Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGI DALAM UPAYA


PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Mata Kuliah: Manajemen Strategi Pendidikan


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Chalid Imran M. M.Si

Oleh:

KELOMPOK 5:

MUHAMMAD ALWI (181051401018)


NURFITRI RAMDHANI (181051401019)
NURFITRI HANDAYANI (181051401020)
RAHMATIA ZAKARIA (181051401021)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


KEKHUSUSAN MANAJEMAN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI


MAKASSAR

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen Strategi
Pendidikan tentang “Implementasi Manajemen Strategi dalam Upaya
Peningkatan Mutu Pendidikan”.
Makalah ini disusun sebagi salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen
Strategi Pendidikan dan agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai
manajemen strategi dalam peningkatan mutu pendidikan. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan,
bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang
lebih luas dan memberikan informasi untuk pembacanya untuk peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Makassar, 17 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ........................................................................................................i


Kata Pengantar ...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................3
C. Tujuan ............................................................................................................3
D. Manfaat ..........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................4


A. Pengertian Manajemen Strategi .....................................................................4
B. Tahapan Manajemen Strategik .......................................................................5
C. Peningkatan Mutu Pendidikan melalui Manajemen Strategi .........................6

BAB III PENUTUP ..................................................................................................10


A. Kesimpulan ....................................................................................................10
B. Saran ...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sebagai salah satu pusat pelaksana kegiatan pendidikan


merupakan Lembaga terstruktur yang memiliki peran dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Sekolah sebagai institusi mikro yang berperan langsung dalam
mencetak generasi Indonesia yang berkualitas, sudah seharusnya memperoleh
perhatian yang besar dari pemerintah dan masyarakat.
Sekolah akan berfungsi dengan maksimal jika didukung oleh sistem
manajemen yang terencana yang didukung sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas, sarana-prasarana serta dana/biaya pendidikan yang tepat. Penerapan
peraturan dan sistem manajemen yang baku dalam lembaga pendidikan tentunya
sangat dibutuhkan dalam upaya pemaksimalan potensi sekolah sehingga
terciptalah pendidikan yang bermutu. Sekolah yang bermutu berkolerasi terhadap
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Semakin baik mutu sebuah
sekolah idealnya akan menghasilkan input, proses dan output yang baik pula.
Persaingan dalam dunia pendidikan yang begitu pesat menuntut sekolah
berpikir kreatif, inovatif dan responsif dalam mempertahankan dan
mengembangkan sekolahnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
mengimplementasikan strategik dalam mengelola sekolah untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Murniati (2008) dalam Ulfah (2014) mengemukakan bahwa
”manajemen strategik sebagai kegiatan yang harus dilakukan oleh manajemen
puncak bersama personil secara terus menerus, dan merupakan siklus yang
mampu melahirkan keputusan untuk memenuhi relevansi kebutuhan organisasi
dengan kebutuhan lingkungan”.
Dalam konteks masa kini, melalui manajemen strategik, pimpinan puncak
dalam suatu organisasi, terutama organisasi pendidikan, harus mampu
merumuskan dan menentukan strategik organisasi yang tepat sehingga organisasi
yang bersangkutan tidak hanya mampu mempertahankan eksistensinya, akan

1
tetapi tangguh melakukan penyesuaian dan perubahan yang diperlukan sehingga
organisasi semakin meningkat efektivitas dan produktivitasnya.
Manajemen strategik merupakan manajemen yang beroreintasi masa depan
dan berdasarkan pada analisis lingkungan internal dan eksternal. Dengan
mengikuti proses tahapan manajemen strategik, sekolah dapat mempertimbangkan
keputusan, tindak lanjut dan pilihan strategi yang tepat dalam menghadapi
perkembangan dan perubahan situasi pendidikan.
Timbulnya persepsi bahwa dengan adanya pergantian pimpinan maka
kinerja sekolah juga berubah. Penerapan manajemen strategik memberikan solusi
dalam mengamati, mengelola, dan mengevaluasi seberapa efektif dan efesien
sebuah sekolah bekerja dalam mencapai tujuannya dan kinerja organisasi secara
sistematis dan sinergis seperti menjawab pertanyaan mengapa suatu sekolah
sukses dan gagal dalam mengelola sekolah, mengapa dengan menghadapi
lingkungan sekolah yang sama tetapi sekolah menunjukkan prestasi dan kinerja
yang berbeda, dan mengapa dengan kepemimpinan yang berbeda menunjukkan
kinerja yang berbeda pula dalam mengelola sekolah.
Dalam konteks manajemen strategik, kepala sekolah perlu mencerminkan
peran koordinatif, sebagai fasilitator dan pengambil keputusan (decision maker)
yang tepat terhadap program strategik sekolah yang dijalankan oleh tim dalam
kurun waktu tertentu baik jangka panjang, menengah dan pendek sehingga
perencanaan yang telah dibuat dapat diselenggarakan dengan baik. Keterkaitan
antara perencanaan, penerapan dan evaluasi strategik lintas pimpinan saling
terkait dan tidak dapat berdiri sendiri, ada tahapan sistematis yang harus
dijalankan sekolah sesuai dengan program yang telah dan akan ditetapkan
sehingga dapat meminimalkan potensi keterpurukan kinerja sekolah dengan
pergantian pimpinan.

