Anda di halaman 1dari 23

Kegiatan Belajar 4

MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN

Pendahuluan
Keberadaan makhluk hidup di muka bumi ini tidak terpisahkan dengan
lingkungan, diantara keduanya terdapat ketergantungan dalam memenuhi
kebutuhan untuk melakukan berbagai aktivitas hidupnya. Oleh karena itu, guna
memperoleh pemahaman keduanya dalam mempelajari lingkungan hidup kita
perlu memahami konsep - konsep ekologi. Ekologi merupakan salah satu dasar
ilmu lingkungan juga merupakan suatu cara pendekatan dalam mempelajari
makhluk-makhluk hidup, sedangkan kajian dasar adalah populasi dan komunitas.

Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kehidupan organisma


sangat tergantung pada hubungan ekologi yang berlangsung di bumi. Meskipun
perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan
pada lingkungan di sekitar kita. Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi,
namun seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan
ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu
seperti geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan
hubungannya antara tanah, air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu
membantu ahli ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan nonhidup
mempengaruhi mahkluk hidup. Hal ini juga bisa membantu untuk
memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah lingkungan seperti hujan
asam atau efek rumah kaca.

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara
makhluk hidup dan lingkungannya, baik biotik (makhluk hidup ) maupun abiotik
(benda - benda mati). Dalam ekologi kita mempelajari makhluk - makhluk hidup
itu sebagai suatu kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Di dalam
lingkungan hidup ini terdapat saling hubungan antar komponennya dan
membentuk ekosistem. Sedangkan komponen penyusun ekosistem adalah
produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivor, karnivor dan omnivor) dan
dekomposer atau pengurai (mikroorganisme).

Di dalam suatu ekosistem senantiasa terjadi berbagai dinamika kehidupan seperti


rantai makanan, jaring - jaring makanan, pembentukan biomassa, piramida
makanan, siklus materi, aliran energi dan lain - lain. Dalam mengembangkan
kesimpulan rantai makanan yaitu dengan adanya produsen, konsumen dan
dekomposer maka dapat digunakan untuk membahas aliran energi dalam
ekologi. Pada rantai makanan masing - masing kelompok organisme yang
mempunyai jarak transfer makanan dari sumber energi akan menempati suatu
tingkatan trofik tertentu. Pada umumnya produsen akan mempunyai tingkat
trofik yang paling rendah.

Secara umum KEGIATAN BELAJAR 4 ini, menjelaskan tentang ekologi dan


saling ketergantungan antara makhluk hidup (aksi interaksi).
Setelah mempelajari modul ini, secara khusus Anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan organisasi makhluk hidup mulai dari individu, populasi,
komunitas, dan ekosistem.
2. Menjelaskan perbedaan antara rantai makanan dengan jaring - jaring
makanan.

Untuk membantu Anda mencapai tujuan tersebut, modul ini diorganisasikan


menjadi dua Kegiatan Sub Unit, sebagai berikut :
SKB 1 : Ekologi.
SKB 2 : Saling ketergantungan antara makhluk hidup (Aksi Interaksi).

Untuk membantu Anda dalam mempelajari KEGIATAN BELAJAR 4 ini, ada


baiknya diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini :
1. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber - sumber lain
yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber,
termasuk dari internet.
2. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan tugas dan melalui
kegiatan diskusi dengan mahasiswa lainnya atau teman sejawat.
3. Jangan dilewatkan untuk mencoba menjawab soal - soal yang dituliskan
pada setiap akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui
apakah Anda sudah memahami dengan benar kandungan bahan belajar
ini.

SELAMAT BELAJAR
Sub Kegiatan Belajar 1
EKOLOGI

Pengantar
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara
makhluk hidup dan lingkungannya, baik biotik (makhluk hidup ) maupun abiotik
(benda - benda mati). Dalam ekologi kita mempelajari makhluk - makhluk hidup
itu sebagai suatu kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Di dalam
lingkungan hidup ini terdapat saling hubungan antar komponennya dan
membentuk ekosistem.
Untuk mempelajari ekologi, para akhli ekologi terlebih dahulu mengedepankan
pemahaman tentang organisasi alam dalam tiga tingkatan, antara lain :
1. Populasi
2. Komunitas
3. Ekosistem

