Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ANEMI”
DI RUANG 25
RSUD Dr SAIFUL ANWAR MALANG

DISUSUN OLEH :

TIM PKRS RSSA


2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ANEMI”
DIRUANG 25
RSUD Dr SAIFUL ANWAR MALANG

DISUSUN OLEH :

1. Lailin Mufidah
2. Siti Nurmaya
3. Merita Ayu L
4. Lismiati

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Lembar pengesahan Satuan Acara Penyuluhan “Anemi” di ruang 25 RSUD dr.


Saiful Anwar Malang sebagai syarat pemenuhan tugas Profesi Ners STIKES ICMe
Jombang yang telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Megetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

Kepala Ruangan
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Anemi


Sasaran : Keluarga pasien
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Juli 2019
Jam : 09.00 – 09.30 Wib
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa Profesi

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga pasien dapat
mendeteksi dan memahami anemia.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan, Ibu-ibudapat menjelaskan kembali tentang :
1. Pengertian anemia
2. Penyebab anemia
3. Klasifikasi anemia
4. Tanda dan gejala anemi
5. Penatalaksanaan anemia
C. SASARAN
Keluarga pasien di ruang 25 RSUD dr. Saiful Anwar Malang
D. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Siti Nurmaya
2. Notulen : Merita Ayu Lestari
3. Penyaji : Lismiati
4. Fasilitator : Lailin Mufidah
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Leaflet
2. LCD
3. Laptop
G. Setting Tempat
Pb P M

O
A A
F F F

A F A F A

Keterangan :
A = Audien
P = Penyuluh
M = Moderator
F = Fasilitator
O = Observer
Pb = Pembimbing

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan : Menjawab salam
a. Memberi salam Mendengarkan dan
b. Memperkenalkan diri memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan
penyuluhaan
b. d. Menyebut materi/pokok
bahasan yang ingin
disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur materi yang
Materi : disampaikan
a. Pengertian anemia
b. Penyebab anemia
c. Klasifikasi anemia
d. Tanda dan gejala anemi
e. penatalaksanaan anemi
3. 5 menit Evaluasi :
a. Memberikan kesempatan Merespon dan
kepada responden untuk bertanya
bertanya.
b. Memberikan pujian atas
keberhasilan ibu menjelaskan Merespon dan
pertanyaan dan memperbaiki menjelaskan
kesalahan.
4. 5 menit Penutup : Menyimak
a. Menyimpulkan materi yang
telah di sampaikan.
b. Mengucapkan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah
diberikan kepada responden.
c. Mengucapkan salam. Menjawab salam

I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta penyuluhan
b. Setting tempat
c. Suasana
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan audien dapat mengikuti seluruh
kegiatan
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audien aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Mampu menjelaskan pengertian anemi
b. Mampu menjelaskan penyebab anemi
c. Mampu menjelaskan klasifikasi anemi
d. Mampu menjelaskan tanda gejala anemi
e. Mampu menjelaskan penatalaksanaan anemi
LAMPIRAN MATERI
ANEMIA
A. DEFINISI
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit (sel darah merah) serta jumlah
hemoglobin dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan
dalam 100ml darah. Hampir semua gangguan pada system peredaran darah
disertai dengan anemia yang ditandai warna kepucatan pada tubuh, terutama
ekstremitas.
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki
kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita
itu dikatakan anemia.
Derajat anemia
Ringan Sekali Hb 10gr/dl – 13gr/dl
Ringan Hb 8gr/dl – 9,9gr/dl
Sedang Hb 6gr/dl –7,9 gr/dl
Berat Hb < 6gr/dl

