BAB I
PENDAHULUAN
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
tujuan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan
dan biaya yang terjangkau. Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan
dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam
pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk
bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta
1
disusun sebagai acuan bagi pengelola RS Perkebunan dalam melaksanakan
upaya peningkatan mutu dan keelamatan pasien rumah sakit. Dalam buku
1.2 Tujuan
mutu pelayanan rumah sakit. Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk
2
BAB II
PELAYANAN RS PERKEBUNAN
1. Pengertian mutu
sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif
serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika,
a. Konsumen
b. Pembayar/perusahaan/asuransi
c. Manajemen
d. Karyawan
e. Masyarakat
f. Pemerintah
3
g. Ikatan profesi
multidimensional.
4. Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
Mutu pelayanan suatu rumah sakit merupakan produk akhir dari interaksi
4
dari konsumen tersebut. Adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan
dokter dan tenaga profesi lain terhadap pasien dalam arti perubahan
kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena
tingkatan.
pada tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini RS Perkebunan harus
dapat menilai diri (self assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan
kerjanya perlu ada latar ukur yang lain, yaitu instrumen mutu pelayanan RS
Perkebunan yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil (output dan
apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula.
5
2.2. Siklus Mutu
metodologi analisis P-D-S-A lebih sering disebuit “siklus Deming”. Hal ini
berhenti tetapi meningkat ke keadaaan yang lebih baik dan dijalankan di seluruh
6
Gambar 2.1. Siklus Mutu dan Proses Peningkatan PDSA
kualitas berdasarkan siklus P-D-S-A hanya dapat berfungsi jika sistem informasi
berjalan dengan baik dan siklus tersebut dapat dijabarkan dalam enam langkah
Corrective Follow-
Action up
Improvement
7
(1) Plan
Menentukan
Acti Tujuan dan
onn (6)
Mengambil sasaran
(2)
tindakan Menetapkan
yang tepat Metode untuk
Mencapai tujuan
Menyelenggarakan
(5) Pendidikan dan
latihan
Memeriksa
Stud akibat
(4
y pelaksanaan )Melaksanakan (3)
pekerjaan
Do
Keenam langkah P-D-S-A yang terdapat dalam gambar 2.3 di atas dapat
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang
analisis informasi.
Penetapan tujuan dan sasaran dengan tepat belum tentu akan berhasil
dicapai tanpa disertai metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang
8
penetapan standar kerja yang dapat diterima dan dimengerti oleh semua
karyawan.
Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja.
Agar dapat dipahami oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan para
dan standar kerja mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu dapat
berubah. Oleh karena itu, ketrampilan dan pengalaman para karyawan dapat
ditetapkan.
baik atau tidak. Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan yang telah
diabaikan. Hal yang harus disampaikan kepada karyawan adalah atas dasar
dasar, tujuan, metode (standar kerja) dan pendidikan harus dipahami dengan
9
f. Langkah 6 : Mengambil tindakan yang tepat →Action
menolak adanya tujuan yang semata-mata hanya berguna bagi diri sendiri atau
menolak cara berfikir dan berbuat yang semata-mata bersifat pragmatis. Dalam
sikap kesungguhan tersebut yang dipentingkan bukan hanya sasaran yang akan
tersebut.
pengendalian tidak hanya terhadap outcome, tetapi terhadap hasil setiap proses.
mungkin dapat dicapai jika terdapat pengendalian kualitas dalam setiap tahapan
dari proses. Dimana dalam setiap tahapan proses dapat dijamin adanya
10
BAB III
TATA LAKSANA
spektrum yang sangat luas pada rumah sakit, termasuk kerangka untuk
disusun harus disesuaikan dengan berbagai variasi dalam struktur program dan
utilisasi).
keselamatan pasien;
program; dan
seluruh staf di unit pelayanan, seperti staf klinis melakukan asesmen kebutuhan
pasien dan memberikan pelayanan. Standar PMKP akan membantu staf untuk
11
asuhan pasien dan menurunkan risiko. Demikian pula staf non klinis dapat
dengan lebih bijaksana dan risiko fisik dapat dikurangi. Tujuan RS Perkebunan
rumah sakit;
c. Menetapkan prioritas yang lebih jelas tentang apa yang yang akan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk pimpinan rumah sakit dan
semua staf yang terlibat dalam pengumpulan, analisa dan validasi data mutu.