Mereka menganalisa struktur, aktifitas dan perubahan yang terjadi di dalam dan
diantara tingkatan-tingkatan ini. Ahli ekologi biasanya bekerja di lapangan,
mempelajari cara kerja alam. Mereka sering berada di wilayah yang terisolasi
seperti di sebuah kepulauan dimana hubungan antara tanaman dan binatang
mungkin lebih sederhana dan mudah untuk dipahami. Hal ini dilakukan agar
mereka menjadi lebih mudah dalam memecahkan masalah yang terkait dengan
cara pengendalian dampak masalah perubahan lingkungan tersebut.

Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan


lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip - prinsip
yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut.

Dalam studi ekologi digunakan metode pendekatan secara menyeluruh pada


komponen - komponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Maka ruang lingkup
ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.
Berikut ini, anda pelajari ruang lingkup prinsip ekologi tersebut satu persatu,
apakah anda sudah tahu perbedaan secara konseptual tentang tingkatan
populasi, komunitas dan ekosistem ? apa yang dimaksud dengan tingkatan
organisasi kehidupan ?

Dalam pembahasan prinsip ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem


dengan komponen penyusunannya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik
adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.

Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi,
baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekologi, tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan
sebagai dekomposer.

Faktor biotik juga meliputi tingkatan - tingkatan organisme yang meliputi


individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan - tingkatan
organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi,
saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai
berikut. Anda Perhatikan ganbar berikut !

Gambar 1.1 Tingkatan organisasi makhluk hidup


Guna memperoleh pemahaman tentang tingkatan organisasi makhluk hidup,
anda perhatikan keterangan berikut ini :
a. Individu
Untuk lebih jelasnya, marilah kita bahas individu dalam keseharian. Anda tentu
pernah melihat seekor kucing sedang tiduran, seorang anak sedang berlarian
atau sebatang pohon rambutan tumbuh di pekarangan. Apa yang Anda lihat
tersebut adalah satu makhluk hidup. Satu makhluk hidup yang Anda lihat itu
disebut individu. Jadi Anda menyebut Anda sendiri sebagai individu, demikian
juga tiap sebatang pohon pisang dalam rumpunnya. Tentu Anda dapat
mengamati dengan jelas setiap jenis individu, Anda dapat menghitung
banyaknya individu dalam kelompoknya.

Bagaimana membedakan individu dalam satu kelompok ? Kita kadang - kadang


agak sukar untuk menentukan individu dari satu kelompok organisme. Misalnya
memisahkan individu rumput pada lapangan rumput, individu binatang pada
binatang karang, begitu pula dengan memisahkan sebatang pohon kunyit dari
rumpunnya.

Pernahkah Anda menanam ubi kayu dengan steknya? Potongan ubi kayu itu
akan tumbuh menjadi individu baru. Telur burung berasal dari induk burung
betina dapat menetas dan menghasilkan individu burung. Oleh sebab itu, prinsip
bahwa individu selalu bersifat tunggal.

b. Populasi
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang
hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya
semua badak di Ujung Kulon membentuk suatu populasi, begitu juga dengan
pohon-pohon Jati yang ada di sekitarnya. Ahli ekologi memastikan dan
menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara
masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.
Apakah faktor yang mentukan populasi ? Benar, faktor-faktor yang menentukan
diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan
dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit.
Apakah yang menetukan jumlah populasi ? Benar, jumlah dari suatu populasi
tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah jumlah yang
sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah
gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang
membatasi pertumbuhan populasi tersebut.

Apa saja faktor yang dapat merubah populasi ? Benar, kadangkala perubahan
disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa
menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi
penurunan. Atau munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat
menurunkan populasi suatu spesies tanaman atau hewan. Sebagai contoh di
beberapa wilayah yang menerima hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan
menurun secara tajam.

Tahukah Anda apakah yang dimaksud dengan kepadatan populasi? Kepadatan


populasi adalah besarnya populasi dalam hubungannya dengan satuan ruang.
Umumnya dinyatakan dalam jumlah individu, atau biomassa perencanaan satuan
luas atau volume.

