Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGOLAHAN BESI DI INDONESIA

Nama NIM

DIDIN JAMALUDIN 2014010143

SEKOLAH TINGGI ANALIS KIMIA


CILEGON
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena


berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini penulis tak lepas dari bantuan berbagai pihak,
termasuk orangtua yang terus member motivasi dalam belajar, serta teman-teman yang
terus mendampingi penulis dalam suka maupun duka, juga Dosen Pembimbing mata
kuliah kimia anorganik, Bapak M. Junaesi, ST yang mendidik penulis dalam mata
kuliah Pengantar Ilmu metalurgi selama ini.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, dan masih terdapat banyak kesalahan
yang penulis sadari maupun tidak disadari, yang disengaja maupun tidak disengaja.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua.
Amin

Cilegon, 25 May 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Besi ..............................................................................2
2.2 Sifat Besi.........................................................................................2
2.3 Kandungan Besi Di Alam...............................................................3
2.4 Tambang Bijih Besi Di Indonesia...................................................3
2.5 Perusahaaan yang Mengolah Bijih Besi.........................................4
2.6 Manfaat Besi...................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Proses Pengolahan Besi..................................................................6
3.1.1 Pengolahan Besi Kasar..............................................................6
3.1.2 Bahan-Bahan Dalam Pengolahan di Dapur Tinggi....................8
3.1.3 Dapur Tinggi..............................................................................12
3.1.4 Pengolahan Dalam Dapur Tinggi..............................................13
3.1.5 Dapur Tinggi Listrik..................................................................14
3.1.6 Penuangan Besi .........................................................................16
3.1.7 Pengolahan Dalam Dapur Tinggi..............................................17
3.1.8 Dapur Kubah..............................................................................19
3.2 Pengolahan Besi di Indonesia
3.2.1 PT Krakatau Steel .....................................................................21
3.2.2 PT.Meratus Jaya Iron & Steel....................................................22
3.2.3 PT Jogja Magasa Iron................................................................22
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semenjak manusia beralih dari zaman batu ke zaman besi, manusia telah
menggunakan logam besi untuk pembuatan alat-alat berburu dan alat-alat lainnya.
Pada zaman modern ini manusia telah mempergunakan hampir 90% atau lebih
bahan-bahan yang terbuat dari besi, mulai alat yang paling sederhana seperti jarum
hingga alat-alat yang besar-besar seperti kapal induk, pesawat dan sebagainya.
Besi murni dalam alam jarang didapat. Bahan asal pembuatan besi ialah dari
bijih besi (ore) sebagai bahan tambang. Bahan-bahan asal pembuat besi didapat dari
dalam tanah berbentuk butir-butir logam dalam keadaan tercampur dengan zat-zat
lainnya. Campuran semacam itu dinamakan bijih besi. Usaha pengambilan bijih-
bijih besi dari dalam tanah disebut pertambangan (mining).
Jenis bijih-bijih lainnya terdapat di dalam tanah. Para pekerja tambang
membuat terowongan di dalam tanah. Mereka meledakkan batuan di dalam
terowongan itu. Batuan yang rontok mereka kumpulkan dan dibawa ke permukaan
tanah.
Bijih-bijih itu kemudian diangkut dengan alat berat. Dari circuit bijih-bijih besi
itu kemudian dituangkan ke dalam lori yang berjalan diatas rel. Lori-lori tersebut
kemudian mengangkut bijih itu keluar terowongan.

1.2 Tujuan
Adapum Tujuan dari pembuatan makalah ini:
a. Memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Metalurgi
b. Mengetahui Proses pengolahan besi yang ada di Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Besi


Besi merupakan salah satu unsur pokok alamiah dalam kerak bumi. Keberadaan
besi dalam air tanah biasanya berhubungan dengan pelarutan batuan dan mineral
terutama oksida, sulfida karbonat, dan silikat yang mengandung logam-logam
tersebut

Bijih besi adalah batuan yang mengandung mineral-mineral besi dan sejumlah
mineral gangue seperti silika, alumina, magnesia, dan lain-lain. Biji besi terdiri atas
oksigen dan atom besi yang berikatan bersama dalam molekul. Besi sendiri biasanya
didapatkan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethit, limonit atau
siderit. Bijih besi biasanya kaya akan besi oksida dan beragam dalam hal warna, dari
kelabu tua, kuning muda, ungu tua, hingga merah karat.

