Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN LEOPOLD
Melakukan Pemeriksaan Leopold
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
.................................... ................................... 1/4

Standar Asuhan Disusun Ditetapkan


Kebidanan Oleh: Ka Prodi Kebidanan
OperasionalProsedur
Kehamilan

Tanggal
terbit : Yetti Purnama, S.ST.,
Maret 2018 M.Keb (Dara Himalaya, S.ST.,
M.Keb)
Pengertian Meraba/palpasi perut/abdomen pada ibu hamil guna mengetahui TFU
dan posisi bayi
Indikasi Pada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
kontraindikasi -
Tujuan a. Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus.
b. Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau
kiri ibu.
c. Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.
d. Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bagian yang ada di
bagian bawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul
atau belum.
Petugas 1. Mahasiswa yang telah menyelesaikan teori mata kuliah ASKEB
Kehamilan, khususnya palpasi leopold.
2. Petugas kesehatan yang memehami teori pemeriksaan palpasi leopold.
Persiapan ruangan Gunakan ruangan yang tertutup dengan pencahayaan dan sirkulasi udara
yang cukup dan nyaman
Persiapan alat Alat disusun secara ergonomis dan didekatkan ke ibu
1. Wastafel atau air mengalir
2. Sabun cair
3. Handuk bersih dan kering
4. Tempat tidur
5. Selimut
6. Sampiran
7. Fthoscope/Pinard’stateskop/Stateskop Monoral
8. Meteran
9. Alat tulis
10. Phantom Leopold
Persiapan ruangan Gunakan ruangan yang tertutup dengan pencahayaan dan sirkulasi udara
yang cukup dan nyaman
Persiapan petugas 1. Lepaskan cincin/gelang , kuku penolong harus pendek
2. Mencuci tangan di air yang mengalir (tekhnik 7 langkah)
3. Bekerja secara hati – hati dan teliti
Persiapan pasien Persilahkan ibu untuk kencing dahulu

Prosedur pelaksanaan 1. Jelaskan mengenai tindakan yang dilakukan (tujuan dan prosedur).
2. Siapkan alat secara ergonomis dan dekatkan ke pasien.
3. Persiapan Lingkungan, Pasang sampiran, atur pencahayaan, atur suasana
yang nyaman dan tenang
4. Cuci tangan 7 langkah di air mengalir, keringkan dengan handuk.
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin (Ibu dalam Posisi berbaring
Terlentang dan memakai bantal kecil diatas kepala) Memasang selimut,
Membantu ibu untuk membebaskan pakaian yang menutupi daerah perut
6. Atur kaki ibu sedikit ditekuk (fleksi 45°) Menggosok kedua tangan agar
hangat dan sesuai suhu ibu. Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan
jari

7. Lakukan pemeriksaan Leopold I


Cara pemeriksaanya:

1. Petugas berdiri sebelah kanan ibu menghadap ke arah ibu.


2. Membawa / mengumpulkan rahim kearah tengah dengan kedua
tangan dari samping umbilical.
3. Kedua tangan meraba bagian fundus kemudian menentukan TFU
Pengukuran tinggi fundus uteri
a. Letakkan ujung alat ukur (meteran) di bagian atas simfisis pubis.
b. Ukur sepanjang garis tengah fundus uteri hingga batas atas mengikuti
kurve fundus (atau tanpa mengikuti kurve fundus bagian atas).
c. Tentukan tinggi fundus uteri
4. Meraba bagian apa yang ada di fundus (kepala atau bokong janin).
Hasil:

 Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba


adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan)
 Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa
adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting
 Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus
teraba kosong

8. Lakukan pemeriksaan Leopold II

Cara pemeriksaanya :
1. Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu.
2. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut
sebelah kiri kearah kanan, begitu pula sebaliknya.
3. Tentukan letak punggung janin. Jika teraba rata, ada tahanan maka itu
adalah punggung bayi, jika teraba bagian kecil menonjol, itu adalah bagian
kecil janin (ekstremitas)
Hasil:
• Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat
digerakkan
• Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi
tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara
aktif maupun pasif

9. Lakukan pemeriksaan Leopold III

Cara pemeriksaanya :
1. Tangan kiri menahan fundus, Letakkan tiga ujung jari kedua tangan kanan
pada kedua sisi abdomen klien tepat di atas simfisis
2. Tangan kanan meraba bagian yang ada di bawah uterus. Jika teraba bulat,
melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala dan
belum masuk Pintu Atas Panggul (PAP) jika bagian bawah tidak bisa
digoyangkan lagi maka bagian terbawah sudah masuk PAP.
Jika bagian bawah tidak ditemukan kedua bagian tersebut maka
pertimbangkan janin dalam letak melintang.
3. Pada letak sungsang/lintang tangan pemeriksa dapat merasakan
goyangkan pada bagian bawah, tanggan kiri
merasakan ballottement(pantulan dari kepala janin), terutama ditemukan
pada usia kehamilan 20-28 minggu.
Hasil:
• Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan
yang lunak dan kurang simetris adalah bokong
• Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian
bawah digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan).

10. Lakukan pemeriksaan Leopold IV


Cara pemeriksaanya :

1. Kaki ibu diluruskan, Posisi bidan berdiri menghadap kaki ibu


2. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah. Jika teraba kepala
tempatnya kedua tangan di arah yang berlawanan di bagian bawah.
3. Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari, Jika kedua tangan
konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum masuk panggul.
4. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah
masuk panggul.
Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba
kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari,
bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5
(seluruh kepala sudah masuk PAP)
11. Lakukan penghitungan DJJ/BJA
1. Tentukan lokasi untuk mendengarkan DJJ dengan memastikan posisi
punggung janin atau pada area garis tengah fundus 2-3 cm di atas simfisis
pubis terus ke arah kuadran kiri.
2. Letakkan feteskop/pinard stetoskop di area yang telah ditentukan untuk
mendengarkan DJJ.
3. Hitung DJJ dan tentukan hasil pemeriksaannya.
12. Rapikan Pasien, Bereskan alat
13. Cuci tangan secara 7 langkah dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih
14. Beritahukan hasil pemeriksaan kepada pasien
15. Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
Sumber Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Kehamilan.Yogyakarta
: Andi Offset.
Kusmiati, Yuni. 2010. Penuntun Asuhan Kehamilan . Yogyakarta :
Fitramaya.
Pantrikawanti, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (
kehamilan).Yogyakarta : Nuha Medika.
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan) . Jakarta
timur : Trans Info Media.
Walyani, Elisabeth Siwi . 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai