PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga menyehatkan! Inilah ungkapan masyarakat. Masyarakat
meyakini benar manfaat olahraga bagi kesehatan. Tetapi bagaimana olahraga
dapat menyehatkan dan berapa berat orang harus melakukan olahraga untuk
menjadi lebih sehat? Inilah masalah yang perlu diperjelas bagaimana tata-
hubungan antara olahraga dengan kesehatan, bagaimana cara melakukan
olahraga untuk kesehatan dan berapa berat olahraga harus dilakukan agar orang
menjadi lebih sehat. Perlu diketahui bahwa pada awal abad 21 usia harapan
hidup diperkirakan mencapai 70 tahun. Hal ini akan meningkatkan jumlah
orang usia lanjut, yang diperkirakan pada tahun 2005 ini mencapai jumlah 19
juta orang atau 8,5% dari penduduk (Dep.Sosial RI.,1996: 1 dan 6). Dari sudut
pandang kesehatan masyarakat, kondisi ini perlu diantisipasi agar para usia
lanjut ini tetap sehat, sejahtera dan mandiri, sehingga tidak menjadi beban berat
bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup
bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup,
meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh
karena itu : Bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena
masih hidup.
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan
kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya
makan, gerak (Olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-
menerus; artinya Olahraga sebagai alat untuk mempertahankan hidup,
memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Seperti halnya
makan, olahragapun hanya akan dapat dinikmati dan bermanfaat bagi
kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan olahraga. Bila orang hanya
menonton olahraga, maka sama halnya dengan orang yang hanya menonton
orang makan, artinya ia tidak akan dapat merasakan nikmatnya berolahraga dan
tidak akan dapat memperoleh manfaat dari olahraga bagi kesehatannya.
Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkem-
bangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-
anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan
intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya
nyata lebih unggul khususnya pada generasi muda yang aktif mengikuti
kegiatan Olahraga dari pada yang tidak aktif mengikutinya (Renstrom & Roux
1988, dalam A.S.Watson: Children in Sport dalam Bloomfield,J., Fricker, P.A.
and Fitch,K.D., 1992).
Memperkenalkan pentingnya kesehatan melalui kegiatan olahraga di
sekolah merupakan tindakan yang benar. Mendidik siswa supaya peduli kepada
nilai penting kesehatan seyogyanya dimulai semenjak pra sekolah hingga
remaja. Kesehatan merupakan aset yang tidak bisa diukur dengan uang dan
merupakan modal utama dalam mencapai suatu keberhasilan.
1
Pendidikan jasmani di sekolah merupakan jalur formal yang berperan
mendidik siswa untuk peduli akan pentingnya kesehatan. Melalui serangkaian
kegiatan olah raga siswa di perkenalkan berbagai permaianan misal : sepak
bola, lari, lempar lembing, bola basket, dsb. Dengan diperkenalkannya berbagai
kegiatan ini di harapkan dapat merangsang minat siswa untuk mencintai
olahraga.
Kegiatan olahraga yang dilakukan secara baik dan benar memiliki dampak
positif dalam perkembangan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat. Karena kegiatan olahraga selain memberi manfaat kesehatan fisik
juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan sosialisasi siswa di berbagai
bidang.
Olahraga banyak sekali jenisnya, misalnya olah raga lapangan seperti
sepak bola, basket, badminton, atletik, olah raga air seperti renang, lompat
indah, dsb. Masing – masing jenis olah raga tersebut memiliki karakteristik dan
aturan yang berbeda. Namun pada tujuannya sama yaitu untuk meningkatkan
kesehatan dan mencapai prestasi.
Dalam penelitian ini penulis mengambil materi start jongkok yang
merupakan dasar dari cabang atletik lari. Atletik merupakan cabang olahraga
yang memiliki banyak nomor perlombaan, misalnya lari, lempar, dan jalan
cepat. Start jongkok merupakan awalan dalam lari yang merupakan dasar yang
harus dikuasai oleh para pelari. Teknik ini dapat dipelajari oleh siswa sebagai
bekal pengetahuan mengenai cabang olahraga atletik.
Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengambil tema start jongkok
sebagai media motivasi untuk memperkenalkan cabang olahraga atletik kepada
siswa. Maka dalam penelitian ini peneliti memilih judul “ Memperkenalkan
Teknik Dasar Start Jongkok Melalui Metode Ceramah Pada Siswa ……………
Tahun Pelajaran………..”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu maslaah
sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan prestasi belajar pendidikan jasmani bagi siswa
dengan diterapkannya metode ceramah ?
