Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN

KARDIOVASKULER PADA PRIA DEWASA

H.E. Kusdinar A**,Ivonne M.I.***,Dangsina M


Dewi ~ermaesih*, ***, Hendro R.****

ABSTRACT

PhysicalJitness needed for daily activity and cardiovascular endurance is one of the
most important component of physical Jitness and physical work capacity. Many factors
influence cardiovascular endurance.

This report analysis the results of observations for nzen aged 22-40 years in a certain
group who were examined in an institute for the period from 1994-1996.

The study revealed that the physicalJitness within the group analysis showed 45.3 % are
in good categories. In addition it was known that the average of their age was 30.26 f 4.88
years, the nutritional status based in BMI showed 75.2% to be normal.

The result of bivariate analysis showed that the variables related signrficantly to
physical Jitness were, age, BMI, the triglicerides and the HDL cholesterol contents and the
diastolic blood pressure.

Based on the results of the study the researchers suggested to use other variables
appropriate with the theory and a heterogenous population in order to gain a better
understanding of the factors which injluence physicalJitness.

PENDAHULUAN mengambil oksigen dan menyalurkan ke


jaringan yang aktif sehingga dapat digu-
Latar Belakang nakan pada proses metabolisme tubuh.
Status gizi yang baik serta kesegaran
Produktivitas kerja seseorang jasmani yang baik diharapkan dapat meng-
dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain hasilkan produktivitas kerja yang optimal.
status gizi dan status kesehatan. Status gizi
ditujukan dengan penampilan secara fisik Suatu kelompok khusus yang
maupun berdasarkan pemeriksaan bebe- bekerja dengan teknologi canggih dan
rapa parameter biokimia darah seseorang. menyelenggarakan tugasnya di tempat
Daya tahan kardiovaskuler merupakan tertentu hams berhadapan dengan kondisi
komponen penting dalam kesegaran lingkungan yang mempunyai pengaruh
jasmani dengan sistem jantung, pembuluh kurang menguntungkan bagi manusia.
darah dan paru berfungsi secara optimal Mereka harus mampu menyelengarakan
pada keadaan istirahat dan kerja dalam tugasnya setiap saat dalam situasi dan

* Puslitbang Cizi, Bogor


** Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta
*** Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
** ** Lakerpra Saryanto, Jakarta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi .. ....... Dewi Permaesih et a1

