Anda di halaman 1dari 12

SOP PENANGANAN ISPA

(PNEUMONIA

No. Dokumen
:………………..

No. Revisi
:………………..
SOP
Tgl. Mulai Berlaku
DINKES :.....................
KAB.MUSI RAWAS
Halaman :

Kepala Puskesmas
Puskesmas
Kelingi IV/C
Kelingi IV/C
dr. Winny Puspitasari

1.Pengertian Suatu pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang datang ke Puskesmas
sehingga diketahui penyakitnya

2.Tujuan Untuk menentukan diagnosa dan pemberian terapi pada balita sakit

3. Kebijakan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah melakukan penanganan atau


perawatan sehingga pasien mendapat pelayanan sesuai harapan

4.Referensi Sistem Manajemen Mutu ISO 90001-2008

1. ALAT NON MEDIS


5.Alat dan Bahan
a. Meja 1-2 buah
b. Kursi 2-4 buah
c. Tempat tidur 1 buah
d. Blanko resep
e. Blanko rujukan
f. Wastafel dengan kran mengalir dan sabun cuci tangan
g. Tissue (lap tangan)
h. Kartu status anak
i. MTBS

2. ALAT MEDIS
a. Stetoskop
b. Thermometer
c. Timbangan
d. Alcohol 70%
e. Kassa steril

Tempat sampah medis dan nom medis

6.Langkah - a. Petugas BP menyiapkan alat stetoskop, tensimeter, senter,


langkah timbangan dewasa, timbangan bayi dan sarung tangan
b. Petugas mencuci tangan
c. Petugas menerima pasien dengan ramah
d. Petugas melakukan anamnesa
e. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan menegakan diagnosa
f. Melakukan tindakan sesuai diagnosa dan merujuk jika perlu
g. Petugas menulis resep ( apabila ada kecurigaan infeksi skunder
petugas memberi resep dengan pengobatan simptomatis dan
antibiotika)
h. Konseling ( petugas melakukan edukasi kepada pasien bahwa
penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang dapat sembuh sendiri
dalam beberapa hari, cukup dengan istirahat yang baik, makanan
yang bergizidan pengobatab simptomatis
i. Petugas melakukan pencatatan ( memasukan ke status pasien )
j. Petugas membersihkan alat dan mencuci tangan

Loket,Klinik Umum,
7. Unit Terkait

Tim Mutu Puskesmas

Koordinator Pelayanan Puskesmas


STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI

TUMBUH KEMBANG KPSP

No Dokumen :
KABUPATEN No Revisi : PUSKESMAS
DAFTAR TILIK
MUSI RAWAS Tanggal Terbit : KELINGI IV/C
Halaman :

NO KEGIATAN YA TIDAK TIDAK BERLAKU

1. Apakah petugas memanggil pasien


Apakah petugas mempersiapkan alat dan
2.
dokumentasi
3. Apakah petugas mencuci tangan
Apakah petugas menanyakan masalah/keluhan
4.
pasiennya
Apakah petugas melakukan deteksi tumbuh
kembang, meliputi :
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan,
yaitu :
 Mengukur berat badan (BB)
 Mengukur tinggi badan (TB)
 Pengukuran lingkar kepala anak (PLKA)
b. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan,
yaitu :
 Kuisioner pra skrening perkermbangan
(KPSP)
5.
 Tes daya dengar (TDD)
 Tes daya lihat (TDL)
c. Deteksi dini penyimpangan mental
emotional, yaitu :
 Kuisioner masalah mental emosional
(KMME)
 Chechlist for autishm in toddlers (CHAT)
dilakukan bila ada indikasi
 Gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktiv (GPPH) dilakukan bila ada
indikasi
Apakah petugas mencatat hasil pemeriksaan
6. kedalam lembar hasil KPSP dan Kohort SDIDTK
atau status anak
Apakah petugas membuat kesimpulan kondisi
7.
tumbuh kembang anak
Apakah petugas mengajarkan kepada
8.
ibu/pengasuh untuk memberikan stimulasi
Apakah Petugas melakukan rujukan
internal/eksternal sesuai dengan kasus yang
9.
ditemukan

10. Apakah Petugas mencuci tangan

Petugas yang Memonitoring,

PJ, UKM

RENI ETIYANA, SKM


NIP.197009081992032007
SOP PENANGANAN DIARE

No. Dokumen :………………..

No. Revisi :………………..