Agar bagi Anda lebih jelas, maka akan diberikan beberapa contoh tentang
konsep kepadatan populasi, misalnya 40 mahasiswa S1 PGSD per kelas yang
luasnya 56 meter persegi, 100 pohon mangga per hektar, 50 ekor ikan mas per
meter persegi kolam, dan atau 200 kambing per hektar. Kadang - kadang bagi
kita lebih penting untuk mengetahui apakah suatu populasi sedang berkurang
atau bertambah (sedang mengalami perubahan atau tidak), misalnya jumlah
ayam yang ada di pekarangan per jam. Kepadatan populasi juga mempengaruhi
komunitas atau ekosistem, di samping jenis organismenya.
c. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara
bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon
cemara dan pohon Jati adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas
hutan di Pangandaran. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies
yang berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka juga mempelajari tipe
komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa komunitas seperti
hutan yang terisolasi dapat diidentifikasi secara mudah, sementara yang lainnya
sangat sulit untuk dipastikan.

Apakah yang menyebabkan terjadinya perubahan komunitas ? Benar, perbedaan


intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat
merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah. Perubahan-
perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk komunitas.
Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik fisik
dari wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa mencapai
kondisi yang relatip stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa berakhir
hingga ratusan bahkan ribuan tahun.

Apakah suksesi ekologi ? Benar, biasanya terjadi ketika komunitas tersebut


berubah, singkatnya perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi.
Proses yang terjadi berupa urutan-urutan yang lambat, pada umumnya
perubahannya dapat diramalkan yakni dalam hal jumlah dan jenis mahkluk
organisme yang ada di suatu tempat . Perbedaan intensitas sinar matahari,
perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah jenis-jenis
organisme yang hidup di suatu wilayah.

d. Ekosistem
Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam.
Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti
iklim, tanah, air, udara, nutrien dan energi. Antara komunitas dan lingkungannya
selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut
ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau),
konsumen (herbivor, karnivor, dan omnivor), dan dekomposer atau pengurai
(mikroorganisme). Coba carilah oleh Anda, contoh - contoh ekosistem yang
terdapat di alam ini. Konsep mengenai ekosistem akan dibahas secara khusus
dibagian ekosistem.

1. Ekosistem Alam

Ekosistem adalah kesatuan dari komunitas atau satuan fungsional dari makhluk
hidup dengan lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Dalam ekosistem
itulah makhluk - makhluk hidup saling berinteraksi baik di antara makhluk -
makhluk hidup itu satu sama lain maupun dengan lingkungannya. Pengaruh
lingkungan terhadap makhluk - makhluk yang hidup di sana disebut sebagai aksi,
sebaliknya makhluk - makhluk hidup mengadakan reaksi terhadap pengaruh tadi.
Pengaruh makhluk hidup yang satu terhadap yang lainnya disebut sebagai
koakasi.

Contoh dari ekosistem misalnya hutan, kolam, danau, padang rumput, akuarium
yang baik dan sebagainya. Dalam mempelajari ekosistem ini kita harus
melihatnya sebagai suatu kesatuan, suatu sistem yang meliputi faktor - faktor
lingkungan dan makhluk - makhluk yang hidup di dalamnya. Jadi suatu
ekosistem secara fungsionil mempunyai dua komponen. Yang pertama adalah
komponen abiotik, yaitu bagian - bagian yang tak hidup. Yang kedua adalah
komponen biotik yaitu seluruh makhluk - makhluk hidup yang hidup di sana.

Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini


menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun
ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivor, karnivor, dan
omnivor), dan dekomposer atau pengurai (mikroorganisme). Semua ekosistem
yang ada di alam dan menempati lingkungan cocok dengan habitatnya inilah
sebenarnya yang dimaksud dengan biosfer. Coba anda perhatikan pembahasan
tentang biosfer berikut ini.

a. Biosfer
Semua ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup
menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat
yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering
membedakan istilah habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan
bakteri, dengan istilah substrat.

Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap
memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme
dalam ekosistem. Dalam niche (nisia) nya organisme tersebut dapat berperan
aktif, sedangkan organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan
aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat gambaran antara habitat dan niche (nisia)
sebagai berikut :
Tiap jenis makhluk hidup mempunyai tempat hidup yang tertentu, dengan
keadaan - keadaan tertentu. Misalnya kecebong, hidup di air yang tergenang,
tidak terlalu keruh dan terdapat tumbuh - tumbuhan air. Sehingga kalau kita
ingin mencari kecebong kita harus mencarinya pada tempat seperti itu. Tempat
hidup dengan keadaan - keadaan tertentu itulah yang disebut habitat. Kalau
boleh kita katakan habitat adalah “alamat” dari suatu makhluk hidup.

Sedangkan niche pengertiannya lebih luas lagi, selain habitatnya menyangkut


juga hal tingkah lakunya, kebiasaan makannya dan menduduki tingkat trofik
yang mana dalam ekosistemnya. Jadi niche dari kecobong adalah : air yang agak
jernih, tergenang, dengan tumbuhan air, dapat berenang, meskipun lebih senang
tinggal di dasar genangan atau menempel pada benda - benda seperti batu atau
yang lainnya, dan menempati tingkatan trofik sebagai konsumen primer. Kalau
boleh kita katakan niche adalah status fungsionil atau jabatan dari suatu makhluk
hidup dalam ekosistem.
Dalam suatu ekosistem biasanya tiap jenis makhluk hidup mempunyai niche
tersendiri. Dua jenis makhluk hidup mungkin mempunyai habitat yang sama, tapi
niche yang berbeda. Misalnya siput air dan kecebong menempati habitat yang
sama, ialah genangan air jernih dengan tumbuhan air. Sedangkan nichenya
berbeda sebab meskipun dua - duanya sebagai konsumen primer, tetapi siput
tidak berenang.

Bila dalam suatu ekosistem terdapat dua jenis makhluk hidup yang menempati
niche yang sama, akan terjadilah persaingan - persaingan yang hebat, biasanya
salah satu jenis akan kalah. Yang kalah akan hilang dari ekosistem. Jadi secara
umum dapat dikatakan dua spesies tidak mungkin menempati niche yang sama
dalam waktu yang lama dalam suatu ekosistem

b. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia,
termasuk kepada faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem anatara lain :
suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian, angin dan garis lintang.

Semua faktor lingkungan tersebut di atas mempengaruhi ekosistem termasuk


kepada komponen abiotik yang umumnya merupakan faktor lingkungan yang
mempengaruhi makhluk - makhluk hidup, sebagai berikut :

a) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Buktinya ada jenis - jenis organisme yang
hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.

b) Sinar matahari
Energi cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan
oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c) Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan
sebagai air minum dan pelarut zat dalam metabolisma tubuh.

d) Tanah
Tanah merupakan merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang
berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah
juga menyediakan unsur - unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.

e) Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut,
karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang
berbeda. Contoh orang yang tinggal di daerah pantai umumnya memiliki kadar
Haemoglobine yang rendah, bila dibandingkan dengan orang yang tinggal di
pegunungan,

f) Angin
Angin atau udra yang bergerak selain berperan dalam menentukan kelembapan
juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.

g) Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula.
Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme
di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang
tertentu saja.

c. Faktor Biotik
Semua faktor lingkungan yang hidup, tinggal di lingkungan dan mempengaruhi
ekosistem termasuk kepada komponen biotik.
Menurut fungsinya maka komponen biotik yang merupakan semua makhluk
hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem dapat dibedakan dalam tiga
kelompok utama :
1) Produsen, semua tumbuhan yang memiliki zat hijau daun, merupakan
makhluk hidup autotrof yang dapat menghasilkan makanan dari zat - zat
anorganik. Umumnya merupakan makhluk - makhluk hidup yang dapat
melakukan proses fotosintesa, menempati tingkat trofik pertama.
2) Konsumen, semua organisma yang mendapatkan makanan secara
langsung dengan mengkonsumsi produsen. Umumnya merupakan
makhluk hidup / hewan sejenis pemakan tumbuhan (herbivora) atau
pemakan organisme tingkat trofik 1.
3) Pengurai, semua organisma makhluk hidup yang tugasnya menguraikan
jasad organisme yang telah mati untuk diuraikan menjadi bahan
anorganik. Kelompok penguarai adalah bakteri pembusuk dan jamur.

