I. Pengantar
Pemahaman Iman merupakan "penjabaran sikap Gereja terhadap
masalah-masalah yang dihadapi pada masa kini dan pada masa yang akan
datang". Istilah lain yang dipakai ialah konfesi (Latin: confessio; Inggris:
confession, yang berarti: pengakuan [iman]), misalnya: Konfesi
Augsburg (1530, Gereja Luteran) dan Westminster Confession (1646,
Gereja-Gereja Presbyterian).
Informasi: Sebagai contoh khas yang bisa diambil untuk fungsi ini ialah
lahirnya "Pasal-pasal Dordrecht dari gereja Protestan di Belanda
(disamping Pengakuan Iman Belanda --- Confessio Belgica, 1561), yang
merupakan penolakan terhadap ajaran-ajaran "sesat" dari Jacobus
Arminius (1560-1609) dan kelompok pendukungnya, yakni kaum
Remonstran.
II. Keselamatan
Titik tolak penyusunan Pemahaman Iman Gereja ialah karya
"keselamatan" yang dilakukan Tuhan. Jika diperhatikan urutan pokok-
pokok dari Pemahaman Iman Gereja, yang juga disebut "kerangka",
maka pokok-pokok tersebut bertumpu pada pokok utama Keselamatan
tsb. Mengapa demikian?
Komunitas Mesianik.
Komunitas Mesianik adalah himpunan orang-orang percaya kepada
Tuhan Yesus Kristus sebagai Mesias yang memproklamirkan kehadiran
Kerajaan Allah (Lukas 4 : 21; 11 : 20; 12 : 32). Bandingkan pengakuan
Simon Petrus (Matius 16 : 18).
Tubuh Kristus.
Istilah ini dipakai untuk Gereja dalam Pemahaman secara Universal
(Efesus 1 : 22; Kolose 1 : 18). Tetapi juga untuk Gereja lokal (1 Korintus
12 : 27). Istilah tubuh Kristus menekankan Kesatuan Gereja, Saling
ketergantungan warganya dan hubungan vital Gereja dengan Kristus
Kepala Gereja.
Keluarga Allah.
Orang-orang percaya yang telah mengalami Pembaharuan hidup oleh
Roh Kudus diangkat menjadi "Anak angkat Allah" (Roma 8 : 15-16),
menyebabkan Gereja disebut sebagai Keluarga Allah. Sebagai anggota
Keluarga Allah, masing-masing warga Gereja terpanggil untuk saling
menolong (Galatia 6 : 1). Sebagaimana yang layak terjadi di antara
sesama saudara
Catatan :
Masih ada istilah-istilah yang dipakai untuk menggambarkan Gereja
seperti Kitab Wahyu : Pengantin Perempuan Kristus, Yerusalem Baru,
Israel Baru.
B. CIRI-CIRI GEREJA
Keesaan.
Kristus sendiri menginginkan dan mendoakan agar Gereja bersatu.
Kesatuan yang diinginkan Tuhan bukan terutama Kesatuan
Organisatoris, tetapi kesatuan komunitas atau organism seperti yang
terdapat dalam Keesaan Allah sendiri (Yohanes 17 : 1 - 26). Keesaan ini
sama sekali tidak menghapuskan kepelbagaian dalam tubuh Gereja.
12 : 4, 6). Keesaan itu terjadi karena Gereja memiliki satu Bapa, satu
Tuhan dan satu Roh. Dan juga bersama mengalami satu Panggilan, satu
Pengharapan, satu Iman, satu Baptisan (Efesus 4 : 1 - 6).
Kekudusan.
Allah memilih umat-Nya yaitu Gereja-Nya agar menjadi kudus ( 1 Petrus
1 : 15 dan 16). Kekudusan tersebut tidak hanya kekudusan yang nampak
secara lahiriah dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang di cap kudus
melainkan pancaran dari karya Roh Kudus, yang memisahkan kita dari
dosa dan menanamkan sifat Ilahi-Nya dalam kehidupan Gereja.
Bersifat Rasuli.
Gereja dibangun atas dasar pengajaran Rasul dan Nabi (Efesus 2 : 20).
Gereja bersifat rasuli artinya Gereja tercipta akibat diberitakannya Injil
dan tetap memelihara dan meneruskan dengan setia tradisi Injil Rasuli
itu.
Dalam tulisannya kepada jemaat di Korintus Paulus sangat menekankan
aspek tradisi Rasuli yang diajarkannya kepada Jemaat di Korintus.
Kepada Timotius Paulus menuntut agar Timotius memelihara tradisi
Rasuli itu agar regenerasi kepemimpinan itu tidak berbalik menjadi
degenerasi.
Dalam rangka itu TUHAN memberikan kuasa kepada negara. Kuasa itu
dijalankan oleh pemerintah sebagai hamba ALLAH. Sebagai hamba,
pemerintah bertugas memberikan perlindungan kepada masyarakat,
berada (bekerja dan berjuang) bersama-sama warganya, serta memerintah
dalam arti mengatur dan menata sehingga ada kesejahteraan bersama
serta masyarakat mengabdi dan memuliakan TUHAN.
Orang Kristen tidak dapat melepaskan diri dari ikatan dengan masyarakat
dan bangsa, demikian pendirian YESUS. IA sendiri menyatu dengan
masyarakat Yahudi, tetapi juga dengan orang-orang Yunani dan Romawi
yang bertemu dengan-NYA. Orang-orang Kristen menyatakan tanggung-
bagi masyarakat dan bangsa yang dipimpin oleh pemerintah. Orang-
orang Kristen tidak dapat menghindari kewajiban-kewajibannya terhadap
negara sebagaimana ia mengharapkan kewajiban-kewajiban negara
terhadap warga terwujud dalam masyarakat. Negara yang baik membuat
warganya merasa berhutang atas berbagai perlindungan yang
diberikannya dengan menjamin keamanan dan kerukunan. Negara yang
bertanggung-jawab pasti membuat warganya menghormatinya karena
menerapkan hukum yang adil, menyediakan fasilitas-fasilitas umum
(seperti transportasi, pasar, listrik dsb..) yang baik bagi masyarakat.
Pemerintah yang baik akan menjaga keutuhan, sebab jika terjadi
perpecahan, ia sendiri kehilangan wibawa dan Negara menjadi runtuh,
lalu hilanglah juga pemerintah.
Baru di tahun 312 gereja diakui sebagai agama resmi, dengan masuknya
Constantianus menjadi orang Kristen. Segala milik gereja yang dirampas
oleh Negara, dikembalikan. Kemudian di tahun 380 gereja baru diakui
sebagai gereja Negara oleh kaisar Theodosius.
Kristen, ada juga persoalan di dalam kehidupan kekeristenan sendiri,
yaitu mengenai Tentang Hakekat Yesus dalam hubungan dengan Allah
yang terus menerus dipersoalkan sampai dengan abad ke lima. Persoalan
tentang Hubungan Gereja dan Negara, persoalan Kepemimpinan Gereja,
munculnya kelompok gnostik, mewarnai kehidupan gereja pada masa ini
juga.
Pada sisi lain, selain hadirnya gereja Negara, ada pekabaran injil yang
dilakukan oleh badan sending di Inggris, Jerman, Swiss.dll. Badan
zending ini dibentuk oleh anggota gereja untuk mengabarkan injil di
Indonesia. Salah satunya yang paling lama bekerja adalah Nederlandsch
Zendeling Genootschap (NZG) dari tahun 1813-1942. Mereka menginjili
di Maluku, Minahasa, Poso, Timor, dan Jawa Timur, Tanah Karo. Hasil
pekabaran Injil mereka kemudian hari akan terhisap di dalam GPI. Selain
itu, mereka menghasilkan jemaat-jemaat yang sekarang dikenal sebagai
GMIH, GMIST, GKI IRJA. Sending NZV menghasilkan GKI Jabar,
GKP, GEPSULTRA.
pelayanannya terus berkembang, baik itu di Eropa dan tempat-tempat
lainnya di dunia ini. Ajaran -ajaran Kristen terus mewarnai kehidupan
jemaatnya dan di luar gereja. Gereja tetap mengembangkan akan
teologianya, baik itu di kalangan Katolik ataupun Protestan. Di luar
Gereja aliran kekeristenan terus bertambah. Ada kelompok Anabaptis,
kelompok Peitis,dll. Apalagi ketika benua Amerika diketemukan, dan
terjadi perpindahan penduduk di Eropa ke Amerika, maka dengan
sendirinya terjadi kebebasan beragama,yang kemudian hari
memunculkan akan aliran kekeristenan yang baru. Di Amerika muncul
kekeristenan yang baru, yang tidak bisa dikembangkan di Eropa. Ada
kelompok Baptis, Pentakosta, Kharismatik, kelompok Injili, Adventis,
Saksi Yehova, Mormon, Christian Science, Gerakan Zaman Baru, dll.
