01 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

4.

Apabila terjadi pekerjaan tambah yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tanpa perintah
tertulis dari PIHAK PERTAMA, maka biaya yang telah dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA akibat
kerja tambah tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
5. Perubahan atas Kontrak ini dilakukan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan dituangkan
dalam suatu Amandemen yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Kontrak ini.

PASAL 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan pendapat dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai yang tertuang
dalam pasal 2, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan dengan cara musyawarah.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini
tidak tercapai , maka kedua belah pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaiannya kepada
pengadilan Negeri.
3. Kedua belah pihak sepakat memilih tempat kedudukan yang sah dan tidak berubah di kantor
kepanitraan Negeri Kodya Denpasar.

PASAL 22
PAJAK DAN BEA METERAI
Semua Pajak dan bea meterai sesuai dengan ketentuan yang belaku dan ditimbulkan akibat
adanya Surat Perjanjian Kerja/Kontrak ini ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 23
PENUTUP
Surat Perjanjian Kerja ini dibuat dan dibubuhi materai secukupnya, kemudian ditandatangani oleh
kedua belah pihak di Denpasar dalam dua rangkap, masing-masing mempunyai kekuatan hukum
yang sama, satu untuk PIHAK PERTAMA dan satu untuk PIHAK KEDUA.

PIHAKKEDUA PIHAK PERT AMA

DARMANSYAH LUBIS ~
/ • I MADE GENAH

9
4. Apabila terjadi pekerjaan tambah yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tanpa perintah
tertulis dari PIHAK PERTAMA, maka biaya yang telah dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA akibat
kerja tambah tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
5. Perubahan atas Kontrak ini dilakukan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan dituangkan
dalam suatu Amandemen yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Kontrak ini.

PASAL 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan pendapat dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai yang tertuang
dalam pasal 2, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan dengan cara musyawarah .
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini
tidak tercapai, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaiannya kepada
pengadilan Negeri.
3. Kedua belah pihak sepakat memilih tempat kedudukan yang sah dan tidak berubah di kantor
kepanitraan Negeri Kodya Denpasar.

PASAL 22
PAJAK DAN BEA METERAI
Semua Pajak dan bea meterai sesuai dengan ketentuan yang belaku dan ditimbulkan akibat
adanya Surat Perjanjian Kerja/Kontrak ini ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 23
PENUTUP
Surat Perjanjian Kerja ini dibuat dan dibubuhi materai secukupnya, kemudian ditandatangani oleh
kedua belah pihak di Denpasar dalam dua rangkap, masing-masing mempunyai kekuatan hukum
yang sama, satu untuk PIHAK PERTAMA dan satu untuk PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA

DARMANSYAH LUBIS ~
I MADE GENAH

9
SURAT PERJANJIAN KERJA

PT PLN (PERSERO)

DENGAN

PT. SURVEYOR INDONESIA (PERSERO)

TENTANG

SERTIFIKASI MOBIL PDKB DAN FIRE HYDRANT.

Nomor Pihak Pertama 0295.SP.JAR/MUM.01.02/5.3/ABS/2017


Nomor Pihak Kedua SRT-87 .PK/FRD-Vlll/SISUB-BALl/2017

Pada hari ini Senin tanggal Empat bulan September Tahun Dua ribu tujuh belas, kami yang
bertanda tangan dibawah ini :

I. PT PLN (Persero), berkantor Pusat di Jakarta, yang didirikan berdasarkan akta Notaris No.
169 tanggal 30 Juli 1994 yang telah diubah beberapa kali dan perubahan terakhir melalui Akta
No. 33 tanggal 31 Juli 2013 dibuat dihadapan Lenny lshak,S .H Notaris di Jakarta, yang dalam
hal ini diwakili oleh I MADE GENAH dalam kapasitasnya selaku Asisten Manajer Jaringan
PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Bali Selatan berkedudukan di JI Sudirman No. 2
Denpasar berdasarkan Surat Kuasa Manajer PT PLN (Persero) Nomor
0002.Sku/SDM/08.01/ABS/2016 tanggal 10 Mei 2016 , dalam hal ini sah bertindak untuk dan
atas nama PT PLN (Persero) , selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

II. PT. Surveyor Indonesia (Persero), suatu Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan
Akta Notaris No. 154 tanggal 29 Juli 1991 dibuat dihadapan Muhani Salim , SH notaris di
Jakarta, yang dalam hal ini diwakili oleh DARMANSYAH LUBIS, dalam kapasitasnya selaku
Kepala Cabang PT. Surveyor Indonesia (Persero) Cabang Surabaya berkedukukan di Jalan
Comal No. 7 - 9 Surabaya berdasarkan Akta No. 52 tanggal 26 Mei 2014 , oleh karena itu sah
bertindak untuk dan atas nama PT. Surveyor Indonesia (Persero) Cabang Surabaya,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA masing-masing disebut "PIHAK" dan
bersama-sama disebut PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) NO. 250/PL/RKS/PPBJ/5.3/ABS/2017 tanggal 28


Agustus 2017
2. Surat Penawaran Harga No. SRT-87/FRD-Vlll/SISUB-BALl/2017, tanggal 30 Agustus 201 7.
3. Serita Acara Pembukaan Penawaran Nomor : 250/PL//BA.PEMB/PPBJ/5.3/ABS/2017 tanggal
30 Agustus 2017
4. Serita Acara Evaluasi Nomor : 250/BA.EVA/PPBJ/5.3/ABS/2017 ,tanggal 30 Agustus 2017
5. Serita Acara Negosiasi Nomor : 250/BA.NEGO/PPBJ/5.3/ABS/2017,tanggal 31 Agustus 2017
6. Surat Keputusan Penetapan Pemenang (SKPP) Nomor : 250/SKPP/PPBJ/5.3/ABS/2017,
tanggal. 31 Agustus 2017
7. Surat Penunjukan melaksanakan Pekerjaan Nomor : 0042/MUM .01.02/ABS/2017 tanggal .
04 September 2017

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Perjanjian dan
selanjutnya disebut Surat Perjanjian Kerja , dengan ketentuan dan Syarat-syarat sebagai berikut :
PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN

1. PIHAK PERTAMA bermaksud untuk menyerahkan dan mempercayakan pekerjaan :


"Sertifikasi Mobil PDKB dan Fire Hydrant, lokasi wilayah kerja PT PLN (Persero) Area Bali
Selatan milik PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

2. PIHAK KEDUA menerima kepercayaan tersebut dan akan melaksanakan pekerjaan


"Sertifikasi Mobil PDKB dan Fire Hydrant, lokasi wilayah kerja PT PLN (Persero) Area Bali
Selatan" sesuai Spesifikasi Teknis yang ditetapkan.