2. Kelompok makhluk hidup menurut jenis makanannya


Dalam ekosistem terdapat keragaman makhluk hidup berdasarkan jenis makanan
yang dikonsumsinya. Hal ini juga akan menentukan organisme berdasarkan
tingkat trofiknya dalam rantai makanan.
1. Hewan Herbivora, hewan kelompok ini termasuk organisme tingkat trofik ke 2
yang mengkonsumsi organisme tingkat pertama, tingkatan ini diisi oleh
hewan pemakan tumbuhan, misal Belalang.
2. Hewan Carnivora, hewan kelompok ini termasuk organisme tingkat trofik ke
3 yang mengkonsumsi organisme tingkat trofik ke 2, tingkat ini diisi oleh
hewan pemakan daging atau hewan yang masih dapat dimangsa oleh hewan
lain, misal Tikus
3. Hewan Omnivora, hewan kelompok ini termasuk organisme tingkat trofik ke 4
yang mengkonsumsi organisme tingkat trofik ke 3, tingkat ini diisi oleh hewan
pemakan organisme tingkat sebelumnya dan tidak dapat dimakan lagi oleh
organisma lainnya. Tingkat trofik ini terdiri dari hewan carnivora, seperti
Elang, Singa, dan Harimau.
1. Adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungan
Pernahkah anda mendengar istilah adaptasi? Benar, adaptasi adalah kata yang
sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun apakah kita sudah mengetahui arti
yang sebenarnya dari adaptasi ? Baiklah, mari kita mulai pembahasannya.

Kanekaragaman makhluk hidup yang ada di alam sesunguhnya merupakan


sebuah mekanisma adaptasai terhadap adanya interaksi yang berlangsung di
alam. Keberadaan makhluk hidup dalam sebuah lingkungan, bagaimanapun
memerlukan proses adaptasi, karena alam akan melakukan seleksi terhadap
makhluk hidup yang ada di dalamnya, ini menjadi sebuah hukum alam yang tidak
bisa dihindari.

Pengertian Adaptasi, adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk


menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Setiap lingkungan dibumi memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Penyesuaian makhluk hidup ini menyebabkan
makhluk hidup memiliki bentuk dan karakteristik yang berbeda pula pada tiap-
tiap lingkungannya. Makhluk hidup perlu menyesuaikan diri agar mampu
bertahan hidup dalam lingkungannya. Sehingga adaptasi sangat penting
dilakukan mahluk hidup agar tidak terjadi kepunahan.
Berdasarkan keterangan bacaan di atas kira-kira menurut anda apa tujuan
makhluk hidup melakukan adaptasi ? Benar, adaptasi bertujuan untuk : (a)
melindungi diri dari musuh atau pemangsa; (b) untuk memperoleh makanan ;
(c) untuk bertahan hidup.

Ada bermacam - macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu:


adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.

a. Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh dan struktur tubuh luar
makhluk hidup atau alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Adaptasi ini dilakukan untuk menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan kondisi
tempat tinggalnya guna mempertahankan dan melangsungkann hidupnya.
Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut :
a) Gigi - gigi khusus
Hewan pemakan daging umumnya hewan karnivor beradaptasi melalui empat
gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham
dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik - cabik mangsanya.

b) Moncong
Hewan pemakan semut, rayap dan serangga yang merayap di tanah, beradaptasi
melalui moncongnya panjang dengan ujung mulut yang kecil, tidak bergigi
dengan celah kecil untuk mengisap semut dan lidah yang apat dijulurkan ketika
mengkap mangsa. Contoh hewannya Trenggiling.

c) Paruh
Bentuk paruh pada bangsa unggas dapat dibedakan menjadi tipe pemakan
biji, pemakan daging, pemakan ikan, dan pengisap madu.
Contoh unggas pemakan daging dengan paruh yang kuat dan melengkung
ujungnya, tajam, digunakan untuk mencengkram dan mencabik-cabik
mangsanya. Bagaimana dengan pemakan ikan, pemakan biji dan lainnya ?

d) Daun
Tumbuhan jenis ini dalam memenuhi kebutuhan Nitrogen beradaptasi dengan
memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin
sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang
dimiliki tumbuhan insektivor, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga
tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan. Contohnya tumbuhan katong
semar yang dikenal dengan tumbuhan insectivor.