12
Staf baik yang di unit kerja maupun yang di komite/tim PMKP yang bertugas
dalam mengumpulkan data, menentukan jenis data, validasi dan analisis data
Pelatihan juga diperlukan untuk pimpinan termasuk komite medis dan komite
3.2.2. Pemilihan dan Penetapan Prioritas Mutu Pelayanan Klinis yang Akan
Dievaluasi
(PMKP 4) Rumah Sakit Perkebunan dalam hal ini Komite Mutu dan
Keperawatan serta kepala divisi dan kepala subdivisi memilih dan menetapkan
memilih fokus perbaikan, proses dan hasil praktik klinis dan manajemen
mengacu pada misi rumah sakit, kebutuhan pasien dan jenis pelayanan.
praktik klinis melibatkan komite medis dan kelompok staf medis terkait.
Karena adanya keterbatasan staf dan sumber daya, tidak semua proses di rumah
13
sakit dapat diukur dan diperbaiki pada saat yang bersamaan. Kepala rumah
rumah sakit. Prioritas ini meliputi upaya pengukuran dan perbaikan yang
pelayanan klinis yang dievaluasi. Kepala rumah sakit dengan para pimpinan dan
diharapkan
stroke yang dilakukan oleh lebih dari satu dokter speseialis saraf,
14
menghitung sumber daya yang digunakan pada proses yang lama dan
5) Dampak dari perbaikan sistem sehingga efek dari perbaikan dapat terjadi
melakukan Focus Grup Discussion (FGD) atau brainstorming dan pembobotan atau
1) Indikator mutu area klinik (IAK) yaitu indikator mutu yang bersumber
a) Judul indikator
b) Definisi operasional
g) Cakupan data
15
h) Frekuensi pengumpulan data
k) Sumber data
m) Publikasi data
Indikator mutu yang sudah dipilih bila sudah tercapai terus menerus selama
setahun, tidak bermanfaat untuk melakukan perbaikan, karena sudah tidak ada
lagi yang perlu diperbaiki, maka diganti dengan indikator mutu baru.
(PMKP 5.1) Mengacu pada prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang
akan di evaluasi maka juga diperlukan standarisasi proses asuhan klinis pada
medis dan kelompok staf medis memilih dan menetapkan 5 (lima) prioritas
panduan praktik klinis yang dapat dilengkapi alur klinis (clinical pathway)
dan/atau protokol klinis dan atau prosedur dan atau standing order setiap
sebagai panduan dari standarisasi proses asuhan klinik yang dimonitor oleh
kritis
rumah sakit
16
5) Secara konsisten menggunakan praktik berbasis bukti (“evidence based
memberikan asuhan. Evaluasi dilakukan melalui audit medis dan atau audit
klinis, untuk menilai efektivitas penerapan panduan praktik klinik dan alur
klinis sehingga dapat dibuktikan bahwa penggunaan panduan praktik klinis dan
alur klinis telah mengurangi adanya variasi dari proses dan hasil. Indikator area
klinis (IAK), indikator area manajemen (IAK) dan indikator sasaran keselamatan
pasien (ISKP) dapat digunakan sebagai indikator audit medis dan atau audit
klinis sesuai dengan dimensi mutu WHO. Dalam PPK mungkin terdapat hal-hal
yang memerlukan rincian langkah demi langkah. Untuk ini, sesuai dengan
b. Dalam PPK disebutkan bahwa pada pasien gagal ginjal kronik perlu
17
d. Dalam tata laksana kejang demam diperlukan pemberian diazepam
rektal dengan dosis tertentu yang harus diberikan oleh perawat bila
Panduan praktik klinis, alur klinis (clinical pathway) atau protokol yang diseleksi
pihak berwewenang
pathways
beberapa unit pelayanan klinis, maka setiap Kelompok Staf Medis terlibat dalam
pemilihan, penerapan dan evaluasi panduan, alur dan protokol klinis di masing-
masing Kelompok Staf Medis. Demikian juga kepala unit pelayanan klinis
penunjang medik dan Length of Stay (LOS). Mengingat penerapan panduan, alur
18
dan protokol klinis adalah di unit pelayanan maka dalam pemilihan dan
koordinasi dengan unit pelayanan terkait, agar dapat membantu penerapan dan
evaluasinya
Staf Medis yakni Bedah dan Non Bedah. Dilakukan rapat brainstorming
Panduan Praktik Klinik dan clinical pathway baik kasus bedah maupun
dan mutu asuhan pasien serta mengurangi variasi dari hasil yang tidak
diinginkan..