2.2 Sifat Besi

Besi mempunyai sifat fisika dan sifat kimia, yaitu sebagai berikut:

Sifat fisika dari besi sebagai berikut:

a. Lebur pada suhu 1540 C


b. Mendidih pada suhu 2760 C
c. Dapat menghantarkan panas sebesar 80 joule/ s m K
d. Dapat menghantarkan listrik sebesar 1,1 x 10^7(10 pangkat 7) mho
e. Mmemiliki kerapatan 7860kg/m3.
3

Sifat kimia dari besi sebagai berikut:

a. Bereaksi dengan semua asam


b. Tidak termakan dengan basa
c. Dapat bereaksi dengan oksigen dengan mudah
d. Dapat terbentuknya karat

2.3 Kandungan Besi di Alam

Kandungan Fe di bumi sekitar 6,22 %, di tanah sekitar 0,5 – 4,3%, di sungai


sekitar 0,7 mg/l, di air tanah sekitar 0,1 – 10 mg/l, air laut sekitar 1 – 3 ppb, pada air
minum tidak lebih dari 200 ppb. Pada air permukaan biasanya kandungan zat besi
relatif rendah yakni jarang melebihi 1 mg/L sedangkan konsentrasi besi pada air
tanah bervariasi mulai dan 0,01 mg/l sampai dengan + 25 mg/l. Di alam biasanya
banyak terdapat di dalam bijih besi hematite, magnetite, taconite, limonite, goethite,
siderite dan pyrite (FeS).

Kandungan Fe di Indonesia banyak terdapat di Kalimantan Barat, Sumatra


Barat, Sumatra Selatan, Sulawesi tengah dan Pulau Jawa.

2.4 Tambang Bijih Besi di Indonesia

Di Indonesia terdapat beberapa daerah penambangan bijih besi, seperti di:

a. Cilacap (khusus pasir besi), Jawa Tengah


b. Gunung Tegak, Lampung
c. Lengabana, Longkana, Pengunungan Verbeek, Sulawesi Tengah
d. Pulau Demawan, Pulau Sebuku, dan Pulau Suwung, Kalimantan Selatan.
e. Bijih besih juga terdapat di Provinsi Bengkulu, Sulawesi Utara, dan
Sulawesi Selatan.

2.5 Perusahaan yang mengolah bijih besi di Indonesia

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, setidaknya ada enam perusahaan


yang mendaftarkan diri untuk melakukan pengolahan bijih besi. Keenam perusahaan itu
adalah

a. PT Meratus Jaya Iron & Steel yang berlokasi di Batulicin, Kalimantan


Selatan yang mengolah bijih besi menjadi sponge iron dengan kapasitas
315.000 ton per tahun dengan nilai investasi sebesar Rp1,17 triliun.
b. PT Indoferro yang berlokasi di Cilegon, Banten yang memproduksi pig iron
dengan kapasitas 500.000 ton per tahun dan nikel pig iron dengan kapasitas
250.000 ton per tahun dengan nilai investasi sebesar US$110 juta.
c. PT Batulicin Steel yang akan memproduksi baja dasar sebesar 3 juta ton per
tahun dengan nilai investasi sebesar US$1,5 miliar
d. PT Jogja Magasa Iron yang akan mengolah pasir besi menjadi pig iron (main
concentrator plant dan pig iron plant) di Kulon Progo, Yogyakarta dengan
kapasitas 1 juta ton per tahun dan nilai investasi sebesar US$1,2 miliar.
e. PT Sebuku Lateritic Iron & Steel yang akan memproduksi pig iron dengan
kapasitas 3 juta ton per tahun di Sebuku, Kali mantan Selatan dengan nilai
investasi sebesar US$1 miliar.
f. PT Delta Prima Steel akan memproduksi sponge iron dengan kapasitas
100.000 ton per tahun di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dengan nilai
investasi sebesar Rp1,2 miliar.

