Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada September tahun 2016. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian kuantitatif dan semua data dalam penelitian ini diperoleh dari
observasi dan wawancara melalui kuesioner. Berbagai responden penelitian yang ada dalam
penelitian ini didapatkan secara langsung di Puskesmas Talang Ratu Palembang. Dari periode
waktu yang telah ditentukan, peneliti menetapkan sebanyak 50 orang yang memenuhi kriteria
untuk dijadikan responden pada penelitan ini.
Berbagai data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui alat bantu
yaitu alat tulis yang kemudian akan dibuat transkip hasil data. Setelah itu, data tersebut akan
dibuat dalam bentuk narasi dan tabel.

4.2. Keterbatasan Penelitian


1. Adanya keterbatasan waktu, penulis sulit menggali data lebih dalam mengenai
penyebab tingginya kejadian diare.
2. Kuesioner yang diisi dituntun melalui wawancara sehingga dalam pengisian penulis
menyimpulkan sendiri maksud dari responden, kemungkinan terdapat hasil yang bias.

15
4.3. Hasil
4.3.1 Analisis Univariat
4.3.1.1 Distribusi Kejadian Diare Di Puskesmas Talang Ratu
Untuk mengetahui distribusi diare dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Diare di Puskesmas Talang Ratu

Diare Frekuensi Persentase (%)


Ya 28 56%
Tidak 22 44%
Total 50 100
Dari tabel 2 didapatkan hasil bahwa dari total 50 pasien didapatkan 56% pasien
pernah menderita diare. Tidak terlalu berbeda jauh, terdapat 44% pasien yang belum
pernah mengalami diare.

4.3.1.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu Pasien Diare di Puskesmas Talang Ratu.
Untuk mengetahui distribusi tingkat pendidikan ibu pasien diare dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu Pasien Diare di Puskesmas Talang
Ratu

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


Rendah 0 0
Sedang 27 54
Tinggi 23 46
Total 50 100
Dari tabel 3 didapatkan hasil bahwa diare lebih sering terjadi pada balita dengan
tingkat pendidikan sedang dengan persentase 54%, sedangkan pada balita dengan ibu
berpendidikan tinggi didapat persentase 46%.

4.3.1.3 Distribusi Pekerjaan Ibu Pasien Diare di Puskesmas Talang Ratu.


Untuk mengetahui distribusi Pekerjaan Ibu Pasien Diare di Puskesmas
Talang Ratu Tabel 4.

16
Tabel 4. Distribusi Pekerjaan Ibu Pasien Diare

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)


Bekerja 21 42
Tidak
29 58
Bekerja
Total 50 100

Dari tabel 4 didapatkan hasil bahwa diare lebih sering terjadi pada balita
yang ibunya tidak bekerja dibandingkan yang ibunya bekerja. Hal ini dapat dilihat
dari tabel 3 sebanyak 29 ibu (58%) tidak bekerja dan sebanyak 21 orang (42%)
bekerja.

4.3.1.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Diare di Puskesmas Talang Ratu
Palembang.
Untuk mengetahui distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Diare
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Diare

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Rendah 21 42
Sedang 19 38
Tinggi 10 20
Total 50 100

Sebagian besar ibu di daerah Talang Ratu memiliki pengetahuan mengenai


diare yang rendah. Dilihat dari table 5, tingkat pengetahuan rendah didapatkan
sebanyak 42%, pengetahuan yang sedang 38% dan pengetahuan tinggi 20%.

17
4.3.2 Analisis Bivariat
Menganalisis Hubungan Karakteristik, Tingkat Pengetahuan Dengan Kejadian
Diare di Puskesmas Talang Ratu. Analisa dapat dilihat pada beberapa tabel dibawah
ini.

4.3.2.1 Hubungan Pendidikan Ibu Pada Pasien Diare Terhadap Kejadian Diare.
Tabel 6. Hubungan Pendidikan Ibu Pada Pasien Diare Terhadap Kejadian Diare

Riwayat Diare
Total P OR
Tidak Ya
Pendidikan Kurang 0 0 0
Ibu Pasien 11 16
Sedang 27
Diare (50%) (57,1%)
0,615 0,750
11 12
Tinggi 23
(50%) 42,9%)
Total 22 28 50
Hipotesis :
Ho : Tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare.
H1 : Ada hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare.
Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
2. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Pada tabel 6, nilai p adalah 0,615, atau probabilitas diatas 0,05 (0,552>0,05).
Maka Ho diterima. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan pendidikan ibu
terhadap kejadian diare
4.3.2.2. Hubungan Pekerjaan Ibu Degan Kejadian Diare.
Tabel 7. Hubungan Sikap Pasien Hipertensi Terhadap Nilai Tekanan Darah.

Riwayat Diare
Total P OR
Tidak Ya
10 11
Pekerjaan Bekerja 21
(45,5%) (39,3%)
Ibu Pasien
Tidak 12 17 0,661 1,288
Diare 29
Bekerja (54,5%) (60,7%)
Total 22 28 50
18
Hipotesis :
Ho : Tidak ada hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian diare.
H1 : Ada hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian diare.
Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
2. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Pada tabel 7, nilai p adalah 0,661, atau probabilitas diatas 0,05 (0,552>0,05).
Maka Ho diterima. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan pekerjaan ibu
terhadap kejadian diare

4.3.2.3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Diare dengan Kejadian Diare di
Puskesmas Talang Ratu.
Tabel 8. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Diare dengan Kejadian
Diare di Puskesmas Talang Ratu.