klinik, alur klinis (clinical pathway) atau protokol klinis dan atau
prosedur dan atau standing order sebagai panduan dari asuhan klinik.
unit sehingga indikator yang dipilih valid, reliable, sensitif dan spesifik.
Pengukuran mutu perlu juga memperhatikan dimensi mutu dari WHO yaitu:
19
Pimpinan unit (Kepala subdivisi) terlibat langsung dalam pemilihan dan
mutu di unit dapat meliputi indikator mutu area klinis, indikator mutu area
manajemen dan indikator mutu sasaran keselamatan pasien. (TKRS 11) Kepala
berlaku di unit nya. Kepala subdivisi melibatkan semua stafnya dalam kegiatan
dan non klinis yang spesifik untuk unit pelayanan tersebut. Oleh karena itu
ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit, yang terkait secara spesifik dengan
b. Penilaian yang terkait dengan prioritas unit layanan secara spesifik untuk
20
Komite KMKP memfasilitasi pemilihan indikator mutu unit. Pemilihan
mutu rumah sakit, sumber data pasti dari unit dan menjadi indikator
mutu unit.
indikator mutu.
Kepala rumah sakit dan Kepala divisi, komite melalui Focus Grup Discussion
yang kaitannya dengan upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Unit
juga mendapatkan pengukuran mutu yang sudah terima jadi seperti indikator
mutu nasional dan indikator yang disyaratkan dalam komite atau standar
pengumpulan data menggunakan form pantau atau sensus harian baik berupa
cheklist, buku pantau, berkas rekam medis, dsb. Dilakukan pengumpulan dan
Bank data dari luar juga berharga untuk memonitor praktik profesional.
Bank data dari luar banyak bentuknya mulai bank data asuransi sampai
21
Berdasarkan hal tersebut diatas RS Perkebunan menetapkan regulasi
tentang :
database eksternal.
akan proses atau hasil yang diukur serta melakukan tindaklanjut. Dengan
klinis dan manajerial. Tujuan analisis data adalah untuk dapat membandingkan
22
c) Dengan standar-standar, seperti yang ditentukan oleh badan
klinik).
tersebut.
sumber daya.
23
3.2.6. Validasi Data
(PMKP 8) Validasi data adalah alat penting untuk memahami mutu dari
pengambil keputusan terhadap data itu sendiri. Validasi data salah satu langkah
dalam proses menetapkan prioritas penilaian, memilih apa yang harus dinilai,
Proses validasi data secara internal perlu dilakukan karena program mutu
dianggap valid jika data yang dikumpulkan sudah sesuai, benar dan bermanfaat
meliputi :
f. Bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata rata
24
b. Menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih
4. Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya
data.
Proses validasi data mencakup namun tidak terbatas pada poin tersebut
diatas, oleh karena itu dalam melakukan validasi data, rumah sakit dapat
validasi data yang akan di publikasi diatur tersendiri dan dapat menjamin
publikasi data secara internal melalui laporan data unit setiap bulan. Disamping
website atau media sosial lainnya serta mading RS Perkebunan. Data sudah
25
dilakukan sebagai acuan untuk benchmarking dengan rumah sakit lainnya yang
sejenis. Publikasi data juga harus dapat menjamin kerahasiaan pasien dan
keakuratan data.
Suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien yang lebih
aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi, dan pengelolaan hal yang
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri
(tanpa identitas), tidak mudah diakses oleh yang tidak berhak. Hal tersebut
26
diharapkan dapat mendorong individu di dalam RS Perkebunan untuk peduli
akan bahaya atau potensi bahaya yang dapat terjadi pada pasien. Pelaporan juga
akan menjadi awal proses pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama
terulang.
a) Kejadian Sentinel
meliputi :
a. Kematian yang tidak diduga, termasuk dan tidak tidak terbatas hanya
3) Bunuh diri
kondisi pasien
d. Terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau
27
kedokteran, siswa latihan, pengunjung atau vendor/pihak ketiga ketika
tindaklanjut dan evaluasinya. Hasil RCA dilaporkan kepada kepala rumah sakit.
Pelaporan kejadian sentinel selain dilaporkan kepada pimpinan rumah sakit juga
Pasien. Tujuan AAM (Analisa akar masalah) adalah agar rumah sakit dapat
seperti itu terjadi lagi, rumah sakit merancang ulang proses dan mengambil
tindakan yang perlu dilakukan. Kejadian sentinel bukan indikator terkait dengan
melaporkan kepada pemili atau representasi pemilik paling lambat 2x24 jam
cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan
28
c. Semua kesalahan pengobatan (medication error) yang signifikan jika
pascaoperasi
e. Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau
penyakit menular
Intervensi tindak lanjut kejadian KTD yang termasuk band risiko tinggi
signifikan dengan: apa yang diharapkan, kondisi di rumah sakit lain, standar
yang diakui. Proses analisis melibatkan manajemen dan KMKP. Sebagai proses
bila terjadi kesalahan penggunaan obat (medication error), kejadian yang tidak
obat (medication error) menjadi bagian dari program kendali mutu dan
hari. Terdapat tindak lanjut dan pelatihan dalam rangka upaya perbaikan untuk
29
untuk perubahan dari proses agar dapat mengurangi atau menghilangkan KNC
dan KTC. RS Perkebunan menetapkan definisi KNC yaitu suatu kejadian akibat
serius tidak tejadi, karena “keberuntungan” (misalnya : pasien terima suatu obat
kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), “atau pencegahan” (suatu obat
dengan overdosis lethal akan diberikan tetapi staf lain mengetahui dan
d. Salah orang
tranfusi, darah tranfusi yang salah sudah terpapar ke pasien tetapi tidak timbul
gejala inkompatibilatas. Intervensi tindak lanjut KNC dan KTC perlu dilakukan
analisis atau investigasi sederhana paling lama 1-2 minggu. Analisis dilakukan
oleh KMKP bersama unit terkait dengan melakukan studi kasus dan
a) Pelaporan Internal
insiden keselamatan pasien. Pelaporan dilakukan dalam waktu 2x24 jam kepada
Komite Mutu dan Keselamatan RS Perkebunan yang dilakukan oleh orang yang
30
menemukan pertama kali kejadian yang dapat berasal dari petugas, keluarga
b) Pelaporan Eksternal
a) Representasi pemilik setiap 6 bulan sekali atau 2x24 jam jika ada
kejadian sentinel
b) Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP) 2x24 jam jika ada kejadian
sentinel
31
3.3.3. Alur Pelaporan Insiden
Insiden Laporan
(KTD/KNC) kejadian
(2x24 jam)
Atasan
Langsung
Gradin
g
Tangani
Segera Biru/ Merah
Hija /kunin
u g
Investigas
i
Sederhan
a
Laporan
Rekomendas kejadian Hasil
i Investigasi
Analisa/
Regrading
RCA
32
1. Mekanisme Pelaporan
formulir laporan insiden pada akhir jam kerja / shift kepada atasan
maksimal 1 minggu.
maksimal 2 minggu
Perkebunan.
33
h. Setelah melakukan RCA, KMKP akan membuat laporan dan
Rumah Sakit.
k. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian di satuan unit kerja
masing-masing
dokumen RM, tidak boleh dicopy, dan disimpan di Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien.
