1
Tabel 1-1. Bilangan biner, desimal, hexadesimal
Biner Desimal Heksadesimal
1 1 1
10 2 2
11 3 3
100 4 4
101 5 5
110 6 6
111 7 7
1000 8 8
1001 9 9
1010 10 A
1011 11 B
1100 12 C
1101 13 D
1110 14 E
1111 15 F
10000 16 10
10001 17 11
10010 18 12
2
Hexadesimal ke Desimal:
152B16 = (1 x 163) + (5 x 162) + (2 x 161) + (11 x 160)
= (1 x 4096) + (5 x 256) + (2 x 16) + (11 x 1)
= 4096 + 1280 + 32 + 11
= 541910 = 5419D
Desimal ke Hexadesimal:
5419/16 = 338 sisa 1110 B16 LSB
338/16 = 21 sisa 210 216
21/16 = 1 sisa 510 516
1/16 = 0 sisa 110 116 MSB
Sehingga 541910 = 152B16
Hexadesimal ke Biner:
Ubah 2A5C16 ke BilanganBiner
216 = 00102 MSB
A16 = 10102
516 = 01012
C16 = 11002 LSB
Sehingga 2A5C16 = 0010 1010 0101 11002
Biner ke Hexadesimal:
Ubah 0010 1010 0101 11002 ke Bilangan Hexadesimal.
00102 = 216 MSB
10102 = A16
01012 = 516
11002 = C16 LSB
Sehingga 0010 1010 0101 11002 = 2A5C16
Desimal ke BCD
Pada beberapa aplikasi sering kali lebih sesuai apabila setiap digit bilangan desimal
diubah menjadi 4 digit bilangan biner. Hasilnya sering disebut Binary Code Decimal
(BCD) atau sering dikenal sebagai 8421BCD.
3
Contoh:
17510 =1 7 5
1.2.2 Gerbang OR
Simbul:
Tabel 1-3. Tabel kebenaran Keluaran yang dihasilkan oeh gerbang OR dalam
gerbang OR
kea- daan tinggi jika masukan memiliki keadaan
A B F A B
1 1 1 berbeda atau semua masukan mempunyai keadaan
1 0 1 tinggi. Sebaliknya, jika semua masukan dalam
0 1 1
0 0 0 keadaan rendah maka keluaran yang dihasilkan
4
mempunyai ke adaan logika rendah.
Tabel 1-4. Tabel Kebenaran Keluaran yang dihasilkan oleh gerbang NOT
gerbang NOT
mempunyai keadaan yang berkebalikan dengan
A FA
1 0 keadaan masukannya. Jika masukan dalam keadaan
0 1 tinggi maka keluaran yang dihasilkan dalam keadaan
rendah, sebaliknya jika masukan dalam keadaan
rendah maka keluaran yang dihasilkan dalam keadaan
tinggi.
Gambar 1-4. Simbul gerbang AND Gambar 1-5. Simbul gerbang AND
dan NOT
5
1.2.5 Gerbang NOR (NOT dan OR)
Simbol:
Biasanya dinyatakan dengan simbul
Tabel 1-6. Tabel Kebenaran NOR Gerbang NOR adalah gerbang OR yang
diNOTkan. Keluaran yang dihasilkan dalam
Masukan Keluaran
A B A B F A B keadaan tinggi jika semua masukan dalam
1 1 1 0 keadaan rendah. Sebaliknya keluaran dalam
1 0 1 0
0 1 1 0 keadaan rendah jika masukan dalam keadaan
0 0 0 1 berbeda atau semua masukan dalam keadaan
tinggi.
Tabe 1-7. Tabel Kebenaran Gerbang EXOR mempunyai keluaran yang unik.
Gerbang EXOR
Keluaran dalam keadaan logika tinggi jika
A B F A B
1 1 0 masukannya mempunyai keadaan yang berbeda.
1 0 1 Sebaliknya jika semua masukan dalam keadaan
0 1 1
0 0 0 logika sama maka keluaran yang dihasilkan dalam
keadaan rendah.
6
Gambar 1-9. Gerbang EXNOR
Tabel 1-8. Tabel Kebenaran Gerbang EXNOR adalah gerbang EXOR yang
gerbang EXNOR
diNOTkan. Sehingga keluaran yang dihasilkan
A B F A B merupakan kebalikan dari keluaran yang
1 1 1
dihasulkan oleh gerbang EXOR. Keluaran dalam
1 0 0
0 1 0 keadaan tinggi jika semua masukan mempunyai
0 0 1
keadaan sama, sebaliknya keluaran yang
dihasilkan dalm keadaan rendah jika masukan
dalam keadaan berbeda.