e) Akar
Akar digunakan tumbuhan untuk mengambil kebutuhan air yang terdapat di
dalam tanah. Namun ini akan sangat ditentukan oleh habitat tumbuhannya.
Tumbuhan yang hidup di gurun memiliki akar yang kuat dan panjang, berfungsi
untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Demikian pula dengan
tumbuhan di rawa dimana kadar oksigennya minim, maka adaptasinya dengan
memiliki akar napas yang dijulurkan ke atas permukaan rawa untuk mengambil
oksigen dari udara.

b. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi yaitu penyesuaian fungsi alat tubuh bagian dalam pada
makhluk hidup terhadap lingkungannya. Adaptasi ini menyangkut fungsi
organ tubuh makhluk hidup serta melibatkan zat-zat tertentu untuk membantu
proses metabolisme. Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi
tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Yang dimaksud dengan adaptasi
fisiologi adalah cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya
melalui fungsi kerja pada organ-organ tubuhnya, dengan tujuan supaya dapat
bertahan hidup. Jenis adaptasi ini cukup sulit untuk diamati, karena hanya terjadi
pada bagian dalam organ tubuh makhluk hidup itu sendiri.

1) Kelenjar bau
Sekresi bau busuk yang dilakukan oleh hewan Musang, dengan menyemprotkan
cairan melalui sisi lubang dubur. Hal ini lakukan dalam mengindarkan diri dari
musuh-musuhnya.
2) Kantong tinta
Penyemprotan cairan hitam oleh Cumi - cumi dan Gurita karena dalam tubuhnya
memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Tinta akan disemprotkan ke
dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi - cumi
dan gurita.
3) Punuk Unta

Hewan yang hidup di tempat kering seperti gurun akan mengalami beberapa
masalah salah satunya yaitu kesediaan air yang terbatas. Dengan kondisi
demikian, maka hewan – hewan tersebut melakukan adaptasi fisiologi yaitu
dengan mendapatkan air dari hasil metabolisme makanan yang diperolehnya.
Dengan demikian mereka tetap dapat memperoleh air untuk mencukupi
kebutuhan hidup. Adaptasi fisiologi dilakukan oleh unta dengan memiliki
kemampuan untuk memetabolisme lemak tubuh menjadi air dan energi. Air ini
akan disimpan dalam punuknya.

c. Adaptasi tingkah laku


Adaptasi Tingkah Laku ialah kegiatan atau tingkah laku hewan yang
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan untuk membantunya bertahan hidup.
Adaptasi tingkah laku bisa berupa hasil belajar ataupun insting/naluri sejak lahir.
Contohnya sebagai berikut.

1) Hibernasi, Beberapa hewan pada musim dingin melakukan hibernasi (pura-


pura mati atau terlelap) . Tujuan hibernasi untuk menghindari dari cuaca
yang sangat dingin, kekurangan makanan (menghemat energi) . Contohnya
pada hewan yang melakukan hibernasi , antara lain ular, kura-kura, ikan,
bengkarung, tikus, landak dan beruang hitam.
2) Autotomi, Hewan Cecak untuk bertahan hidup dari musuhnya dengan cara
memutuskan ekornya.
3) Mamalia yang hidup di air laut, misalnya hewan lumba-lumba dan paus
sering muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen di udara dan
mengeluarkan air sebagai hasil sampingan dari sebuah proses
pernapasannya.
4) Estivasi, Tidur di musim panas disebut dengan estivasi. Tujuannya untuk
menghindari cuaca panas yang tinggi dan kekurangan air. Contohnya pada
hewan yang melakukan estivasi antara lain kelelawar, tupai dan lemur.
Sub Kegiatan Belajar 2
SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

Pengantar
Dalam suatu ekosistem terjadi ketergantungan antara produsen, konsumen, dan
pengurai. Peristiwa makan dan dimakan terjadi antara produsen, konsumen, dan
penguarai yang selanjutnya membentuk rantai makanan. Rantai makanan
adalah peristiwa makan dan dimakan dengan urutan dan arah tertentu. Pada
proses ini terjadi perpindahan energi dari produsen ke konsumen, kemudian ke
pegurai.