Tidak ada data yang menjelaskan bahwa VOC memberitakan Injil untuk
memenangkan orang-orang pribumi yang masih belum beragama. VOC
melakukan tugas rawatan rohani berdasarkan Pengakuan Iman Belanda
(1561, artikel 36 yang menugaskan pemerintah untuk: "mempertahankan
pelayanan Gereja yang kudus, memberantas dan memusnahkan
penyembahan berhala dan agama palsu, menjatuhkan kerajaan Anti-
Kristus dan berikhtiar supaya Kerajaan YESUS KRISTUS berkembang,
berusaha agar Firman Injil dikabarkan ke mana-mana, supaya ALLAH
dimuliakan dan dilayani oleh tiap-tiap orang, sebagaimana diperintahkan-
NYA dalam Firman-NYA."
Gerakan ini mengajarkan bahwa hidup saleh ditandai dengan hidup suci
yang dibuktikan dengan pertobatan pribadi oleh kuasa Roh Kudus dan
baptis ulang. Selain itu gerakan ini mendorong orang-orang Kristen
untuk tidak terikat pada organisasi Gereja dan bila perlu berjuang
dunia. Keanggotaan gereja tidak penting.
Metode :
Pengajar membaca dengan teliti dan menguasai bahan ini dengan
periodisasi:
1. Masa Portugis dan VOC (Belanda)1512 – 1799
2. Masa Konsolidasi Pemerintah Belanda 1800-1860
a. Kekuasaan Inggris di Nusantara 1811-1816
b. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Belanda
c. Pengasuhan Pemerintah Belanda terhadap gereja :
1. 1). Alasan-alasan
2. 2). Berdirinya GPI (Keputusan Raja Willem I, 1915) dan penginjilan
secara sporadis
3. 3). Perkembangan singkat GPI sampai pada berdirinya GMIM 91939),
GPM (1935), GMIT (1947) dan GEREJA(1948)
3. Masa Penginjilan atas izin pemerintah Belanda 1860-1939
1. Badan-badan penginjilan dari Eropa dan Amerika Utara.
2. Beberapa cara dan metode penginjilan
3. Hasil-hasilnya, yaitu berdiri gereja-gereja hasil penginjilan (Protestan,
Pentakosta, Metodis, Baptis, Kemah Injil, Bala Keselamatan, Advent).
4. Pergumulan-pergumulan yang dihadapi 1939 – kini
1. Penderitaan masa pemerintahan Jepang dan Revolusi kemerdekaan
2. Kecurigaan dari Islam terhadap gereja
3. Masuknya gerakan kharismatik yang "mengganggu" pertumbuhan dan
perkembangan kemandirian gereja-gereja.
GERAKAN KEESAAN
Dan pada konperensi kedua Faith and Order selain berbicara tentang
Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus (the Grace of the Lord Jesus Christ),
tetap mengusung pokok keesan. Pokok-pokok keputusan Konperensi di
Edinburgh yaitu :
1. the Grace of the Lord Jesus Christ. (Kasih karunia Tuhan kita Yesus
Kristus);
2. the Church of Christ and the Word of God (Gereja Kristus dan Firman
Allah);
3. the Church of Christ: Ministry and Sacraments (Gereja Kristus,
Pelayanan dan Sakramen-sakramen);
4. the Church`s Unity in Life and Worship (Keesaan Gereja di dalam
kehidupan dan pekerjaan; pokok ini kemudian dibagi dua, sehingga
ditambahkan:
5. the Communion of Saint, (Persekutuan orang kudus).
I. LUTHERAN
Aliran Lutheran diturunkan dari ajaran-ajaran Martin Luther (1483-1546)
yang berasal dari Jerman. Ajaran-ajaran Luther itu ditujukan untuk
mengoreksi ajaran-ajaran gereja Katolik Roma (GKR). Perbedaan antara
ajaran dan praktek GKR dengan ajaran Alkitab adalah sebab dasar
reformasi Luther. Namun, reformasi itu dipicu oleh penjualan surat
penghapusan siksa oleh Johann Tetzel. Melawan propaganda Tetzel,
Luther menyusun 95 dalil dan tanggal 31 Oktober 1517 dalil itu dipasang
di pintu gereja Wittenberg. Kemudian hari Luther banyak menuangkan
gagasan-gagasannya.
II. CALVINIS
Johannes Calvin membangun teologinya di atas dasar yang telah
diletakkan Luther. Calvin menjadikan reformasi Luther lebih konkret dan
jelas wujudnya dalam kehidupan bergereja.
III. METHODIS
Aliran Methodis muncul pada abad ke-18 dan menandai bangkitnya
semangat kebangunan rohani (revival), mula-mula di Inggris lalu
menyebar ke seluruh dunia, dengan tokoh utama John dan Charles
Wesley. Aliran Methodis masuk kategori arus utama di lingkungan
Protestan, karena memelihara dan mempertahankan sebagian besar ajaran
para reformator; dengan kata lain ia berada pada garis ortodoksi
reformatoris.
IV. PENTAKOSTAL
Tahun 1900/1901 sebagai awal kemunculan gerakan atau aliran
Pentakostal di Amerika Serikat dengan mengacu pada peristiwa yang
terjadi dengan Charles F. Parham 1873-1929, seorang kulit putih. Namun
ada yang mengatakan juga bahwa yang menjadi titik awal gerakan
Pentakostal adalah peristiwa yang terjadidi Azusa Street Los Angeles
dengan tokoh utamanya William J. Seymour, seorang kulit hitam.
V. KHARISMATIK
Gerakan Kharismatik berawal di Amerika Serikat dan dikenal sebagai
gerakan Pentakosta baru. Ia mempunyai banyak kesamaan dengan
gerakan Pentakosta. Baptisan Roh dan penyembuhan ilahi menjadi ciri
utama gerakan ini.
VI. ADVENTIS
Adventis lahir di USA pada tahun � 1830. Pada abad ke-19 gereja-
gereja utama (Episkopal, Methodis, Baptis, Presbiterian dan
Kongregasional) secara umum sedang lemah, sedangkan kemajemukan
dan kebebasan beragama dijamin oleh undang-undang negara turut
melahirkan gerakan-gerakan baru dari gereja-gereja Protestan, salah satu
di antaranya adalah Adventis. Salah satu tokoh Adventis adalah William
Miller 1782-1849 dari Massachusetts. Pokok perhatian Miller adalah
ajaran Eskatologi/tentang hal-hal zaman akhir, peristiwa di sekitar
kedatangan kembali Yesus Kristus untuk mendirikan kerajaan seribu
tahun di bumi. Miller menentukan kedatangan Yesus berdasarkan nubuat
kitab Daniel 8:14, 22 Oktober 1843 dan 1844. Ternyata Miller mengakui
bahwa ia salah menetapkan tanggal, namun ia tetap berpegang pada
Salah satu murid Miller adalah Ellen G. White. Gereja Advent hari ke-
Tujuh percaya bahwa perhitungan kedatangan Tuhan tanggal 22 Oktober
1844 tidaklah keliru. Di tanggal itu nubuat dari Kitab Daniel bukanlah
tentang pengudusan dunia, melainkan menunjuk kepada perubahan yang
terjadi di sorga. Pada hari itu Tuhan Yesus tidak turun ke dunia,
melainkan memulai tahap karya penebusan yang baru, yaitu Tuhan Yesus
memasuki ruang mahakudus di sorga untuk melihat perbuatan-perbuatan
orang Kristen dan menetapkan nama-nama mereka apakah dimasukkan
ke dalam kitab kehidupan atau tidak.
Desember 1844 Ellen bersekutu dalam doa dengan empat wanita lainnya.
Lalu ia mengaku menerima penglihatan yang pertama bahwa 144.000
umat Advent berjalan menuju gerbang sorgawi dan Yesus membukakan
pintu gerbang sorgawi bagi mereka. Setelah diberi kecapi emas 144.000
orang itu berhimpun dekat pohon kehidupan di singgasana Allah. Ada
malaikat yang berkata kepada Ellen, "Engkau harus kembali ke bumi,
memberitahukan kepada orang lain apa yang diwahyukan kepadamu."
