Nama NIM
Dalam pembuatan makalah ini penulis tak lepas dari bantuan berbagai pihak,
termasuk orangtua yang terus member motivasi dalam belajar, serta teman-teman yang
terus mendampingi penulis dalam suka maupun duka, juga Dosen Pembimbing mata
kuliah kimia anorganik, Bapak M. Junaesi, ST yang mendidik penulis dalam mata
kuliah Pengantar Ilmu metalurgi selama ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, dan masih terdapat banyak kesalahan
yang penulis sadari maupun tidak disadari, yang disengaja maupun tidak disengaja.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua.
Amin
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Besi ..............................................................................2
2.2 Sifat Besi.........................................................................................2
2.3 Kandungan Besi Di Alam...............................................................3
2.4 Tambang Bijih Besi Di Indonesia...................................................3
2.5 Perusahaaan yang Mengolah Bijih Besi.........................................4
2.6 Manfaat Besi...................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Proses Pengolahan Besi..................................................................6
3.1.1 Pengolahan Besi Kasar..............................................................6
3.1.2 Bahan-Bahan Dalam Pengolahan di Dapur Tinggi....................8
3.1.3 Dapur Tinggi..............................................................................12
3.1.4 Pengolahan Dalam Dapur Tinggi..............................................13
3.1.5 Dapur Tinggi Listrik..................................................................14
3.1.6 Penuangan Besi .........................................................................16
3.1.7 Pengolahan Dalam Dapur Tinggi..............................................17
3.1.8 Dapur Kubah..............................................................................19
3.2 Pengolahan Besi di Indonesia
3.2.1 PT Krakatau Steel .....................................................................21
3.2.2 PT.Meratus Jaya Iron & Steel....................................................22
3.2.3 PT Jogja Magasa Iron................................................................22
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapum Tujuan dari pembuatan makalah ini:
a. Memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Metalurgi
b. Mengetahui Proses pengolahan besi yang ada di Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bijih besi adalah batuan yang mengandung mineral-mineral besi dan sejumlah
mineral gangue seperti silika, alumina, magnesia, dan lain-lain. Biji besi terdiri atas
oksigen dan atom besi yang berikatan bersama dalam molekul. Besi sendiri biasanya
didapatkan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethit, limonit atau
siderit. Bijih besi biasanya kaya akan besi oksida dan beragam dalam hal warna, dari
kelabu tua, kuning muda, ungu tua, hingga merah karat.
Besi mempunyai sifat fisika dan sifat kimia, yaitu sebagai berikut:
Besi selalu dipadukan dengan logam lain supaya leih kerasa. Biasanya paduan
yang di hasilkan adalah paduan untuk membuat baja. Besi digunakan untuk berbagai
macam barang yang membutuhkan daya tahan tinggi dan lama (kendaraan, mesin,
5
perkakas rumah tangga, dsb). Dalam dunia konstruksi, baja biasa dipakai sebaga
bahan konstruksi jalan, rel kereta api, dan banyak infrastruktur bangunan. Ketahanan
(daktilitas) baja yang lebih tinggi dari besi karena dicampur karbon dan bahan-bahan
lainnya mengakibatkan baja mampu memenuhi fungsinya sebagai komponen struktur
bangunan.
BAB III
PEMBAHASAN
Besi kasar hasil dapur tinggi berasal dari bijih besi (ore). Bijih besi terdiri dari
besi dan zat asam atau oksid dan disebut oksid besi.
Tempat untuk memisahkan besi itu dari zat-zat lainnya disebut dapur tinggi
(tanur tinggi). Didalam dapur tinggi atau orang-orang biasa menyebutnya tanur tinggi
akan dihembuskan udara panas sehingga mengakibatkan dapur tinggi itu akan
menjadi panas sekali.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan dalam dapur tinggi ialah : arang
kokas,bijih besi dan bahan tambang.
a) Mencuci (Leaching)
Bijih-bijiih besi hasil penggalian tambang itu masih bercampur dengan pasir
dan tanah liat. Karena itu disalurkan dalam bandar-bandar yang dialiri air
pembilas dengan arah berlawanan, selain itu juga bisa dengan disemprotkan oleh
air.
9
b) Memecah (Crushing)
Bijih-bijih besi dalam bentuk bongkah-bongkah besar perlu dipecah-pecah
menjadi butir-butir dalam pesawat memecah. Pesawat pemecah ini digerakkan
oleh motor listrik dengan perantara roda-roda gigi. Bijih-bijih besi dimasukkan
dari atas kemudian digilas oleh kerucut pemecah yang berputar.