2. Bagaimanakah pengaruh metode ceramah terhadap motivasi belajar
pendidikan jasmani pada siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa
setelah diterapkan metode ceramah
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar pendidikan jasmani berenang pada
siswa setelah diterapkan metode ceramah
2
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan
mata diklat Penjas.
2. Meningkatkan motivasi pada pelajar Penjas
3. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata diklat
Penjas.
E. Asumsi
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa :
1. Siswa mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai akhir
pelajaran.
2. Siswa menerima semua penjelasan yang disampaikan guru dengan baik
3. Dalam mengerjakan soal tes tanpa dipengaruhi orang lain
F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang
meliputi
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas…………………………….
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester ganjil tahun ajaran
………………….
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan ………………….
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Start Jongkok
Start adalah suatu persiapan awal seseorang pelari akan malakukan
gerakan berlari. Untuk nomor lari jarak pendek start yang digunakan adlah start
jongkok (crouch start) sedangkan untuk jarak menengah dan jauh
menggunakan start berdiri (standing start).
Tujuan utama start dalam lari jarak pendek, lari estafet/sambung, dan
lomba lari gawang adlah untuk mengoptimalisasikan pola lari percepatan. Si
pelari harus dapat mengatasi kelembaman/inertia dengan menerapkan daya
maksimum terhadap start block sesegera mungkin setelah tembakan pistol start
atau aba-aba dari starter dan bergerak ke dalam suatu posisi optimum untuk
tahap lari percepatan.
Suatu start yang baik ditandai dengan sifat-sifat berikut ini :
a. konsentrasi penuh dan menghilangkan semua gangguan dari luar saat dalam posisi
aba-aba Bersediaaa
b. menyesuaikan sikap yang sesuai pada posisi aba-aba Siaaap
c. suatu dorongan eksplosif oleh kedua kaki terhadap tumpuan pada start block
dalam suatu sudut yang optimal.
B. Prestasi Belajar Penjaskes
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik
menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang
dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah.
Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil
pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian
kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah
siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat
diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan
untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapt diartikan bahwa prestasi
belajar Penjaskes adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara
langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses
belajar mengajar Penjaskes.
4
a. Start pendek (short start)
b. Start medium (medium start)
c. Start panjang (longed start)
2. Aba-aba Start Lari Sprint
Lari sprint seoarang starter akan memberikan aba-aba : bersediaaa,
siaaap. Yaaak atau door bunyi pistol. Adapun posisi badan saat aba-aba
tersebut di atas sebagai berikut :
a. Bersedia
Setelah starter memberikan aba-aba bersedia, maka pelari akan
menempatkan kedua kaki dalam menyentuh blok depan dan belakang; lutut
kaki belakang diletakkan di tanah, terpisah selebar bahu lebih sedikit, jari-
jari tangan membentuk huruf V terbalik, dan kepala dalam keadaan datar
dengan punggung, sedangkan pandangan mata menatap lurus ke bawah.
b. Siaaap
Setelah ada aba-aba siaaap, seoang pelari akan menempatkan posisi badan
sebagai berikut : lutut ditekan ke belakang ; lutut kaki depan ada dalam
posisi membentuk sudut siku-siku 90 derajat ; lutut kaki belakang
membentuk sudut antara 120-140 derajat ; dan pinggang sedikit diangkat
tinggi dari bahu, tubuh sedikit condong ke depan, serta bahu sedikit lebih
maju ke depan dari kedua tangan.
c. Yaak (bunyi pistol) atau drive
Gerakan yang akan dilakukan pelari setelah aba-aba yaak adalah badan
diluruskan dan diangkat pada saat kedua kaki menolak/menekan keras pada
start blok ; kedua tangan diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian
diayun bergantian ; kaki belakang mendorong kuat/singkat, dorongan kaki
depan sedikit tidak namun lebih lama ; kaki belakang diayun ke depan
dengan cepat sedangkan badan condong ke depan ; lutut dan pinggang
keduanya diluruskan penuh pada saat akhir dorongan.