Riwayat Diare
Total P OR
Tidak Ya
6 15
Tingkat Tinggi 21
(27,3%) (53,6%)
Pengetahuan
10 9
Ibu Sedang 19
(45,5% (32,1%) 0,165 -
Mengenai
6 4
diare Rendah 10
(27,3%) (14,3%)
Total 22 28 50

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan ibu mengenai diare dengan kejadian diare.
H1 : Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu mengenai diare dengan kejadian diare.
Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
2. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Pada tabel 8, nilai p adalah 0,165 atau probabilitas diatas 0,05 (0,552>0,05).
Maka Ho diterima. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan tingkat pengetahuan
ibu mengenai diare terhadap kejadian diare

19
4.4. Pembahasan
4.4.1 Kejadian Diare
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan
volume, keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih
dari 3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari.
Dilihat dari table 2, angka kejadian diare di Puskesmas Talang Ratu sebanyak
28 balita (56%), sedangkan yang tidak pernah diare sebanyak 22 balita (44%). Hal
serupa juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh dkk. Penelitian
tersebut didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden dengan kejadian diare
yaitu 23 balita (62,2%). Hal ini memberikan gambaran bahwa masih banyaknya
balita yang mengalami kejadian diare

4.4.2 Pendidikan
Dilihat dari table 3 didapatkan pendidikan terakhir ibu sebagian besar dalam taraf
pendidikan sedang (54%) atau setara pendidikan SMA. Pada ibu dengan
pendidikan tinggi, hanya didapatkan sebanyak 46%.

4.4.3 Pekerjaan
Ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu rata-rata hanya sebagai ibu
rumah tangga dengan persentase 58%. Sedangkan ibu-ibu yang bekerja
persentasenya sebesar 42%.

4.4.4 Tingkat Pengetahuan


Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1947) dalam
Soekidjo Notoatmodjo (2003:121) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa
sebagian besar responden dengan pengetahuan yang kurang. Hasil ini memberikan
gambaran bahwa sebagian besar responden belum memiliki pengetahuan yang

20
baik mengenai diare. Dengan pengetahuan yang kurang tersebut tentunya
menjadikan pola hidup yang sehat kurang dilakukannya dalam kehidupan sehari-
hari (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121).
Dari hasil penelitian, didapatkan 42% ibu memiliki tingkat pengetahuan
yang tinggi, 38% pengetahun sedang dan untuk tingkat pengetahuan rendah hanya
20%. Hal ini juga didukung dengan tingkat pendidikan ibu yang rata-rata lulusan
perguruan tinggi. Di era global seperti sekarang, pencarian informasi sudah lebih
mudah. Sehingga tinggak pengetahuan ibu-ibu juga semakin tinggi.

4.4.5 Hubungan Pendidikan Ibu Pada Pasien Diare Terhadap Kejadian Diare
Terdapat 58.3% pasien dengan riwayat diare dengan pendidikan terakhir
ibu adalah SMA. Sedangkan angka kejadian pada ibu dengan pendidikan sarjana
tidak jauh berbeda yaitu sebesar 53,8%. Dari hasil penelitian didapatkan P=0,615
maka tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diare. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Dodi di Kabupaten Surakarta juga didapatkan,
orang tua dengan tingkat pendidikan rendah dan sedang lebih sering terjadi diare
dengan persentase kejadian 36,67% daripada balita dengan orang tua
berpendidikan tinggi (6,67%). Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan
mengolah makanan sangat dipengaruhi dengan tingkat pendidikan ibu. Semakin
tinggi tingkat pendidikan, maka semakin banyak informasi yang didapatkan
mengenai pencegahan penyakit.

4.4.6 Hubungan Pekerjaan Ibu Pada Pasien Diare Terhadap Kejadian Diare
Pada penelitian ini didapatkan ibu balita yang tidak bekerja lebih banyak
terkena diare dengan persentase 58,56% dibandingkan dengan ibu yang bekerja
(52,4%). Namun tidak didapatkan hubungan atara pekerjaan ibu dengan kejadian
diare dengan nilai p=0,661. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjar
Purwidina di Kabupaten Sragen didapatkan ibu responden sebagian besar bekerja
yaitu sebesar 65,7% dengan adanya aktivitas di luar rumah, menjadikan kegiatan
untuk mengasuh dan merawat balita terbatas, responden kemungkinan dibantu
oleh keluarganya. Pola asuh yang dilakukan kepada balita selain dari ibu
(responden) juga dari keluarganya sehingga kemungkinan terjadi perubahan pola
pengasuhan.

21
Seharusnya, ibu yang tidak bekerja lebih bisa memantau cara makan anak
dan pengolahan makanan anak. Namun kenyataannya, angka kejadian diare di
Puskes Talang Ratu pada ibu yang bekerja lebih sedikit. Hal ini juga dapat
dipengaruhi oleh pengetahuan pengasuh mengenai diare dikarenakan
kemungkinan pengolahan dan pemantauan makanan balita dimonitor oleh
pengasuh.

4.4.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Diare Terhadap Kejadian Diare
Pada data yang didapat dari kuisioner didapatkan kejadian diare justru
paling banyak dialami oleh balita dengan tingkat pengetahuan ibu mengenai diare
dalam kategori baik dengan persentase 71,4%. Pada ibu dengan kategori
pengetahuan sedang didapat persentase 47,4% sedangkan ibu dengan pengetahuan
rendah justru kejadian diare lebih sedikit dengan persentse 40%. Terdapat
kesenjangan dari hasil yang didapat. Seharusnya, dengan tingkat pengetahuan ibu
yang baik mengenai diare, ibu bisa lebih antisipasi pada kejadian diare dengan
memonitoring makanan dan kebiasaan balitanya. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Fajar Setyo didapatkan ibu dengan tingkat pengetahuan rendah lebih banyak
mengalami diare dengan persentase 59,9%.

22

Anda mungkin juga menyukai