PERSEKUTUAN
Persekutuan adalah wadah dan aktifitas gerejawi yang berpusat pada
Yesus Kristus dan dipimpin oleh Kuasa Roh Kudus yang diwujudkan
dalam bentuk peribadahan :
1. Ibadah Umum
a. Ibadah Hari Minggu
b. Ibadah Hari Raya Kristiani
c. Ibadah hari Raya Gerejawi
2. Ibadah Khusus
a. Ibadah Peneguhan Pejabat
b. Ibadah Pemakaman
c. Ibadah Pemberkatan Perkawinan
d. Ibadah Hari Raya Nasional
e. Ibadah Keluarga
f. Ibadah Kategorial
g. Ibadah lainnya.
PELAYANAN
Pelayanan adalah aktivitas gerejawi yang dilakukan oleh Persekutuan
yang diwujudkan dalam bentuk : kegiatan-kegiatan aktual, baik ke dalam
dilakukan oleh jemaat maupun bersama masyarakat dan pemerintah.
KESAKSIAN
Kesaksian adalah pengungkapan iman dan kesetiaan kepada Yesus
Kristus yang diwujudkan dalam bentuk : kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan penanggulangan kemiskinan, masalah-masalah
kemanusiaan, lingkungan hidup dan partisipasi dalam kehidupan politik.
PIMPINAN JEMAAT
Pimpinan Jemaat adalah Majelis Pimpinan Jemaat sebagai persekutuan
kerja yang memimpin secara kolektif dan kolegial yang beranggotakan
para Presbiter yang terdiri dari : Penatua, Diaken dan Pendeta
Selain itu, perlu memahami akan tugas dan tanggung jawab selaku
Warga Jemaat adalah mewujudkan Jemaat Misioner melalui partisipasi
dalam kegiatan-kegiatan pembangunan Jemaat dan Masyarakat. Jadi
diharapkan partisipasi aktif dari seluruh warga jemaat dalam kegiatan-
kegiatan Gereja lewat unit-unit missioner yang ada, baik di Jemaat, di
tingkat Mupel, bahkan jika dipercayakan di tingkat Sinodal oleh Kristus,
Kepala Gereja. Dan semua ini dikerjakan dengan setia sebagai
penghayatan yang mendalam akan Firman Tuhan. Gereja ini sangat
menantikan partisipasi saudara-saudara dalam memenuhi Panggilan dan
Pengutusan Gereja.
FUNGSIONARIS PELAYAN GEREJA
PENGANTAR
Fungsionaris Pelayanan Gereja adalah orang-orang yang Tuhan pilih
melalui jemaat untuk memimpin dan melayani jemaat. Para fungsionaris
ini mendapat mandat gereja sebagai pelayan Tuhan sesuai karunia yang
diberikan Roh Kudus (1 Korintus 12:4). Meskipun para fungsionaris
pelayanan adalah pemangku jabatan gereja, namun kepemimpinan
mereka bersifat kepemimpinan yang melayani. Seorang pemimpin tidak
dapat memimpin tanpa menjadi seorang pelayan. Pemimpin yang
melayani adalah juga pelayan yang memimpin.
PEJABAT GEREJA
Menurut J L Ch Abineno, ada 3 Tipe Teologi Jabatan dalam Gereja : 1.
Tipe Teologi Jabatan Roma Katolik atau "High-Church". Tahbisan
jemaat tetapi juga menempatkannya di atas jemaat.
2. Tipe Teologi Jabatan Klasik Reformatoris. Tipe teologi jabatan ini
bukan saja menempatkan pejabat berhadapan dengan jemaat melainkan
juga di dalam jemaat.
3. Tipe Teologi Jabatan Gereja Bebas atau "Low-Church". Tipe ini
mengganggap pejabat tidak lebih dari pada suatu pengkhususan saja dari
jabatan orang-orang percaya (Imamat Am orang-orang percaya). Jadi
secara prinsipal pejabat gereja tidak lebih daripada koster atau
administrator.
PENUTUP
Baik pejabat gereja maupun badan pelaksana atau badan pembantu di
GEREJA adalah fungsionaris pelayanan gereja yang harus menyadari
bahwa dirinya sebagai hamba Tuhan. Mereka memimpin, melayani serta
melaksanakan tugas penatalayanan dan penyelenggaraan pelayanan
gereja berdasarkan perintah Tuhan Yesus, Kepala Gereja. Penatalayanan
dan penyelenggaraan panggilan dan pelayanan gereja oleh para pejabat
gereja ini dilaksanakan untuk hormat dan kemuliaan Tuhan. Dalam
melaksanakan tugas pelayanan dan kesaksian tersebut para fungsionaris
pelayanan gereja inipun harus melaksanakannya secara bersama-sama,
dengan sehati, sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan (Filipi
2 : 2).
Pengantar
Inti penghayatan kita tentang ibadah adalah bagaimana pemahaman kita
tentang Allah dan manusia. Keberadaan, sifat dan karya Allah di satu
pihak serta keberadaan manusia di pihak lainnya, maka hubungan ke dua-
duanya adalah dasar teologis mengapa manusia harus beribadah, berbakti
dan menyembah Allah. Tegasnya, karena siapa dan apa yang Allah
kerjakan serta siapa manusia di hadapan Allah, maka Allah layak
disembah dan manusia berkehormatan memiliki panggilan untuk
menyembah Dia Namun dalam konteks bergereja saat ini, terjadi krisis
dalam memaknai ibadah-ibadah Kristen (ibadah persekutuan orang
percaya) karena ini hanya dilihat dari segi praktisnya.
PENGANTAR
Doa adalah Nafas orang Kristen oleh sebab itu sudah seharusnya tidak
ada satu haripun boleh dilalui tanpa berdoa. Begitu pentingnya doa
sehingga pemazmur mengawali hari-hari hidupnya dengan doa kepada
Tuhan ( bandingkan Mazmur 5:3-4 ). Dan mengakhirinya pada malam
hari juga dengan doa (bandingkan Mazmur 4:8-9).
Dari pertemuan sebelumnya kepada kita telah mempelajari dan diberikan
pemahaman tentang makna ibadah. Sekarang kita akan mempelajari
apakah doa, puasa dan retreat yang adalah bagian yang tak terpisahkan
dari ibadah. Melalui pertemuan ini kita hendak mencoba mengerti seperti
apakah doa, puasa dan retreat dikalangan GKSBS.
I. DOA.
PENGERTIAN KATA DOA
DOA, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah permohonan
kepada Tuhan, dalam bahasa Inggris "Pray" juga punya arti yang sama
memohon kepada Tuhan. Sedangkan Syafaat dalam kamus umum bahasa
Indonesia adalah permohonan kepada Allah.
Marthin Luther katakan Doa adalah nafas orang percaya (Bahasa Ibrani
TEFILLAH). Itu berarti Doa menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan kita sebagai orang yang percaya ( beriman pada Yesus Kristus
). Yohanes Calvin katakan bahwa Doa adalah setengah dari pekerjaan.
Ada pendapat, Doa adalah tindakan menghubungkan diri dengan Tuhan.
Doa dalam Perjanjian Lama mencakup permohonan (Mazmur 116:1-8)
Syafaat, pengakuan dosa (Mazmur 50) dan pengucapan Syukur (Mazmur
150 dll). Dalam Perjanjian Baru diceritakan tentang Yesus yang sering
berdoa kepada Bapa-Nya (Matius. 6 : 9 - 13; Lukas 11 : 2 - 4). Surat-
melalui Kristus (Roma 1 :8).
Doa dalam Perjanjian Baru mencakup pujian (Kisah Para Rasul 2 : 47),
pengucapan syukur (1 Korintus 14 : 16 - 17) dan permohonan (Filipi 4 :
6) termasuk Syafaat. Doa menjadi tanda bahwa kita menjalin keakraban
dengan Tuhan.
Catatan :
Di dalam tulisan Yohanes diceritakan bagaimana Yesus mengajarkan
murid-murid dan pengikutnya untuk berdoa. Ia katakan : "Jikalau kamu
tinggal di dalam firman-Ku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja, maka kamu akan menerimanya " ( Yohanes 15 : 7;
bandingkan ayat 16 )
Adalah keliru kalau kita berdoa, hanya kalau kita membutuhkan
pertolongan Allah, Alkitab mengajarkan kita untuk tetaplah berdoa (1
Tesalonika 5 : 17). Kita terpanggil untuk berdoa (Ibrani 4 : 16). Doa
mempunyai cakupan yang luas seperti keluh kesah, berteriak, bersorak-
sorai, bersujud, berseru, bersyukur, memuji, memuja, meratap, mengadu,
menyembah, mengagungkan, dst.
b. HAKIKAT DOA
Dalam Perjanjian Lama Bahasa Ibrani kata kerja hitpalled (berdoa) selalu
dengan subyek manusia yang memanjatkan doa kepada Tuhan. Manusia
perlu berdoa karena melalui doa manusia dapat berdialog kepada Tuhan
yang didalamnya baik Tuhan maupun manusia masing-masing secara
aktif terlibat. Doa adalah salah satu wujud komunikasi kita dengan Allah,
dengan demikian doa yang kita panjatkan sangat tergantung bagaimana
hubungan kita dengan Tuhan, kalau kita akrab dengan Tuhan doa
menjadi saat yang menyenangkan. Sebaliknya jika hubungan kita dengan
Tuhan terganggu maka kita mengalami kesulitan dalam berdoa.
d. KESIMPULAN :
berdoa kita mempunyai kekuatan untuk menghadapi kesulitan.