Di dalam suatu ekosistem, rantai makanan yang satu berhubungan dengan rantai
makanan yang lain membentuk suatu jaring-jaring yang disebut jaring-jaring
makanan. Berikut contoh jaring-jaring makanan:
Secara umum dapat dikatakan bahwa di dalam ekosistem terdapat lebih banyak
produsen dari pada konsumen. Bila dinyatakan lebih rinci, maka produsen lebih
banyak daripada konsumen tingkat I, konsumen tingkat I lebih banyak daripada
konsumen tingkat II, konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen
tingkat III, dan seterusnya. Keadaan ini dapat digambarkan dalam bentuk
piramida yang disebut piramida makanan. berikut contoh dari piramida
makanan:
Bentuk piramida makanan dapat dikatakan bersifat tetap. Jadi, bila produsen
berkurang maka konsumen tingkat I akan berkurang juga. Konsumen tingkat II
akan berkurang juga, dan seterusnya. Dalam ekosistem setiap kelompok atau
populasi makhluk hidup menempati tingkat tertentu dari sumber makanan atau
sumber energi. Tingkatan-tingkatan itu disebut tingkat trofik.tumbuhan hijau
sebagai produsen selalu menempati tingkat trofik pertama. Konsumen tingkat I
menempati tingkat trofik kedua, dan seterusnya.
Anda perhatikan fenomana yang ada dalam suatu ekosistem, adakah penanda
yang dapat kita lihat tentang adanya ketergantungan antar makhluk hidup ?
Dalam suatu ekosistem selalu terjadi adanya saling ketergantungan antara
organisme dengan organisme serta organisme dengan lingkungannya, hal itu
menyebabkan adanya aliran energi di dalam ekologi. Di dalam suatu ekosistem
terdapat struktur dan tingkat trofik dari organismenya yang menyebabkan terjadi
rantai makanan, dan jaring-jaring makanan.

A. Rantai Makanan
Secara etimologis, rantai makanan dapat diartikan sebagai rangkaian yang tak
terputus dari kegiatan makan-memakan. Rantai makanan adalah pengalihan
energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang
makan dan yang dimakan. Rantai_makanan menyebutkan bahwa rantai makanan
adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri
organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan - herbivora - carnivora -
omnivora).
Marilah sekarang kita membahas urutan tingkat makan memakan atau tingkat
trofik organisme yang terdapat pada suatu ekosistem. Kita tahu bahwa
tumbuhan hijau atau tumbuhan berklorofil dapat membuat makanan sendiri
dengan jalan fotosintesis, maka tumbuhan itu disebut sebagai produsen.
Sedangkan semua hewan yang memakan produsen disebut konsumen pertama.
Coba Anda sebutkan hewan yang makan produsen. Bagus, sekarang Anda telah
paham apa yang dimaksud dengan konsumen pertama (konsumen tingkat I).

Misalnya : Belalang yang makan tumbuhan disebut konsumen pertama (tingkat


trofik 1). Burung makan belalang maka burung ini disebut konsumen kedua
(tingkat trofik 2). Kemudian burung itu dimakan ular pohon, maka ular pohon itu
disebut konsumen ketiga (tingkat trofik 3).
Selanjutnya jika ular pohon tadi dimakan burung elang maka burung elang itu
disebut konsumen keempat (tingkat tropik 4) dan seterusnya.
Coba Anda urutkan peristiwa makan memakan tersebut di atas, maka akan di
peroleh urutan sebagai berikut :
Tumbuhan  belalang  burung  ular pohon  burung elang
Maka peristiwa urutan makan memakan antar organisme disebut rantai
makanan.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih tentang rantai makanan ini, dapatlah
diberikan contoh : Daun tumbuhan dimakan belalang, burung makan belalang,
burung mejadi makanan ular, ular menjadi makanan burung elang. Jadi
bagannya dapat dilihat di bawah ini :

Daun Tumbuhan

Belalang

burung

ular

Elang 

Gambar A.1 Rantai makanan

Coba anda perhatikan gambar berikut, sudahkan menunjukkan urutan rantai


makanan yang benar berdasarkan peran makhluk hidup dalam ekosistem ?
Gambar berikut ini menunjukkan rantai makanan yang dimulai dari tumbuhan
sebagai produsen.
Pada gambar di atas, diketahui bahwa rumput yang bersifat autotrof berperan
sebagai produsen dimakan oleh belalang sebagai konsumen pertama, belalang
dimakan oleh katak sebagai konsumen kedua, katak dimakan oleh ular sebagai
konsumen ketiga, dan ular dimakan oleh elang sebagai konsumen keempat.
Selanjutnya jika elang mati, maka bangkainya akan di makan oleh organisme lain
dan diuraikan oleh bakteri pengurai.