2
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah ini yaitu:


1. Apa pengertian manajemen strategik?
2. Apa tahapan manajemen strategik?
3. Bagaimana implementasi manajemen strategic dalam meningkatkan mutu
pendidikan?

C. Tujuan

Adapaun tujuan yang akan dicapai dari penyususnan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian manajemen strategik.
2. Mengetahui tahapan-tahapan manajemen strategik.
3. Mengetahui implementasi manajemen strategic dalam meningkatkan mutu
pendidikan.

D. Manfaat

Manfaat makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam


pembelajaran manajemen strategi pendidikan, khususnya pengetahuan mengenai
manajemen strategic dalam meningkatkan mutu pendidikan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Strategi


David (2009) dalam Ulfah (2014) mendefinisikan manajemen strategik
sebagai ”seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta
mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah
organisasi mencapai tujuannya”.
Lebih lanjut, Sagala (2011) dalam Ulfah (2014) menjelaskan bahwa
manajemen strategic merupakan ”suatu pendekatan yang sistematis bagi suatu
tanggung jawab manajemen, mengkondisikan organisasi ke posisi yang dipastikan
mencapai tujuan dengan cara yang akan meyakinkan keberhasilan yang
berkelanjutan dan membuat perusahaan (sekolah) menjamin atau mengamankan
format yang mengejutkan”.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dijelaskan bahwa manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan (sekolah) dalam jangka panjang,
yang berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system
informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Dalam bidang pendidikan, Siagian (2012) mengemukakan manajemen strategic
sebagai:
“Suatu proses dinamik yang dilakukan oleh organisasi pendidikan yang
berlangsung secara terus menerus yang melahirkan strategik dan
serangkaian keputusan yang efektif dan efisien dalam melahirkan produk
atau output pendidikan yang mampu menampilkan kinerja dan prestasi
tinggi, sesuai dengan sasaran organisasi yaitu tercapainya visi dan misi.”

Oleh karenanya, manajemen strategic perlu diterapkan dalam sebuah


organisasi untuk memperkuat sistem internal dan eksternal organisasi dikarenakan
manajemen strategic merupakan suatu proses yang dinamik yang berlangsung
terus menerus dalam suatu organisasi karena sekolah dihadapi oleh dinamika
lingkungan internal dan eksternal.

4
B. Tahapan Manajemen Strategik
Proses manajemen strategik terdiri atas empat tahap yaitu ”pengamatan
lingkungan, perumusan strategik, penerapan/implementasi strategik, dan evaluasi
dan pengendalian strategi” (Murniati, 2008:50). Pengamatan lingkungan
merupakan serangkaian gambaran kondisi lingkungan organisasi yang meliputi
lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal meliputi ”variable kekuatan dan kelemahan yang
meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi” (Murniati & Usman, 2009
dalam Ulfah, 2014). Lebih lanjut, Siagian (2011) membagi lingkungan eksternal
kedalam dua bagian yaitu:
“Lingkungan eksternal dekat dan lingkungan eksternal jauh. Lingkungan
eksternal dekat merupakan lingkungan yang mempunyai dampak pada
kegiatan kegiatan operasional organisasi seperti berbagai kekuatan dan
kondisi dalam lingkup dimana organisasi bergerak, situasi persaingan,
situasi pasar dan sebagainya. Sedangkan lingkungan eksternal jauh dapat
bersifat politik, ekonomi, teknologi, keamanan, hukum, sosial budaya,
pendidikan dan kultur masyarakat luas yang secara tidak langsung
mempengaruhi kegiatan operasional organisasi”.