Tgl. Mulai Berlaku :.....................


SOP

DINKES
Halaman :
KAB.MUSI RAWAS

Kepala Puskesmas Kelingi


Puskesmas IV/C
Kelingi IV/C
dr. Winny Puspitasari

1.Pengertian Buang air besar yg frekwensinya, lebih sering dari biasanya, pada umumnya 3
x atau lebih / hari, dgn konsistensi cair berlangsung < 7 hari.

2.Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan


mencegah diare menjadi berat.

3. Kebijakan Nomor SK ………………………

4.Referensi Sistem Manajemen Mutu ISO 90001-2008

a. Stetoscop
5.Alat dan Bahan
b. Tensimeter
c. Termometer
d. Stop Wotch
e. Lampu Senter
f. Timbangan Berat Badan
g. Kapas beralkohol
h. Blangko resep

6.Langkah - Dokter melakukan


langkah
a. Anamsesa
- Tantakan kapan mulai diare
- Tanyakan berapa kali dalam 24 jam
- Tanyakan pengobatan apa yang telah diberikan
- Tanyakan apakah anak panas

- Tanyakan apakah ada lendir , darh , seperti cucian beras


- Tanyakan apakah anak muntah
- Tanyakan apakah anak mau minum makan
- Tanyakan apakah anak kejang
b. Pemeriksaan fisik
- Lakukan pemeriksaan suhu, nadi, RR, Tensi
- Inspeksi : KU, apakah lemes, muka pucat, bibir kering
- Palpasi : apakah ubun-ubun cekung mata cekung, nyeri
tekan.
- Auskultasi : bagaimana usus
- Perkusi : apakah ada kelainan usus

Dokter menegakan diagnosa dan membuat terapi.


Loket,Klinik Umum,
7. Unit Terkait

Tim Mutu Puskesmas

Koordinator Pelayanan Puskesmas


PENANGANAN DIARE
No Dokumen :
No Revisi :
DAFTAR Tanggal Terbit :
TILIK
KABUPATEN Halaman : PUSKESMAS
MUSI RAWAS KELINGI IV/C

Sesuai Tidak
No Langkah-langkah
Sesuai

1. Dokter melakukan

c. Anamsesa
- Tantakan kapan mulai diare
- Tanyakan berapa kali dalam 24 jam
- Tanyakan pengobatan apa yang telah
diberikan
- Tanyakan apakah anak panas
- Tanyakan apakah ada lendir , darah ,
seperti cucian beras
- Tanyakan apakah anak muntah
- Tanyakan apakah anak mau minum
makan
- Tanyakan apakah anak kejang
d. Pemeriksaan fisik
- Lakukan pemeriksaan suhu, nadi, RR,
Tensi
- Inspeksi : KU, apakah lemes, muka
pucat, bibir kering
- Palpasi : apakah ubun-ubun cekung
mata cekung, nyeri tekan.
- Auskultasi : bagaimana usus
- Perkusi : apakah ada kelainan usus
-
2.
Dokter menegakan diagnosa dan membuat terapi.

Petugas yang Memonitoring,

PJ, UKM
RENI ETIYANA, SKM
NIP.197009081992032007

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI


RAWASDINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KELINGI IV/C
Alamat : Jl. Lintas Trans Kelingi IV/C Desa Campursari Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas 31657 Email : puskesmaskelingiivc@gmail.com
Call Center 0821-9575-7630

KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PELACAKAN KASUS ISPA, PNEUMONIA DAN DIARE

A. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan pusat kesehatan masyarakat yang membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu pada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok.Puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat diwilayah
kerjanya.
Program – program kegiatan puskesmas disusun oleh kepala
puskesmas serta bertanggung jawab pada program, program kegiatan
yang disusun setidaknya mengacu pada pedoman atau acuan yang
sudah ditetapkan oleh kementerian kesehatan, dinas kesehatan propinsi,
kota/kabupaten, tapi juga perlu memperhatikan kebutuhan dan
harapan masyarakat terutama sasaran program.

