Materi Utama KB 4 PDF
Materi Utama KB 4 PDF
Pendahuluan
Keberadaan makhluk hidup di muka bumi ini tidak terpisahkan dengan
lingkungan, diantara keduanya terdapat ketergantungan dalam memenuhi
kebutuhan untuk melakukan berbagai aktivitas hidupnya. Oleh karena itu, guna
memperoleh pemahaman keduanya dalam mempelajari lingkungan hidup kita
perlu memahami konsep - konsep ekologi. Ekologi merupakan salah satu dasar
ilmu lingkungan juga merupakan suatu cara pendekatan dalam mempelajari
makhluk-makhluk hidup, sedangkan kajian dasar adalah populasi dan komunitas.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara
makhluk hidup dan lingkungannya, baik biotik (makhluk hidup ) maupun abiotik
(benda - benda mati). Dalam ekologi kita mempelajari makhluk - makhluk hidup
itu sebagai suatu kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Di dalam
lingkungan hidup ini terdapat saling hubungan antar komponennya dan
membentuk ekosistem. Sedangkan komponen penyusun ekosistem adalah
produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivor, karnivor dan omnivor) dan
dekomposer atau pengurai (mikroorganisme).
SELAMAT BELAJAR
Sub Kegiatan Belajar 1
EKOLOGI
Pengantar
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara
makhluk hidup dan lingkungannya, baik biotik (makhluk hidup ) maupun abiotik
(benda - benda mati). Dalam ekologi kita mempelajari makhluk - makhluk hidup
itu sebagai suatu kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Di dalam
lingkungan hidup ini terdapat saling hubungan antar komponennya dan
membentuk ekosistem.
Untuk mempelajari ekologi, para akhli ekologi terlebih dahulu mengedepankan
pemahaman tentang organisasi alam dalam tiga tingkatan, antara lain :
1. Populasi
2. Komunitas
3. Ekosistem
Mereka menganalisa struktur, aktifitas dan perubahan yang terjadi di dalam dan
diantara tingkatan-tingkatan ini. Ahli ekologi biasanya bekerja di lapangan,
mempelajari cara kerja alam. Mereka sering berada di wilayah yang terisolasi
seperti di sebuah kepulauan dimana hubungan antara tanaman dan binatang
mungkin lebih sederhana dan mudah untuk dipahami. Hal ini dilakukan agar
mereka menjadi lebih mudah dalam memecahkan masalah yang terkait dengan
cara pengendalian dampak masalah perubahan lingkungan tersebut.
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi,
baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekologi, tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan
sebagai dekomposer.
Pernahkah Anda menanam ubi kayu dengan steknya? Potongan ubi kayu itu
akan tumbuh menjadi individu baru. Telur burung berasal dari induk burung
betina dapat menetas dan menghasilkan individu burung. Oleh sebab itu, prinsip
bahwa individu selalu bersifat tunggal.
b. Populasi
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang
hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya
semua badak di Ujung Kulon membentuk suatu populasi, begitu juga dengan
pohon-pohon Jati yang ada di sekitarnya. Ahli ekologi memastikan dan
menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara
masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.
Apakah faktor yang mentukan populasi ? Benar, faktor-faktor yang menentukan
diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan
dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit.
Apakah yang menetukan jumlah populasi ? Benar, jumlah dari suatu populasi
tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah jumlah yang
sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah
gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang
membatasi pertumbuhan populasi tersebut.
Apa saja faktor yang dapat merubah populasi ? Benar, kadangkala perubahan
disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa
menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi
penurunan. Atau munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat
menurunkan populasi suatu spesies tanaman atau hewan. Sebagai contoh di
beberapa wilayah yang menerima hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan
menurun secara tajam.
Agar bagi Anda lebih jelas, maka akan diberikan beberapa contoh tentang
konsep kepadatan populasi, misalnya 40 mahasiswa S1 PGSD per kelas yang
luasnya 56 meter persegi, 100 pohon mangga per hektar, 50 ekor ikan mas per
meter persegi kolam, dan atau 200 kambing per hektar. Kadang - kadang bagi
kita lebih penting untuk mengetahui apakah suatu populasi sedang berkurang
atau bertambah (sedang mengalami perubahan atau tidak), misalnya jumlah
ayam yang ada di pekarangan per jam. Kepadatan populasi juga mempengaruhi
komunitas atau ekosistem, di samping jenis organismenya.
c. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara
bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon
cemara dan pohon Jati adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas
hutan di Pangandaran. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies
yang berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka juga mempelajari tipe
komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa komunitas seperti
hutan yang terisolasi dapat diidentifikasi secara mudah, sementara yang lainnya
sangat sulit untuk dipastikan.
d. Ekosistem
Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam.
Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti
iklim, tanah, air, udara, nutrien dan energi. Antara komunitas dan lingkungannya
selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut
ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau),
konsumen (herbivor, karnivor, dan omnivor), dan dekomposer atau pengurai
(mikroorganisme). Coba carilah oleh Anda, contoh - contoh ekosistem yang
terdapat di alam ini. Konsep mengenai ekosistem akan dibahas secara khusus
dibagian ekosistem.
1. Ekosistem Alam
Ekosistem adalah kesatuan dari komunitas atau satuan fungsional dari makhluk
hidup dengan lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Dalam ekosistem
itulah makhluk - makhluk hidup saling berinteraksi baik di antara makhluk -
makhluk hidup itu satu sama lain maupun dengan lingkungannya. Pengaruh
lingkungan terhadap makhluk - makhluk yang hidup di sana disebut sebagai aksi,
sebaliknya makhluk - makhluk hidup mengadakan reaksi terhadap pengaruh tadi.
Pengaruh makhluk hidup yang satu terhadap yang lainnya disebut sebagai
koakasi.
Contoh dari ekosistem misalnya hutan, kolam, danau, padang rumput, akuarium
yang baik dan sebagainya. Dalam mempelajari ekosistem ini kita harus
melihatnya sebagai suatu kesatuan, suatu sistem yang meliputi faktor - faktor
lingkungan dan makhluk - makhluk yang hidup di dalamnya. Jadi suatu
ekosistem secara fungsionil mempunyai dua komponen. Yang pertama adalah
komponen abiotik, yaitu bagian - bagian yang tak hidup. Yang kedua adalah
komponen biotik yaitu seluruh makhluk - makhluk hidup yang hidup di sana.
a. Biosfer
Semua ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup
menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat
yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering
membedakan istilah habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan
bakteri, dengan istilah substrat.
Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap
memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme
dalam ekosistem. Dalam niche (nisia) nya organisme tersebut dapat berperan
aktif, sedangkan organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan
aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat gambaran antara habitat dan niche (nisia)
sebagai berikut :
Tiap jenis makhluk hidup mempunyai tempat hidup yang tertentu, dengan
keadaan - keadaan tertentu. Misalnya kecebong, hidup di air yang tergenang,
tidak terlalu keruh dan terdapat tumbuh - tumbuhan air. Sehingga kalau kita
ingin mencari kecebong kita harus mencarinya pada tempat seperti itu. Tempat
hidup dengan keadaan - keadaan tertentu itulah yang disebut habitat. Kalau
boleh kita katakan habitat adalah “alamat” dari suatu makhluk hidup.
Bila dalam suatu ekosistem terdapat dua jenis makhluk hidup yang menempati
niche yang sama, akan terjadilah persaingan - persaingan yang hebat, biasanya
salah satu jenis akan kalah. Yang kalah akan hilang dari ekosistem. Jadi secara
umum dapat dikatakan dua spesies tidak mungkin menempati niche yang sama
dalam waktu yang lama dalam suatu ekosistem
b. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia,
termasuk kepada faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem anatara lain :
suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian, angin dan garis lintang.
a) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Buktinya ada jenis - jenis organisme yang
hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b) Sinar matahari
Energi cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan
oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c) Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan
sebagai air minum dan pelarut zat dalam metabolisma tubuh.
d) Tanah
Tanah merupakan merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang
berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah
juga menyediakan unsur - unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
e) Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut,
karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang
berbeda. Contoh orang yang tinggal di daerah pantai umumnya memiliki kadar
Haemoglobine yang rendah, bila dibandingkan dengan orang yang tinggal di
pegunungan,
f) Angin
Angin atau udra yang bergerak selain berperan dalam menentukan kelembapan
juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g) Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula.
Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme
di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang
tertentu saja.
c. Faktor Biotik
Semua faktor lingkungan yang hidup, tinggal di lingkungan dan mempengaruhi
ekosistem termasuk kepada komponen biotik.
Menurut fungsinya maka komponen biotik yang merupakan semua makhluk
hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem dapat dibedakan dalam tiga
kelompok utama :
1) Produsen, semua tumbuhan yang memiliki zat hijau daun, merupakan
makhluk hidup autotrof yang dapat menghasilkan makanan dari zat - zat
anorganik. Umumnya merupakan makhluk - makhluk hidup yang dapat
melakukan proses fotosintesa, menempati tingkat trofik pertama.