B. KLASIFIKASI ANEMIA
Berdasarkan penyebab, anemia dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Anemia Defisiensi Zat besi (Fe)
Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi yang merupakan bahan
baku pembuat sel darah dan hemoglobin. Kebutuhan zat besi untuk anak-anak
rata-rata 5mg/hr. Akan bertambah jika anak mendapat infeksi sampai 10mg/hr.
Gambaran klinis yang ditimbulkan anak lemas, jantung berdebar-debar, pucat,
sakit kepala. Penatalaksanaaan dapat diberikan sulfas ferosus 3x10 mg/kg
BB/hari.
2. Anemia Megaloblastik (Defisiensi Asam Folat)
Anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat. Asam folat merupakan
bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA untuk metabolism inti sel dan
pematangan sel. Gejala anak yang menderita defisiensi asam folat pucat, letih
pusing, sukar tidur. Penatalaksanaan dapt diberikan asam folat 3x5 mg/hari,
dan pada bayi 3x2,5 mg/hr.
3. Anemia Pernisiosa
Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12. Tergolong dalam anemia
megaloblastik karena bentuk sel darah yang hampir sama dengan anemia
efisiensi asam folat. Vitamin B12 (kobalamin) berfungsi untuk pematangan
normoblas, metabolism saraf , dan purin. Selain asupan yang kurang anemia ini
dapat disebabkan karena adanya kerusakan lambung, sehingga lambung tidak
dapat mengeluarkan secret yang berfungsi untuk absorbsi B12.
4. Anemia Pascaperdarahan
Terjadi sebagai akibat perdarahan yang massif seperti kecelakaan, operasi dan
persalinan dengan perdarahan atau perdarahan yang menahun gejala yang
timbul tergantung dari cepat dan banyaknya darah yang hilang. Kehilangan
darah sebanyak 12-15% akan memperlihatkan gejala pucat, transpirasi,
takikardia, tekanan darah menurun. Dapat dilakukan pemberian transfuse darah.
Pilihan kedua plasma. Dalam keadaan darurat diberikan cairan intravena dengan
cairan infus yang tersedia.

C. ETIOLOGI ANEMIA
Penyebab anemia dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena:
a. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia defisiensi Fe,
Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.
b. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient yang dapat
menimbulkan anemia pernisiosa dan anemia asam folat.
c. Fungsi sel induk (stem sel) terganggu, sehingga dapat menimbulkan
anemia aplastic dan leukemia.
d. Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma
2. Kehilangan darah :
a. Akut karena perdarahan atau trauma / kecelakaan yang terjadi secara
mendadak
b. Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorrhagia
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolysis). Hemolysis dapat terjadi
karena :
a. Faktor bawaan, misalnya : kekuranagn enzim G6PD (untuk mencegah
kerusakan eritrosit
b. Faktor yang didapat, yaitu : adanya bahan yang dapat merusak eritrosit,
misalnya ureum pada darah karena gangguan ginjal atau penggolongan
obat.
4. Bahan baku pembentuk eritrosit tidak ada, yaitu protein, asam folat, vitamin
B12, mineral Fe.
D. MANIFESTASI KLINIS
a. Pucat pada bibir, lidah, konjungtiva, telapak tangan, dan kuku
b. Pada pemeriksaan Hb dan eritrosit rendah/ kurang dari normal
c. Kelemahan otot
d. Nafas pendek/sesak
e. Mual
f. Muntah
g. Letargi
h. Keluar keringat dingin

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Perlu pemeriksaan darah tepi untuk mengetahui Hb, eritrosit, dan hematocrit. Pada
anemia defisiensi besi, kadar Hb kurang dari 10gr/dl dan eritrosit menurun.
Eritrosit berbentuk mikrositik hipokromik (kecil dan pucat). Sedangkan pada
defisiensi asam folat dan vitamin B12 , bentuk sel darahnya adalah makrositik.
F. PENATALAKSANAAN
Hal ini tergantung dengan anemia dan gangguan yang dialami misalnya kadar Hb
yang sangat rendah atau gangguan fisik lainnya yang membahayakan anak.
Sedangkan untuk anak yang mengalami anemia defisiensi Fe yang hanya tampak
pucat, cukup berikan tablet Fe/folat atau Ferosulfat setiap hari selama 4 minggu
dengan dosis 5mg Fe/kg BB
Dosis Pemberian Tablet Fe :
Umur/BB Tablet besi/folat berisi (sulfas Sirup besi berisi sulfas ferosus
ferosus 200mg + 250 meq 150 ml (30mg elemental iron
folat) dan 60mg elemental per 5 ml) diberikan 3x/hr
iron 3x/hari
1
∕4 tablet 2,5 ml (1∕2 sendok teh)
6 – 12 bulan
(7- < 10 kg
BB)
1
∕2 tablet 5ml (1 sendok teh)
12 bln – 5 thn
(10 - < 19 kg)

1. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam
askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi
minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum
susu pada saat makan.
2. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan
prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
3. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi
bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat,
multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2014. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Patrick Davay, 2015, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Smeltzer & Bare. 2014. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Effendi , 2016 Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai