Persiapan untuk melakukan pemeriksaan visual ada 2 jenis, yaitu data teknis dan
personal pemeriksa. Data teknis terdiri dari dokumen perencanaan dan pelaksanaan serta
formulir isian pemeriksaan keandalan bangunan, sedangkan personal pemeriksa harus
memiliki keahlian yang cukup. Untuk menarik kesimpulan sementara/hipotesa awal perlu
dilakukan pemeriksaan visual terhadap komponen struktur, yaitu kolom, balok, pelat,
joint, dan pondasi.
Sesuai dengan laporan yang diterima yaitu dinding, balok, dan kolom mengalami
retak, maka pemeriksaan awal dimulai dengan memeriksa tingkat keretakan tersebut.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengecek apakah keretakan itu ada pada
selimut beton atau pada “daging” beton. Kondisi keretakan ini akan menentukan jenis
kerusakan yang terjadi non struktural atau struktural. Jika rusaknya hingga “daging”
beton bahkan hingga tulangannya, maka perlu juga memeriksa kondisi tulangan tersebut
untuk mengetahui kapasitas layan dari struktur. Jenis kerusakan ini akan sangat
menentukan langkah pemberian rekomendasi teknis selanjutnya.
Terkait dengan laporan bahwa bangunan mengalami kemiringan maka pondasi juga
perlu diperiksa. Bangunan miring dapat disebabkan oleh kegagalan pondasi dan
ketidakstabilan tanah. Kegagalan pondasi dapat berupa penurunan pondasi. Jika sampai
terjadi penurunan pondasi maka dikhawatirkan tie beam pun akan ikut rusak. Penurunan
pondasi juga dapat disebabkan oleh ketidakstabilan tanah dikarenakan pondasi belum
sampai menyentuh tanah keras. Untuk memeriksa pondasi dalam ini cukup sulit sehingga
harus membongkar bangunan atas.
Secara visual tingkat kerusakan komponen struktur digolongkan seperti tabel
berikut. Setelah pemeriksaan visual dilakukan maka akan dapat disimpulkan kondisi
keandalan struktur. Jika terbukti struktur sudah tidak andal, maka perlu dilakukan
pemeriksaan lanjutan.