2.6 Manfaat Besi

Besi selalu dipadukan dengan logam lain supaya leih kerasa. Biasanya paduan
yang di hasilkan adalah paduan untuk membuat baja. Besi digunakan untuk berbagai
macam barang yang membutuhkan daya tahan tinggi dan lama (kendaraan, mesin,
5
perkakas rumah tangga, dsb). Dalam dunia konstruksi, baja biasa dipakai sebaga
bahan konstruksi jalan, rel kereta api, dan banyak infrastruktur bangunan. Ketahanan
(daktilitas) baja yang lebih tinggi dari besi karena dicampur karbon dan bahan-bahan
lainnya mengakibatkan baja mampu memenuhi fungsinya sebagai komponen struktur
bangunan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengolahan Bijih Besi

3.1.1 Pengolahan Besi Kasar

Besi kasar hasil dapur tinggi berasal dari bijih besi (ore). Bijih besi terdiri dari
besi dan zat asam atau oksid dan disebut oksid besi.

Bijih-bijih besi sebagai oksid besi yang penting antara lain:


a) Limonit bijih besi berwarna merah tua.
Gambar 3.1 Bijih Limonit
b) Magnetit bijih besi berwarna hijau tua kehitam-hitaman dan
mempunyai sifat magnit.
c) Hematit bijih besi berwarna merah.

Gambar 3.2 Bijih Hematit 7


d) Spat bijih besi mengandung zat arang.
e) Dan llai-lain

Tempat untuk memisahkan besi itu dari zat-zat lainnya disebut dapur tinggi
(tanur tinggi). Didalam dapur tinggi atau orang-orang biasa menyebutnya tanur tinggi
akan dihembuskan udara panas sehingga mengakibatkan dapur tinggi itu akan
menjadi panas sekali.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan dalam dapur tinggi ialah : arang
kokas,bijih besi dan bahan tambang.

Gambar 3.3 Briket kokas


Sebagai bahan tambang oksid
besi masih bercampur pula
dengan batuan- batuan lain.
Untuk membebaskan besi dari zat
asam dilakukan dalam dapur
tinggi dengan bahan bakar arang kokas. Melepaskan zat asam dari bijih besi disebut
reduksi.
Karena timbulnya suhu yang tinggi dari pembakaran arang kokas itu, maka zat
besi mencair dan terkumpul dalam tungku dapur tinggi.
Zat-zat lain pada bijih besi dan arang kokas bersama bahan tambah mengikat
menjadi satu sebagai cairan terak yang terapung diatas cairan besi kasar.
Cairan besi kasar dan cairan terak itu sewaktu-waktu dialirkan keluar dari
8
tungku dapur tinggi. Jadi, bijih besi dalam pengolahan dapur tinggi menghasilkan
besi kasar.

Gambar 3.4 Besi Kasar

3.1.2 Bahan-Bahan Dalam Pengolahan di Dapur Tinggi


Bahan-bahan yang diperlukan dalam pengolahan di dapur tinggi ialah: bijih besi,
bahan tambah, batu kapur, arang kokas berasal dari batu bara dan udara panas untuk
pembakaran.

3.1.2.1 Bijih Besi

Gambar 3.5 Contoh bijih besi

Sebelum bijih besi dimasukkan ke alam dapur tinggi, maka terlebih


dahulu harus melalui pengerjaan-pengerjaan sebagai berikut:

a) Mencuci (Leaching)
Bijih-bijiih besi hasil penggalian tambang itu masih bercampur dengan pasir
dan tanah liat. Karena itu disalurkan dalam bandar-bandar yang dialiri air
pembilas dengan arah berlawanan, selain itu juga bisa dengan disemprotkan oleh
air.
9

Gambar 3.6 Tank leach circuit

b) Memecah (Crushing)
Bijih-bijih besi dalam bentuk bongkah-bongkah besar perlu dipecah-pecah
menjadi butir-butir dalam pesawat memecah. Pesawat pemecah ini digerakkan
oleh motor listrik dengan perantara roda-roda gigi. Bijih-bijih besi dimasukkan
dari atas kemudian digilas oleh kerucut pemecah yang berputar.
Butir-butir bijih besi yang berukuran kira-kira 40mm meluncur melalui
saluran keluar.