3. Tahap-Tahap Pembelajaran Start Jongkok
Pembelajaran start jongkok terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
a. tahap bermain (games)
Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement
problem) start secara tidak langsung , dan cara start yang benar dinjau secara
anatomis, memperbaiki sikap start serta meningkatkan motivasi siswa
terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kebugaran jasmani siswa. Tujuan khusus dalam bermain start adalah
meningkatkan konsentrasi,reaksi bergerak, dan percepatan gerak siswa.
b. tahap teknik dasar (basic of technic)
Tahap ini bertujuan untuk mempelajari dasar gerak start jongkok yang
sistematis. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut :
Start dari posisi yang berbeda-beda
Tahap ini bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi dan percepatan
suatu tanda aba-aba bergerak ke posisi lari dan melakukan lari
percepatan. Tahap latihan dapat dilakukan secara individu atau
berpasangan (satu atlet mengejar atlet yang lain)
Start berdiri dengan suatu tanda
Tahap ini bertujuan mengembangkan konsentrasi dan reaksi ; pada tahap
ini dapat menggunakan suatu tanda-tanda start dapat lewat pendengaran
(audio), lewat penglihatan (visual), dan sentuhan (taktil).
5
Start Berdiri dengan Berbagai variasi
Tahap ini bertujuan untuk melatih dan belajar mangangkat badan dan
lari percepatan.
Posisi “Bersedia”
Tahap ini bertujuan untuk memperkenalkan posisi”bersedia”, pada tahap
ini guru menjelaskan bagaimana cara menempatkan dan memasang start
blok, dan demonstrasikan unsure-unsur kunci dari posisi awal serta
latihlah dengan koreksi oleh guru atau teman/pasangannya.
Posisi Siaaap
Tahap ini bertujuan untuk memperkenalkan posisi siaaap pada saat start.
Pada tahap ini guru sebaiknya menjelaskan perobahan sikap dari posisi
bersedia ke posisi siap tanpa melakukan lari dan melakukan koreksi.
Urutan Gerak Secara Keseluruhan
Tahap ini bertujuan untuk merangkai tahap-tahap “Bersedia”,”Posisi
Siap” menjadi suatu gerakan keseluruhan. Pada tahap ini siswa
melakukan start dan dilanjutkan lari sprint 10 sampai dengan 30 m
dengan aba-aba atau tanpa aba-aba. Guru mencoba mengatur variasi
waktu antara siap dan yaak atau bunyi peluit.
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
tim Pelatih Proyek PGSM, PK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki
7
kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,
2003:3)
Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yan dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah u8ntuk memperbaiki/
meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan
tujuan penyertaannnya adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan gurj
(Mukhlis, 2003:5).
PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action
(tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari
tahap-tahap PTK dapat dilihat pada gambar berikut:
1. Rangangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan maslaah, tujuan dan membuat rencana tindkan,
termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran
2. Kegiatan dan pengamatan, melipouti tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasai.
3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat
4. Rancangan/rencana yagn direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rangangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya
Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing
putaran dikenal perilaku yang sama ( alur kegiatan yang sama0 dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diahiri dengan tes praktek di akhir
masing-masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk
memperbaiki system pengajaran yang dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pembelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masig RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan
pembelajran khusus dan kegiatanb belajar mengajar.
3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengelolahan metode ceramah, untuk mengamati
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktivitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran.
8
4. Tes praktek
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan.
Tes praktek ini diberika setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan
adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 soal
yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes
yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini
digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan
untuk mengambil data.
9
3. Untuk lembar observasi
a. Lembar observasi pengolahan metode ceramah dan eksperimen
untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode ceramah
dan eksperimen digunakan rumus sebagai berikut:
P1 _ P2
X
2
Dimana : P1 = pengamatan 1 dan P2 = pengamat 2
b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa
digunakan rumus sebagai berikut:
X
%= x100% dengan
X
jumlahhasi lpengama tan P1 P2
X
jumlahpengamat 2
Dimana: % = persentase angket
X = Rata-rata
X = Jumlah Rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
10
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 3 3 3
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 3 3
I
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 3 3 3
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 3 3 3
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 3 2 2,5
2. Guru Antusias 3 3 3
Jumlah 33 33 33
Keterangan : Nilai : Kriteria
11
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik
12
membimbing siswa merangkum pelajaran yitu masing-masing
sebesar18,3 % dan13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling
dominant adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu
22,5 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja
dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa dengan guru, dan
membaca bukup yaitu masing-masing 18,8 % dan 11,5 %
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan
metode ceramah sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru
masih cukup dominant untuk memberikan penjelasan dan arahan karena
model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.