Butir-butir bijih besi yang berukuran kira-kira 40mm meluncur melalui
saluran keluar.
d) Memanggang (Roasting)
Memanggang bijih besi bertujuan untuk mengutangi zat-zat seperti belerang,
zat arang dan sebagainya.
Bijih-bijih besi menjadi berpori dan beratnya berkurang sehingga
pengangkutannya lebih mudah.
11
Bahan tambah gunanya untuk mengikat abu arang kokas dan batuan
pengikut bijih besi menjadi cairan terak dalam dapur tinggi.
Karena cairan terak ini lebih ringan daripada besi, maka akan terapung dii
atas cairan besi kasar dalam tungku dapur tinggi. Sebagai bahan tambah
umumnya memakai batu kapur
Arang Kokas
Arang kokas (gambar 3.3) dalam dapur tinggi dipakai sebagai bahan
bakar. Arang kokas dibuat dari batu bara dengan jalan menyuling
kering yang dipijarkan tanpa udara dalam dapur arang kokas.
Udara Panas
Untuk pembakaran, dapur tinggi membutuhkan sangat banyak udara.
Udara dimasukkan dalam dapur tinggi terlebih dahulu dipanaskan
sampai kira-kira bersuhu 900C.
Pemanasan dilakukan dalam pesawat pemanas yang kemudian udara
itu dihembuskan ke dalam dapur tinggi dengan tekanan oleh pesawat
kompresor (Compresor equipment). Pemanasan udara dalam pesawat
12
dilakukan oleh gas yang keluar dari dapur tinggi.
Bentuk daur tinggi menyerupai cerobong yang menjulang tinggi. Bagian atas
disebut lambung berbentuk kerucut yang melebar ke bawah, sehingga pengisian
bahan-bahan dari mulut aras turun ke dalam dapur.
Gambar 3.11 Skema mining dan processing besi
Bagian tengah disebut hentian, berbentuk kerucut juga. Maksud untuk menahan
muatan tinggi. Kemudian bagian bawah adalah tungku berbentuk silinder, tempat
cairan besi kasar dan terak.
Tinggi keseluruhan dapur tinggi sampai 35 meter dan garis tengah yang terbesar
7 meter. Pada bagian atas tungku terdapat lubang-lubang peniup udara panas untuk
pembakaran. Mulut dapur tinggi ditutup dengan corong pengisi yang dibuat khusus,
sehingga gas dapur tinggi tidak hilang keluar waktu pengisian bahan bakar.
13
Untuk dapat menahan bahan-bahan semua muatan yang dimasukkan dalam
dapur tinggi, maka di sekililingnya diperkuat dengan konstruksi baja.
Sekarang telah dicoba memperbaiki dapur tinggi yang lama. Dapur-dapur itu
tidak lagi dari tiga bagian, tungku, hentian dan lambung. Melainkan dibuat seperti
sebuah corong tunggal yang berdiri bebas di atas tanah.
Dinding batu menjadi satu oleh sebuah selubung baja yang seluruhnya
bersambung dan padanya itu dipasang pipa-pipa dan lain-lain. Jadi, tiang-tiang dan
konstruksi-konstruksi yang dulunya diperlukan sekarang tidak terpakai lagi.
Konstruksi dapur yang baru ini lebih menguntukan dan lebih terjamin kerjanya
daripada yang lama. Kapasitas daour dengan mudah dinaikkan sampai 1700 ton
besi kasar atau lebih dalam sehari semalam.
Usaha lain dilakukan untuk memperbaiki cara bekerja dan rendeman dapur
tinggi sendiri. Misalnya pada angin ditamahkan zat asam, sehingga pembakaran
bertambah baik. Dapur tiggi menjadi panas sekali dalam bagian yang paling bawah
itu.
Terak
Terak cair yang dicerat melalui lubang saluran bagian atas tungku dialirkan
keluar dan ditampung dalam gerobak-gerobak pengangkut. Terak dalam keadaan
cair itu disemprotkan dengan air dingin dan dibuat bentuk balok-balok, pasir
atau semen.
Bahan-bahan tersebut banyak digunakan sebagai pengeras jalan atau
keperluan bangunan.