Gambar 3.7 Crushing plant


10
c) Memisah (Classification)
Batuan-batuan bijih besi kemudian dimasukkan dalam pesawat pemisah. Di
bagian dalam silinder yang berputar terdapat magnet yang kuat.
Gambar 3.8 Screening Equipment
Butir-butir bijih besi yang mengandung besi, akan tertarik oleh magnet itu
sampai bawah dan memisahkan diri dari butir-butir lain yang tidak mengandung
besi

Gambar 3.9 Vibartion screening machine

d) Memanggang (Roasting)
Memanggang bijih besi bertujuan untuk mengutangi zat-zat seperti belerang,
zat arang dan sebagainya.
Bijih-bijih besi menjadi berpori dan beratnya berkurang sehingga
pengangkutannya lebih mudah.
11

Gambar 3.10 Roasting secara konvensional

3.1.2.2 Bahan Tambah

Bahan tambah gunanya untuk mengikat abu arang kokas dan batuan
pengikut bijih besi menjadi cairan terak dalam dapur tinggi.
Karena cairan terak ini lebih ringan daripada besi, maka akan terapung dii
atas cairan besi kasar dalam tungku dapur tinggi. Sebagai bahan tambah
umumnya memakai batu kapur
 Arang Kokas
Arang kokas (gambar 3.3) dalam dapur tinggi dipakai sebagai bahan
bakar. Arang kokas dibuat dari batu bara dengan jalan menyuling
kering yang dipijarkan tanpa udara dalam dapur arang kokas.
 Udara Panas
Untuk pembakaran, dapur tinggi membutuhkan sangat banyak udara.
Udara dimasukkan dalam dapur tinggi terlebih dahulu dipanaskan
sampai kira-kira bersuhu 900C.
Pemanasan dilakukan dalam pesawat pemanas yang kemudian udara
itu dihembuskan ke dalam dapur tinggi dengan tekanan oleh pesawat
kompresor (Compresor equipment). Pemanasan udara dalam pesawat
12
dilakukan oleh gas yang keluar dari dapur tinggi.

3.1.3 Dapur Tinggi (Blass Furnace)

Bentuk daur tinggi menyerupai cerobong yang menjulang tinggi. Bagian atas
disebut lambung berbentuk kerucut yang melebar ke bawah, sehingga pengisian
bahan-bahan dari mulut aras turun ke dalam dapur.
Gambar 3.11 Skema mining dan processing besi

Bagian tengah disebut hentian, berbentuk kerucut juga. Maksud untuk menahan
muatan tinggi. Kemudian bagian bawah adalah tungku berbentuk silinder, tempat
cairan besi kasar dan terak.
Tinggi keseluruhan dapur tinggi sampai 35 meter dan garis tengah yang terbesar
7 meter. Pada bagian atas tungku terdapat lubang-lubang peniup udara panas untuk
pembakaran. Mulut dapur tinggi ditutup dengan corong pengisi yang dibuat khusus,
sehingga gas dapur tinggi tidak hilang keluar waktu pengisian bahan bakar.
13
Untuk dapat menahan bahan-bahan semua muatan yang dimasukkan dalam
dapur tinggi, maka di sekililingnya diperkuat dengan konstruksi baja.
Sekarang telah dicoba memperbaiki dapur tinggi yang lama. Dapur-dapur itu
tidak lagi dari tiga bagian, tungku, hentian dan lambung. Melainkan dibuat seperti
sebuah corong tunggal yang berdiri bebas di atas tanah.
Dinding batu menjadi satu oleh sebuah selubung baja yang seluruhnya
bersambung dan padanya itu dipasang pipa-pipa dan lain-lain. Jadi, tiang-tiang dan
konstruksi-konstruksi yang dulunya diperlukan sekarang tidak terpakai lagi.
Konstruksi dapur yang baru ini lebih menguntukan dan lebih terjamin kerjanya
daripada yang lama. Kapasitas daour dengan mudah dinaikkan sampai 1700 ton
besi kasar atau lebih dalam sehari semalam.
Usaha lain dilakukan untuk memperbaiki cara bekerja dan rendeman dapur
tinggi sendiri. Misalnya pada angin ditamahkan zat asam, sehingga pembakaran
bertambah baik. Dapur tiggi menjadi panas sekali dalam bagian yang paling bawah
itu.

