Anda di halaman 1dari 21

IMPLEMENTASI PROGRAM MANDATORY B20 SEKTOR

TRANSPORTASI
MAKASSAR, 7 NOVEMBER 2018

Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan


Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika
OUTLINE

I. KONDISI BIODIESEL DI INDONESIA


II. LAPORAN PENGGUNAAN BIODIESEL/B20 SEKTOR
TRANSPORTASI
III. USULAN PROGRAM FLEXY ENGINE BIODIESEL

2
I. KONDISI BIODIESEL DI INDONESIA
KONDISI BIODIESEL DI INDONESIA

PEMANFAATAN BIODIESEL DI DALAM NEGERI


 Kapasitas Produksi Terpasang Tahun 2018: 12,05 Juta Ton/tahun
(terbesar di Dunia).
 Jumlah Perusahaan: 28 perusahaan (26 perusahaan aktif), 23 anggota
APROBI.
 Pusat Persebaran: Sumatera (Sumut, Riau,dsk), Jawa (Jabar, Jatim),
Indonesia Timur (Kaltim, Kalsel).
 Produksi CPO nasional (2017): 38,17 Juta Ton, Ekspor CPO (2017): 7,21
JutaTon, Kebutuhan CPO untuk Pangan nasional (2017): 8,86 Juta Ton,
proyeksi Produksi CPO Tahun 2020: 42 Juta Ton.
 bahan baku CPO untuk industri Biodiesel sangat mencukupi dan tidak
mengganggu pasokan CPO untuk pangan nasional apabila diterapkan
kebijakan mandatori Biodiesel.

4
KAPASITAS AKTIF INDUSTRI BIODIESEL

PT Sintong Abadi PT Pelita Agung Agrindustri


Catatan :
35.000 kL 229.885 kL
2.444.444 USD 32.135.257 USD Produsen Biodiesel yang Aktif
Berproduksi
PT Musim Mas (Medan) PT Cemerlang Energi 12,06 Juta kL (26 BU BBN)
459.770 kL Perkasa
203.703.704 USD 689.655 kL
22.933.333 USD
PT Permata Hijau Palm Oleo
417.241 kL PT Wilmar Bioenergi
Indonesia PT SMART
56.165.185 USD
1.603.448 kL 440.520 kL
53.472.377 USD 59.677.951 USD
PT Dabi Biofuels
413.793 kL PT Kutai Refinery
31.770.370 USD PT Musim Mas Nusantara
(Batam) 419.540 kL
PT Multi Nabati Sulawesi
896.552 kL 32.310.000 USD
475.862 kL
PT Intibenua Perkasatama 203.703.704 USD
32.620.407 USD
442.529 kL
55.555.556 USD

PT Sukajadi Sawit Mekar


PT Ciliandra Perkasa 402.299 kL
287.356 kL
46.581.449 USD 52.222.222 USD

PT Sumiasih
PT Bayas Biofuels 114.943 kL
862.069 kL 26.666.667 USD
85.000.000 USD
PT Anugerahinti Gemanusa
PT LDC Indonesia 160.920 kL PT Batara Elok Semesta Kap. Terpasang Berdasarkan Wilayah
482.759 kL 48.984.354 USD Terpadu
78.518.519 USD 287.356 kL
38.000.000 USD Kapasitas Investasi (USD)
Pulau
PT Tunas Baru Lampung (kL)
402.299 kL PT Bali Hijau Biodiesel
26.962.963 USD 360 kl Sumatera 7.337.299 721.909.824
Jawa 2.983.852 353.818.187
PT Alpha Global Cynergy PT Wilmar Nabati Indonesia
12.000 kL PT Darmex Biofuel 1.665.517 kL
3.000.000 USD 287.356 kL 67.859.188 USD Kalimantan 1.262.356 91.987.951
57.629.630 USD
Sulawesi 475.862 32.620.407
PT Sinar Mas Bio Energy PT Energi Baharu Lestari
455.400 kL 114.943 kL
6.370.370 USD
Total 12.059.369 1.200.336.369
111.678.349 USD