Perumusan strategik atau formulasi strategik merupakan proses


penyusunan langkah-langkah ke depan mencakup pengembangan visi dan misi,
identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan
kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, penetapan
tujuan strategik dan keuangan perusahaan, serta merancang strategic untuk
mencapai tujuan organisasi dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
Implementasi strategik ”sering kali disebut tahap aksi dari manajemen strategik
yang merupakan perwujudan dari program-program yang telah ditetapkan
dalam proses perumusan strategik” (Murniati & Usman, 2009 dalam Ulfah,
2014).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses implementasi
pendidikan yaitu program, anggaran dan prosedur. Program merupakan
langkah-langkah yang diperlukan untuk melaksanakan perencanaan sedangkan
prosedur merupakan langkah-langkah penyelenggaraan program yang telah

5
diurutkan secara sistematis. Anggaran merupakan biaya program yang
dinyatakan dalam bentuk satuan uang.
Evaluasi dan pengendalian strategik adalah tahap akhir dalam
manajemen strategik. Evaluasi merupakan penilaian terhadap kinerja dan
merupakan perbandingan hasil proses kegiatan yang telah dilakukan dengan
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnnya. Ada tiga aktivitas penilaian
strategik yang mendasar menurut David (2009) dalam Ulfah (2014) yaitu:
1. Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi
landasan bagi strategik saat ini
2. Pengukuran kinerja, yaitu dengan membandingkan hasil yang diterapkan
dengan hasil sebenarnya, dan
3. Pengambilan langkah korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai
dengan rencana.

C. Peningkatan Mutu Pendidikan melalui Manajemen Strategi


Manajemen strategi sangat dianjurkan adalam upaya peningkatan mutu
pendidikan, karena manajemen strategi merupakan usaha, pemikiran atau
penetapan pola yang strategi dalam merancang aktifitas manajemen pengelolaan
pendidikan dalam rangaka meningkatkan mutu pendidikan. Hal utama perlu
dipahami dalam manajemen strategi adalah (a) merencanakan manajemen strategi
yang akan dilakukan dengan merumuskan visi dan misi, perumusan tujuan
sekolah dan perencanaan strategi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
(b) Melaksanakan manajemen strategi, dengan melakukan peninjauan kurikulum,
sarana dan prasarana, menciptakan lingkungan yang islami dan pemberdayaan
SDM dan (c) melakukan evaluasi manajemen strategi dengan memanfaatkan rapat
rutin, baik bagi pihak internal maupun secara menyeluruh 9keseluruhan pihak
yang terkaiat dalam proses pembelajaran) (Aisyah, 2018).
Aktifitas pengelolaan manajemen meliputi manajemen strategi dan
strategi operasional. Untuk menetapkan manajemen strategi menggunakan analisis
yang biasa digunakan untuk mendiagnosis suatu kegiatan yang akan
dikembangkan kemudian diwujudkan menjadi strategi yang diperlukan digunakan

6
pendekatan SWOT dalam rangka mencapai mutu kompetitif pada tiga langkah
utama yang dilakukan lembaga jasa atau pendidikan yaitu:
1. Analisis lingkungan
Analisis lingkungan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman serta memahami lingkungan, pelanggan dan
pesaing.
2. Menetapkan misi lembaga
Menetapkan alasan keberadaan lembaga dan mengidentifikasi nilai produk
atau peserta didik yang akan dihasilkan oleh suatu lembaga pendidikan.
3. Membuat strategi
Membangun keunggulan bersaing seperti biaya yang sesuai, fleksibilitas
rancangan atau isi, mutu, hasil yang baik, akses yang cepat, pelayanan yang
memuaskan dan sebagainya.
Dalam usaha-usaha peningkatan mutu pendidikan, perlu adanya
pengembangan strategi pelaksanaan berupa strategi operasional. Untuk
mengembangkan strategi perasional, harus menggunakan metode yang sama yaitu
mempelajari suatu analisis kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan
(SWOT) yang ada dalam mengoperasionalisasikan kebijakan yang datang dari
hirarki yang lebih tinggi. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan
mengembangkan beberapa strategi kemudian dipilih dan diputuskan strategi mana
yang paling sesuai. Beberpa stategi yang mungkin dapat digunkan antara lain:
1. Konsentrasi pelaksanaan program belajar. Hal ini berarti menghindari
pemerataan dan penjatahan yang membuat program tidak berhasil dan
berdayaguna, pemerataan cenderung asal ada.
2. Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mewujudkan pusat-
pusat kegiatan belajar msyarakat. Memanfatkan sarana-sarana yang ada di
masyarakat yang memungkinkan digunkan untuk kegiatan pembelajaran.
Memberikan pengertian kepada masyarakat, sehingga mereka menjadikan
pendidikan merupakan suatu kebutuhan.