3.1.4 Pengolahan Dalam Dapur Tinggi

Bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam dapur tinggi dilakukan secara


bertingkat dan berlapis-lapis, yaitu arang kokas, bijih besi dan batu kapur sebagai
bahan tambah.
Pada dasarnya pengolahan dalam dapur tinggi tidak lain hanya melepaskan zat
asam dari bijih besi yang disebut proses reduksi.
Dalam bijih besi terdapat pula batuan-batuan pengikat yang harus dicairkan
bersama dengan batu kapur. Bahan tambah ini mengikat pula abu-abu pembakaran
menjadi cairan terak yang terapung diatas cairan besi kasar.
Untuk mendapatkan suhu yang tinggi dalam pengolahan di dapur tinggi, maka
udara untuk pembakaran terlebih dahulu dipanaskan dengan gas dapur tinggi. 14
Dalam proses reduksi ini cairan beesi akan mengikat zat asam yang berasal dari
arang kokas dan mengumpul dalam tungku sebagai besi kasar. Setelah 4 atau 6 jam
cairan tersebut disalurkan keluar. Terlebih dulu cairan terak dan kemudian cairan besi
kasar.

3.1.5 Hasil Dari Dapur Tinggi

Hasil-hasil dari dapur tinggi yaitu:

 Besi Kasar (Pig Iron)


Besi kasar cair dari tungku dapur tinggi dikeluarkan setiap 4-6 jam dan
sebanyak-banyaknya 60-70 ton. Cairan itu ditampung dalam panci penuang yang
diletakkan di atas loci. Kemudian diangkut sebagian ke tempat penuangan. Besi
kasar cair itu dituangkan dalam cetakan-cetakan dan didinginkan dengan
disemprot air. Setelah membeku menjadi bentuk-bentuk balok tuang besi kasar
dan sebagian besi kasar cair diangkut ke tempat pengolahan baja.
15

Gambar 3.12 Besi cetak

Gambar 3.13 Pig Iron

 Terak
Terak cair yang dicerat melalui lubang saluran bagian atas tungku dialirkan
keluar dan ditampung dalam gerobak-gerobak pengangkut. Terak dalam keadaan
cair itu disemprotkan dengan air dingin dan dibuat bentuk balok-balok, pasir
atau semen.
Bahan-bahan tersebut banyak digunakan sebagai pengeras jalan atau
keperluan bangunan.
Jika terak cair itu diserbukkan dengan pancaran uap air, maka akan
diperoleh wol terak yang dipakai sebagai bahan isolasi atau penyekat pada
mesin-mesin.
 Gas
Gas yang keluar dari dapur tinggi disalurkan terlebih dahulu ke dalam
pesawat penyaring deu. Kemudian gas yang sudah dibersihkan itu disalurkan ke
tangki gas. Sebagian besar gas ini dipakai untuk memanaskan udara dalam
16
pesawat pemanas keperluan dapur tinggi. Sisanya digunakan pada ketel-ketel
uap dan motor-motor gas untuk menjalalankan mesin-mesin dan dinamo listrik.

3.1.6 Dapur Tinggi Listrik (Electric Arc Furnace)

Dapur tinggi listrik dipakai ditempat-tempat dimana tembaga listrik dihasilkan


dengan biaya rendah, misalnya dari tenaga air.