Contoh lain lagi kita sakit kita berdoa mohon kesembuhan, tapi kita tidak
minum obat, tidak konsultasi ke dokter, tidak ada upaya medis ya
percuma saja. Kita percaya kuasa doa dan Tuhan memberkati
kesembuhan kita melalui dokter dan obat-obat yang dianjurkan dokter
dengan berdoa kita memerintah Anugerah Tuhan percaya pada janji-janji
Tuhan (Yohanes 15 : 7; Filipi 4 : 6, 19).
a. DOA JUGA MEMERLUKAN KETEKUNAN
Nabi Elia meminta hujan 7 kali (I Raja-Raja 18). Elia percaya kuasa Doa
padahal waktu itu Allah baru memberikan awan tapi ia tahu awan berarti
hujan lebat.
b. DOA ADALAH KEJUJURAN DI HADAPAN ALLAH
Marthin Luther berkata : jangan berdusta pada Allah; jujur pada Allah
dan jujur pada hati dan diri sendiri; sebab Allah Maha tahu apapun yang
tersimpan di sudut hati kita yang terdalam.
III. PUASA
a. PENGERTIAN PUASA
makan yang secara luas masih merupakan kewajiban religious. Hal
tersebut dilakukan bersama dengan Doa dan merupakan symbol
kerendahan hati manusia. Dia kalangan orang Ibrani (Hakim-Hakim 20 :
26 ) puasa diformalkan selama pembuangan dan sesudahnya.
b. BENTUK-BENTUK PUASA
Puasa itu bisa dalambentuk :
1. Tidak makan (Lukas. 4 :2).
2. Tidak Makan dan Minum (Ester 4).
3. Tidak Makan dan tidak melakukan hubungan seks (1 Korintus 7 :
5).
IV. RETREAT
a. PENGERTIAN RETREAT
Kata retreat tidak sekalipun dalam Alkitab. Arti retreat dalam bahasa
Inggris memiliki beberapa makna :
Mengasingkan / mengundurkan diri dari segala kesibukan dan
rutinitas untuk berdoa kepada Tuhan. Istilah ini kemudian dipakai
oleh banyak gereja untuk melakukan kegiatan mengasingkan
mengosongkan hati dan pikirannya, serta member kesempatan
sesaat dalam sehari, agar Tuhan berbicara ( menjamu ) kepadanya
melalui pembacaan Alkitab. Dalam Markus 1 : 35 dikatakan
(Yesus) Ia pergi berdoa pagi benar, waktu hari masih gelap, ia
bangun pagi dan keluar, Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa
disana.
Sekalipun Yesus sangat sibuk melaksanakan pekerjaan-Nya, namun Dia
mencari kesempatan untuk bisa berkomunikasi dengan Bapa sorgawi.
Arnold Toynbee, pakar sejarah berkata : hanya melalui penarikan diri
dalam individualnya untuk batas tertentu, seseorang dapat menemukan
potensi masyarakat. Albert Camus, Filsuf Eksistensialis mengatakan :
untuk memahami dunia kadang orang perlu memalingkan diri dari dunia.
Kita bisa keluar dari pergumulan kita tentang sesuatu jika kita mundur
dan keluar diri tersebut sementara waktu. Aktivitas Retreat hanya akan
bermakna kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh sebab sering
menjadi rancu lebih banyak hura-hura; dari pada merenung dan berdoa.
Walaupun mungkin berat, kadang kita tidak kuat, tidak mampu, tetapi
kita boleh yakin satu hal bahwa Tangan Tuhan Yesus yang berlobang
paku tidak akan pernah kehilangan Kuasa-Nya untuk menopang dan
menolong kita. Melalui kegiatan Retreat, kita juga diajak bersyukur
dengan alam semesta yang Allah ciptakan begitu Indah untuk kita, bahwa
masih ada keindahan hidup yang Tuhan sediakan untuk kita. Tahapan
VI. YA TUHAN AJARLAH KAMI BERDOA :
Pada suatu hari murid murid meminta Yesus mengajarkan doa. Yesus
mengajarkan mereka berdoa : Bapa Kami yang di Sorga.
1. Doa Bapa Kami adalah Doa yang diajarkan Yesus. Karena itu,
doa tersebut wajib diucapkan semua orang Kristen. Inilah dasar
dan alasan mengapa Doa Bapa Kami selalu diucapkan dalam
Ibadah Gereja.
2. Doa Bapa Kami adalah contoh dari bentuk Doa Syafaat yang
sederhana.
3. Struktur Isi Doa Bapa Kami
Doxologi - Bentuk
Permohonan
a. Permohonan yang bersifat Jasmaniah ( "Berikanlah
kepada kami makanan yang secukupnya" )
b. Permohonan yang bersifat Rohaniah (Ampunilah
kesalahan kami ... )
c. Penutup - Doxology ( Karena Engkaulah yang empunya
.... )
VII. MAKNA PELAJARAN UNTUK KATEKISAN
Gunakanlah waktu sesaat pada setiap hari untuk membaca
Alkitab.
Gunakanlah waktu sesaat dalam sehari untuk berdoa.
Lakukanlah Firman Allah dalam kehidupan sehari hari.
NYANYIAN IBADAH DAN MUSIK GEREJA
I. PENGANTAR
Nyanyian ibadah dan musik gereja merupakan dua jenis kegiatan yang
dilaksanakan di dalam satu kegiatan yaitu Ibadah Jemaat. Tidak mungkin
nyanyian ibadah dan musik gereja ada tanpa adanya ibadah. Dengan kata
lain, adanya nyanyian ibadah dan musik gereja karena adanya ibadah.
Karena itu maka nyanyian ibadah dan musik harus melayani ibadah
jemaat dan bukan sebaliknya.
Rasul Paulus dan Silas memuji-muji Tuhan ketika berada dalam penjara
hingga pintu dan belenggu terlepas (Kisah Para Rasul 16 :25-30). Musik
sangat berkembang dalam kehidupan umat Israel, yang memuncak pada
masa pemerintahan raja Daud yang juga terkenal sebagai seorang ahli
musik. Bahkan ia telah melihat kuasa yang terkandung dalam musik yang
dimainkannya ketika ia harus melayani raja Saul di istana. Setiap kali
Saul dapat ditenangkan kembali pada waktu Daud memainkan musik
dengan kecapinya. Ketika Daud menjadi raja, ia yakin bahwa musik
mempunyai peranan penting bagi pelayanan ibadah dalam Bait Allah.
Hasil karyanya yg terutama adalah dibentuknya organisasi musik dalam
Bait Allah, yang merupakan penataan organisasi musik gereja yg pertama
(1 Tawarikh 25) Perangkat dan peralatan musik dalam ibadah adalah
penunjang nyanyian umat. Perangkat dan perlatan musik adalah kantoria
atau padua suara, prokantor, organ atau piano dlsb.
PENGANTAR
Merupakan kebiasaan umum seseorang merayakan hari ulang tahun
kelahirannya. Meskipun hal itu dilakukan dengan berbagai cara
tergantung kemampuan. Bagi semua yang terlibat dalam pesta (terutama
yang berulang tahun), 'diharapkan` benar-benar berada dalam suasana
lahir-batin yang bahagia. Mengapa diharapkan ? Sebab peristiwa pesta
itu dipandang memiliki makna bagi perjalanan hidup seseorang untuk
mencapai cita-citanya. Terkadang seseorang memiliki beberapa hari
tertentu yang menurutnya patut dirayakan (keberhasilan belajar, kematian
orang yang dikasihi, dlsb.).
Dari beberapa perayaan keagaman Israel ada yang kini dirayakan ulang
oleh Gereja, tentunya dengan muatan makna baru. Di samping itu, Gereja
pun memiliki sejumlah hari perayaan keagamaan yang semuanya
memiliki dinilai penting serta disikapi dengan sukacita dan hormat.
Dengan banyaknya perayaan Gereja tentunya hal ini menjadikan hidup
Gereja (umat Kristiani) berada dalam tradisi liturgi yang tidak putus dan
dibungkus dengan aneka perayaan iman. Dengan kata lain pula, hidup
Gereja adalah hidup dalam perayaan iman. Tradisi liturgi membawa umat
memasuki penghayatan akan karya Allah dalam Kristus Yesus melalui
tuntunan Roh Kudus. Tradisi Liturgi demikian, peristiwa peristiwa yang
dirayakan disebut Tahun Gereja.