2. Matrix Grading
profitabilitasnya.
a. Dampak (Consequneces)
yang dialami pasien dari mulai tidak ada cidera sampai meninggal
(tabel 1)
34
Tabel 3.1. Penilaian dampak klinis / konsekuensi / Severity
Tigkat
Deskripsi Dampak
Resiko
pertama
perawatan
perjalanan penyakit
Tingkat
Deskripsi
Resiko
35
Setelah nilai Dampak dan Probabilitas diketahui, dimasukkan dalam Tabel
Matriks Grading Resiko untuk menghitung skor resiko dan mencari warna band
resiko
3. Skor Resiko
dampak
Skor resiko akan menentukan prioritas resiko. Jika pada asesmen resiko
ditemukan dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka
4. Bands Resiko
Bands Resiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna
yaitu : Biru, Hijau, Kuning, dan Merah. Warna “Bands” akan menentukan
36
WARNA : HASIL PERTEMUAN ANTARA NILAI DAMPAK
KANAN
Tidak
Probabilitas Minor Moderat Mayor Katastropik
signifikan
(1) (2) (3) (4) (5)
Sangat sering terjadi
(tiap minggu /
Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
bulan)
(5)
Sering terjadi
(beberapa kali / thn) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(4)
Mungkin terjadi
(1 - < 2 thn / kali) Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(3)
Jarang terjadi
(>2 - <5 thn / kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
(2)
Sangat jarang terjadi
(>5 thn / kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
(1)
Contoh :
Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini terjadi di
Skoring risiko : 5 x 3 = 15
37
Skoring warna Bands akan menentukan ranking prioritas resiko dan cara
Manajemen (Direksi)
Saverity
38
1. 3. 2. Deskripsikan dan beri scoring tingkat resiko
menggunakan Tabel 1
hijau) ;
merah).
keselamatan juga dikenal sebagai budaya yang aman, yakni sebuah budaya
mutu pelayanan tanpa adanya imbal jasa dari rumah sakit. (TKRS 13) Budaya
staf klinis memperlakukan satu sama lain dengan hormat, dengan melibatkan
39
oleh sinergi yg positif antara Pemilik RS, Kepala RS, Kepala divisi dan Kepala
bersama dengan para pimpinan, untuk mencapai visi misi yg ditetapkan dan
Pimpinan mendorong staf klinis pemberi asuhan bekerja sama dalam tim yang
berfokus pada pasien. Budaya keselamatan juga merupakan hasil dari nilai2,
sikap, persepsi, kompetensi, dan pola perilaku dari individu maupun kelompok,
saling percaya, dengan persepsi yang sama tentang pentingnya keselamatan, dan
Tim belajar dari kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera.
sistem yang kompleks, dan ada proses yang terlihat dari belajar dan menjalankan
lingkungan yang mendukung kerja sama dan rasa hormat terhadap sesama,
budaya keselamatan untuk seluruh staf rumah sakit. Perilaku yang tidak
dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau non verbal yang
40
kredibilitas staf klinis lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan
atau pengobatan staf lain didepan pasien, misalnya “obatnya ini salah,
termasuk gender
pelecehan seksual.
dan aman.
perundang-undangan.
melalui:
41
melakukan monitor, mengambil tindakan untuk memperbaiki program
keselamatan.
administrasi, staf klinis, dokter tamu atau dokter part time, serta anggota
representasi pemilik.
b) staf klinis pemberi asuhan bekerja sama dalam tim yang efektif dan
Quality) didesain untuk mengukur opini staf rumah sakit mengenai isue
42
keselamatan pasien, medical errors, dan pelaporan insiden. Survey ini terdiri atas 42
2. Komunikasi dan Umpan Balik Staf diberi informasi mengenai insiden yang terjadi,
kesalahan
shift.
43
Peningkatan berkelanjutan positif dan perubahan dievaluasi efektifitasnya
11. Kerja sama tim antar unit Unit kerja di rumah sakit bekerja sama dan
pasien
12. Kerja sama dalam tim unit Staf saling mendukung satu sama lain, saling
menyalahkan individu dan lebih melihat kepada sistem di mana individu tersebut
bekerja.
44
Pendekatan sistem merubah pertanyaan merubah pertanyaan: “siapa yang
Desain
DUKUNGAN PELATIHAN HUKUMAN
sakit siap? Jika belum, menuju pengembangan iklim keselamatan dan kembali
tahap 2.