PASAL 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan seperti yang dimaksud dalam pasal 1, akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dengan
lingkup pekerjaan sebagai berikut :
1. Pemerikaan dan Pengujian Mobil PDKB .
2. Pemeriksaan dan Pengujian Fire Hydrant.

PASAL 3
LOKASIPEKERJAAN
Pekerjaan seperti yang dimaksud dalam pasal 1, akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dengan
lokasi wilayah kerja Area Bali Selatan .

PASAL4
NILAl/HARGA BORONGAN
1. Pelaksanaan pekerjaan sesuai pasal 1, dilaksanakan atas beban anggaran Pos 5.3 Tahun
2017, PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Bali Selatan .
2. Besarnya Nilai borongan pekerjaan sesuai pasal 1 adalah sebagai berikut :
..,. Jumlah Rp. 12.437.500,00
.... PPN 10% Rp 1.243.750,00
..,. Total Rp 13.681.250,00
..,. Dibulatkan Rp 13.681.250,00
Terbilang : Tiga betas juta enam ratus delapan puluh satu ribu dua ratus lima puluh
rupiah.
3. Harga satuan pekerjaan ini adalah tetap I tidak berubah , selama waktu berlakunya Surat
Perjanjian ini.
4. PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut perubahan harga sebagaimana dimaksud dalam ayat 2
pasal inidan atau tambahan biaya apapun juga, atas kenaikan harga barang atau jasa yang
berhubungan dengan pelaksanaan Surat Perjanjian ini.
5. Apabila klausul atau ketentuan-ketentuan dalam Surat Perjanjian ini mengalami perubahan ,
baik lebih maupun kurang maka perubahan tersebut diatur sesuai pasal 20 Surat Perjanjian
ini.

2
PASAL 5
DIREKSI DAN PENGAWAS PEKERJAAN
Untuk menjaga kualitas dan pengendalian pekerjaan PIHAK PERTAMA menunjuk:
1. Supervisor K3 dan Lingkungan PT PLN (Persero) Area Bali Selatan sebagai Direksi
Pekerjaan yang akan melaksanakan pengawasan/supervisi serta memberikan pengarahan
yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan .
2. Direksi Pekerjaan menunjuk Stat K3 dan Lingkungan PT PLN (Persero) Area Bali Selatan
sebagai Pengawas Pekerjaan yang bertugas membantu Direksi Pekerjaan dalam
melaksanakan tugasnya

PASAL 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Surat Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 60 (enam puluh) hari kalender terhitung sejak
tanggal 04 September 2017 atau harus selesai serta diserahkan pada tanggal 02 Nopember
2017 yang disebut dengan Serah Terima Pekerjaan Pertama (ST I)
2. Penyerahan hasil pekerjaan yang kedua kalinya (seluruh cacat-cacat dan kekurangan-
kekurangan telah diperbaiki) dan diselesaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah serah terima pekerjaan yang pertama, yang disebut dengan Serah Terima Pekerjaan
Kedua (ST II).
3. Jika penyerahan hasil pekerjaan jatuh pada hari libur, maka penyerahan pekerjaan
dilaksanakan pada hari berikutnya.
4. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tidak boleh melebihi jangka waktu pelaksanan Surat
Perjanjian ini sesuai ayat 1, kecuali dengan adanya perubahan atau perpanjangan waktu dari
Surat Perjanjian ini diatur sesuai pasal 20 Surat Perjanjian ini.

PASAL 7
KESELAMAT AN KERJA

1. PIHAK KEDUA wajib menyediakan sarana untuk kesehatan dan pertolongan pertama pada
kecelakaan (PPPK) dan sarana lain untuk menjaga keselamatan tenaga kerjanya, guna
menghindarkan diri dari bahaya yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan dan
bertanggung jawab terhadap keselamatan tenaga kerja dimaksud sampai dilakukannya
penyerahan pekerjaan , yang dibuktikan dengan Serita Acara Serah Terima Pekerjaan.
2. PIHAK KEDUA diwajibkan mengasuransikan pekerjaan untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
3. Kegiatan pencegahan terhadinya kecelakaan kerja

3.1. Pencegahan kondisi berbahaya (Unsafe Condition)


PIHAK KEDUA wajib melakukan pengendalian teknis terhadap adanya kondisi
berbahaya (unsafe condition) pada tempat - tempat kerja, antara lain :
a. Wajib mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku di
lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Bali
b. Wajib memiliki dan menerapkan Standing Operation Procedure (SOP) untuk setiap
pekerjaan
c. Wajib menyediakan peralatan kerja dan APO sesuai standard bagi tenaga kerjanya
pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya
d. Wajib melakukan ldentifikasi Bahaya Penilaian dan Pengendalian Risiko (IBPRR)
pada tempat kerja yang berpotensi bahaya
e. Wajib membuat Job Safety Analysis (JSA) dan ljin Kerja (Working Permit) pada
setiap melaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya
f. Wajib melakukan pemeriksaan kesehatan kerja bagi tenaga kerjanya yang bekerja
pada pekerjaan yang berpotensi bahaya

·~
3..2 Pencegahan tindakan berbahaya (Unsafe Action)
PIHAK KEDUA wajib melakukan pengendalian personil terhadap perilaku berbahaya
(unsafe act) dari pelaksana dan pengawas pekerjaan, antara lain :
a. Wajib menunjuk dan menetapkan Pengawas Pekerjaan/Pengawas K3 yang memiliki
kompetensi di bidang pekerjaannya
b. Wajib memasang LOTO (Lock Out Tag Out) pada saat pelaksanaan pekerjaan yang
berpotensi bahaya
c. Pelaksana pekerjaan dari PIHAK KEDUA wajib menggunakan peralatan kerja dan
APO sesuai standard pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya
d. Wajib melakukan pengawasan terhadap perilaku tenaga kerjanya yang
membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain, yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja
e. Wajib memberikan petunjuk dan arahan keselamatan (safety briefing) kepada
pelaksana pekerjaan dan pengawas pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan
yang berpotensi bahaya .