Visi puskesmas

Memberikan pelanyanan prima untuk menuju Musi Rawas Sempurna


Sehat

Misi puskesmas

1. Mengutamakan pelayanan promotif dan preventif


2. Memberikan pelanyanan secara profesioanal, adil dan tidak
membedakan strata dan status sosial masyarakat
3. Menerapkan prinsip pemberdayaan masyarakat
4. Menjadikan proses pembelajaran sebagai peningkatan profesionalitas
SDM yang dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan
5. Memberikan pelanyanan kesehatan secara paripurna sesuai standar
mutu dan terjangkau oleh seluruh masyarakat
6. Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dibidang
pelanyanan kesehatan

Tujuan Puskesmas Kelingi IV/C

Menjadikan puskesmas Kelingi IV/C sebagai puskesmas dambaan


masyarakat

Tata Nilai

Ke : Kekeluargaan

Lin : Lincah

Gi : Giat

4C : Cerdas, Ceria, Cekatan dan Cermat

MOTTO

“ KESUKSESAN BERSAMA “

Artinya : Sehat, Aman, Bahagia, bekerjasama dengan masyarakat

B. LATAR BELAKANG

Petugas kesehatan dan juga masyarakat, tokoh masyarakat, dan


kader kesehatan perlu mengenal anak-anak yang sakit serius khususnya
usia balita 0-59 bulan dengan gejala batuk atau sukar bernafas yang
membutuhkan pengobatan dengan Antibiotika,yaitu Pneumonia (Infeksi
Paru) yang ditandai dengan nafas cepat dan mungkin juga tarikkan dinding
dada bagian bawah ke dalam. Diharapkan dengan meningkatnya
pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala Pneumonia,maka angka
kematian Balita bisa diturunkan dan akan membantu mempermudah
pelacakkan kasus Balita dengan Pneumonia
Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan
kesakitan tertinggi pada anak, terutama pada anak berumur kurang dari 5
tahun (balita). Di negara berkembang, sebesar 2 juta anak meninggal tiap
tahun karena diare, dimana sebagian kematian tersebut terjadi di negara
berkembang (Parashar, 2003). Berdasarkan laporan WHO, kematian karena
diare di negara berkembang diperkirakan sudah menurun dari 4,6 juta
kematian pada tahun 1982 menjadi 2 juta kematian pada tahun 2003
(WHO, 2003), Di Indonesia, angka kematian diare juga telah menurun
tajam. Berdasarkan data hasil survei rumah tangga, kematian karena diare
diperkirakan menurun dari 40% pada tahun 1972 hingga 26,9% pada
tahun 1980, 26,4% tahun 1986 hingga 13% tahun 2001 dari semua kasus
kematian.
Walaupun angka kematian karena diare telah menurun, angka
kesakitan karena diare tetap tinggi baik di negara maju maupun negara
berkembang. Di Indonesia, dilaporkan bahwa tiap anak mengalami diare
sebanyak 1,3 episode per tahun (Depkes, 2003). Berdasarkan Survei
Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002 – 2003, prevalensi diare pada
anak-anak dengan usia kurang dari 5 tahun di Indonesia adalah: laki-laki
10,8 % dan perempuan 11,2 %. Berdasarkan umur, prevalensi tertinggi
terjadi pada usia 6 – 11 bulan (19,4%), 12 – 23 bulan (14,8%), dan 24 – 35
bulan (12,0%) (Biro Pusat Statistik, 2003).Kesakitan balita karena diare
makin meningkat sehingga dikhawatirkan terjadi peningkatan kasus Gizi
buruk Kasus Diare pada Balita di Indonesia oleh Divisi Research and
Science Analitico UIÂ Penyakit diare termasuk dalam 10 penyakit yang
sering menimbulkan kejadian luar biasa. Berdasarkan laporan Surveilans
Terpadu Penyakit bersumber data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare
menempati urutan ke 6 frekuensi KLB terbanyak setelah DBD
Diare paling banyak diderita oleh kelompok umur 1-4 tahun disusul
dengan kelompok umur dibawah 1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
penderita diare paling banyak terdapat pada kelompok umur di bawah 5
tahun. Tabel 2 Persentase kasus diare berdasarkanDiare termasuk penyakit
yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease). Meskipun
demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua
pembunuh terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan
radang paru-paru.

C. DASAR KEBIJAKAN (PeraturanTerkait Program danKegiatan)


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaga
Negara Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Negara Nomor 5063),
2. Peraturan Mentri KesehatanNomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat
3. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
5. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 560 Tahun 1989.
7. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Puskesmas Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2017
8. KEMENKES Nomor 1116 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan System Surveilans Epidemiologi Kesehatan
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Diare.
10. Pedoman Pencegahan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut.

D. PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN :


1. IndikatorKinerjaUtama Program / Kegiatan :
-
2. JenisKegiatan
- Pelacakan Kasus ISPA, Pneumonia, dan Diare.
- Motivasi Pasien untuk perawatan dan mendapat pelayanan di
Puskesmas Masohi.
3. Tujuan
a. TujuanUmum :
- Menurunkan angka kesakitan ISPA, Pneumonia dan Diare
- Menurunkan angka kematian akibat ISPA, Pneumonia dan Diare
b. TujuanKhusus
1. Membatasi penularan ISPA, Pneumonia dan Diare dengan
mengendalikan penyebab penyakit tersebut.
2. Mengetahui dan memahami penyebab timbulnya penyakit
ISPA/Pneumonia dan Diare pada pasien yang terjadi di
masyarakat.
3. Mengetahui dan memahami terapi dan pencegahan yang dilakukan
pada pasien yangmenderita ISPA/Pneumonia dan Diare yang
terjadi dimasyarakat.
4. Sasaran
Bayi dan Balita yang menderita penyakit ISPA, Pneumonia dan Diare.
5. Waktu Dan Tempat
a. Waktu : Bulan Junuari, februari, maret 2019
b. Tempat : desa Campursari Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi
Rawas
6. Tempat : Ruang Lingkup Kegiatan / Jenis Kegiatan
a. Pelacakan Kasus ISPA, Pneumonia dan Diare
b. Pengobatan Kasus ISPA, Pneumonia dan Diare
7. Penanggung Jawab pelaksana kegiatan ini adalah petugas
ISPA/Pneumonia dan Petugas Diare Puskesmas Kelingi IV/C
8. Biaya pelaksanaan kegiatan
Baya Pelaksdanaan kegiatan ini diambil dari Dana BOK Puskesmas
Kelingi IV/C sebesar 3000.000
9. Biaya Pelaksana Kegiatan
a. Rincian Pelaksana Kegiatan
1) Sosialisasi tentang ISPA
2) Sosialisasi tentang diare
3) Deteksi dini ispa dan pneumonia
4) Deteksi dini diare
b. Metode Yang digunakan untuk menunjung proses kegiatan ini antara
Lain : yaitu random sampling
c. Hasil Cakupan yang dicapai antara lain :
1) Jumlah rumah yang diperiksa di desa rejosari 5 rumah (10 kasus).
2) Jumlah rumah yang diperiksa di desa karya mulya keseluruhan 5
rumah (10 kasus).
3) Jumlah rumah yang diperiksa di Desa mekarsari keseluruhan 5
rumah (10 kasus).
4) Jumlah rumah yang diperiksa di Desa Campursari keseluruhan 5
rumah (10 kasus).
5) Jumlah rumah yang di periksa di desa Tegal Sari keseluruhan 5
rumah ( 10 kasus )
6) Jumlah rumah yang di periksa di desa Marga Puspita keseluruhan
5 rumah ( 10 kasus )

d. Permasalahan yang ditemukan


1) Semua kasus yang ditemukan, baik ISPA, Pneumonia maupun
Diare adalah penyakit diakibatkan karena hygiene lingkungan
kurang diperhatikan.
2) Kurangnya kesadaran masyarakat tentang hidup perilaku hidup
bersih dan sehat
3) Masyarakat belum memahami tentang penyebab penyakit.

e. Rekomendasi/ Rencana Tindak Lanjut


1) Sosialisasi dan penyuluhan penyakit ISPA, Pneumonia dan Diare
di masyarakat.
2) Kegiatan pembinaan kader ISPA, Pneumonia dan Diare
3) Kerjasama lintas sekto rperlu ditingkatkan
4) Kerjasama lintas sektor program perlu ditingkatkan untuk
menyampaikan hal-hal yang terkait dengan PHBS dan agar
masyarakat tetap menjalankan khususnya dengan program
Perkesmas dan Promkes.

10. Hasil Analisis Cakupan Indikator KinerjaUtama antara lain :


1. Persiapan Pengumpulan Data : 40 rumah
2. Kunjungan Rumah (Kasus ISPA/Pneumonia dan Diare) : 40 rumah
3. Pengkajian Kasus ISPA/Pneumonia dan Diare) : 40 kasus
4. Motivasi pada keluarga yang menderita ISPA/Pneumonia, Diare : 40
keluarga

PJ UKM, PETUGAS ISPA DIARE

Reni Etiyana,SKM Suci Rohmatun,Am.Keb


NIP.197009081992032007

Anda mungkin juga menyukai