Jika terak cair itu diserbukkan dengan pancaran uap air, maka akan
diperoleh wol terak yang dipakai sebagai bahan isolasi atau penyekat pada
mesin-mesin.
Gas
Gas yang keluar dari dapur tinggi disalurkan terlebih dahulu ke dalam
pesawat penyaring deu. Kemudian gas yang sudah dibersihkan itu disalurkan ke
tangki gas. Sebagian besar gas ini dipakai untuk memanaskan udara dalam
16
pesawat pemanas keperluan dapur tinggi. Sisanya digunakan pada ketel-ketel
uap dan motor-motor gas untuk menjalalankan mesin-mesin dan dinamo listrik.
Susunan dapur tinggi terdiri dari lambung atau kerucut atas yang tingginya
kira-kira 15 meter dan garis tengahnya 3,5 meter. Tungku tempat pencairan bahan
bergaris tengah 5,5 meter.
Pencairan bijih besi dan bahan tambah dilakukan oleh arus listrik dengan busur
cahaya antara elektroda-elektroda yang ditempatkan di dalam tungku dapur tinggi
itu.
Zat arang yang diperlukan untuk mereduksi zat asam dari bijih besi dipakai
17
arang kayu. Jadi, bahan-bahan tang dimasukkan ke dalam dapur tinggi ialah arang
kayu,bijih besi dan bahan tambah.
Karena tidak banyak udara yang dihembuskan ke dalam dapur tinggi . maka
hasil gas dapur tinggi sedikit. Gas ini setelah dibersihkan dari debu, dimasukkan ke
dalam tungku.
Hasil besi kasar dapur tinggi listrik sehari-hati 35 ton. Besi kasar hasil dapur
tinggi listrik lebih bersih dan lebih baik.
Dapur listrik jenis lain hanya terdiri dari ruanga yang dapat disamakan dengan
tungku dapur tinggi biasa. Jadi, seluruh bangunan itu jauh lebih rendah, di dalam
tutup dapur terpasang 4 sampai 6 buah elektroda zat arang dan berbagai-bagai corong
pengisi yang berguna untuk mengisikan bijih besi, bahan tambah dan arang kokas
sama rata ke dalam dapur.
Boleh dipakai arang kokas dari mutu yang kurang baik dan terdiri dari
potongan-potongan kecil. Bahkan batu bara, arang muda atau arang kayu dapat
dipakai pada dapur-dapur seperti ini. Pemanasan dan pencaian dilakukan oleh busur
cahaya listrik, sehingga arang hanya diperlukan untuk mereduksi.
Pemanas udara dan kompressornya tidak diperlukan. Gas dapur tinggi diisap
keluar, setelah lebih dahulu memanaskan muatan-muatan baru. Panasnya turun
sampai kira-kira 150C.
Semua gas itu dapat dijual atau dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan
tambahan. Dapur itu menghasilkan kira-kira 700 m3 gas setiap ton besi kasar.
Sebuah dapur tinggi listrik yang normal menghasilkan tiap harinya 20 sampai
30 ton besi kasar. Akan tetapi, ada pula dapur tinggi seperti itu yang memberikan
hasil setiap harinya sampai 80 ton besi kasar.
Cetakan-cetakan tersebut dibuat dari tanah khusus atau tanah napal mereka
mempunyai ruangan kosong yang berbentuk derupa degan benda tuang yang
diinginkan. Cetaka-cetakan pada umumnya hanya dapat dipakai sekali saja. Cetakan-
cetakan itu harus dirusak untuk dapat mengeluarkan benda tuang yang telah
membeku.
Untuk dapat membuat ruangan yang terbuka dalam tanah cetakan, maka
umumnya dibutuhkan suatu model yang bentuknya sama dengan benda tuang yang
diinginkan. Model dibuat dari kayu yang kemudian dibalut dengan tanah cetakan dan
dipadatkan.
Sesudah itu maka model dengan hati-hati dikeluarkan dari bahan cetakan,
sehingga terdapat ruanggan sesuai model atau benda tuang yang diinginkan. Untuk
dapat mengeluarkan model dari cetakan, maka cetakan seringkali harus terdiri dari
beberapa bagian. Juga cetakan-cetakan itu sendiri seringkali harus tersusun dari
beberapa bagian juga.
Sekarang dibuat juga suatu saluran dalam bahan cetakan yang dinamakan jalan
tuangan. Melalui jalan tuangan itu besi cair itu dapat dituangkan dalam ruangan 19
yang
telah dicetak.