4. Sertifikasi/Pendidikan dan Pelatihan


a. Wajib melakukan sertifikasi kompetensi bagi pengawas pekerjaan , pelaksana pekerjaan
dan tenaga teknik lainnya sesuai dengan bidang pekerjaannya
b. Wajib memiliki tenaga kerja Ahli K3 yang bersertifikat kompetensi
c. Wajib memberikan pendidikan dan pelatihan bagi pengawas pekerjaan , pelaksanaan
pekerjaan dan tenaga teknik lainnya sesuai bidang pekerjaannya

5. Sanksi
a. Apabila terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian PIHAK KEDUA dalam menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka PIHAK KEDUA
bertanggung jawab secara penuh untuk menyelesaikan segala permasalahan yang
ditimbulkan akibat kecelakaan tersebut dan mitra kerja diberikan Sanksi Peringatan
Tertulis Pertama.
b. Apabila setelah diberikan Sanksi Peringatan Tertulis Pertama sebagaimas dimaksud pada
huruf a masih ditemukan bukti mitra kerja belum melaksanakan kegiatan pencegahan
terjadinya kecelakaan kerja atau serftifikasi I pendidikan dan pelatihan , maka mitra kerja
diberikan Sanksi Peringatan Tertulis Kedua.
c. Apabila terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian PIHAK KEDUA dalam penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesejatan Kerja, maka PT PLN (Persero) Distribusi Bali
Area Bali Selatan berhak me11gevaluasi, memutuskan perjanjian barang dan jasa yang
sedang berlangsung secara sepihak serta memasukkan PIHAK KEDUA tersebut pada
Daftar Hitam (black list) perusahaan.
d. Apabila terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian Pelaksana Pekerjaan dari PIHAK
KEDUA, maka Pelaksana Pekerjaan tersebut bertanggung jawab secara penuh atas
akibat kecelakaan tersebut.

PASAL 8
PERALATAN KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI

1. Untuk menjamin kelancaran dan kesempurnaan pekerjaan dilapangan, maka diperlukan


peralatan kerja dan alat pelindung diri guna mendukung pelaksana pekerjaan , dan
sehubungan dengan hal di atas peralatan kerja dan alat pelindung diri sebelum ke lapangan
sudah harus disiapkan.
2. Direksi mempunyai hak untuk memeriksa peralatan kerja dan alat pelindung diri yang dimiliki
oleh PIHAK KEDUA pada waktu pelaksanaan , Bila dalam tahap pelaksanaan diperlukan
suatu peralayan yang mutlak diperlukan I dibutuhkan tetapi PIHAK KEDUA tidak dapat
memenuhinya ((karena belum disediakan/dibeli/disewa) maka Direksi wajib menghentikan
tahapan pelaksanaan akibat tindakan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

4
PASAL 9
KOMITMENT INTEGRITAS LA YANAN PUBLIK ( ILP )

Komitmen lntegritas Layanan Publik (ILP) yang harus dipenuhi oleh PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Perjanjian ini yaitu :
1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan Komitmen lntegritas Layanan Publik dalam setiap
m~laksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini.
2. Komitmen ILP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah :
a. Kemudahan , kecepatan dan transparansi layanan publik.
b. Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun juga pada setiap proses pelayanan
publik atau pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 Perjanjian ini.
3. Apabila pelanggaran dilakukan atas Komitmen ILP oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK
KEDUA akan diberikan Surat Peringatan Tertulis Pertama dan Terakhir. Apabila dilakukan
untuk kedua kalinya, PIHAK PERTAMA akan melakukan pemutusan Perjanjian ini secara
sepihak.
4. Klasifikasi pelanggaran Komitmen ILP yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dan I atau Pekerja,
diputuskan oleh PIHAK PERTAMA dengan berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang ada.

PASAL10
TEMPAT PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN
1. Tempat penyerahan barang I pekerjaan sesuai Pasal 2 Surat Perjanjian ini adalah di lokasi
Jin. By Pass Ngurah Rai Sanur.
2. Apabila pekerjaan I barang yang diserahkan sesuai dengan Pasal 10 ayat 1, tidak sesuai
dengan Spesifikasi Teknik yang telah ditentukan, maka PIHAK PERTAMA berhak menolak
barang atau hasil pekerjaan terse but dan Pl HAK KE DUA wajib mengganti dengan pekerjaan
I barang yang baru yang sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang telah ditentukan.
3. Apabila terjadi penggantian barang yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan
penyerahan hasil pekerjaan dari waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Perjanjian ini, maka
atas keterlambatan tersebut dianggap keterlambatan Penyerahan Hasil Pekerjaan .
4. Penyerahan Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat 2, harus dilakukan
dengan membuat Serita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak.

PASAL11
PENGUJIAN

Setelah Pekerjaan I Barang selesai dipasang, maka PIHAK KEDUA wajib melakukan pengujian ,
yang disaksikan oleh PIHAK PERTAMA, untuk membuktikan bahwa barang/alat atau pekerjaan
yang dipasang dapat berfungsi dengan baik dan kembali normal.

PASAL12
PEKERJAAN SELESAI

Pekerjaan yang dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 Perjanjian ini dinyatakan
selesai , setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan seluruh pekerjaan , dan menyerahkan 100%
pekerjaan ini dengan hasil baik kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan Pasal 10 Surat
Perjanjian ini, yang dituangkan dalam Serita Acara Serah Terima Pekerjaan.

5
PASAL13
PEMBAYARAN HASIL PEKERJAAN

1. Cara Pembayaran
Pembayaran akan dilakukan di Kantor PT PLN (Persero) Distribusf Bali dengan pemindah
bukuan kedalam Rekening Bank PIHAK KEDUA :

)lo- Nama : PT. Surveyor Indonesia (Persero)


)lo- No. Rekening : 0394 .01.000079.30.3
)lo- Bank : PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Surabaya Kapas
Krampung .
2. Syarat Pembayaran
Pembayaran akan dilakukan setelah PIHAK KEDUA mengajukan penagihan dalam kurun
waktu 1 minggu setelah Serah Terima Pekerjaan, dengan melampirkan :
1. Surat permohonan pembayaran
2. Copy Surat Perjanjian Kerja
3. Kwitansi pembayaran
4. Serita Acara pembayaran
5. Copy faktur pajak, Surat Setoran Pajak (SSP) dan NPWP
6. Copy surat referensi Bank
7. Serita Acara Serah Terima Pekerjaan Tahap I
8. Serita Acara Serah Terima Pekerjaan Tahap II
9. Copy amandemen (bila ada)
10. Denda keterlambatan (bila ada)
11 . Jaminan pemeliharaan (bila ada)