kondisi dengan mobilitas yang tinggi. yang mempunyai karakteristik yang sama
Agar tugas ini dapat diselenggarakan dengan kelompok khusus.
dengan baik, diperlukan personil
profesional yang bermutu tinggi serta Mengingat kendala tidak adanya
memiliki kesehatan mental yang tangguh. informasi yang lebih lengkap tentang
kelompok khusus, sedangkan data
Uji kesehatan adalah kegiatan di pemeriksaan kesehatan yang telah
bidang kesehatan yang meliputi tindakan dilakukan selama ini tersedia cukup
pemeriksaan jasmani dan jiwa seseorang banyak, maka ha1 itu mendorong peneliti
dan hasilnya digunakan untuk menentukan untuk melakukan analisis hasil peme-
apakah seseorang memenuhi syarat dalam riksaan anamnese, fisik, laboratorik dan
melaksanakan jabatan atau tugas yang pemeriksaan kesegaran jasmani berda-
akan diemban. Uji kesehatan dilakukan sarkan daya tahan kardiovaskuler untuk
secara teratur ataupun sesuai dengan mendapatkan faktor-faktor yang mempe-
kebutuhan, di tempat pemeriksaan yang ngaruhi kesegaran jasmani berdasarkan
telah ditentukan. ketahanan kardiovaskuler. Hasil analisis
data ini diharapkan dapat memberi
Hasil pemeriksaan tersebut memberi gambaran faktor yang mempengaruhi
informasi pada setiap individu yang kesegaran jasmani berdasarkan daya tahan
diperiksa tentang keadaan kesehatannya kardiovaskuler pada orang dewasa.
termasuk kesegaran jasmani dan berdasar-
kan hasil pemeriksaan tersebut diberi saran Tujuan
yang diperlukan untuk meningkatkan dan
menjaga kesegaran jasmaninya. Mendapatkan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani
Pemeriksaan kesegaran jasmani
berdasarkan daya tahan kardiovaskuler
terutarna mengenai ketahanan kardio-
pada pria dewasa kelompok khusus.
vaskuler dilakukan dengan beberapa
pengujian antara lain, lari selama 12 menit
dan dilakukan pada periode tertentu, Metoda
sedangkan pemeriksaan biokimiawi lain
Tulisan ini merupakan hasil pengo-
dilakukan setiap tahun.
lahan data sekunder berasal dari suatu
Berdasarkan uji pemeriksaan yang laboratorium pada periode tahun 1994-
sudah dilakukan selama ini, diperoleh data 1996. Data laboratorium yang dimaksud
hasil pemeriksaan antropometri maupun meliputi data klinis umum, antropometri,
laboratorium pada kelompok khusus kadar hemoglobin yang ditentukan dengan
misalnya ABRI, namun data tersebut cara cyanmethemoglobin, kadar gula darah
masih merupakan data yang hanya puasa dan 2 jam setelah makan serta kadar
memberikan informasi pada tingkat lipida darah yang ditentukan dengan
kesegaran jasmani seseorang bukan pada menggunakan spectrophotometer, tekanan
kelompok masyarakat tertentu. darah dengan cara pengukuran menggu-
nakan spignomonometer dalam keadaan
Bilamana data yang tersedia dapat istirahat. Sedangkan data yang diolah
dianalisis untuk memberi informasi yang terdiri dari hasil pemeriksaan kesehatan
lebih banyak, akan dapat bermanfaat untuk meliputi karakteristik responden, yaitu
kelompok khusus maupun kelompok lain nama, umur dan hasil pengukuran daya
Faktor-faktor yang mempengaruhi . . .. ..... Dewi Permaesih et a1

tahan kardiovaskuler dengan cara lari pada tahun 1994-1996 dari jumlah 234
lintasan selama 12 menit, data antropo- orang.
metri dan data laboratorium. Jumlah yang
diteliti berdasarkan perhitungan dengan Garnbaran Hasil Uji Kesegaran
tingkat kepercayaan 95% diharapkan Jasmani
sebanyak 227 orang1).
Hasil uji kesegaran jasmani
ketahanan kardiovaskuler dengan cara
HASIL DAN PEMBAHASAN berlari lintasan selama 12 menit
menunjukkan jarak yang dapat dicapai
Gambaran Umum rata-rata dengan rentang jarak 2000-3000
meter, dengan nilai rata-rata 2360,92 +
Telah dilakukan pengumpulan data 240,7 meter. Bila digunakan klasifikasi
hasil pemeriksaan kesegaran jasmani COOPER yang dimodifikasikan ke satuan
berdasarkan daya tahan kardiovaskuler meter didapatkan seperti yang disajikan
pada kelompok khusus yang diperiksa pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi responden menurut klasifikasi COOPER*

#lasiFrhd Jar& {meter) .Kategori N %i


I < 1609 Kurang sekall 0 0
I1 1610-1995 Kurang 0 0
111 1996-2344 C U ~ P 128 54,7
IV 2345-2799 Balk 92 39,3
V > 2800 Baik sekali 14 6,o

* Klasifikasi modifikasi dm mil ke meter.

Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat Hubungan Distribusi Umur Responden