Gambar 3.14 Electric Arc Furnace

Susunan dapur tinggi terdiri dari lambung atau kerucut atas yang tingginya
kira-kira 15 meter dan garis tengahnya 3,5 meter. Tungku tempat pencairan bahan
bergaris tengah 5,5 meter.
Pencairan bijih besi dan bahan tambah dilakukan oleh arus listrik dengan busur
cahaya antara elektroda-elektroda yang ditempatkan di dalam tungku dapur tinggi
itu.
Zat arang yang diperlukan untuk mereduksi zat asam dari bijih besi dipakai
17
arang kayu. Jadi, bahan-bahan tang dimasukkan ke dalam dapur tinggi ialah arang
kayu,bijih besi dan bahan tambah.
Karena tidak banyak udara yang dihembuskan ke dalam dapur tinggi . maka
hasil gas dapur tinggi sedikit. Gas ini setelah dibersihkan dari debu, dimasukkan ke
dalam tungku.
Hasil besi kasar dapur tinggi listrik sehari-hati 35 ton. Besi kasar hasil dapur
tinggi listrik lebih bersih dan lebih baik.
Dapur listrik jenis lain hanya terdiri dari ruanga yang dapat disamakan dengan
tungku dapur tinggi biasa. Jadi, seluruh bangunan itu jauh lebih rendah, di dalam
tutup dapur terpasang 4 sampai 6 buah elektroda zat arang dan berbagai-bagai corong
pengisi yang berguna untuk mengisikan bijih besi, bahan tambah dan arang kokas
sama rata ke dalam dapur.
Boleh dipakai arang kokas dari mutu yang kurang baik dan terdiri dari
potongan-potongan kecil. Bahkan batu bara, arang muda atau arang kayu dapat
dipakai pada dapur-dapur seperti ini. Pemanasan dan pencaian dilakukan oleh busur
cahaya listrik, sehingga arang hanya diperlukan untuk mereduksi.
Pemanas udara dan kompressornya tidak diperlukan. Gas dapur tinggi diisap
keluar, setelah lebih dahulu memanaskan muatan-muatan baru. Panasnya turun
sampai kira-kira 150C.
Semua gas itu dapat dijual atau dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan
tambahan. Dapur itu menghasilkan kira-kira 700 m3 gas setiap ton besi kasar.
Sebuah dapur tinggi listrik yang normal menghasilkan tiap harinya 20 sampai
30 ton besi kasar. Akan tetapi, ada pula dapur tinggi seperti itu yang memberikan
hasil setiap harinya sampai 80 ton besi kasar.

3.1.7 Penuangan Besi

Dalam perusahaan-perusahaan penuangan besi, besi dituang dalam keadaan


cair di dalam ruangan-ruangan, dinamakan cetakan-cetakan. Cetakan-cetakan itu
telah disediakan terlebih dahulu. Besi tuang ini didapat dengan melebur besi kasar
bersama-sama dengan besi tua atau besi rosok dalam dapur penuangan. Biasanya
dapur itu dinamakan dapur kubah.
18