3. Termin Pembayaran
a. Proses Penagihan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERT AMA dilakukan dalam kurn
waktu 1 (satu) minggu setelah serah terima pekerjaan tahap pertama.
b. Pcmbayaran akan diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA apabila prestasi
fisik pekerjaan telah mencapai 100%, dan telah dilakukan serah terima pekerjaan dan
pekerjaan dinyatakan tidak ada CACAT dan dapat beroperasi sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak yang dibuktikan dengan Serita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama (ST I) .
c. Besarnya nilai pembayaran yang dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
pada saan serah terima pekerjaan tahap pertama sebesar 95 % dari nilai pekerjaan
pembayaran tahap kedua dilakukan apabila telah dilakuka serah terima tahap kedua dengan
nilai pembayaran sebesar 5 % atau besarnya nilai pembayaran 100 % dapat dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, apabila telah dilakukannya serah terima pekerjaan
tahap kedua , dan atau dapat dibayarkan 100 % pada saat serah terima pekerjaan tahap
pertama dengan ketentuan PIHAK KEDUA menyehkan jaminan pemeliharaan sebesar 5 %
dari nilai Surat Perjanjian Kerja.

6
PASAL14
GARANSIPEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA wajib menjaga kualitas pekerjaan sesuai pasal 1 dan 2 Surat Perjanjian ini.
2. Garansi pekerjaan dinyatakan dengan Surat Pernyataan Garansi oleh PIHAK KEDUA dan
diserahkan pada saat Serah Terima Pekerjaan
3. Masa Garansi Pekerjaan adalah selama 6 (enam) bulan sejak Serah Terima Pekerjaan , jika
selama masa garansi pekerjaan terjadi kerusakan material atau hasil kerja maka PIHAK
KEDUA berkewajiban melaksanakan penggantian material atau perbaikan hasil kerja dengan
beban biaya dari PIHAK KEDUA

PASAL15
JAMINAN PELAKSANAAN
Karena nilai pekerjaan didalam Surat Perjanjian Kerja ini lebih kecil dari 500 juta maka PIHAK
KEDUA tidak di wajibkan menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL16
SANKSIKETERLAMBATAN
Dalam hal terjadi keterlambatan penyerahan pekerjaan sesuai waktu yang ditetapkan, maka
PIHAK KEDUA dikenakan denda keterlambatan sebesar 1 %0 (satu perseribu) perhari kalender
keterlambatan dari nilai Surat Perjanjian Kerja (SPK) dan denda maksimal 5 % dari nilai Surat
Perjanjian Kerja.

PASAL17
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah kejadian-kejadian diluar kemampuan PIHAK
PERTAMA maupun PIHAK KEDUA termasuk didalamnya:
Bencana Alam sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan
Keadaan darurat perang sehingga mengganggu pelaksanaan pekerjaan
Adanya epidemi di daerah kerja sehingga dilarang memasuki daerah tersebut.
2. PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab atas keterlambatan penyerahan pekerjaan yang
diakibatkan oleh terjadinya Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini.
3. Force Majeure harus dberitahukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang
diperkuat oleh instansi yang berwenang untuk menyatakan bahwa suatu peristiwa yang terjadi
adalah kejadian Force Majuere dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
terjadinya force majeure.
4. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadinya force majeure, PIHAK KEDUA
tidak memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA, maka kejadian tersebut dianggap sebagai
keterlambatan penyelesaian pekerjaan .
5. PIHAK PERTAMA wajib memberikan jawaban atas pemberitahuan force majeure kepada
PIHAK KEDUA dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) harikalender sejak diterimanya
pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA.
6. Apabila dalam waktu 14 (emat belas) hari kalender dimaksud dalam ayat 5 pasal ini , PIHAK
PERTAMA tidak memberi jawaban maka PIHAK PERTAMA dianggap setuju atas
pemberitahuan PIHAK KEDUA tersebut.

7. PIHAK KEDUA tidak dapat dikenakan denda atas keterlambatan penyerahan pekerjaan yang
diakibatkan oleh Force Majeure yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA

7
PASAL18
PEMUTUSAN SURAT PERJANJIAN
1. Pemutusan Surat Perjanjian secara sepihak yang disebabkan oleh keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA , setelah PIHAK KEDUA
diingatakan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali atas keterlambatan penyerahan hasil
pekerjaannya kepada PIHAK PERTAMA.
2. Sanksi pemutusan Surat Perjanjian sesuai ayat 1 pasal ini yaitu Jaminan pelaksanaan akan
dicairkan dan menjadi milik PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan untuk
mengikuti pelelangan di Wilayah kerja PIHAK PERTAMA selama 2 (dua) tahun sejak tanggal
pemberitahuan pemutusan surat perjanjian .
3. Dalam hal terjadi pemutusan Surat Perjanjian ini secara sepihak, kedua belah pihak sepakat
untuk tidak memberlakukan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
4. Pelaksanaan pemutusan Surat Perjanjian karena alasan sebagaimana dimaksud ayat 1 (satu)
pasal ini akan dilakukan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

PASAL19
PEMBEBASAN DARI TUNTUT AN I CLAIM

1 PIHAK KEDUA menjamin PIHAK PERTAMA baik sekarang, maupun kemudian hari, tidak
akan mendapat tuntutan dari pihak lain yang menyatakan mempunyai hak atas pekerjaan
sebagaimana dimaksud dalam Surat Perjanjian Kerjaini yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA.
2. Apabila dikemudian hari PIHAK PERTAMA mendapat tuntutan dari pihak lain yang
menyatakan mempunyai hak terlebih dahulu atau mempunyai hak atas pekerjaan
sebagaimana dimaksud dalam Surat Perjanjian ini, yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA, maka semua biaya yang diberlakukan oleh PIHAK PERTAMA
sebagai akibat tuntutan dimaksud menjadi beban tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 20
AMANDEMEN KONTRAK

