empiris ini diperoleh dari
soal yang telah diujikan berupa angka-angka numerik. Aspek yang perlu diperhatikan
dalam analisis butir soal secara empiris adalah butir soal ditelaah dari segi: (1) tingkat
kesukaran, (2) validitas, (3) reliabilitas, (4) daya beda, (5) efektifitas distraktor.
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertantu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang
memecahkannya. Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa
dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
rata-rata dari kelompok peserta tes. Ada dua ciri tingkat kesukaran. Pertama,
soal. Tingkat kesukaran dalam hal ini didefinisikan sebagai frekuensi relatif
19
a. Butir soal itu “mungkin” salah kunci jawaban.
b. Butir soal itu mempunyai dua atau lebih jawaban yang benar.
2.4.2.2 Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas sebuah tes selalu dibedakan menjadi
dua yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis sama dengan analisis
kualitatif terhadap sebuah soal, yaitu untuk menentukan berfungsi atau tidaknya suatu
soal berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yang dalam hal ini adalah kriteria
soal yang ditetapkan dari selisih proporsi yang menjawab dari masing-masing
20
kelompok. Tujuan validitas butir soal tes adalah untuk menentukan dapat tidaknya
suatu soal tersebut membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan
yang dilakukan oleh penyusun atau pengguna instrument (pembuat soal) untuk
oleh skor instrument. Dengan kata lain, validitas adalah kemampuan suatu alat ukur
2.4.2.3 Reliabilitas
reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tes dapat dikatakan reliabel
jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada
suatu soal:
21
Ketentuan indeks reliabilitas yang dituliskan diatas peneliti menyimpulkan
bahwa soal dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika koefisien reliabilitas tes
yang sedang diuji reliabilitasnya lebih dari 0,60. Apabila lebih kecil dari 0,60
reliabilitas yang tinggi (unreliable). Soal baik memiliki nilai reliabilitas mendekati
1.
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang
dapat membedakan kedua kemampuan siswa, butir soal itu kemungkinan kunci
jawabannya tidak tepat, memiliki dua atau lebih kunci jawaban yang benar,
pengecoh tidak berfungsi, materi yang ditanyakan terlalu sulit sehingga banyak
siswa yang menebak, sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan
berpikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya (Ratnawulan & Rusdiana,
2015).
peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang
berkemampuan kurang (rendah). Daya beda soal merupakan kemampuan suatu butir
soal untuk membedakan antara siswa yang telah menguasai materi dan siswa
yang belum menguasai materi yang ditanyakan. Mengetahui daya beda sangat
penting. Butir-butir soal tes hasil belajar haruslah mampu memberikan hasil tes yang
22
menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan kemampuan yang terdapat dikalangan
siswa. Daya beda ini dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks
menunjukkan besar kecilnya daya beda yang dimiliki oleh sebutir soal. Indeks daya
Berikut ini indeks daya beda dari beberapa sumber yang sering digunakan
Distraktor adalah jawaban yang tidak benar atau kurang tepat, namun
materi dengan baik. Distraktor yang terdapat pada soal-soal objektif atau pilihan
ganda yang digunakan untuk mengecoh siswa sebagai peserta tes, oleh karena itu
distraktor harus diformulasikan sedemikian rupa agar berfungsi dengan baik dan
tepat sasaran.
Distraktor dikatakan berfungsi efektif apabila banyak dipilih oleh peserta tes yang
berasal dari kelompok bawah, sebaliknya apabila distraktor itu banyak dipilih oleh
peserta tes yang berasal dari kelompok atas, maka distraktor itu tidak berfungsi
23
2.5 Cakupan Materi Kimia SMA Kelas XII MIPA Semester Ganjil
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip tetapi juga suatu proses
itu, dan kemudian mencari teori untuk menjelaskan hukum tersebut. Hukum dan
mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA. Kimia adalah ilmu yang pada
gejala alam mengenai komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan
energitika zat. Mata pelajaran kimia di SMA mempelajari segala sesuatu tentang zat
yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan enegitika zat
24
Tabel 6. Materi Kimia Kelas XII Semester Ganjil Kurikulum 2013
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
BAB I. Sifat-sifat Kologatif Diagram PT, tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik
Larutan didih, tekanan osmotik, sifat koligatif larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit
BAB II. Reaksi Redoks dan Penyetaraan persamaan reaksi redoks, sel elektrokimia dan
Elektrokimia potensial sel, sel elektrolisis dan Hukum Faraday, dan korosi.
BAB III. Kimia Unsur Kelimpahan unsur-unsur di alam, sifat-sifat unsur, sifat fisis dan
sifat kimia unsur-unsur (gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah,
periode 3, dan periode 4), pembuatan unsur-unsur dan senyawa
(halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, nitro-gen, oksigen,
belerang, silikon, besi, kromium, tembaga), kegunaan dan
dampak unsur/senyawa bagi manusia dan lingkungan.
dalam melaksanakan penelitiannya. Kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu soal
Penilaian Akhir Semester (PAS) buatan guru mata pelajaran kimia kelas XII MIPA
2. Wawancara dengan guru kimia kelas XII MIPA pada masing-masing sekolah
untuk diminta lembar soal Penilaian Akhir Semester (PAS), lembar jawaban
siswa, kunci jawaban, dan silabus serta buku ajar yang menjadi pegangan
guru.
3. Guru tidak membuat indikator soal maka soal yang sudah didapatkan dari
25
4. Lembar jawaban siswa dianalisis secara empirical review.
5. Soal yang sudah dianalisis jika soal baik maka akan disimpan di bank soal
26
Soal Penilaian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas
XII MIPA pada Semester Ganjil berupa soal pilihan ganda
Kesesuaian Validitas
Indikator Reliabilitas
Aspek
Materi, Daya Beda
Konstruksi, Tingkat
dan Bahasa Kesukaran
Efektifitas
Jenjang
Distraktor
Ranah
Kognitif
Taksonomi
Bloom
Hasil Analisis
27