Jadi hari itu pun semestinya terjadi dalam kemeriahan perayaan - liturgi.
Pada hari itu orang Kristiani wajib ikut dalam perayaan iman. Sudah
barang tentu memahami 'wajib` di sini bukan karena disuruh atau
dipaksa. Pelaksanaan seuatu yang diwajibkan karena suruhan orang lain
belum tentu membuat pelaku dalam keadaan gembira dan sukacita. Sama
halnya siswa yang merasa dipaksa oleh gurunya mengikuti upacara
pengibaran bendera pada tanggal 17 Agustus. Siswa ini berpikir, bahwa
upacara itu adalah kerelaan, dan tidak boleh 'diwajibkan`, biarkan datang
dengan kesadarannya, jangan disuruh-suruh dan diancam dengan absen.
Mungkin saja ada benarnya siswa itu, tetapi bagaimana memahami
'wajib` itu, dan siapa yang mewajibkannya, bagaimana pula kewajiban
itu bisa muncul.
Catatan lain;
Materi ini untuk Pengajar , tetapi dapat diberikan bagi Katekisan tanpa
catatan footnote.
4
Kesadaran akan keterbatasan manusia untuk menangkap sesuatu baik
yang abstrak atau adikodrati, sesuatu untuk mengungkapkan perasaan,
menghantar pada perjumpaan dan masuk dalam suasana diperlukanlah
simbol. Di mana-mana manusia memerlukan symbol, bahkan lebih jauh
dimengerti, bahwa simbol menolong makna hidup. Simbol dapat
menolong untuk menunjuk pada sesuatu yang hendak dihampiri,
dirasakan atau dihayati. tetapi bukan ia yang menjadi tujuan, sebab alih-
alih hanyalah alat bantu. Simbol juga diperlukan dalam kegiatan
peribadatan, sebab bisa saja tanpanya ibadat menjadi sulit untuk
bermakna, kaku atau kering tak berarti.
5
Perayaan pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Di sana umat Israel
memahaminya sebagai tindakan penyelamatan TUHAN bagi umat-Nya,
tetapi sekaligus menjadikan mereka sebagai bani yang kemudian
memiliki kedaulatan penuh layaknya suatu bangsa yang merdeka.
(1 Korintus 5:7), dan " Anak Domba yang disembelih" (Wahyu 5:6),
bandingkan dengan " korban Paskah" atau anak domba Paskah dalam
Keluaran 12:23-28; 43-51. Juga perayaan Pentakosta (dari bahasa
Yunani, 'kelima puluh`), mulanya oleh orang Israel kuno dirayakan
(setelah Paskah) sebagai pesta syukur panen gandum. Dikenal juga
dengan sebutan " hari raya Tujuh Minggu" (Ulangan16:10); selanjutnya
dalam Gereja Purba juga dikaitkan dengan turunnya Roh Kudus (Kisah
Para Rasul 2).
7
Bandingkan Naskah Pemahaman Iman GEREJAtentang Keselamatan,
pokok I, alinea kedua, "Kami mengaku - Bahwa Yesus Kristus telah
mati, bangkit dan naik ke surga...", kata-kata yang dicetak miring juga
mengandung penjelasan tuntunan, bahwa GEREJAtidak menekankan
salah satunya sehingga dijadikan titik pangkal iman, dengan kata lain
terkait dengan konteks tulisan ini, GEREJAtidak menempatkan perayaan
yang satu lebih utama dari pada yang l
8
Beberapa orang keberatan bila mendapat ucapan dan doa ulang tahun
bila belum waktunya sebagaimana tanggal lahir, banyak alasan
keberatannya. Juga akan repot membimbing penghayatann iman bila
tidak teratur. Misalnya demikian kisahnya, akan kerepotan seorang
pendeta membuat khotbah Advent dalam IHM (Ibadah Hari Minggu) di
jemaat ia bertugas, sementara pada hari Sabtu sebelumnya jemaat sudah
merayakan Natal, dan di sana juga pendeta yang sama membawakan
khotbah Natal. Di hari itu umat sudah menyanyikan "Alam Raya
Berkumandang" (KJ.101), tetapi keesokan harinya dalam IHM, umat
kembali menyanyikan "Kau Yang Lama Dinantikan" (KJ.76), atau
"Jurus`lamat, Datanglah" (KJ.82).
ain, misalnya Natal lebih penting daripada Paskah, atau sebaliknya
dengan berbagai penjelasan yang seolah alkitabiah/teologis tapi
sebenarnya dibuat-buat.
IBADAH, bagian"Warna Liturgis Tahun Gereja, Logo dan Artinya".
10
Sekilas sejarah pemberlakuan 'Hari Tuhan` (Latin : Dominica)
diberlakukan amat ketat untuk menjaga kekudusannya, sehingga sejak
abad ke-4, orang tidak boleh melakukan kerja kasar; untuk selanjutnya
larangan tersebut ditekankan oleh beberapa kaisar Romawi (sejak tahun
324), serta gereja sejak Abad Pertengahan. Dan menarik juga, bahwa
pengetatan itu pun dilakukan oleh Kalvinisme, hingga beberapa undang-
undang negara, lebih lanjut pada pemberlakuan sistem kerja shift dalam
industri modern. Lihat A. Heuken, Ensiklopedi Gereja II, Jakarta,
Yayasan Cipta Loka Caraka, 1992, s.v."Hari Minggu Misi".
11
Bagian ini dan alinea berikutnya, telah ditekankan secara luas dalam
Pertemuan/Materi ke-36, tentang "Ibadah Persekutuan Orang Percaya".
12
Telah dibahas lebih jauh dalam Pertemuan/Materi ke-37, tentang "Doa,
Puasa dan Retreat".
TATA IBADAH GKSBS
I. PENGANTAR
Kegiatan ibadah tidak serta merta dapat dilakukan begitu saja tanpa
pemahaman dan penghayatan yang sungguh dan benar. Karena itu Rasul
Paulus menulis : "Latihlah dirimu beribadah" (1 Timotius 4:7b). Lebih
lanjut Rasul Paulus berkata, ".......ibadah itu berguna dalam segala hal,
karena mengandung janji, baik untuk hidup ini, maupun untuk hidup
yang akan datang. (1 Timotius 4:8). Dengan demikian ibadah adalah
suatu hal yang amat penting bagi hidup orang-orang percaya, karena
ibdah itu ternyata tidak hanya sekedar kita berkumpul di dalam ruangan
ibadah (gedung gereja) semata-mata melainkan juga menyangkut
kehidupan sehari-hari masa kini dan masa depan orang Kristen. Karena
itu maka Ibadah orang Kristen harus diatur atau ditata dengan baik.
Banyak kosa kata tentang ibadah dalam Alkitab. Diantaranya adalah kata
Yunani "Latreuo" atau "Latreia " (Roma 12 : 1 ; Filipi 3 : 3). Kata
Latreuo atau Latreia dapat berarti melayani ; mengabdikan seluruh hidup
kepada Allah ; pelayanan kepada Allah atau ibadah kepada Allah.
Jadi ibadah adalah, menyembah Allah atau mengabdi kepada Allah. Dan
...berlutut dan sujud menyembah Tuhan). Hal itu dapat dilakukan secara
pribadi, tapi juga melalui ibadah umat (bersama).
Tata Ibadah bermuasal dari apa yang disebut dengan "liturgi". Liturgi
berasal dari kata Yunani: leitourgia (Kisah Para Rasul 13:2). Asal
katanya adalah "laos" (artinya rakyat) dan "ergon" (artinya pekerjaan).
Jadi, liturgi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh rakyat / umat secara
bersama-sama. Dalam konteks ibadah Kristen, liturgi adalah kegiatan
peribadahan di mana seluruh umat yang dating beribadah terlibat secara
aktif dalam pekerjaan bersama untuk menyembah dan memuliakan
Tuhan.
Oleh karena semua anggota jemaat harus terlibat secara aktif, maka perlu
ditentukan kapan giliran mereka berpartisipasi dalam ibadah dan
bagaimana bentuk partisipasi itu (apakah bernyanyi, berdoa, mendengar
Firman Tuhan, memberi persembahan, dengan cara berdiri, duduk dll).
Penata jalannya ibadah tersebut adalah TATA IBADAH, yang menata
dengan rapi dan tertib proses jalannya peribadahan Umat. Dapatkah kita
membayangkan kalau pelaksanaan ibadah tanpa penataan yang baik?,
pasti kacau balau.