1. Alasan I permasalahan yang boleh dijadikan dasar terjadinya Amandemen Kontrak adalah
sebagai berikut:
o Adanya perubahan design pekerjaan pada Kontrak.
o Terjadi Force Majeure.
o Kejadian permasalahan diluar kendali PIHAK KEDUA jika PIHAK KEDUA yang
mengajukan usul perubahan, atau diluar kendali PIHAK PERTAMA jika PIHAK PERTAMA
yang mengajukan usul perubahan .
2. Amandemen Kontrak dapat dilakukan untuk volume dan waktu pelaksanaan dengan mengacu
pada harga satuan pekerjaan/ material yang tertuang dalam Kontrak. Apabila perubahan
berakibat pada timbulnya pekerjaan yang memerlukan harga satuan pekerjaan I material baru
diluar yang tercantum pada lampiran Kontrak, maka dilakukan mekanisme penawaran harga
satuan - evaluasi - negosiasi untuk mencapai kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk
berita acara kesepakatan untuk diperlgunakan sebaga dasar dalam pembuatan amandemen .
3. Mekanisme Amandemen dilaksanakan sebagai berikut: PIHAK yang berkepentingan atas
terjadinya perubahan menyampaikan surat permohonan perubahan kepada PIHAK lainnya.
Selanjutnya dilaksanakan pembahasan terhadap dasar-dasar diperlukannya perubahan dan
negoisasi untuk hal-hal yang belum diatur dalam Kontrak, serta dibuatkan berita acara
kesepakatan sebagai dasar pembuatan Amandemen.

-~
SURAT PERJANJIAN KERJA

PT PLN (PERSERO)

DENGAN

PT. SURVEYOR INDONESIA (PERSERO)

TENTANG

SERTIFIKASI MOBIL PDKB DAN FIRE HYDRANT.

Nomor Pihak Pertama 0295.SP.JAR/MUM.01.02/5.3/ABS/2017


Nomor Pihak Kedua SRT-87.PK/FRD-Vlll/SISUB-BALl/2017

Pada hari ini Senin tanggal Empat bulan September Tahun Dua ribu tujuh belas, kami yang
bertanda tangan dibawah ini :

I. PT PLN (Persero) , berkantor Pusat di Jakarta, yang didirikan berdasarkan akta Notaris No.
169 tanggal 30 Juli 1994 yang telah diubah beberapa kali dan perubahan terakhir melalui Akta
No. 33 tanggal 31 Juli 2013 dibuat dihadapan Lenny lshak,S.H Notaris di Jakarta, yang dalam
hal ini diwakili oleh I MADE GENAH dalam kapasitasnya selaku Asisten Manajer Jaringan
PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Bali Selatan berkedudukan di JI Sudirman No. 2
DP-npasar berdasarkan Surat Kuasa Manajer PT PLN (Persero) Nomor
0002.Sku/SDM/08.01/ABS/2016 tanggal 10 Mei 2016, dalam hal ini sah bertindak untuk dan
atas nama PT PLN (Persero}, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

II. PT. Surveyor Indonesia (Persero), suatu Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan
Akta Notaris No. 154 tanggal 29 Juli 1991 dibuat dihadapan Muhani Salim , SH notaris di
Jakarta, yang dalam hal ini diwakili oleh DARMANSYAH LUBIS, dalam kapasitasnya selaku
Kepala Cabang PT. Surveyor Indonesia (Persero) Cabang Surabaya berkedukukan di Jalan
Comal No. 7 - 9 Surabaya berdasarkan Akta No. 52 tanggal 26 Mei 2014, oleh karena itu sah
bertindak untuk dan atas nama PT. Surveyor Indonesia (Persero) Cabang Surabaya ,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA masing-masing disebut "PIHAK" dan
bersama-sama disebut PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) NO. 250/PL/RKS/PPBJ/5.3/ABS/2017 tanggal 28


Agustus 2017
2. Surat Penawaran Harga No. SRT-87/FRD-Vlll/SISUB-BALl/2017, tanggal 30 Agustus 2017.
3. Berita Acara Pembukaan Penawaran Nomor : 250/PL//BA.PEMB/PPBJ/5.3/ABS/2017 tanggal
30 Agustus 2017
4. Berita Acara Evaluasi Nomor : 250/BA.EVNPPBJ/5.3/ABS/2017 ,tanggal 30 Agustus 2017
5. Berita Acara Negosiasi Nomor : 250/BA.NEGO/PPBJ/5.3/ABS/2017,tanggal 31 Agustus 2017
6. Surat Keputusan Penetapan Pemenang (SKPP) Nomor : 250/SKPP/PPBJ/5.3/ABS/2017,
tanggal. 31Agustus2017
7. Surat Penunjukan melaksanakan Pekerjaan Nomor : 0042/MUM.01 .02/ABS/2017 tanggal .
04 September 2017

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Perjanjian dan
selanjutnya disebut Surat Perjanjian Kerja, dengan ketentuan dan Syarat-syarat sebagai berikut :

·~
PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN

1. PIHAK PERTAMA bermaksud untuk menyerahkan dan mempercayakan pekerjaan :


"Sertifikasi Mobil PDKB dan Fire Hydrant, lokasi wilayah kerja PT PLN (Persero) Area Bali
Selatan milik PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

2. PIHAK KEDUA menerima kepercayaan tersebut dan akan melaksanakan pekerjaan


"Sertifikasi Mobil PDKB dan Fire Hydrant, lokasi wilayah kerja PT PLN (Persero) Area Bali
Selatan " sesuai Spesifikasi Teknis yang ditetapkan.

PASAL 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan seperti yang dimaksud dalam pasal 1, akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dengan
lingkup pekerjaan sebagai berikut :
1. Pemerikaan dan Pengujian Mobil PDKB .
2. Pemeriksaan dan Pengujian Fire Hydrant.

PASAL 3
LOKASIPEKERJAAN
Pekerjaan seperti yang dimaksud dalam pasal 1, akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dengan
lokasi wilayah kerja Area Bali Selatan .