Juga diatur supaya ada saluran kedua ke udara luar. Udara yang ada di dalam
cetakan harus dapat keluar dan dapat diperhatikan juga sampai dimana cetakan
tersebut telah berisi. Ini dinamakan saluran penaik.
Jika benda tuang tersebut telah cukup dingin, maka kerangka-kerangka itu
dilepaskan satu sama lainnya. Bahan cetakan dirusak dan benda tuang dikeluarkan.
Benda tuang ini kemudan dibersihkan dari tanah yang melekat padanya lalu dapat
dikerjakan lebih lanjut.
Untuk mencairkan besi tuang dipergunakan dapur kubah. Dasar dapur ini
dibuat dari sebuah plat yang dapat menutup ke bawah. Di atas ditumbuk suatu
lapisan tanah liat dengan pendakian sebesar kira-kira 5% ke jurusan lubang buang.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki 6 (enam) buah fasilitas produksi yang
membuat perusahaan ini menjadi satu-satunya industri baja terpadu di Indonesia.
Keenam buah pabrik tersebut menghasilkan berbagai jenis produk baja dari bahan
mentah.
Proses produksi baja di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dimulai dari Pabrik
Besi Spons. Pabrik ini mengolah bijih besi pellet menjadi besi dengan menggunakan
air dan gas alam.
Besi yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut pada Electric Arc Furnace
(EAF) di Pabrik Slab Baja dan Pabrik Billet Baja. Di dalam EAF besi dicampur
dengan scrap, hot bricket iron dan material tambahan lainnya untuk menghasilkan
dua jenis baja yang disebut baja slab dan baja billet.
Baja slab selanjutnya menjalani proses pemanasan ulang dan pengerolan di
Pabrik Baja Lembaran Panas menjadi produk akhir yang dikenal dengan nama baja
lembaran panas. Produk ini banyak digunakan untuk aplikasi konstruksi kapal, pipa,
bangunan, konstruksi umum, dan lain-lain. Baja lembaran panas dapat diolah lebih
lanjut melalui proses pengerolan ulang dan proses kimiawi di Pabrik Baja Lembaran
Dingin menjadi produk akhir yang disebut baja lembaran dingin. Produk ini
umumnya digunakan untuk aplikasi bagian dalam dan luar kendaraan bermotor,
kaleng, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.
Sementara itu, baja billet mengalami proses pengerolan di Pabrik Batang Kawat
untuk menghasilkan batang kawat baja yang banyak digunakan untuk aplikasi senar
piano, mur dan baut, kawat baja, pegas, dan lain-lain.
22
Jadi sesuai dengan makalah yang kami buat, pembuatan besi berasal dari bijih besi
dan dibuat dengan cara dapur tinggi dan dapur tinggi listrik. Sebelum memasuki dapur
tinggi bijih besi diolah dengan cara dicuci (leaching), dipecah (crushing), dipisah
(classification) dan pada akhirnya dipanggang (roasting).
Lalu ada bahan tambah yaitu arang kokas sebagai bahan bakar untuk pencairan
bijih besi menjadi cair dan batu kapur untuk mengikat arang kokas dan batuan
pengikut bijih besi ini menjadi cairan terak, lalu dimasukkan udara panas melalui
pesawat kompressor untuk pemanasan.
Dan hasil dari proses pembuatan besi melalui dapur tinggi sendiri adalah besi dalam
bentuk cair dan dicetak dan didinginkan menjadi besi kasar dan sebagian besi kasarnya
akan dikirim untuk diproses lebih lanjut menjadi pengolahan baja, lalu ada cairan terak
yang berguna sebagai pengeras jalan dan juga bahan isolasi atau penyekat pada mesin-
mesin. Serta yang terakhir adalah gas yang berguna untuk menjalankan mesin dengan
menggerakan dinamo listrik.
DAFTAR PUSTAKA
2250
http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Archive/Hasil-Tambang/Bijih-Besi/
(offset)/5
http://www.kemenperin.go.id/artikel/5297/Perjelas-Regulasi-Tata-Niaga
http://kesmas-unsoed.info/2012/06/pengertian-besi-fe.html
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/besi/
http://www.waspadamedan.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=23702:manfaat-
besi&catid=80:lentera&Itemid=251
http://www.anneahira.com/baja.htm
http://www.krakatausteel.com/
http://www.meratusjaya.co.id/id/