Karena itu agar tidak terjadi kekacauan dalam ibadah umat maka semua
tetapi damai sejahtera" (1 Korintus 14:33). Rasul Paulus juga
menyampaikan suatu nasihat agar kita mengutamakan ketertiban yang
dilandasi oleh kasih. Ia menasehatkan "Sebab Allah memberikan kepada
kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan,
kasih dan ketertiban" (2 Timotius 1:7).
c. Jawaban Umat
Jemaat merespon pemberitaan Firman Tuhan dengan menyanyikan yang
merupakan nyanyian kesanggupan untuk melakukan Firman Tuhan.
d. Pengutusan
Pesan Pengutusan adalah rangkuman dari inti pemberitaan Firman yang
disampaikan kepada umat untuk diberlakukan sebagai pengutusan dalam
kehidupan sehari-hari. Berkat dipahami sebagai janji penyertaan Tuhan
bagi umat dalam melaksanakan Firman Tuhan yang telah diberitakan di
tengah-tengah kehidupan sehari-hari. Berkat Tuhan diaminkan oleh umat
dengan menyanyi amin. Setelah itu umat diberi kesempatan untuk saling
bersalaman satu dengan yang lain sebagai wujud persekutuan, dan juga
bersalaman dengan para pelayan ibadah. Demikianlah ibadah sebagai
ritual telah selesai dan diteruskan dengan ibadah aktual dalam hidup
sehari-hari; Karena itu di akhir ibadah tidak ada nyanyian yang biasanya
disebut nyanyian pengiring. Fungsi nyanyian bukan untuk mengiring
pelayan ke luar ruang ibadah melainkan untuk memuji Tuhan.
PENGANTAR
Kata "Simbol" berasal dari kata kerja bahasa Yunani symbollein yang
berarti "mencocokkan" atau menghubungkan antara dua bagian atau dua
entitas yang berbeda. Makna kata simbol dilatarbelakangi oleh sebuah
tradisi Yunani kuno: "Pada waktu dua orang di Yunani kuno mengadakan
perjanjian, mereka kerap kali memateraikan perjanjian itu dengan
memecahkan sesuatu - sebuah lempengan, sebuah cincin, sebuah benda
dari tanah liat - menjadi dua bagian dan masing-masing pihak
menyimpan satu bagian. Jika salah satu pihak yang mengadakan
perjanjian kemudian hari menghendaki perjanjian itu dihormati, ia atau
wakilnya akan mengidentifikasi diri dengan mencocokkan bagian dari
barang yang telah dipecah itu dengan bagian yang lain.
Arti :
Salib jangkar ini, digunakan oleh orang Kristen mula-mula yang tinggal
di katakombe-katakombe. Sebenarnya lambang ini merupakan warisan
dari bangsa Mesir kuno, namun di kemudian hari menjadi lambang
universal yang menunjuk pada penderitaan Kristus.
Di sini, lambang salib jangkar hendak berkata-kata tentang pengharapan
yang dimiliki oleh umat percaya di dalam penantian
akan kedatangan Kristus kembali yang kedua kalinya.
b. Natal.
Dirayakan pada setiap tanggal 25 dan 26 Desember. Dalam abad ke IV
Natal diterima sebagai pesta kedatangan / kelahiran Kristus ke dunia.
Dalam dunia kekafiran tanggal 25 Desember dirayakan sebagai Dies
Natalis Solis Invicti, hari kelahiran sesuatu yang baru (matahari).
Dengan menetapkan tanggal itu sebagai kelahiran Kristus Gereja mau
menyatakan bahwa Terang yang benar bukanlah dari alam atau dunia
dewa melainkan Terang itu adalah Kristus, Juruselamat dunia yang
Lambang/logo : Palungan dan pelangi
Warna pelangi : merah, kuning, hijau
Palungan : kuning
Arti :
Pelangi merupakan simbol dari kesetiaan dan cinta kasih Allah bagi
seluruh isi dunia Setelah peristiwa air bah yang menunjuk pada bumi
yang sudah penuh oleh dosa, maka Allah menghadirkan pelangi
sebagai tanda perjanjian-Nya dengan Nuh beserta seluruh keturunannya,
lebih dari itu dengan semua manusia dan makhluk hidup lainnya yang
telah diciptakan-Nya. Ia berjanji bahwa Ia tidak akan pernah lagi
menghancurkan bumi ini (Kejadian 9). Pelangi juga mengingatkan
tentang kesungguhan Allah untuk memenuhi atau menggenapi jani-janji-
Nya. Palungan memberi arti pada pelawatan Allah kepada manusia,
supaya mereka tidak binasa, dimana Allah telah memberikan anak-Nya
yang tunggal, yang lahir di Betlehem untuk memberikan hidup-Nya bagi
manusia supaya mereka tidak binasa (Yohanes 3:16).
Pelangi juga mau menyimbolkan tentang pembebasan / penebusan yang
sekaligus telah diberikan lewat kelahiran Anak Allah tersebut
yang diperuntukkan tidak saja bagi orang-orang pilihan, tetapi terutama
lebih menunjuk kepada semua orang dan seluruh ciptaan.
Pelangi dan palungan hendak mengungkapkan suatu tema besar tentang
kasih dan kesetiaan Allah terhadap dunia ini.
Arti :
Bintang bersegi lima ini lebih dikenal sebagai bintang Yakub, dalam hal
ini menunjuk pada terbitnya bintang dari keturunan Yakub (Bilangan 24 :
17). Kemudian hari hal ini dimanifestasikan lewat kelahiran Yesus
Kristus yang ditandai pula dengan munculnya / terbitnya bintang di
Timur (Matius 2 : 1-2).Bintang ini pula yang menunjuk pada
penampakan kemuliaan Yesus Kristus bagi umat manusia.
e. Prapaskah/Sengsara
Masa ini dirayakan 7 minggu berturut-turut sebelum Paskah, Prapaskah
merupakan masa penyadari diri dan pertobatan. Manusia berdosa
menerima anugerah keselamatan melalui kematian dan pengorbanan
Kristus di salib dan diundang untuk menerima kehidupan yang baru.
f. Jumat Agung
Jumat Agung dirayakan untuk memperingati kematian Yesus di salib, di
Golgota. Yesus rela mengorbankan tubuh-Nya untuk menyelamatkan
manusia berdosa.
Arti :
Salib merupakan lambang yang sudah sangat dikenal untuk menunjuk
pada penderitaan dan kematian Yesus, bahkan tanda ini lebih sering
dipakai untuk menunjuk pada kekristenan. Salib dan mahkota duri di sini
merupakan tanda lain bagi penderitaan Kristus, yang hendak menyatakan
bagaimana kejamnya perlakuan yang telah Ia terima sampai pada
kematian-Nya di kayu salib karena dosa manusia. Kemuliaan yang
disaksikan lewat penderitaan.
Paskah adalah hari raya yang mula-mula dirayakan dan merupakan unsur
penting dalam tahun gereja. Paskah dirayakan sebagai hari kebangkitan
Kristus yang merupakan titik tolak iman orang percaya (1 Korintus 15 :
14). Paskah dirayakan dalam kegembiraan dan sukacita.
Arti :
Bunga lily merupakan simbol dari hari Paskah dan kekekalan umbi-
umbian dari bunga lily harus ditanam dan mati dahulu di dalam tanah,
baru kemudian dari padanya akan tumbuh suatu kehidupan baru.
Lewat Paskah orang telah menerima kehidupan baru yang diberikan
lewat kematian dan penderitaan Kristus (bandingkan Yohanes 12 : 34)
dan kehidupan baru itu sendiri adalah kehidupan yang berkaitan dengan
hidup kekal.
Arti :
Melalui penderitaan dan kematian Kristus, maka mahkota duri yang
kenaikan. Barangsiapa yang percaya kepada-Nya dan setia sampai mati,
iapun akan mendapatkan mahkota kehidupan itu (bandingkan Filipi 2 :
11-19; Wahyu 2 : 10).
i. Pentakosta
Pentakosta artinya hari ke 50 sesudah Paskah yang dirayakan sebagai
hari keturunan Roh Kudus. Sejak abad ke III secara umum dirayakan
oleh gereja. Hari ini juga diperingati sebagai hari kelahiran Gereja, di
mana melalui kuasa Roh Kudus Gereja dilengkapi
untuk melaksanakan tugas pengutusannya kepada bangsa-bangsa.