2) Konsumen, semua organisma yang mendapatkan makanan secara
langsung dengan mengkonsumsi produsen. Umumnya merupakan
makhluk hidup / hewan sejenis pemakan tumbuhan (herbivora) atau
pemakan organisme tingkat trofik 1.
3) Pengurai, semua organisma makhluk hidup yang tugasnya menguraikan
jasad organisme yang telah mati untuk diuraikan menjadi bahan
anorganik. Kelompok penguarai adalah bakteri pembusuk dan jamur.
a. Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh dan struktur tubuh luar
makhluk hidup atau alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Adaptasi ini dilakukan untuk menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan kondisi
tempat tinggalnya guna mempertahankan dan melangsungkann hidupnya.
Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut :
a) Gigi - gigi khusus
Hewan pemakan daging umumnya hewan karnivor beradaptasi melalui empat
gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham
dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik - cabik mangsanya.
b) Moncong
Hewan pemakan semut, rayap dan serangga yang merayap di tanah, beradaptasi
melalui moncongnya panjang dengan ujung mulut yang kecil, tidak bergigi
dengan celah kecil untuk mengisap semut dan lidah yang apat dijulurkan ketika
mengkap mangsa. Contoh hewannya Trenggiling.
c) Paruh
Bentuk paruh pada bangsa unggas dapat dibedakan menjadi tipe pemakan
biji, pemakan daging, pemakan ikan, dan pengisap madu.
Contoh unggas pemakan daging dengan paruh yang kuat dan melengkung
ujungnya, tajam, digunakan untuk mencengkram dan mencabik-cabik
mangsanya. Bagaimana dengan pemakan ikan, pemakan biji dan lainnya ?
d) Daun
Tumbuhan jenis ini dalam memenuhi kebutuhan Nitrogen beradaptasi dengan
memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin
sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang
dimiliki tumbuhan insektivor, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga
tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan. Contohnya tumbuhan katong
semar yang dikenal dengan tumbuhan insectivor.
e) Akar
Akar digunakan tumbuhan untuk mengambil kebutuhan air yang terdapat di
dalam tanah. Namun ini akan sangat ditentukan oleh habitat tumbuhannya.
Tumbuhan yang hidup di gurun memiliki akar yang kuat dan panjang, berfungsi
untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Demikian pula dengan
tumbuhan di rawa dimana kadar oksigennya minim, maka adaptasinya dengan
memiliki akar napas yang dijulurkan ke atas permukaan rawa untuk mengambil
oksigen dari udara.
b. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi yaitu penyesuaian fungsi alat tubuh bagian dalam pada
makhluk hidup terhadap lingkungannya. Adaptasi ini menyangkut fungsi
organ tubuh makhluk hidup serta melibatkan zat-zat tertentu untuk membantu
proses metabolisme. Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi
tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Yang dimaksud dengan adaptasi
fisiologi adalah cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya
melalui fungsi kerja pada organ-organ tubuhnya, dengan tujuan supaya dapat
bertahan hidup. Jenis adaptasi ini cukup sulit untuk diamati, karena hanya terjadi
pada bagian dalam organ tubuh makhluk hidup itu sendiri.
1) Kelenjar bau
Sekresi bau busuk yang dilakukan oleh hewan Musang, dengan menyemprotkan
cairan melalui sisi lubang dubur. Hal ini lakukan dalam mengindarkan diri dari
musuh-musuhnya.
2) Kantong tinta
Penyemprotan cairan hitam oleh Cumi - cumi dan Gurita karena dalam tubuhnya
memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Tinta akan disemprotkan ke
dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi - cumi
dan gurita.
3) Punuk Unta
Hewan yang hidup di tempat kering seperti gurun akan mengalami beberapa
masalah salah satunya yaitu kesediaan air yang terbatas. Dengan kondisi
demikian, maka hewan – hewan tersebut melakukan adaptasi fisiologi yaitu
dengan mendapatkan air dari hasil metabolisme makanan yang diperolehnya.
Dengan demikian mereka tetap dapat memperoleh air untuk mencukupi
kebutuhan hidup. Adaptasi fisiologi dilakukan oleh unta dengan memiliki
kemampuan untuk memetabolisme lemak tubuh menjadi air dan energi. Air ini
akan disimpan dalam punuknya.
Pengantar
Dalam suatu ekosistem terjadi ketergantungan antara produsen, konsumen, dan
pengurai. Peristiwa makan dan dimakan terjadi antara produsen, konsumen, dan
penguarai yang selanjutnya membentuk rantai makanan. Rantai makanan
adalah peristiwa makan dan dimakan dengan urutan dan arah tertentu. Pada
proses ini terjadi perpindahan energi dari produsen ke konsumen, kemudian ke
pegurai.
Di dalam suatu ekosistem, rantai makanan yang satu berhubungan dengan rantai
makanan yang lain membentuk suatu jaring-jaring yang disebut jaring-jaring
makanan. Berikut contoh jaring-jaring makanan:
Secara umum dapat dikatakan bahwa di dalam ekosistem terdapat lebih banyak
produsen dari pada konsumen. Bila dinyatakan lebih rinci, maka produsen lebih
banyak daripada konsumen tingkat I, konsumen tingkat I lebih banyak daripada
konsumen tingkat II, konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen
tingkat III, dan seterusnya. Keadaan ini dapat digambarkan dalam bentuk
piramida yang disebut piramida makanan. berikut contoh dari piramida
makanan:
Bentuk piramida makanan dapat dikatakan bersifat tetap. Jadi, bila produsen
berkurang maka konsumen tingkat I akan berkurang juga. Konsumen tingkat II
akan berkurang juga, dan seterusnya. Dalam ekosistem setiap kelompok atau
populasi makhluk hidup menempati tingkat tertentu dari sumber makanan atau
sumber energi. Tingkatan-tingkatan itu disebut tingkat trofik.tumbuhan hijau
sebagai produsen selalu menempati tingkat trofik pertama. Konsumen tingkat I
menempati tingkat trofik kedua, dan seterusnya.
Anda perhatikan fenomana yang ada dalam suatu ekosistem, adakah penanda
yang dapat kita lihat tentang adanya ketergantungan antar makhluk hidup ?
Dalam suatu ekosistem selalu terjadi adanya saling ketergantungan antara
organisme dengan organisme serta organisme dengan lingkungannya, hal itu
menyebabkan adanya aliran energi di dalam ekologi. Di dalam suatu ekosistem
terdapat struktur dan tingkat trofik dari organismenya yang menyebabkan terjadi
rantai makanan, dan jaring-jaring makanan.
A. Rantai Makanan
Secara etimologis, rantai makanan dapat diartikan sebagai rangkaian yang tak
terputus dari kegiatan makan-memakan. Rantai makanan adalah pengalihan
energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang
makan dan yang dimakan. Rantai_makanan menyebutkan bahwa rantai makanan
adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri
organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan - herbivora - carnivora -
omnivora).
Marilah sekarang kita membahas urutan tingkat makan memakan atau tingkat
trofik organisme yang terdapat pada suatu ekosistem. Kita tahu bahwa
tumbuhan hijau atau tumbuhan berklorofil dapat membuat makanan sendiri
dengan jalan fotosintesis, maka tumbuhan itu disebut sebagai produsen.
Sedangkan semua hewan yang memakan produsen disebut konsumen pertama.
Coba Anda sebutkan hewan yang makan produsen. Bagus, sekarang Anda telah
paham apa yang dimaksud dengan konsumen pertama (konsumen tingkat I).
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih tentang rantai makanan ini, dapatlah
diberikan contoh : Daun tumbuhan dimakan belalang, burung makan belalang,
burung mejadi makanan ular, ular menjadi makanan burung elang. Jadi
bagannya dapat dilihat di bawah ini :
Daun Tumbuhan
Belalang
burung
ular
Elang
Apabila Anda mencoba menyusun rantai - rantai makanan dari suatu habitat,
setelah itu coba Anda perhatikan rantai makanan itu, tentu ada satu organisme
yang disukai oleh lebih dari satu organisme atau ada satu organisme. Sebaliknya
tentu ada satu organisme yang suka makan lebih dari satu macam organisme.
Sehingga kalau Anda perhatikan rantai makanan yang telah Anda buat tadi
menjadi saling silang (jaring - jaring). Bentuk rantai makanan yang demikian tadi
disebut jaring - jaring makanan. Jadi beberapa kumpulan rantai makanan itu
disebut jaring - jaring makanan. Contoh yang dapat Anda lihat dalam kehidupan
sehari - hari adalah tumbuhan sayuran (Sawi). Sayuran itu dapat dimakan oleh
ulat, tikus, belalang, dan sebagainya. Begitu pula belalang dapat dimakan oleh
katak dan burung.
Untuk jelasnya Anda dapat melihat salah satu contoh jaring - jaring makanan
berikut di bawah ini.
Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri oleh
pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem
sangatlah penting yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan zat
penyusun tubuh menjadi hara yang selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah.
Dengan demikian pengurai merupakan penghubung antara konsumen dan
produsen. Dengan adanya pengurai, akan menjamin ketersediaan zat hara
sehingga kebutuhan tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.