PASAL4
NILAl/HARGA BORONGAN
1. Pelaksanaan pekerjaan sesuai pasal 1, dilaksanakan atas beban anggaran Pos 5.3 Tahun
2017, PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Bali Selatan .
2. Besarnya Nilai borongan pekerjaan sesuai pasal 1 adalah sebagai berikut :
..,.. Jumlah Rp. 12.437.500,00
.... PPN 10% Rp 1.243. 750,00
.,.. Total Rp 13.681.250,00
..,.. Dibulatkan Rp 13.681.250,00
Terbilang : Tiga be/as juta enam ratus delapan puluh satu ribu dua ratus lima puluh
rupiah.
3. Harga satuan pekerjaan ini adalah tetap I tidak berubah, selama waktu berlakunya Surat
Perjanjian ini.
4. PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut perubahan harga sebagaimana dimaksud dalam ayat 2
pasal inidan atau tambahan biaya apapun juga, atas kenaikan harga barang atau jasa yang
berhubungan dengan pelaksanaan Surat Perjanjian ini.
5. Apabila klausul atau ketentuan-ketentuan dalam Surat Perjanjian ini mengalami perubahan ,
baik lebih maupun kurang maka perubahan tersebut diatur sesuai pasal 20 Surat Perjanjian
ini.

2
PASAL 5
DIREKSI DAN PENGAWAS PEKERJAAN
Untuk menjaga kualitas dan pengendalian pekerjaan PIHAK PERTAMA menunjuk :
1. Supervisor K3 dan Lingkungan PT PLN (Persero) Area Bali Selatan sebagai Direksi
Pekerjaan yang akan melaksanakan pengawasan/supervisi serta memberikan pengarahan
yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan .
2. Direksi Pekerjaan menunjuk Staf K3 dan Lingkungan PT PLN (Persero) Area Bali Selatan
sebagai Pengawas Pekerjaan yang bertugas membantu Direksi Pekerjaan dalam
melaksanakan tugasnya

PASAL 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Surat Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 60 (enam puluh) hari kalender terhitung sejak
tanggal 04 September 2017 atau harus selesai serta diserahkan pada tanggal 02 Nopember
2017 yang disebut dengan Serah Terima Pekerjaan Pertama (ST I)
2. Penyerahan hasil pekerjaan yang kedua kalinya (seluruh cacat-cacat dan kekurangan-
kekurangan telah diperbaiki) dan diselesaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah serah terima pekerjaan yang pertama, yang disebut dengan Serah Terima Pekerjaan
Kedua (ST II ).
3. Jika penyerahan hasil pekerjaan jatuh pada hari libur, maka penyerahan pekerjaan
dilaksanakan pada hari berikutnya .
4. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tidak boleh melebihi jangka waktu pelaksanan Surat
Perjanjian ini sesuai ayat 1 , kecuali dengan adanya perubahan atau perpanjangan waktu dari
Surat Perjanjian ini diatur sesuai pasal 20 Surat Perjanjian ini.

PASAL 7
KESELAMAT AN KERJA

1. PIHAK KEDUA wajib menyediakan sarana untuk kesehatan dan pertolongan pertama pada
kecelakaan (PPPK) dan sarana lain untuk menjaga keselamatan tenaga kerjanya , guna
menghindarkan diri dari bahaya yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan dan
bertanggung jawab terhadap keselamatan tenaga kerja dimaksud sampai dilakukannya
penyerahan pekerjaan , yang dibuktikan dengan Serita Acara Serah Terima Pekerjaan .
2. PIHAK KEDUA diwajibkan mengasuransikan pekerjaan untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
3. Kegiatan pencegahan terhadinya kecelakaan kerja

3.1. Pencegahan kondisi berbahaya (Unsafe Condition)


PIHAK KEDUA wajib melakukan pengendalian teknis terhadap adanya kond isi
berbahaya (unsafe condition) pada tempat - tempat kerja, antara lain :
a. Wajib mematuh i peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku di
lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Bali
b. Wajib memiliki dan menerapkan Standing Operation Procedure (SOP) untuk setiap
pekerjaan
c. Wajib menyediakan peralatan kerja dan APO sesuai standard bagi tenaga kerjanya
pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya
d. Wajib melakukan ldentifikasi Bahaya Penilaian dan Pengendalian Risiko (IBPRR)
pada tempat kerja yang berpotensi bahaya
e. Wajib membuat Job Safety Analysis (JSA) dan ljin Kerja (Working Permit) pada
setiap melaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya
f. Wajib melakukan pemeriksaan kesehatan kerja bagi tenaga kerjanya yang bekerja
pada pekerjaan yang berpotensi bahaya

3
3.2 Pencegahan tindakan berbahaya (Unsafe Action)
PIHAK KEDUA wajib melakukan pengendalian personil terhadap perilaku berbahaya
(unsafe act) dari pelaksana dan pengawas pekerjaan, antara lain :
a. Wajib menunjuk dan menetapkan Pengawas Pekerjaan/Pengawas K3 yang memiliki
kompetensi di bidang pekerjaannya
b. Wajib memasang LOTO (Lock Out Tag Out) pada saat pelaksanaan pekerjaan yang
berpotensi bahaya
c. Pelaksana pekerjaan dari PIHAK KEDUA wajib menggunakan peralatan kerja dan
APO sesuai standard pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya
d. Wajib melakukan pengawasan terhadap perilaku tenaga kerjanya yang
membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain, yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja
e. Wajib memberikan petunjuk dan arahan keselamatan (safety briefing) kepada
pelaksana pekerjaan dan pengawas pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan
yang berpotensi bahaya.

4. Sertifikasi/Pendidikan dan Pelatihan


a. Wajib melakukan sertifikasi kompetensi bagi pengawas pekerjaan , pelaksana pekerjaan
dan tenaga teknik lainnya sesuai dengan bidang pekerjaannya
b. Wajib memiliki tenaga kerja Ahli K3 yang bersertifikat kompetensi
c. Wajib memberikan pendidikan dan pelatihan bagi pengawas pekerjaan , pelaksanaan
pekerjaan dan tenaga teknik lainnya sesuai bidang pekerjaannya

5. Sanksi
a. Apabila terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian PIHAK KEDUA dalam menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka PIHAK KEDUA
bertanggung jawab secara penuh untuk menyelesaikan segala permasalahan yang
ditimbulkan akibat kecelakaa11 tersebut dan mitra kerja diberikan Sanksi Peringatan
Tertulis Pertama.
b. Apabila setelah diberikan Sanksi Peringatan Tertulis Pertama sebagaimas dimaksud pada
huruf a masih ditemukan bukti mitra kerja belum melaksanakan kegiatan pencegahan
terjadinya kecelakaan kerja atau serftifikasi I pendidikan dan pelatihan , maka mitra kerja
diberikan Sanksi Peringatan Tertulis Kedua.
c. Apabila terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian PIHAK KEDUA dalam penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesejatan Kerja, maka PT PLN (Persero) Distribusi Bali
Area Bali Selatan berhak mengevaluasi, memutuskan perjanjian barang dan jasa yang
sedang berlangsung secara sepihak serta memasukkan PIHAK KEDUA tersebut pada
Daftar Hitam (black list) perusahaan .
d. Apabila terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian Pelaksana Pekerjaan dari PIHAK
KEDUA, maka Pelaksana Pekerjaan tersebut bertanggung jawab secara penuh atas
akibat kecelakaan tersebut.