bahwa klasifikasi peserta dengan uji dan Kesegaran Jasmani
kesegaran jasmani dengan lari lintasan
selama 12 menit dapat terbagi dalam 3 Menurut Suyono kejadian gizi lebih
kelompok yaitu cukup, baik dan baik yang berhubungan dengan penimbunan
sekali. lemak dalam tubuh lebih banyak terjadi
pada umur di atas 40 tahun dibandingkan
Ditinjau dari jenis uji yang dengan yang berumur di bawah 40 tahun2).
dilakukan memungkinkan responden Rata-rata umur responden adalah 30,36 f
untuk mendapatkan nilai yang tinggi 4,88 tahun dengan rentang antara 22-40
tahun.
karena hanya satu aktivitas yang
dilakukan yaitu lari atau berjalan
Hasil analisis bivariat terdapat
cepat selama 12 menit. Aktivitas ini hubungan nyata yang bersifat negatif
hampir sama dengan jalan kaki yang antara umur rendah dengan nilai kesegaran
biasa dilakukan setiap hari sehingga jasmani. Hal ini dapat dimengerti karena
responden sudah terlatih sebelum uji menurut Sharkey, ketahanan dan kekuatan
dilakukan. akan menurun pada umur sekitar 24
Faktor-fiktor yang msmpengamhi . . . . . . . . . Lhwi Permaesih et a1

tahun'). Pada populasi sampel yang diuji Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
85,9% berumur lebih dari 24 tahun, dan Kesegaran Jasmani
sehingga secara fisiologis juga menurun
dengan demikian hasil analisis bivariatnya Untuk melihat gambaran keada-
juga negatif. an gizi berdasarkan IMT maka dibuat
Penurunan kesegaran jasmani dapat pengelompokan IMT berdasarkan kla-
dihambat dengan cara melakukan olahraga sifikasi Departemen Kesehatan lU5),
yang teratur dan sesuai dengan kondisi- dengan hasil seperti disajikan pada
nya4) . Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi responden menurut TMT berdasarkan klasifikasi Depkes, 1994.

< 17 Kekurangan berat badan tingkat berat 0 0


17,OO - 18,50 Kekurangan berat badan tingkat ringan 0 0
18,50 - 25,OO Normal 176 75,2
> 25,OO - 27,OO Kelebihan berat badan 34 14,5
> 27 Kelebihan berat badan tingkat berat 24 10,3

Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat yang menunjukkan kecenderungan me-


bahwa status gizi berdasarkan IMT pada nurun pada kelompok dengan persentase
kelompok khusus ini terdapat sebanyak BB/TB > 100.
23,1% yang sudah kelet;ihan berat badan,
tidak ditemukan responden dengan status Gambaran Klasifikasi Lipida Darah
kekurangan berat badan baik tingkat Terhadap Hubungan Kesegaran
ringan maupun tingkat berat. Nilai IMT Jasmani
rata-rata sebesar 23,66 5 2,36 dengan
rentang nilai 18,91 sampai 30,86. Gambaran distribusi kadar
trigliserida darah menunjukkan nilai rata-
Hasil analisis bivariat menunjukkan rata sebesar 140,7 +
74,04 mg/dL.
ada hubungan nyata yang bersifat negatif. Sedangkan distribusi nilai HDL kolesterol
Indeks Massa Tubuh menurut Jellife dan ditemukan rata-rata sebesar 48,5 11,3 +
Jellife mempunyai korelasi yang tinggi mg/dL dan nilai LDL kolesterol
dengan jumlah timbunan lemak, sehingga menunjukkan rata-rata sebesar 124,3 +_
akan mengakibatkan penurunan kesegaran 34,98 mg/dL.
jasmani"). Pendapat ini sama dengan hasil
penelitian ~ a r l e ~ ~Dengan
). demikian Analisis bivariat antara kesegaran
semakin tinggi nilai IMT semakin rendah jasmani dan lipida darah yang dilakukan
kesegaran jasmaninya. Gambaran ini sama pada variabel yang berhubungan dengan
dengan hasil penelitian Krisdinamurtirin sumber energi yang diperlukan yaitu
(1 990) yang mendapatkan garis regresi variabel trigliserida, HDL dan LDL.
Faktor-faktor yang mempengaruhi .. . . . .. .. Dewi Permaesih et a1