5
PETA JALAN PEMANFAATAN BIODIESEL DAN POPULASI KENDARAAN

PERATURAN MENTERI ESDM 12/2015

Sumber: ESDM

Sales total 1972 - 2017 = 17.180.886 unit

Sekitar 25% adalah mesin diesel = 4.236.590 unit  Dampak Bio-diesel


Sumber: GAIKINDO

6
FUEL CONSUMPTION

Total consumption of fuel (juta KL)


sektor 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Transportation (land, water and
55,6 59,1 61,0 63,2 65,4 67,5 69,8 72,2 74,9 77,7 81,0
air)
Industri 7,2 7,1 7,2 7,4 7,5 7,7 8,0 8,3 8,6 8,9 9,2
Rumah Tangga 1,5 1,5 1,4 1,3 1,4 1,5 1,5 1,6 1,6 1,7 1,8
Commercial 1,2 1,2 1,3 1,3 1,3 1,4 1,4 1,4 1,4 1,5 1,5
Sektor Lainnya 4,1 4,1 4,3 4,4 4,6 4,8 5,0 5,1 5,3 5,5 5,7

Total consumption of biodiesel (juta KL)


sektor 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Transportation (land, water and air) 2,3 2,6 2,8 3,2 3,5 3,9 4,3 4,8 5,3
2,1

Annual Indonesia Fuel Demand By Sector Based On Rencana Umum Energi Nasional (Perpres No 22 Th 2017)
II. LAPORAN PENGGUNAAN BIODIESEL/B20 SEKTOR TRANSPORTASI
KESIAPAN IMPELEMENTASI B20

Deklarasi Ketua Umum Gaikindo pada


pembukaan GIASS 2018 bahwa industri
otomotif indonesia siap mendukung
program B20

Peluncuran perluasan B20 di kantor


Menko Perekonomian pada tanggal 31
Agustus 2018

8
PROYEKSI PENYERAPAN FAME JANUARI S/D DESEMBER 2018

KEBUTUHAN FAME 2018:

PSO NON PSO


Volume (KL) Volume (KL)
2018 BU BBM 2018 BU BBM
Solar FAME Solar FAME
Realisasi Proyeksi Pertamina dan Non
Pertamina dan AKR 4.449.935 889.987 10.050.111 138.700
Jan-Apr* Jan-Agst*** Pertamina

Proyeksi Proyeksi Pertamina dan Non


Pertamina dan AKR 9.751.025 1.950.205 4.702.035 940.407
Mei-Des** Sept-Des** Pertamina

Sumber: Kemen. ESDM TOTAL FAME TOTAL FAME


2.840.192 1.079.107
PSO NON PSO

PERKIRAAN KONSUMSI FAME PSO DAN NON PSO TAHUN 2018 3.919.299

Catatan:
*) Data berdasarkan permintaan verifikasi yang masuk Ditjen EBTKE tanggal 21 Agustus 2018
**) Data berdasarkan hasil rapat dengan Ditjen Migas dan PT Pertamina (Persero) tanggal 21 Agustus 2018
***) Data berdasarkan hasil rapat rekonsiliasi data migas tanggal 6 Agustus 2018 di Menko Perekonomian

9
LAPORAN IMPLEMENTASI BIODIESEL/B20 SEKTOR TRANSPORTASI

No PERMASALAHAN RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB STATUS PER OKTOBER

1 Sektor Otomotif, - •- Ditjen. ILMATE • Deklarasi Ketua GAIKINDO di


GIASS pada tanggal 2
Agustus 2018 terkait
kesiapan industri otomotif
dalam menerapkan
mandatory B20 PSO dan Non
PSO
• Posisi Japan Automobile
Manufacturers Association
(JAMA) terkait penggunaan
blending FAME sampai
dengan 20%

2 Sektor Alat Berat: Keluhan PT. Freeport • Audit yang dilakukan Ditjen. EBTKE bersama Ditjen. EBTKE • Proses audit sedang
Indonesia terkait penggunaan B20 di dataran dengan LEMIGAS dan BPPT dilakukan dan memakan
tinggi dengan suhu sangat dingin (tambang • Usulan penyempurnaan SNI B100 dengan waktu 2 minggu
Grasberg) penambahan: Cold Filter Plugging Point
(CFPP); Pengurangan kandungan air dari max
500 miligram/kg menjadi max 200 miligram/kg);
dan Penambahan total contaminant sebesar max
24 miligram/liter

Sumber: Berbagai pihak (diolah)

Catatan: Untuk sektor otomotif, beberapa Agen Pemegang Merek (APM) khususnya dari Eropa dan USA masih memegang ketentuan dari prinsipal bahwa max penggunaan
biodiesel adalah 5-7,5% (B5-B7,5), sehingga mereka meminta relaksasi menggunakan Pertamina Dex (B0)

10
....LANJUTAN

No PERMASALAHAN RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB STATUS PER OKTOBER