7
3. Membuat peta situasi dimana program akan dilakukan, hal seperti ini dapat
dilakukan dengan analisis lingkungan. Apa potensi yang belum disentuh dan
mungkin untuk dimanfaatkan.
4. Mendoreong tumbuhnya lembaga belajar atau organisasi kemasyarakatan
yang bergerak pada jalur pendidikan, dan mendorong mereka menjadi
pengelola pusat kegiatan belaa masyarakat tersebut, dengan harapan lembaga
ini lebih cepat tumbuh di masyarakat dan menyerap aspirasi yang tumbuh di
masyarakat tersebut.
5. Melatih pengelola pusat kegiatan belajar masyarakat, keberhasilan pendidikan
masyarakat akan banyak ditentukan oleh kemampuan mengelola program
yang dilaksanakan oleh masyarakat. Karena itu perlu dilengkapi dengan
seperangkat pengetahuan operasional, sebagaimana layaknya tantara yang
akan bertempur dan menginginkan kemenangan mereka perlu dilengkapi
dengan peralatan militer yang memadai.
6. Membentuk jaringan informasi dan pemasaran, hal ini erat kaitannya dengan
penyalur hasil-hasil dari program belajar di masyarakat (Aisyah, 2018).

Menurut Ulfah dkk (2014) dalam penelitiannya mengenai “Implementasi


manajemen strategi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan” menyatakan
bahwa implementasi strategi dilakukan melalui berbagai pelaksanaan strategi
yang tertuang dalam berbagai aktivitas, program, penganggaran dan prosedur
kerja yang dideskripsikan melalui:
1. Kondisi lingkungan internal yang terdiri dari struktur organisasi sekolah,
teamwork dan pembagian tugas sekolah, hari dan waktu belajar, asset
pembiayaan, kurikulum, promosi sekolah, penerimaan siswa baru melalui tes,
budaya (budaya malu, program pembiasaan berupa rutinitas, spontan dan
keteladanan) dan kode etik yang mengatur hubungan guru dengan personil
sekolah lainnya), kebijakan sekolah berupa tata tertib sekolah, asrama dan
kebijakan sekolah lainnya).

8
2. Kondisi lingkungan eksternal sekolah meliputi lingkungan geografis,
demografis, lingkungan budaya dan apresiasi masyarakat, regulasi
pemerintah, ilmu pengetahuan dan teknologi, komite sekolah, lembaga mitra
dan alumni dan
3. Implementasi strategik dalam upaya memenuhi standar pendidikan nasional

Anwar (2013) dalam Ulfah (2014) mengemukakan bahwa proses


pendidikan yang bermutu merujuk pada: Kebermutuan subsistem dalam system
proses yang mengacu pada ukuran kemampuan sistem dalam melaksanakan apa
yang seharusnya dikerjakan, subsitem komunikasi yang berfungsi dalam
memproses dan memeberikan informasi, dan susbsistem monitoring sebagai
control sistem terjadap kegiatan dan akuntabilitas subsistem dalam hubungan
sinergisnya di seluruh system”.
Budaya sekolah dan kode etik memiliki peran dalam implementasi
strategic. Marquardt (Usman, 2013 dalam Ulfah, 2014) mengemukakan bahwa
“setiap organisasi memiliki budaya yang mencangkup serangkaian nilai,
keyakinan, sikap, kebiasaan, normal, kepribadian, ritual dan kecintaan bersama
terhadap organisasi”. Peran budaya dalam implementasi strategik sangat besar
dalam mencapai kesuksesan implementasi strategik. Keberhasilan sebuah
organisasi ditentukan oleh seberapa dukungan lingkungan yang diperoleh strategi
dari budaya organisasi.
Dalam mengimplementasikan strategi strategi tersebut sekolah juga
berpedoman pada pemenuhan standar pendidikan nasional Indonesia antara lain
pemenuhan standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan (BSNP, 2013:23).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan


diantaranya:
1. Manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial
yang menentukan kinerja perusahaan (sekolah) dalam jangka panjang, yang
berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta
system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
2. Proses manajemen strategik terdiri atas empat tahap yaitu pengamatan
lingkungan, perumusan strategik, penerapan/implementasi strategik, dan
evaluasi dan pengendalian strategi. Pengamatan lingkungan merupakan
serangkaian gambaran kondisi lingkungan organisasi yang meliputi
lingkungan internal dan eksternal.
3. Manajemen strategik adalah proses formulasi dan implementasi rencana dan
kegiatan yang berhubungan dengan hal vital dan berkesinambungan
bagi suatu organisasi. Konsep manajemen strategik digunakan di
dunia pendidikan untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya
yang ada dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Salah satu caranya
adalah dengan menggunakan teknik analisis SWOT.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah A, Nasution. 2018. Manajemen Strategik dalam Pendidikan.

Siagian, Sondang. P. (2012). Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara.

Ulfah, Irani Z., dkk. 2014. Implementasi Manajemen Strategik dalam Upaya
Peningkatan Mutu Pendidikan pda SMAN 10 Fajar Harapan. Jurnal
Administrasi Pendidikan. Hlm: 58-70

11

Anda mungkin juga menyukai