Hasil analisis bivariat antara nilai Hasil analisis LDL kolesterol


trigliserida dengan kesegaran jasmani diperoleh nilai rata-rata 124,3 f 34,98
menunjukkan nilai yang negatif Bila mg/dL, dan analisis bivariat menunjukkan
dilihat peranan trigliserida dalam tubuh, hubungan nyata.
yaitu sebagai sumber energi maupun
sebagai deposit lemak yang paling
tinggi sebanyak 99%". Kadar trigliserida Hubungan Kadar Gula Darah Puasa
yang tinggi berhubungan dengan dan Pasca Makan 2 Jam dengan
penumpukan lemak yang berlebihan dan Kesegaran Jasmani
akan mempengaruhi aktivitas tubuh.
Demikian juga kekurangan aktivitas Hasil analisis kadar gula darah pada
tingkat sedang dalam waktu lama akan kelompok khusus ini rata-rata pada saat
memberi pengaruh yang sama. Bila puasa sebesar 90,60 f 10,92 mg/ml
dilihat distribusi populasi berdasarkan dengan rentang nilai 48 - 123 mg/ml dan
IMT dimana ditemukan responden yang rata-rata kadar gula darah 2 jam setelah
mempunyai berat badan berlebihan, makan 116,53 f 12,92 mg/ml dengan
kemungkinan trigliserida di populasi inti rentang nilai antara 87 sampai 167 mg/ml.
dominan dalam mempengaruhi berat Pada kelompok responden ini tidak ada
badan. Hubungan tidak bermakna ini penderita Diabetes mellitus.
sama dengan yang ditemukan oleh
Krisdinamurtirin (1 990) yang melakukan Analisis bivariat menunjukkan r
analisis bivariat antara trigliserid yang yang positif, berarti semakin tinggi nilai
banyak terdistribusi pada kelompok gula darah dalam tubuh semakin tinggi
dengan nilai trigliserida rendah dan kesegaran jasmani. Hal ini sesuai dengan
kemampuan untuk melakukan Harvard yang dikemukakan whitneys), bahwa
Step test. kadar gula darah yang berkisar antara
70- 120 mg/dL pada saat bangun tidur atau
Distribusi nilai HDL yang sama dengan keadaan puasa dapat
ditemukan rata-rata sebesar 48,5 f 11,3 memberikan kemampuan untuk melaksa-
mg/dL jika dibandingkan dengan nilai nakan pekerjaan.
rata-rata HDL kolesterol sebesar 38,5 f
10,9 mg/dL pada masyarakat ternyata nilai Nilai rata-rata gula darah pasca
HDL kolesterol kelompok ini lebih makan 2 jam pada populasi ini ialah
tinggi9). Hasil analisis bivariat 116,13 f 12,92 mg/dL, dengan rentang
menunjukkan hubungan yang sangat nilai antara 87 - 167 mg/dL. Analisis
bermakna. Penelitian lainnya bivariat menunjukkan hubungan positif,
menunjukkan bahwa kadar HDL semakin tinggi kadar gula 2 jam setelah
kolesterol tinggi dapat memperoteksi makan semakin tinggi kesegaran jasmani.
terhadap terjadinya aterosklerosis. Orang Analisis bivariat pada kadar gula darah
yang terlatih daya tahannya mempunyai puasa sejalan dengan analisis bivariat
kadar HDL yang lebih tinggi. Pada gula darah pasca makan 2 jam. Pada
kelompok yang menjadi responden terlihat penelitian Krisdinamurtirin, dkk (1990)
daya tahan mereka berdasarkan hasil lari tidak ditemukan hubungan yang ber-
selama 12 menit rata-rata baik, dengan makna antara kadar gula darah sewaktu
demikian secara teoritis kadar HDL dengan kemampuan melakukan Harvard
kolesterol mereka cukup tinggi. Step test.
Faktor-faktor yang mempengaruhi .... . . . . . Dewi Permaesih et a1

Menurut Sherman, dalam kondisi tidak anemi. Hasil yang sama ditemukan
setelah makan, konsentrasi gula darah pula oleh Krisdinamurtirin dkk, (1990).
yang digunakan untuk aktivitas adalah Hasil uji Harvard Step test dengan kadar
fungsi dari jumlah pelepasan glikogen hemoglobin menunjukkan hubungan yang
dalam otot setara dengan jumlah tidak nyata. Pengaruh anemia akan terlihat
glukosa yang dilepaskan dari dalam pada populasi yang benar-benar anemia
hatilo). Selama aktivitas yang tetap, jika dibandingkan dengan yang tidak
konsentrasi kadar gula dalam darah tetap anemia.
pada tingkat 5 mmollliter sampai sekitar
2 jam aktivitas. Pada pengujian aktivitas Hubungan Tekanan Darah dengan
yang bersifat ketahanan, sumber energi Kesegaran Jasmani
utama adalah karbohidrat (glukosa). Selain
itu pengujian tidak berlangsung lama Hasil analisis tekanan darah
dengan berbagai aktivitas yang tidak diastolik mendapatkan nilai rata-rata 77,49
stabil, bisa aerob bisa pula an-aerob.
_+ 5,39 rnm/Hg dengan rentang nilai 65 -
Kemungkinan penggunaan energi berasal
90 mmMg. Nilai ini bila dibandingkan
dari semua sumber termasuk glukosa
dengan tabel tekanan darah Cureton,
darah.
masih berada pada batas-batas nilai
Hubungan Kadar Hemoglobin dengan normal1I). Bila dibandingkan dengan nilai
Kesegaran Jasmani rata-rata diastolik pada populasi
MONICA, nilai ini sedikit lebih atas dari
Hasil analisis kadar hemoglobin nilai rata-rata pada kelompok umur 35-44
pada kelompok khusus ini nilai rata- tahun yaitu sebesar 76,7 k 10 mm/Hg.
+
ratanya 15,79 1,03 gr/dL dengan rentang
-
nilai 11,6 19,9 grlml. Sedangkan hasil Hasil analisis bivariat menunjukkan
analisis bivariat dengan kesegaran jasmani nilai r negatif, berarti semakin tinggi
tidak nyata secara linier maupun tekanan darah diastolik semakin rendah
parabolik. Selain itu juga arah nilai kesegaran jasmani. Secara teoritis ha1
hubungannya kecenderungan ke nilai ini dapat dijelaskan bahwa tekanan darah
negatif yang berarti semakin tinggi nilai diastolik adalah tekanan darah dalam
hemoglobin semakin rendah kesegaran keadaan istirahat. Bila tekanan diastolik
jasmani seseorang. Secara teoritis ha1 ini tinggi penampang saluran darahnya
bertentangan karena hemoglobin berkngsi mengecil sehingga jumlah darah yang
mensuplai oksigen ke seluruh tubuh yang dialirkan menjadi sedikit, akibatnya akan
berarti aktivitas organ dalam metabolisme mengganggu kapasitas oksigen yang
untuk menyediakan energi akan berjalan diperlukan tubuh.
lancar.
Hasil analisis bivariat antara variabel
Hasil yang bersifat negatif dapat bebas numerik dan nilai akhir uji
disebabkan pada penyebaran sampel yang kesegaran jasmani dapat dilihat pada
membentuk kurva normal pada populasi Tabel 3 berikut ini:
Faktor-faktor yang mempengamhi ......... Dewi Permaesih et a1

Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat Antara Variabel Bebas Numerik dan Nilai Akhir Uji
Kesegaran Jasmani.
. !:iV&$kgf$gb@,& ~ ~ ; ~ ~ ~ $ ~ ~ & $~ ~~ di ~~ @~ &j ~~ 2~~ i 3::~~ {~ ~( ': ~~$%;,~ i~:,i"i....i: ..ij ijiE~ :I:'i$ijiiii;,{:i<i%:$
..........
................................................. ....
i.i. .i i'~
.......
...........................................................
................................................. .................................................
: .......................................................................................................................
/

~ $ ~ ~ @ ~ ~ : ~ @ .....
.. .. .. .. . . . . . . . . . . . . . . .
...............................:.:.:.:..:.:..:.:..:. .......................................................................
..................................................................... . . . . . . . . . . . .---. . ........................................................... .:.:.:..........
.: .... ....................... . ..........
---- .......................................................
2
.........
. .