Arti :
Ke tujuh lidah api menyimbolkan ke tujuh suluh api yaitu ke tujuh roh
Allah (Wahyu 4 : 5) membentuk lingkaran yang menghadirkan
kekekalan, keabadian. Merpati yang menukik dan lidah api menunjuk
pada peristiwa pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah Para
Rasul 2 : 2-3).
j. Minggu Trinitatis
Hari Minggu Trinaitatis dirayakan satu minggu sesudah hari Pentakosta
(Pentakosta I). Ia merupakan hari minggu penutup siklus hari-hari raya
besar. Penyataan Allah dan kekudusan kekeesaan-Nya menjadi pusat
penyembahan Jemaat. Jadi dirayakan untuk menyaksikan Allah yang esa.
Lambang/logo : Lingkaran segi tiga/triquetra
Warna lambangnya : merah
Arti :
Simbol ini merupakan simbol mula-mula dari ketritunggalan.
Tiga buah lekukan yang tidak terputus, saling bersambung, menyatakan
kekekalan dari tritunggal tersebut. Pada pusat dari lekukan itu
terbentuklah sebuah segitiga yang merupakan simbol warisan dari
tritunggal.
k. Minggu Pentakosta
Minggu Pentakosta dirayakan selama 26 minggu.
Masa ini disebut masa gereja berjuang. Ada yang menyatakan bahwa
sesudah minggu Trinitatis sudah tidak ada lagi hari raya.
Sebenarnya masih ada yaitu hari Minggu, di mana melalui setiap hari
Minggu, gereja diingatkan tentang penyertaan Tuhan di dalam
perjuangan hidup gereja. Allah selalu beserta dengan gereja-Nya (Allah
beserta kita) itulah perayaan yang besar dan yang penuh puji-pujian dan
syukur.
2. Mimbar
Mimbar merupakan simbol dari tempat dimana Firman Allah diberitakan.
Mimbar, meja tempat alat perjamuan, tempat baptisan merupakan simbol
dasar iman Kristen. Dalam ibadah mereka menjadi pusat liturgi.
Salib merupakan simbol yang menunjuk kepada kematian Yesus Kristus
di kayu salib dan sekaligus merupakan simbol kemenangan-Nya atas
maut.
4. Bejana Baptisan
Bejana Baptisan merupakan simbol kehidupan. Dengan dibaptis, kita
telah dibersihkan dari segala dosa dan kesalahan kita serta menjadi
manusia yang memiliki hidup baru. Air menjadi simbol inti sakramen
baptisan sebagai tanda pembersihan (dari dosa, dari kuasa maut); dan
menyimbolkan hidup dan mati bersama Kristus.
5. Alkitab
Merupakan simbol dari Firman Allah. Alkitab menjadi dasar semua
kegiatan ibadah sebagaimana prinsip Protestan "sola scriptura". Alkitab
diletakkan di mimbar dengan posisi yang dapat dilihat oleh jemaat.
2. Duduk
Merupakan simbol untuk mendengarkan sesuatu.
3. Berdiri
Berdiri mengungkapkan sikap hormat. Petugas ibadah berdiri saat
membaca Alkitab dan umat berdiri pada saat mendengarkan Injil.
PENDAHULUAN
Gereja adalah persekutuan yang dipanggil oleh Tuhan keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib dan diutus untuk memberitakan
perbuatan-perbuatan besar dari Dia (lihat 1 Petrus 2 : 9) dan suatu
persekutuan orang-orang yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah
Anak Allah yang hidup, Mesias, Juruselamat. Gereja hidup di dalam
suatu konteks tertentu, yaitu dunia yang di dalamnya gereja berada, dunia
yang sudah dibangun dan ditata secara sosial, ekonomis, politik, dan
budaya sedemikian rupa sehingga manusia dapat hidup di dalamnya.
Sesuai dengan apa yang tertera dalam lambang NKRI, maka masyarakat
Indonesia berciri 'bhinneka tunggal ika` (beraneka-ragam namun satu),
dan bersemangat pembebasan (humanisasi dan emansipasi), kesetaraan,
dan berdasarkan Pancasila. Identitas Indonesia meliputi ciri
masyarakatnya yang bhinneka tunggal ika, semangatnya yang humanis,
emansipatif, dan setara, dan yang berdasarkan Pancasila.
6. Agama-agama Campuran
Yang dimaksud dengan agama campuran adalah agama yang dipeluk
oleh suatu masyarakat yang di dalamnya terdapat penggabungan
kepercayaan agama yang bermacam-macam (misalnya: agama Jawa-
Mandraisme di Kabupaten Kuningan - Jawa Barat, dll).
Akan tetapi di lain pihak juga ada tertulis: "Memang mengasihi Dia
dengan segenap hati dan segenap pengertian dan dengan segenap
kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah
jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban
sembelihan" (Markus 12 : 33).
Jadi, di satu pihak gereja terpanggil agar tetap berpegang teguh pada hal-
hal yang ia imani, namun di lain pihak gereja juga terpanggil agar
mengasihi sesama manusia -siapapun dia- dengan sungguh-sungguh.
Pengertian Etika :
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani "ethos " artinya kebiasaan,
adat. Kata ethos lebih berarti kesusilaan, perasaan batin, atau
kecendrungan hati dengan mana seseorang melakukan perbuatan.
Dalam bahasa Latin istilah ethos dan ethikos itu disebutkan
dengan kata mos dan moralitas. Oleh sebab itu kata "etika"sering
dikaitkan dengan kata "moral ".
Dalam bahasa Indonesia kata etika berarti kesusilaan, berasal dari
kata sila (bahasa Sansekerta) artinya :
1. Norma (kaidah), peraturan hidup, perintah.
2. Keadaan batin terhadap peraturan hidup (sikap, siasat
batin, perilaku, sopan santun).
Kesusilaan ini mau menerangkan dan menunjukkan bahwa arti kata "su"
itu baik, bagus. Jadi kesusilaan itu berkaitan dengan yang baik, bagus.
Secara teologis etika bergerak pada lapangan kesusilaan, artinya
kesusilaan bertalian dengan norma-norma yang seharusnya berlaku,
dengan ketaatan batiniah pada norma-norma itu.
Faktor Internal
Perasaan ingin tahu untuk coba-coba
Rasa solidaritas dan spontanitas yang tinggi
Faktor Eksternal
Lingkungan yang kadang-kadang tidak bersahabat
Berpacaran dengan tidak mengetahui batasannya sehingga
terjadilah sex bebas
Bergonta-ganti pacar supaya tidak jomblo (ket : single)
Nge-dugem (ket: bergelimang dunia gemerlap di caf -
diskotik);
nge-boat (ket: baca nge-bo-'t , meminum obat terlarang);
nge-drop-in(ket: mampir ke tempat tertentu untuk tujuan tidak
baik ?)
dan nge-seks (ket: melakukan hubungan seks bebas) dianggap
biasa-biasa saja
Tampil beda dengan pakaian yang serba ketat sehingga membuat
lawan jenis terangsang
Nge-bokep(ket: baca nge-bo-k p, nonton blue-film) sehingga
merangsang untuk melakukan apa yang ditonton.
Batasan-batasan yang harus diketahui ialah : Apa arti cinta, sex, pacaran
(LOVE, SEX and DATING = LSD)
PHILIA
Philia (bahasaYunani) berbicara tentang rasa persahabatan
Philia dalam perjanjian baru (PB) adalah kasih persaudaraan.
EROS
Kata Cinta dalam Inggris Love berarti cinta, asmara (to fall in love =
jatuh cinta; to make love = bercinta- cintaan, merayu, mencumbu ; dalam
bahasa Yunani disebut "Stergo" kasih yang mengandung arti kemesraan
(Roma 12 : 10).
Eros selalu menggunakan kata - kata romantis yang membuat bulu kuduk
merinding bukan karena takut tapi cinta.
Tahap-tahap berpacaran :
1. Saling melihat / berkenalan
2. Saling tertarik
3. Saling pendekatan
Pedoman berpacaran :
1. Tempat yang tepat
2. Waktu yang tepat
3. Penguasaan diri yang tepat
4. Pengertian yang tepat tentang pacaran
5. Menghindari diri dari pacaran yang tidak tepat, Ingatlah selalu :
Cinta EROS kita terima dari Allah bukan dari kekasih itu
6. Berpacaran dengan orang yang tepat
7. Apakah dia orang yang takut akan Tuhan
8. Apakah dia orang yang mengasihiTuhan dan Firman- Nya
Dimensi Sosiokultural
Merupakan dimensi yang melihat bagaimana seksualitas muncul dalam
relasi antar manusia, bagaimana seseorang menyesuaikan diri dengan
tuntutan peran dari lingkungan sosial, serta bagaimana sosialisasi peran
dan fungsi seksualitas dalam kehidupan manusia. Misalnya bagi bangsa
Timur, khususnya Indonesia, melakukan hubungan intim (senggama) di
Seksualitas berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etika. Jika
keputusan seksual yang ia buat melawati batas kode etik individu maka
akan menimbulkan konflik internal, seperti perasaan bersalah, berdosa
dan lain-lain. Sikap mengenai seksualitas memiliki rentang mulai dari
pandangan tradisional (hubungan seks hanya boleh dalam perkawinan)
sampai dengan sikap yang memperbolehkan sesuai dengan keyakinan
individu tentang perbuatannya.