PASAL 8
PERALATAN KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI

1. Untuk menjamin kelancaran dan kesempurnaan pekerjaan dilapangan , maka diperlukan


peralatan kerja dan alat pelindung diri guna mendukung pelaksana pekerjaan , dan
sehubungan dengan hal di atas peralatan kerja dan alat pelindung diri sebelum ke lapangan
sudah harus disiapkan .
2. Direksi mempunyai hak untuk memeriksa peralatan kerja dan alat pelindung diri yang dimiliki
oleh PIHAK KEDUA pada waktu pelaksanaan, Bila dalam tahap pelaksanaan diperlukan
suatu peralayan yang mutlak diperlukan I dibutuhkan tetapi PIHAK KEDUA tidak dapat
memenuhinya ((karena belum disediakan/dibeli/disewa) maka Direksi wajib menghentikan
tahapan pelaksanaan akibat tindakan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

4
PASAL 9
KOMITMENT INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK ( ILP)

Komitmen lntegritas Layanan Publik (ILP) yang harus dipenuhi oleh PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan Perjanjian ini yaitu :
1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan Komitmen lntegritas Layanan Publik dalam setiap
melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini.
2. Komitmen ILP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah:
a. Kemudahan, kecepatan dan transparansi layanan publik.
b. Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun juga pada setiap proses pelayanan
publik atau pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 Perjanjian ini.
3. Apabila pelanggaran dilakukan atas Komitmen ILP oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK
KEDUA akan diberikan Surat Peringatan Tertulis Pertama dan Terakhir. Apabila dilakukan
untuk kedua kalinya, PIHAK PERTAMA akan melakukan pemutusan Perjanjian ini secara
sepihak.
4 . Klasifikasi pelanggaran Komitmen ILP yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dan I atau Pekerja,
diputuskan oleh PIHAK PERTAMA dengan berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang ada .

PASAL10
TEMPAT PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN
1. Tempat penyerahan barang I pekerjaan sesuai Pasal 2 Surat Perjanjian ini adalah di lokasi
Jin. By Pass Ngurah Rai Sanur.
2. Apabila pekerjaan I barang yang diserahkan sesuai dengan Pasal 10 ayat 1, tidak sesuai
dengan Spesifikasi Teknik yang telah ditentukan, maka PIHAK PERTAMA berhak menolak
bc1rang atau hasil pekerjaan tersebut dan PIHAK KEDUA wajib mengganti dengan pekerjaan
I barang yang baru yang sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang telah ditentukan.
3. Apabila terjadi penggantian barang yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan
penyerahan hasil pekerjaan dari waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Perjanjian ini, maka
atas keterlambatan tersebut dianggap keterlambatan Penyerahan Hasil Pekerjaan .
4. Penyerahan Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat 2, harus dilakukan
dengan membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak.

PASAL11
PENGUJIAN

Setelah Pekerjaan I Barang selesai dipasang, maka PIHAK KEDUA wajib melakukan pengujian ,
yang disaksikan oleh PIHAK PERTAMA, untuk membuktikan bahwa barang/alat atau pekerjaan
yang r:lipasang dapat berfungsi dengan baik dan kembali normal.

PASAL12
PEKERJAAN SELESAI

Pekerjaan yang dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 Perjanjian ini dinyatakan
selesai , setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan seluruh pekerjaan , dan menyerahkan 100%
pekerjaan ini dengan hasil baik kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan Pasal 10 Surat
Perjanjian ini, yang dituangkan dalam Serita Acara Serah Terima Pekerjaan.

·~
PASAL13
PEMBAYARAN HASIL PEKERJAAN

1. Cara Pembayaran
Pembayaran akan dilakukan di Kantor PT PLN (Persero) Distribusf Bali dengan pemindah
bukuan kedalam Rekening Bank PIHAK KEDUA :

);> Nama : PT. Surveyor Indonesia (Persero)


);> No. Rekening : 0394.01 .000079.30.3
);> Bank : PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Surabaya Kapas
Krampung.
2. Syarat Pembayaran
Pembayaran akan dilakukan setelah PIHAK KEDUA mengajukan penagihan dalam kurun
waktu 1 minggu setelah Serah Terima Pekerjaan, dengan melampirkan :
1. Surat permohonan pembayaran
2. Copy Surat Perjanjian Kerja
3. Kwitansi pembayaran
4. Serita Acara pembayaran
5. Copy faktur pajak, Surat Setoran Pajak (SSP) dan NPWP
6. Copy surat referensi Bank
7. Serita Acara Serah Terima Pekerjaan Tahap I
8. Serita Acara Serah Terima Pekerjaan Tahap II
9. Copy amandemen (bila ada)
10. Denda keterlambatan (bila ada)
11 . Jaminan pemeliharaan (bila ada)

3. Termin Pembayaran
a. Proses Penagihan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERT AMA dilakukan dalam kurn
waktu 1 (satu) minggu setelah serah terima pekerjaan tahap pertama.
b. Pembayaran akan diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA apabila prestasi
fisik pekerjaan telah mencapai 100%, dan telah dilakukan serah terima pekerjaan dan
pekerjaan dinyatakan tidak ada CACAT dan dapat beroperasi sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak yang dibuktikan dengan Serita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama (ST I).
c. Besarnya nilai pembayaran yang dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
pada saan serah terima pekerjaan tahap pertama sebesar 95 % dari nilai pekerjaan
pembayaran tahap kedua dilakukan apabila telah dilakuka serah terima tahap kedua dengan
nilai pembayaran sebesar 5 % atau besarnya nilai pembayaran 100 % dapat dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, apabila telah dilakukannya serah terima pekerjaan
tahap kedua, dan atau dapat dibayarkan 100 % pada saat serah terima pekerjaan tahap
pertama dengan ketentuan PIHAK KEDUA menyehkan jaminan pemeliharaan sebesar 5 %
dciri nilai Surat Perjanjian Kerja.