.......................................
.. .... . ...
. . . . . . . ..................................................................................................................................................................
........ . .. ... .. . . ... .. . . ..... . . ..... . . ..... . . .
...... .:..: : . ..............................................................................................................................................................
. . . . . . . . ........................................
/ ....................................
..........................................................................................................................................................................................................................
/.

Nilai aklur Umur 234 0,000 - 0,3


IMT 234 0,000 - 0,45
Trigliserid 234 0,000 - 0,27
HDL 234 0,001 0,20
LDL 234 0,473 * - 0,004
Gula darah puasa 234 0,084 0,04
Gula darah 2 jam 234 0,45* 0,O 1
Hemoglobin 234 0,42* - 0,01
Diastolik 234 0,003 - 0;18
* Tidak bermakna.

Dari Tabel di atas terlihat nilai p UCAPAN TERIMA KASIH


(<0,25) yang bermakna pada variabel
bebas, umur, IMT, trigliserid, HDL Ucapan terima kasih disampaikan
kolesterol, gula darah puasa, tekanan darah kepada Kepala Lakespra Saryanto yang
diastolik. Bila dilihat hubungan antar telah memberi izin menggunakan data dan
variabel hampir semua variabel kecuali kepada para staf yang membantu dalam
HDL kolesterol, gula darah puasa dan gula pengumpulan data ini. Juga kepada semua
darah 2 jam setelah makan mempunyai pihak yang tidak dapat disebutkan satu
hubungan yang negatif. persatu yang telah membantu kelancaran
pengumpulan data.

KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil analisis data
sekunder di atas, ternyata faktor-faktor 1. Lemeshow, S. et a1 (1 990). Adequacy of sample
size in health studies. WHO John Wiley &
yang mempengaruhi kesegaran jasmani Chihestra.
berdasarkan daya tahan kardiovaskuler
adalah umur, IMT, trigliserid, HDL 2. Suyono S. dan Syamsu Ridjal Djauzi (1994).
Penyakit degeneratif dan gizi lebih. Risalah Widya
kolesterol gula darah puasa dan tekanan Karya Pangan dan Gizi IV.LIPI. Jakarta.
darah diastolik.
3. Sharkey, B.J. (1989). Physiology of Fitness 2nd
Saran Edition: Human Kinetic Publisher. Inc.
Champaigns.
Untuk mendapatkan faktor-faktor 4. Cooper, M. Kenneth (1 970). The New Aerobic. M.
yang berpengaruh pada kesegaran jasmani Evans and Company, Inc. New York.
diperlukan pengukuran faktor-faktor lain
5. Departemen Kesehatan (1 994). Pedoman Umum
yang secara teoritis berpengaruh dan Gizi Seimbang. Direktorat Jenderal Pembinaan
sebaiknya dilakukan pada kelompok yang Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Gizi
heterogen dalam jumlah banyak. Masyarakat, Jakarta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ... . . ... . Dewi Permaesih et a1

6. Jellife DB. L E.F.P. Jellife (1989). Community 9. Darmojo, B. dkk. (1994). Monica - Jakarta Survey
Nutritional Assessment. With Special Reference to Kedua. 199311994. Dalam presentasi dan diskusi
Less Technically. Publications. New York. -
survey 11 MONICA-Jakarta 1993. Badan Litbang
Kesehatan Depkes RI dan Pusat Kesehatan Jantung
7. Marley, WP. (1982). Health and Physical Fitness: Nasional Rumah Sakit Jantung W A N KITA,
Taking Charge of Your Health, Saundep College Jakarta.
Pubslishing, Philadelphia. 10. Sherman, M. William (1995). Metabolism of sugar
and Physical Performance. Am.J.Clin.Nutr, (62)
8. Whitney, EN. Hamilton, EMN; Sharon, RR. (1990). Sappl: 2285-41 S. 45 A.
Nutrition and Disease Prevention. Understanding
Nutrition. West Pubslishing Company, 1990. St. 1 1 . Cureton, T.K. et al. (1947). Physical Fitness
Paul. Appraised and evidence. Henry Kingston, London.

Anda mungkin juga menyukai