B. Jaring - Jaring Makanan


Pada uraian sebelumnya tentang rantai makanan, dijelaskan bahwa setiap
organisme seakan-akan hanya memakan atau dimakan oleh satu organisme lain
saja. Hal yang sebenarnya terjadi adalah dalam suatu ekosistem tidaklah
demikian. Tiap organisme mungkin memakan atau dimakan lebih dari satu
organisme dalam satu rantai makanan yang sama atau makan dari rantai
makanan lain. Ini biasanya terjadi pada hewan karnivora taraf trofi tinggi.
Dalam ekosistem rantai makanan–rantai makanan itu saling berkaitan.
Kebanyakan sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk tersebut pada
gilirannya juga menyediakan makanan untuk berbagai makhluk yang
memakannya, maka terjadi yang dinamakan jaring – jaring makanan.
Jaring-jaring makanan merupakan rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-
jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak
hanya memakan atau dimakan oleh satu jenis makhluk hidup lainnya.

Apabila Anda mencoba menyusun rantai - rantai makanan dari suatu habitat,
setelah itu coba Anda perhatikan rantai makanan itu, tentu ada satu organisme
yang disukai oleh lebih dari satu organisme atau ada satu organisme. Sebaliknya
tentu ada satu organisme yang suka makan lebih dari satu macam organisme.
Sehingga kalau Anda perhatikan rantai makanan yang telah Anda buat tadi
menjadi saling silang (jaring - jaring). Bentuk rantai makanan yang demikian tadi
disebut jaring - jaring makanan. Jadi beberapa kumpulan rantai makanan itu
disebut jaring - jaring makanan. Contoh yang dapat Anda lihat dalam kehidupan
sehari - hari adalah tumbuhan sayuran (Sawi). Sayuran itu dapat dimakan oleh
ulat, tikus, belalang, dan sebagainya. Begitu pula belalang dapat dimakan oleh
katak dan burung.
Untuk jelasnya Anda dapat melihat salah satu contoh jaring - jaring makanan
berikut di bawah ini.

Gambar Jaring-jaring Makanan

Selanjutnya Anda perhatikan tentang mekanisme jaring-jaring makanan dalam


suatu ekosistem dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Apakah pada jaring-
jaring makanan tersebut terdapat rantai makan ? Ada berapa rantai makanan
yang dapat anda temu tunjukkan ? Coba sebutkan rantai makanan yang ada
pada jaringan makan tersebut ?
Coba anda perhatikan gambar tersebut, ternyata pada jaring-jaring makanan
tersebut terdapat beberapa rantai makanan di antaranya adalah sebagai berikut :
Padi ---> tikus ---> elang ---> pengurai
Padi ---> tikus ---> musang ---> elang ---> pengurai
Padi ---> burung ---> musang ---> elang ---> pengurai
Padi ---> burung ---> elang ---> pengurai

Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri oleh
pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem
sangatlah penting yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan zat
penyusun tubuh menjadi hara yang selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah.
Dengan demikian pengurai merupakan penghubung antara konsumen dan
produsen. Dengan adanya pengurai, akan menjamin ketersediaan zat hara
sehingga kebutuhan tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.

Apabila tumbuhan hidup subur, berarti tumbuhan tersebut menjamin


ketersediaan makanan bagi herbivora. Meningkatnya herbivora menjamin
ketersediaan makanan bagi karnivora. Dengan demikian dapatlah disimpulkan
bahwa antara komponen dalam ekosistem yang satu dengan lainnya senantiasa
berinteraksi dan terjadi kesalingtergantungan.

Anda mungkin juga menyukai