6
..

PASAL14
GARANSIPEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA wajib menjaga kualitas pekerjaan sesuai pasal 1 dan 2 Surat Perjanjian ini.
2. Garansi pekerjaan dinyatakan dengan Surat Pernyataan Garansi oleh PIHAK KEDUA dan
diserahkan pada saat Serah Terima Pekerjaan
3. Masa Garansi Pekerjaan adalah selama 6 (enam) bulan sejak Serah Terima Pekerjaan , jika
selama masa garansi pekerjaan terjadi kerusakan material atau hasil kerja maka PIHAK
KEDUA berkewajiban melaksanakan penggantian material atau perbaikan hasil kerja dengan
beban biaya dari PIHAK KEDUA

PASAL15
JAMINAN PELAKSANAAN
Karena nilai pekerjaan didalam Surat Perjanjian Kerja ini lebih kecil dari 500 juta maka PIHAK
KEDUA tidak di wajibkan menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL16
SANKSIKETERLAMBATAN
Dalam hal terjadi keterlambatan penyerahan pekerjaan sesuai waktu yang ditetapkan, maka
PIHAK KEDUA dikenakan denda keterlambatan sebesar 1 %0 (satu perseribu) perhari kalender
keterlambatan dari nilai Surat Perjanjian Kerja (SPK) dan denda maksimal 5 % dari nilai Surat
Perjanjian Kerja .

PASAL17
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah kejadian-kejadian diluar kemampuan PIHAK
PERTAMA maupun PIHAK KEDUA termasuk didalamnya:
Bencana Alam sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan
Keadaan darurat perang sehingga mengganggu pelaksanaan pekerjaan
Adanya epidemi di daerah kerja sehingga dilarang memasuki daerah tersebut.
2. PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab atas keterlambatan penyerahan pekerjaan yang
diakibatkan oleh terjadinya Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini.
3. Force Majeure harus dberitahukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang
diperkuat oleh instansi yang berwenang untuk menyatakan bahwa suatu peristiwa yang terjadi
adalah kejadian Force Majuere dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
terjadinya force majeure.
4. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadinya force majeure, PIHAK KEDUA
tidak memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA, maka kejadian tersebut dianggap sebagai
keterlambatan penyelesaian pekerjaan .
5. PIHAK PERTAMA wajib memberikan jawaban atas pemberitahuan force majeure kepada
PIHAK KEDUA dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) harikalender sejak diterimanya
pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA.
6. Apabila dalam waktu 14 (emat belas) hari kalender dimaksud dalam ayat 5 pasal ini , PIHAK
PERTAMA tidak memberi jawaban maka PIHAK PERTAMA dianggap setuju atas
pe.mberitahuan PIHAK KEDUA tersebut.

7. PIHAK KEDUA tidak dapat dikenakan denda atas keterlambatan penyerahan pekerjaan yang
diakibatkan oleh Force Majeure yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA

7
..

PASAL18
PEMUTUSANSURATPERJANJ~N

1. Pemutusan Surat Perjanjian secara sepihak yang disebabkan oleh keterlambatan


pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA , setelah PIHAK KEDUA
diingatakan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali atas keterlambatan penyerahan hasil
pekerjaannya kepada PIHAK PERTAMA.
2. Sanksi pemutusan Surat Perjanjian sesuai ayat 1 pasal ini yaitu Jaminan pelaksanaan akan
dicairkan dan menjadi milik PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan untuk
meng ikuti pelelangan di Wilayah kerja PIHAK PERTAMA selama 2 (dua) tahun sejak tanggal
pemberitahuan pemutusan surat perjanjian .
3. Dalam hal terjadi pemutusan Surat Perjanjian ini secara sepihak, kedua belah pihak sepakat
untuk tidak memberlakukan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
4. Pelaksanaan pemutusan Surat Perjanjian karena alasan sebagaimana dimaksud ayat 1 (satu)
pasal ini akan dilakukan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

PASAL19
PEMBEBASAN DARI TUNTUTAN I CLAIM

1 PIHAK KEDUA menjamin PIHAK PERTAMA baik sekarang , maupun kemudian hari, tidak
akan mendapat tuntutan dari pihak lain yang menyatakan mempunyai hak atas pekerjaan
sebagaimana dimaksud dalam Surat Perjanjian Kerjaini yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA.
2. Apabila dikemudian hari PIHAK PERTAMA mendapat tuntutan dari pihak lain yang
menyatakan mempunyai hak terlebih dahulu atau mempunyai hak atas pekerjaan
sebagaimana dimaksud dalam Surat Perjanjian ini, yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA, maka semua biaya yang diberlakukan oleh PIHAK PERTAMA
sebagai akibat tuntutan dimaksud menjadi beban tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 20
AMANDEMEN KONTRAK

1. Alasan I permasalahan yang boleh dijadikan dasar terjadinya Amandemen Kontrak adalah
sebagai berikut:
o Adanya perubahan design pekerjaan pada Kontrak .
o Terjadi Force Majeure.
o Kejadian permasalahan diluar kendali PIHAK KEDUA jika PIHAK KEDUA yang
mengajukan usul perubahan , atau diluar kendali PIHAK PERTAMA jika PIHAK PERTAMA
yang mengajukan usul perubahan.
2. Amandemen Kontrak dapat dilakukan untuk volume dan waktu pelaksanaan dengan mengacu
pada harga satuan pekerjaan/ material yang tertuang dalam Kontrak. Apabila perubahan
berakibat pada timbulnya pekerjaan yang memerlukan harga satuan pekerjaan I material baru
diluar yang tercantum pada lampiran Kontrak, maka dilakukan mekanisme penawaran harga
satuan - evaluasi - negosiasi untuk mencapai kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk
berita acara kesepakatan untuk diperlgunakan sebaga dasar dalam pembuatan amandemen .
3. Mekanisme Amandemen dilaksanakan sebagai berikut: PIHAK yang berkepentingan atas
terjadinya perubahan menyampai!<an surat permohonan perubahan kepada PIHAK lainnya.
Selanjutnya dilaksanakan pembahasan terhadap dasar-dasar diperlukannya perubahan dan
negoisasi untuk hal-hal yang belum diatur dalam Kontrak , serta dibuatkan berita acara
kesepakatan sebagai dasar pembuatan Amandemen .

Anda mungkin juga menyukai