3 Sektor Kereta Api, PT. KAI, Ditjen. EBTKE, • Hasil Rail Test tentative secara
BPPT, ITB, BPDKS umum:
a. Kualitas bahan bakar B0 dan B20
serta B100 memenuhi batasan
spesifikasi yang berlaku
b. Mesin lokomotif yang
menggunakan B20 dapat
mencapai daya maksimumnya
c. Injektor dan filter masih
berfungsi dengan baik
d. Selisih konsumsi bahan bakar B0
dan B20 dalam rentang 1-3%
4 Sektor Alutsista, khususnya uuntuk peralatan • Melakukan uji coba Kemen. Pertahanan •-
perang (kapal, tank) dimana demi alasan penggunaan B20 terhadap
keselamatan pemerintah masih memberikan relaksasi kendaraan perang tersebut
penggunaan B0
5 Sektor Perkapalan, dimana implementasi B20 PSO • menyederhanakan titik PT. Pertamina (Persero) • Dari 112 titik terminal BBM yang
sektor perkapalan terutama untuk kapal perintis, pencampuran FAME dan dimiliki Pertamina, sudah 93
kapal penyeberangan (ferry) dan kapal ikan di Solar dari 112 titik menjadi terminal yang tersedia B20 (60
10 titik terminal telah menyalurkan B20
wilayah barat indonesia relatif berjalan lancar,
• Menyediakan Floating Storage sebelum September 2018 dan 33
namun di wilayah timur Indonesia masih terkendala Tank (FST) sebanyak 5 unit terminal baru tersedia B20 pada
ketersediaan fasilitas B20 yang terbatas sehingga di dengan kapasitas masing-masing bulan September dan Oktober
wilayah tersebut sektor perkapalan masih 32.000 DWT yang ditempatkan 2018), sementara 19 terminal yang
di Dumai (1 unit), Cilacap (1 berada diwilayah Indonesia bagian
menggunakan B0
unit), Tuban (1 unit), dan
Untuk pelayaran Non-PSO yang menggunakan Timur belum tersedia B20.
Balikpapan (2 unit)
bahan bakar jenis marine fuel product diperlukan •s
kajian terkait pencampuran MFO dengan Biodiesel

Sumber: Berbagai pihak (diolah)


11
III. USULAN PRGRAM FLEXY ENGINE BIODIESEL
PETA JALAN INDUSTRI OTOMOTIF

Visi : Menjadi Pemain Utama dalam Produksi Otomotif Global


Misi : Mengembangkan Industri Otomotif yang Handal dan Kompetitif Serta Berkelanjutan

Peta Jalan

13
PETA JALAN INDUSTRI KIMIA

14
PROYEKSI PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR GLOBAL

FCV : Fuel Cell Vehicle


https://www.bcg.com/en-sea/publications/2018/electric-car-tipping-point.aspx
EV : Electric Vehicle
PHV : Plugin Hyblid Vehicle
HV : Hybrid Vehicle
CNG : Compressed Natural Gas
D : Diesel
G : Gasoline

15
KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL (PP 79/2014)

Benchmarking for energy mix target of National Energy Policy

2025 2050

Coal Coal Gas


30% Gas 25% 24%
22%
N&R N&R
23% 31%

Oil 25% Oil 20% Source: DEN, 2014

 Reduced share of oil, promoted use of natural gas & renewable energy.

16
PROGRAM LOW CARBON EMISSION VEHICLE (LCEV)

DASAR TUJUAN KATEGORI TANTANGAN PROGRES


HUKUM

1. Mendukung
A. Joint study and
pencapaian
o Pendalaman socialization
target
 UU 3/2014 manufaktur dan electrified vehicle
Pemerintah 1. Low Carbon for ICE
tentang lokalisasi antara
mengurangi GRK technology: KBH2
Perindustrian o Menyusun insentif Kementerian
sesuai komitmen
 PP N14/2015 untuk mendorong Perindustrian
Paris COP-21 2. Low Carbon for
tentang RIPIN produksi lokal dengan Mitsubishi
sebesar 29% di Hybrid Technology
 PP 41/2015 o Dampak terhadap Motor Corporation
tahun 2030 (HEV, PHEV)
tentang industri dan investasi B. Electrified Vehicle
2. Mendukung
Sumber Daya yang sudah berjalan (EV)
pencapaian 3. Zero Carbon
Industri o Penciptaan rantai Comprehensive
target Bauran Technology (BEV,
 Permenperin supply baru kendaraan Research & Study
Energi Nasional FCEV)
30/2017 listrik khususnya between Toyota
2025 & 2050
tentang Jenis - komponen utama dengan 6 (enam)
3. Mendukung 4. Flexy Engine
Jenis Industri (Battery, Motor, perguruan tinggi
pengembangan Technology
Pembinaan Inverter) C. Harmonisasi tarif
industri otomotif
Kemenperin o Customer Acceptance pajak kendaraan
dalam negeri
untuk teknologi baru bermotor
sesuai dengan
tren global