Gambar 3.15 Penuangan besi cair dari EAF

Cetakan-cetakan tersebut dibuat dari tanah khusus atau tanah napal mereka
mempunyai ruangan kosong yang berbentuk derupa degan benda tuang yang
diinginkan. Cetaka-cetakan pada umumnya hanya dapat dipakai sekali saja. Cetakan-
cetakan itu harus dirusak untuk dapat mengeluarkan benda tuang yang telah
membeku.
Untuk dapat membuat ruangan yang terbuka dalam tanah cetakan, maka
umumnya dibutuhkan suatu model yang bentuknya sama dengan benda tuang yang
diinginkan. Model dibuat dari kayu yang kemudian dibalut dengan tanah cetakan dan
dipadatkan.
Sesudah itu maka model dengan hati-hati dikeluarkan dari bahan cetakan,
sehingga terdapat ruanggan sesuai model atau benda tuang yang diinginkan. Untuk
dapat mengeluarkan model dari cetakan, maka cetakan seringkali harus terdiri dari
beberapa bagian. Juga cetakan-cetakan itu sendiri seringkali harus tersusun dari
beberapa bagian juga.
Sekarang dibuat juga suatu saluran dalam bahan cetakan yang dinamakan jalan
tuangan. Melalui jalan tuangan itu besi cair itu dapat dituangkan dalam ruangan 19
yang
telah dicetak.
Juga diatur supaya ada saluran kedua ke udara luar. Udara yang ada di dalam
cetakan harus dapat keluar dan dapat diperhatikan juga sampai dimana cetakan
tersebut telah berisi. Ini dinamakan saluran penaik.
Jika benda tuang tersebut telah cukup dingin, maka kerangka-kerangka itu
dilepaskan satu sama lainnya. Bahan cetakan dirusak dan benda tuang dikeluarkan.
Benda tuang ini kemudan dibersihkan dari tanah yang melekat padanya lalu dapat
dikerjakan lebih lanjut.

3.1.8 Dapur Kubah

Untuk mencairkan besi tuang dipergunakan dapur kubah. Dasar dapur ini
dibuat dari sebuah plat yang dapat menutup ke bawah. Di atas ditumbuk suatu
lapisan tanah liat dengan pendakian sebesar kira-kira 5% ke jurusan lubang buang.

Perusahaan penuang mulai pekerjaannya memanaskan dapur dengan


membakar kayu dan arang kokas. Jika api yang terbakar itu cukup besar, maka pintu
kerja yang berda di bawah dalam corong dapur ditutup. Udara tiupan kemudian
dimasukkan melalui lubang-lubang angin yang ditempatkan dalam suatu lingkaran.
Arang kokas yang terbakar beberapa kali ditambahkan dengan yang baru.
Selanjutnya berganti-ganti dimasukkan besi dan arang kokas, jika besi pertama
menjadi cair mulai kelihatan dari lubang potong, maka lubang ini ditutup dengan
sumbat tanah liat.
Proses pencairan dapat disaksikan melalui lubang-lubang lihat, yang dipasang
didalam pipa angin di muka lubang-lubang angin yang ditutup dengan gelas merah.
Pemakaian arang kokas banyaknya kira-kira 10% dari berat besi. Untuk
membuat agar abu arang kokas dengan belerang yang ada dapat dijadikan terak20
yang
cukup cair, maka ditambahkan batu kapur kira-kira 3% dari banyaknya besi.
Terak itu dibuang melalui lubang buang yang tersendiri, jika terdapat
penimbunan yang terlalu banyak dari bahan ini.
Di bawah dalam corong dapur atau dalam tungku muka, berkumpullah besi cair
dan diatasya mengambang terak cair yang lebih ringan. Untuk mencerat besi cair,
maka sumber tanah liat dalam lubang buang ditusuk keluar. Memberhentikan
pekerjaan dapur penuangan dilakukan dengan mengkahiri pemasukan bahan pada
waktu cetakan-cetakan itu hampir terisi.
Jika tidak ada lagi besi cair yang keluar dari dapur, maka pemasukan angin
ditutup dan plat dasar dilepas atau dibuka. Masa yang masih pijar jatuh keluar dapat
dipadamkan.
21

3.2 Pengolahan Besi di Indonesia

3.2.1 PT. Krakatau Steel

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki 6 (enam) buah fasilitas produksi yang
membuat perusahaan ini menjadi satu-satunya industri baja terpadu di Indonesia.
Keenam buah pabrik tersebut menghasilkan berbagai jenis produk baja dari bahan
mentah.

Proses produksi baja di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dimulai dari Pabrik
Besi Spons. Pabrik ini mengolah bijih besi pellet menjadi besi dengan menggunakan
air dan gas alam.