45
pelatihan kembali untuk mewujudkan perubahan menuju budaya
Menggunakan skala Likert yang terdiri dari 5 label bergerak mulai dari sangat
Pasien Rumah Sakit) yang disusun oleh AHRQ yang sudah teruji validitas dan
budaya keselamatan pasien di rumah sakit. Instrumen ini dirancang untuk mengukur
persepsi karyawan rumah sakit terhadap issue keselamatan pasien, medical errors,
dan pelaporan insiden. Instrumen ini terdiri atas 42 item pertanyaan dalam 12
46
Tabel 3.8. Aspek Budaya Keselamatan dan Pengukuran Outcome dalam 4
komponen Reason
Komponen Reason’s Aspek Budaya Keselamatan dan Pengukuran
Outcome
Salah satu cara yang paling sederhana untuk mempresentasikan hasil adalah
47
dengan menghitung nilai respon setiap item penelitian.Untuk mempermudah
keselamatan. Cara perhitungan nilai respon aspek adalah dengan menghitung total
presentase respon positif dari setiap aspek. Total presentase respon positif
didapatkan dengan menghitung respon positif dari setiap item dalam dimensi. Respon
positif adalah jawaban pada setiap item- “sangat setuju/setuju” atau “sering/selalu”
positif. Kemudian hitung jumlah total respon masing-masing item dimensi (data
yang hilang/tidak ada tidak ikut dijumlah). Langkah selanjutnya adalah membagi
respon positif terhadap jumlah total respon. Hasil yang diperoleh adalah berupa
1. Hasil Pengukuran
atau pernyataan tidak setuju atau sangat tidak setuju pada kalimat
reverse
2. Skala Ukur
48
keselamatan RS Nilai Respon positif aspek/item ≤50%: Area yang
mengumpulkan data lagi selama masa uji yang ditentukan dan dilakukan re-
perbaikan. Hal ini untuk memastikan bahwa ada perbaikan berkelanjutan dan
sebagai bagian dari manajemen peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan
program perbaikan
49
merupakan proses untuk mengenali bahaya (hazard) yang mungkin terjadi dan
1. Identifikasi risiko
2. Prioritas risiko
3. Pelaporan risiko
4. Manajemen risiko
50
Gambar 3.5. Diagram Manajemen Risiko
bersama Kepala rumah sakit beserta pimpinan unit melalui usulan-usulan unit.
terstruktur dengan baik sangat penting, karena potensi risiko yang tidak
eksternal
konsekuensi
51
Pertanyaan kunci utk mengidentifikasi risiko klinis
sakit begitu besar sehingga perlu diprioritas pemilihan risiko yang perlu
a. Memisahkan risiko klinis kecil yang dapat diterima dari risiko klinis
risiko klinis.
dapat diidentifikasi:
52
dan kemudian digabungkan untuk menciptakan tingkat risiko,
diantaranya:
a) Investigasi kejadian
b) Rekonstruksi kejadian
Suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci dan
perubahan disain/prosedur.
53
a) Memilih proses yang berisiko tinggi dan membentuk tim
S O D
5. Tidak mungkin
terdeteksi
54
BAB IV
(laporan triwulan).
55
BAB V
PENUTUP
dapat diakses dan dipublikasikan untuk perbaikan internal rumah sakit dan
eksternal untuk bukti akuntabilitas pada masyarakat. Buku pedoman ini masih
56
Lampiran 1
INSTRUKSI
Survey ini dilakukan untuk mengetahui persepsi anda mengenai patient safety,
medical error dan pelaporan insiden di rumah sakit. Anda akan membutuhkan
waktu sekitar 10-15 menit untuk melengkapi kuesioner ini.
Isilah kuesioner ini dengan jujur sesuai keadaan/suasana kerja di unit dan RS kita.
Suara anda sangat dibutuhkan untuk perbaikan mutu di RS Perkebunan. Terima
kasih atas partisipasinya.