Hasil berikutnya adalah tes praktik siswa seperti terlihat pada tabel
berikut
13
2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa bias lebih antusias.
14
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengelolaan pembelajaran metode ceramah dan lembar
observasi siswa.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 19 April 2005 di kelas ……………. dengan
jumlah siswa 39 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau
kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu
oleh seorang guru ……………………….
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes
praktek II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut:
15
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik
16
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yuang paling
dominant pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa
melakukan latihan yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I aktivitas
ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan
adalah memberi umpan balik (16,6%), menjelaskan/melatih
menggunakan alat (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan
hasil kegiatan (8,2%) dan membimbing siswa memperbaiki kesalahan
(6,7%)
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling diminan pada siklus
II adalah praktik menggunakan alat yaitu (21%). Jika dibandingkan
dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan . aktivitas siswa
yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru
(13,8%), mempraktekkan yang relavan dengan KBM (7,7%) dan
merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktivitas siswa yang
mengalami peningkatan aalah memperhatikan peragaan (12,1%)
menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan
pertanyaan/ide (5,4%) dan berlatih bersama siswa lain (10,8%)
Hasil tes praktik siswa terlihat pada tabel berikut
Tabel 4.3 Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 79,48
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 34
3 Per sentase ketuntasan belajar 87,18
17
2. Berdasarkan data hasiul pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung
3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik
4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
d. Refisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran metode
ceramah dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran
metode ceramah dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
pertemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan
belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu
48,72 %,87,18 % sedangkan untuk ranah afektif yaitu 69,23% dan 94,87%.
Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan menerapkan metode ceramah dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar
siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata siswa
pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
18
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dengan model pembelajaran metode ceramah paling
dominan adalah belajar dengan sesama anggota kelompok,
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa
dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah metode ceramah dengan baik. Hal ini
terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing
dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran ,
menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam
prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
4. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode ceramah
Berdasarkan analisis angket siswa dapat diketahui bahwa tanggapan
siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang
menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran
metode ceramah . Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respopn
positif terhadap model pembelajaran metode ceramah, sehingga siswa
menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dengan diterapkannya metode ceramah dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
19
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus
dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapa
disimpulkan sebagai berikut
1. Pembelajaran dengan metode pembelajaran metode ceramah memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu
siklus I (48,72%), siklus II (87,18%), sedangkan untuk ranah afektif yaitu
siklus I (69,23%), siklus II (94,87%)
2. Penerapan metode pembelajaran metode ceramah mempunyai pengaruh
positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan
dengna rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan
berminat dengan metode pembelajaran metode ceramah sehingga mereka
menjati termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan metode ceramah memerlukan persiapan yang cukup
matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang
benar-benar bisa diterapkan dengan metode ceramah dalam proses belajar
mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan
baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau
mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3 Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di ……..…….tahun pelajaran……………..…
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan
agar diperoleh hasil yang lebih baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Husni, Agusta, dkk. 1987. Buku pintar Olahraga . Jakarta; CV Mawar Gempita
Muhajir, 1998, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Untuk SMU Kelas 2, Jakarta;
Erlangga
21
MEMPERKENALKAN TEKNIK DASAR START
JONGKOK MELALUI METODE CERAMAH
PADA SISWA ……………
TAHUN PELAJARAN……….
OLEH
………………………………………….
NIP……………………..
22
LEMBAR PENGESAHAN
……………………… ……………….
NIP: ……………….. NIP: ………..
Mengetahui Mengetahui
Pustakawan ……………. Kepala Cab. Din.
Pendidikan
Kecamatan ……………… Kecamatan
………
……………………. ………………………..
NIP: …………….
Mengetahui Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Ketua PD II PGRI
Kota ……………. Kota …………
……………………… ………………………….
Pembina Utama Muda NPA:
………………..
NIP: ………………………..
23
KATA PENGANTAR
Penulis
24
ABSTRAKSI
25
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................
Halaman pengesahan ......................................................................
Kata Pengantar ......................................................................
Abstraksi ......................................................................
Daftar Isi ......................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
D. Manfaat penelitian ......................................................................
F. Asumsi ......................................................................
vi
26