Besi yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut pada Electric Arc Furnace
(EAF) di Pabrik Slab Baja dan Pabrik Billet Baja. Di dalam EAF besi dicampur
dengan scrap, hot bricket iron dan material tambahan lainnya untuk menghasilkan
dua jenis baja yang disebut baja slab dan baja billet.
Baja slab selanjutnya menjalani proses pemanasan ulang dan pengerolan di
Pabrik Baja Lembaran Panas menjadi produk akhir yang dikenal dengan nama baja
lembaran panas. Produk ini banyak digunakan untuk aplikasi konstruksi kapal, pipa,
bangunan, konstruksi umum, dan lain-lain. Baja lembaran panas dapat diolah lebih
lanjut melalui proses pengerolan ulang dan proses kimiawi di Pabrik Baja Lembaran
Dingin menjadi produk akhir yang disebut baja lembaran dingin. Produk ini
umumnya digunakan untuk aplikasi bagian dalam dan luar kendaraan bermotor,
kaleng, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.

Sementara itu, baja billet mengalami proses pengerolan di Pabrik Batang Kawat
untuk menghasilkan batang kawat baja yang banyak digunakan untuk aplikasi senar
piano, mur dan baut, kawat baja, pegas, dan lain-lain.

22

3.2.3 PT.Meratus Jaya Iron & Steel

Perusahaan ini merupakan perusahan pengolahan besi yang di bangun oleh PT


Krakatau Steel dengan PT Aneka Tambang. Perusahaan ini masih tergolong baru,
karena baru ber operasi tahun 2012, dimana hanya baru terdapat 1 unit pabrik yang
mengolah bijih besi. Pabrik ini mengolah bijih besi atau pelet menjadi besi spons.

3.2.3 PT Jogja Magasa Iron

Perusahaan Jogja Magasa Iron merupakan salah satu perusahaan pengolahan


bijih besi. Yang di olah yaitu pasir besi yang di gali di daerah yogyakarta. Pasir besi
yang di peroleh di olah menjadi pig iron. Pabrik pengolahan pasir besi masih dalam
proses pembangunan, karena PT Jogja Magasa Iron.
BAB IV
KESIMPULAN

Jadi sesuai dengan makalah yang kami buat, pembuatan besi berasal dari bijih besi
dan dibuat dengan cara dapur tinggi dan dapur tinggi listrik. Sebelum memasuki dapur
tinggi bijih besi diolah dengan cara dicuci (leaching), dipecah (crushing), dipisah
(classification) dan pada akhirnya dipanggang (roasting).
Lalu ada bahan tambah yaitu arang kokas sebagai bahan bakar untuk pencairan
bijih besi menjadi cair dan batu kapur untuk mengikat arang kokas dan batuan
pengikut bijih besi ini menjadi cairan terak, lalu dimasukkan udara panas melalui
pesawat kompressor untuk pemanasan.
Dan hasil dari proses pembuatan besi melalui dapur tinggi sendiri adalah besi dalam
bentuk cair dan dicetak dan didinginkan menjadi besi kasar dan sebagian besi kasarnya
akan dikirim untuk diproses lebih lanjut menjadi pengolahan baja, lalu ada cairan terak
yang berguna sebagai pengeras jalan dan juga bahan isolasi atau penyekat pada mesin-
mesin. Serta yang terakhir adalah gas yang berguna untuk menjalankan mesin dengan
menggerakan dinamo listrik.
DAFTAR PUSTAKA

Sevryukov, dkk. General Metalurgi. Peace Publisher: Moscow

2250

http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Archive/Hasil-Tambang/Bijih-Besi/
(offset)/5

http://www.kemenperin.go.id/artikel/5297/Perjelas-Regulasi-Tata-Niaga

http://kesmas-unsoed.info/2012/06/pengertian-besi-fe.html

Sutresna, Nana. 2008. Kimia. Jakarta: Grafindo Media Pratama

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/besi/

http://www.waspadamedan.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=23702:manfaat-
besi&catid=80:lentera&Itemid=251

http://www.anneahira.com/baja.htm

http://www.krakatausteel.com/

http://www.meratusjaya.co.id/id/

Anda mungkin juga menyukai