Misalnya:
Seseorang meyakini kalau hubungan seks diluar nikah itu tidak
diperbolehkan menurut agama atau etika, tapi karena kurang bisa
mengendalikan diri, ia tetap melakukan juga. Michael et al (1994)
membagi sikap dan keyakinan individu tentang seksualitas menjadi 3
kategori:
1) Tradisional :
Keyakinan keagamaan selalu dijadikan pedoman bagi perilaku seksual
mereka. Dengan demikian homo seksual, aborsi, dan hubungan seks
pranikah dan di luar nikah selalu dianggap sebagai sesuatu yang salah.
2) Relasional :
Berkeyakinan bahwa seks harus menjadi bagian dari hubungan saling
mencintai, tetapi tidak harus dalam ikatan pernikahan.
3) Rekreasional :
Menyatakan bahwa kebutuhan seks tidak ada kaitannya dengan cinta.
Seks itu pada dasarnya sama dengan makan, minum, tidur dan berolah-
raga. Seks itu indah dan baik sebagai, anugerah Allah (Kejadian 1 : 31).
Hubungan Seks itu harus dilakukan dalam konteks perjanjian antara
Allah dan manusia yang bermuara pada perkawinan. (bandingkan Efesus
(covenant)Allah dan berarti merusak anugerah Allah.
Jika kita melakukan hal-hal tersebut, maka kita akan menjadi batu
sandungan bagi keluarga, gereja dan masyarakat.
PENGANTAR
Mengapa kita perlu membahas EtosKerja ? Karena bekerja merupakan
suatu panggilan dalam kehidupan manusia sehingga ia harus bekerja
efektif dan berkualitas.
Suatu fenomena yang hakiki di dalam diri kita adalah bahwa kita
diciptakan Allah dengan tugas utama untuk mengusahakan dan
memelihara kehidupan kita dalam lingkungan alam semesta ini yang
diciptakan Allah bagi kita. Oleh karena itu kita diperlengkapi dengan
nalar dan pengetahuan untuk dapat memahami apa tujuan hidup kita
dalam bekerja di dunia ini. Melalui nalar dan pengetahuan kita akan
merasakan nilai-nilai dalam diri kita dan oleh nilai-nilai yang ada di
dalam diri kita itu, kita mencari dan menemukan kiat-kiat untuk
mengubah dan memperbaharui sifat-sifat karakter kita atau pun sifat-sifat
kepribadian kita yang tidak baik menjadi mengikuti kehendak TUHAN.
Nilai-nilai yang baik di dalam diri kita ini akan menghantar kita untuk
bekerja dan berbisnis dengan ketulusan, kejujuran, dan profesional untuk
memperoleh keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupan kita, yaitu
yang dikenal dengan istilah Etos Kerja.
Nilai-nilai yang baik dalam Etos Kerja ini di peroleh dari kebenaran
nilai-nilai rohani yang tertulis dalam Alkitab jika dengan taat kita
melakukannya dalam kita berkarya:
1. Bekerja adalah anugerah dari TUHAN. Kejadian 2: 15 "TUHAN
Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman
Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
2. Bekerja adalah perintah Allah Kejadian 3 : 17 "Lalu firmanNya
kepada manusia itu : "Karena engkau mendengarkan perkataan
karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari
rezeki dari tanah seumur hidupmu".
3. Bekerja adalah panggilan Allah. 2 Tesalonika 1 : 11 " Karena itu
kami senantiasa juga berdoa untuk kamu, supaya Allah kita
menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan
kekuatanNya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik
dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu".
4. Bekerja adalah ibadah kepada Allah. Kejadian 23 : 25 " Tetapi
kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allah-mu; maka Ia akan
memberkati roti makananmu dan air minummu dan Aku akan
menjauhkan penyakit dari tengah tengahmu".
5. Bekerja adalah mengaktualisasikan semangat dan disiplin diri.
Yohanes 5 : 17 "Tetapi Ia berkata kepada mereka : Bapaku
bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga".
6. Bekerja adalah mengembangkan kreativitas. Filipi 1 : 22 a "
Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja
memberi buah.
7. Bekerja adalah mengaktualisasikan ketaatan, ketekunan dan
kehormatan. 1 Korintus 16 : 16 : " Karena itu taatilah orang-orang
yang demikian dan setiap orang yang turut bekerja dan berjerih
payah".
8. Bekerja adalah pelayanan dengan kerendahan hati dan penuh
kasih. Kisah Para Rasul 20: 35 " Dalam segala sesuatu telah
kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian
kita harus membantu orang orang yang lemah dan harus
mengingat perkataan TUHAN Yesus, sebab Ia sendiri telah
mengatakan : Adalah lebih berbahagia memberi daripada
menerima".
Tindakan pidana korupsi itu terjadi karena ada niat yang mendorong
seseorang untuk melakukan korupsi dan baginya tersedia kesempatan
atau peluang untuk melakukannya. Meskipun ada niat yang mendorong
tetapi tidak ada kesempatan atau sebaliknya bila tidak ada niat yang
mendorong tetapi ada kesempatan maka tidak akan terjadi tindak pidana
korupsi oleh pegawai di dalam perusahaan. Hati nurani seseorang yang
dirasuki oleh niat untuk melakukan tindakan pidana korupsi disebabkan
oleh :
1. Keserakahan.
Efesus 4 : 19 "Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka
menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah
segala macam kecemaran".
2. Kesempatan atau peluang yang tersedia.
Roma 7 : 8 "Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk
membangkitkan didalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum
seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan jumlah
gaji yang diterimanya,maka sebagai protes ia akan bertindak bermalas-
malasan dan ia akan mencuri jam kerja untuk kerja sambilan.
Oleh karena itu untuk memelihara nilai-nilai yang baik di dalam diri kita
melalui Etos Kerja kita, maka kita harus merenungkan dan menghayati
serta melakukannya dengan baik (Yakobus 4 : 17).
Metode pengajaran :
Class room dengan cara membaca bergilir oleh para katekisan.
Naskah pelajaran katekisasi ini diselingi dengan tanya jawab dan
penjelasan.
Pengantar
Perkawinan menjadi penting karena mengubah perjalanan dan status
hidup seseorang. Pelaksanaan perkawinan di Indonesia biasanya
melibatkan banyak pihak, seperti : para calon, keluarga, gereja,
masyarakat dan negara. Status keluarga yang diperoleh pasangan nikah
mengikat diri mereka kepada norma-norma yang berlaku dalam gereja
dan masyarakat
Pengertian :
Nilai : perasaan tentang apa yang dianggap penting atau tidak penting
yang mempengaruhi perilaku orang yang memiliki nilai itu.
Norma: petunjuk-petunjuk hidup yang berisi kewajiban atau larangan
yang mengikat perilaku dari suatu kelompok masyarakat atau gereja.
13
Alkitab menjelaskan bahwa sejak semula Tuhan Allah telah
menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Ia menciptakan
manusia itu : laki-laki dan perempuan dalam satu kesatuan utuh
(Kejadian 1 : 26 - 27). Keutuhan gambar dan rupa Allah itu harus
nampak dalam kebersamaan yang sejajar dan sederajat. Tidak satupun
diantara keduanya memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada yang
lain.
16
Kerukunan suami-istri sangat dipengaruhi oleh keadaan dewasa ini
dimana : anonimitas ( tidak dikenal ) dan mobilitas (aktivitas) merupakan
gaya hidup saat ini. Karena itu kehadiran suami-istri perlu dihayati
sebagai suatu gaya hidup yang dikehendaki oleh Tuhan ( bandingkan
Yohanes 2 : 1 dan 11 ).
C. Ekonomi keluarga.
F. Ibadah keluarga.
13
Everett L. Worthington, Jr, Marriage Counseling, Inter Varsity Press,
Illinois, 1989, halaman 46.
14
Flux, John Knox Press, Louisville, Kentucky, 1990, halaman 8
16
Brennan R. Hill, Christian Marriage and Family, Liturgical Press,
Collegeville,Minnesota, 1993, halaman 17
17
David Gushee, halaman 185.
18
Gary Chapman, The Family You,ve Always Wanted, Northfield
Publishing, Chicago, 2008, halaman 78.