57
sebagai tim untuk
menyelesaikan pekerjaan
tersebut
4 Petugas di unit kami saling
menghargai
5 Karyawan di unit kami
bekerja lembur untuk
keselamatan pasien
Unit kami aktif melakukan
6 kegiatan untuk
meningkatkan keselamatan
pasien
7 Unit kami banyak
menggunakan tenaga
honorer untuk kegiatan
keselamatan pasien
8 Karyawan unit kami sering
merasa bahwa kesalahan
yang mereka lakukan
digunakan untuk
menyalahkan mereka
9 Di unit kami, kesalahan
yang terjadi digunakan
untuk membuat perubahan
kearah yang positif
10 Merupakan keberuntungan
bila insiden yang lebih serius
tidak terjadi di unit kami
11 Bila area di unit kami sibuk,
maka area lain dari unit
kami akan membantu
12 Bila unit kami melaporkan
suatu insiden, yang
dibicarakan adalah
pelakunya bukan
masalahnya
13 Untuk meningkatkan
keselamatan pasien unit
kami melakukan evaluasi
terhadap perubahan-
perubahan/per baikan-
perbaikan yang dilakukan
58
Kami bekerja seolah-olah
14r dalam keadaan “krisis”,
mencoba/berusaha berbuat
banyak dengan cepat
15 Unit kami tidak pernah
mengorbankan keselamatan
pasien untuk menyelesaikan
tugas lebih
16 Karyawan merasa khawatir
kesalahan yang mereka buat
akan dicatat di penilaian
kinerja mereka
17 Di unit kami banyak
masalah keselamatan pasien
18 Prosedur dan system di unit
kami sudah baik dalam
mencegah insiden/error
59
BAGIAN B
MANAJER/SUPERVISOR/ KEPALA UNIT ANDA
BAGIAN C
KOMUNIKASI
No Aspek yang ditanyakan Tidak Jarang Kadang- Sering Selalu
pernah sekali kadang
1 Karyawan di unit kami
mendapat umpan balik
mengenai perubahan
yang dilaksanakan
berdasarkan laporan
insiden
2 Karyawan di unit kami
bebas berbicara jika
melihat sesuatu yang
dapat berdampak
negatif pada pelayanan
60
pasien
3 Karyawan di unit kami
mendapat informasi
mengenai insiden yang
terjadi di unit
4 Karyawan di unit kami
dapat mempertanyakan
keputusan atau
tindakan yang diambil
oleh atasannya
5 Di unit kami,
didiskusikan cara
mencegah agar insiden
tidak terulang kembali
6 Karyawan di unit kami
takut bertanya jika
terjadi hal yang tidak
benar
BAGIAN D
FREKUENSI PELAPORAN INSIDEN
No Aspek yang ditanyakan Tidak Jarang Kadang- Sering Selalu
pernah sekali kadang
1 Bila terjadi kesalahan, tetapi
sempat diketahui dan dikoreksi
sebelum berdampak pada
pasien, seberapa sering hal ini
dilaporkan? (mitigasi)
2 Bila terjadi kesalahan, tetapi
berpotensi mencelakai pasien,
seberapa sering hal ini
dilaporkan? (cegah)
3 Bila terjadi kesalahan, dan
harusnya mencederai pasien
tetapi ternyata tidak terjadi
cedera, seberapa sering hal ini
dilaporkan? (untung)
61
BAGIAN E
LEVEL KESELAMATAN PASIEN
BAGIAN F
RUMAH SAKIT ANDA
62
bila terjadi KTD (Kejadian yang
Tidak Diinginkan)
10 Unit-unit di RS bekerjasama
dengan baik untuk memberikan
pelayanan yang terbaik untuk
pasien
11 Pergantian shift merupakan
masalah untuk pasien
BAGIAN G
Dalam 12 bulan terakhir jumlah pelaporan event yang telah anda lakukan:
a. Tidak ada d. 6-10 laporan
b. 1-2 laporan e. 11-20 laporan
c. 3-5 laporan f. 21 atau lebih laporan
BAGIAN H
LATAR BELAKANG
63
5. Dalam posisi/jabatan anda, apakah anda berhubungan langsung dengan
pasien?
a. Ya
b. Tidak
BAGIAN I
KOMENTAR ANDA
Tulis komentar anda mengenai keselamatan pasien, insiden, atau pelaporan
insiden di RS anda:
64