17
PROGRAM FLEXY ENGINE BIODIESEL

Untuk mendukung pencapaian target bauran energi nasional dan meningkatkan


penyerapan CPO di pasar domestik, perlu disusun roadmap untuk pengembangan
produk otomotif khususnya biodiesel dengan membuat program kendaraan “Flexi Fuel
Biodiesel (B100)”, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Feed stock yang ada di Indonesia adalah PALM/Kelapa Sawit dengan luas area
kebun sekitar 13 juta Hektar dengan menghasilkan 36 juta ton minyak sawit (Brazil
hanya 10 juta Hektar kebun tebu).
2. Bio Diesel bersifat liquid sehingga mudah di handling tidak perlu pengadaan
infrastruktur dan fasilitas baru.
3. Dibanding dengan Bioethanol, Heating value biodiesel lebih tinggi sehingga fuel
consumption biodiesel akan lebih baik dibanding bioethanol.
4. Dibanding dengan bioethanol, solvency biodiesel lebih rendah sehingga pengaruh
terhadap degradasi material lebih kecil, lebih mudah mengimprove material
properties dari bio ethanol.
5. Karena sifat solubilitas, hidroscopi, evaporative, biodiesel lebih bagus dari
bioethanol maka handling bio diesel lebih mudah dari bioethanol.
6. Kekurangan biodiesel ada pada angka asam dan kandungan glycerin bisa diatasi
dengan improve spek (MG < 0.4 dan Oksidasi Stability > 10 jam)
18
PROGRAM FLEXY ENGINE BIODIESEL

Period Supply Fuel Demand Fuel Impact


1970 ~ 2014  Fossil Fuel (Exporter)
(Indonesia as Fossil Fuel  Gasoline ++++ Engine Technology:
Exporting country)  Diesel ++++ • Gasoline 75% +
 Gas ++ • Diesel 25%
 Ethanol +
 Biodiesel +
Prepare to reform / restructuration Demand Fuel Engine Technology Side

2014 ~ 2025  Fossil Fuel (Net Importer)


(Indonesia as Net  Gasoline -- Engine Technology:
Importer Fossil Fuel and  Diesel ++(local) • Gasoline 75% -
surplus Biodiesel)  Gas ++ • Diesel 25%
 Ethanol +
 Biodiesel +++
Changing Demand Fuel engine Technology inline with Supply Fuel Availability

2025 ~ onward  Fossil Fuel (Net Importer)


(Indonesia as  Gasoline ++ (local) Engine Technology: ++
independent Energy  Diesel ++(local) • Gasoline 25%  Fulfill Domestic
and exporter country)  Gas ++ • Diesel 25% Market Demand
 Ethanol + • Flexi Biodiesel 50% (Break  Export Fossil Fuel
 Biodiesel +++++ Through) and Biofuel

19
DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN DARI PEMERINTAH

Dibuat regulasi (seperti LCGC dan LCEV) dan insentif pajak untuk menumbuhkan iklim bisnis agar
industri kendaraan bermotor bisa membuat produk kendaraan bermotor bermesin flexy
biodiesel di INDONESIA dengan cara:
1. Membuat regulasi penetapan program flexy engine biodiesel di Indonesia (misal max B30
tahun 2020, dan felxi biodiesel tahun 2025)
2. Menetapkan spek B100 untuk campuran B30 (untuk keperluan pengembangan mesin)
3. Memberikan fasilitas tax holiday untuk pabrikan mesin yang membuat flexy engine biodiesel
technology.
4. Menetapkan kreteria mesin flexy biodiesel baik untuk fuel consumption, emission
requirement dan safety feature.
5. Menetapkan harga market untuk biodiesel (kepastian ketersediaan bahan bakar yang murah)
6. Memberikan insentif lain seperti negara Brazil dengan mengganti biaya research and
development untuk flexy engine biodiesel atau memberi potongan pajak untuk menurunkan
harga mesin diesel seperti negara Thailand  harga kendaraan flexy biodiesel lebih murah
atau sama dengan harga mesin solar.
7. Memberikan insentif bagi industri komponen untuk memproduksi komponen langsung yang
berhubungan dengan kendaraan flexy biodiesel.

20

Anda mungkin juga menyukai