7
F A B
A
F A B
F A. B
B
AB AB
AB . AB
8
F AB AB
AB AB
AB AB
AB . C
Rangkaian berikut hasilnya sama, tapi rangkaiannya berbeda:
F ABC
( AB ) .C
9
Tabel 1-10. Tabel kebenaran EXOR
A B F A B F yang bernilai 1
0 0 0
1 0 1 AB
0 1 1 AB
1 1 0
Tugas:
a. Bangun rangkaian HA tersebut menggunakan NAND gate (gunakan persamaan
aljabar Boole dan d’Morgan).
b. Bangun rangkaian HA tersebut menggunakan NOR gate.
10
Persamaan menjadi: F ABC A BC AB C ABC
Tugas: dengan menggunakan persamaan aljabar Boole dan d’Morgan, bangun rangkaian
tersebut menggunakan NAND gate dua masukan.
11
gerbang AND
1.5 FLIP-FLOP
Flip-flop atau bistabil atau mempunyai dua keadaan stabil. Satu ciri dari flip-flop adalah
keluaran tetap berada pada keadaan stabilnya walaupun isyarat masukan yang
menyebabkan keadaan itu telah berubah. Perubahan berikutnya pada masukan akan
mengubah keadaan ke luaran flip-flop. Jadi flip-flop ini mempunyai kemampuan
mengingat keadaan logika. Dengan flip-flop ini dapat dibuat pencacah, pembagi
frekuensi, memori komputer dan lainnya. Flip-flop ang akan dibahas dalam topik ini
adalah berbagai macam flip-flop, seperti S-R latch, flip-flop JK, flip-flop D, dan flip-flop
T.
1.5.1 LATCH
Suatu flip-flop sederhana dapat dibuat dengan pintu NAND seperti pada Gambar 1-22
Tabel 1-13: Tabel kebenaran latch SR
S R Q Qn Keterangan
L L H H Terlarang
L H L H
H L H L
H H Tetap Tetap Ingat
A b
Gambar 1-22. (a) Rangkaian Latch RS, (b) Simbul Latch RS.
Bila masukan R pada keadaan HIGH dan S pada keadaan LOW, maka keluaran Q akan
LOW dan Q akan HIGH. Dari tabel kebenaran terlihat bahra selama masukan R dan S
berbeda, maka keluaran pada Q ikut S dan keluaran Q nengikuti R.
Jika kedua masukan HIGH maka keadaan keluaran akan tetap pada keadaan sebelum
keadaan masukan menjadi HIGH, keadaan ini disebut keadaan INGAT. Jika kedua
masukan LOW maka keadaan keluaran adalah HIGH, selajutnya jika kedua masukan
serentak menjadi HIGH, maka keadaan yang akan diambil flip-flop tidak nenentu.
12
Keadaan ini haruslah dihindari, sehingga keadaan ini disebut keadaan terlarang. Sebagai
contoh penggunaan LATCH RS pada Gambar 1-23.
Mula-mula saklar reset ditekan sebentar akan membuat Q nenjadi H sehingga lanpu LED
padam dan Q nenjadi L seperti pada diagram timing pada Gambar 1-23(b). Bila pada
suatu saat saklar T terhubung dengan tanah walau hanya sekejap, keluaran Q akan
menjadi L sehingga lanpu LED akan nenyala, dan Q menjadi H. Dalam keadaan ini bila
saklar T terhubungkan ke tanah keadaan flip-flop tidak berubah, oleh karena flip-flop
dalam keadaan ingat. Baru setelah saklar reset dihubungkan dengan tanah walau hanya
sebentar Q nenjadi H sehingga lampu LED padam, dan Q menjadi L. Bila setelah ini
saklar T berhubungan dengan tanah, maka lanpu LED akan menyala lagi.
(a) (b)
Gambar 1-23. (a) rangkaian Latch RS (b) diagram timing
Kata LATCH dapat diterjemahkan dengan kata mengait. Perubahan keadaan sekejap (S
→ L, R → H) pada masukan menyebabkan keadaan keluaran mengait pada suatu
keadaan. Walaupun masukan sudah berubah kena lagi (S → H, R → H) keadaan
keluaran tetap pada keadaannya. Sifat int dimanfaatkan pada penggunaan flip-flop
sebagai komponen memori semikonduktor. LATCH RS juga dapat dibuat dengan pintu
NOR seperti dditunjukkan pada Gambar 1-24.
13
Gambar 1-24. Latch RS dengan pintu NOR
LATCH RS juga dapat dibuat dengan pintu NAND seperti dditunjukkan pada Gambar 1-
25 dan tabel kebenrannya ditunjukkan seperti pada Tabel 1-15.
(a) (b)
Gambar 1-25. (a) Gated RS Latch (b) Simbul RS Latch
Bila G pada keadaan L, maka flip-flop pada keadaan ingat, tak perduli keadaan S atau R.
Fip-flop akan bekerja bila G pada keadaan H. Dengan memasang suatu inverter antara S
dan R kedua masukan ini akan merupakan komplemen satu dengan lainnya dan
komplemen yang dihasilkan disebut D-LATC. D berarti data (Gambar 1-26 a)
14
(a) (b)
Gambar 1-26. (a) Rangkaian D-Latch, (b) Simbul D-Latch
G D Qn 1 Qn 1
L X Qn Qn
H L L H
H H H L
dari tabel kebenaran tampak bahwa keluaran akan nengikuti saklar G ada pada keadaan
H. Agar lebih jelas kerja D-LATCH ini ditunjukkan dengan diagram timing pada Gambar
1-27.
Tanpak bahwa masukan D baru diteruskan ke keluaran Q setelah G dibuat H, walaupun
hanya sebentar.
FLIP-FLOP J K
Masalah keadaan tertentu pada RS LATCH diatasi dengan menggunakan flip-flop JK
dengan rangkaian seperti pada Gambar 1-28.
15
(a) (b)
Gambar 1.28. (a) Flip-flop JK (level triggered), (b) Simbul flip-flop JK
Ck J K Qn+1 Qn 1
L X X Qn Qn
H L L Qn Qn
H L H L H
H H L H L
H H H Qn Qn
Dari tabel kebenaran tampak bahwa bila kedua maskan ada pada keadaan L maka
keluaran akan berubah keadaan setiap kali CK menjadi H. Agar jelas ini dilukiskan
dengan diagram timing (Gambar 1-29).
(a) (b)
Gambar 1-29. (a) Flip-flop JK dipasang sebagai flip-flop toggle
(b) Diagram timing untuk flip-flop toggle.
Pada flip-flop JK kadang-kadang diberi masukan kontrol yaitu preset (PR) dan clear
(CLR), seperti pada Gambar 1-30. Kedua masukan ini disebut masukan langsung (direct
input).
16
Gambar 1-30. (a) Flip-flop JK dengan preset dan clear
(b) Simbul flip-flop JK
PR CLR J K G Qn+1 Qn 1
L X X X X Tak tentu Tak tentu
L H X X X L H
H L X X X H L
H H X X X Qn Qn
Masukan CK disebut masukan clock. Tampak bahwa masukan PR dan CLR berlaku
seperti masukan RS pada RS LATCH. Flip-flop JK masih mempunyai masalah yaitu
isyarat pada CK harus amat sempit, yaitu harus lebih sempit dari waktu propagasi pintu
togika dan latch. Agar bekerja baik, pulsa CK tak boleh lebih lebar dari 30 nS. Pulsa
sempit seperti ini dapat dibuat suatu monostabil. Masalah pulsa trigger sempit ini dapat
diatasi dengan menggunakan flip-flop dengan trigger tepi (edge-triggered flip-flop) atau
dengan flip-flop master slave.
Cara kerja edge-triggered flip-flop dapat diterangkan dengan diagram timing seperti pada
Gambar 1-31 untuk pentriggeran tepi negatif (negativ edge triggering). Pada Gambar 1-
31 (a) tanda pada masukan CK menyatakan bahwa keadaan masukan akan ditransfer
kepada keluaran pada transisi negatif. Contoh flip-flop JK dengan trigger adalah 74H101,
74H102, 74H103, 74H105, 74H108 dari Texas Instruments.
Flip-flop masterslave terdiri dari dua flip-flop yang dihubungkan seri, flip-flop pertama
disebut master dan flip-flop kedua disebut slave. Transver keadaan masukan ke keadaan
keluaran terdiri dari empat tahap, seperti ditunjukan Gambar 1-32.
17
Gambar 1-31. (a) Flip-flop JK master slave sebagai flip-flop
(b) diagram timing
Pada diagram timing tanpak bahwa flip-flop masterslave dapat meneruskan pulsa data
pada pulsa clock no 4. Ini berlaku asalkan pulsa data lebih lebar dari 20 ns. Untuk edge
triggered flip-flop pulsa sata ini tidak diterima oleh karena saat transisi negatif pulsa data
sudah berakhir. Flip-f lop masterslave dengan data lock-ouc memungkinkan menerima
pulsa data tanpa isyarat bahwa data harus stabil selama pulsa clock pada keadaan H.
18