Anda di halaman 1dari 3

Calibration

Kalibrasi Flowmeter
Written by pitoyo amrih

Tuesday, 14 February 2017 Calibration Hits: 7419

Mengukur laju aliran (flow measuring) adalah hal yang terkadang sulit dipahami. Bukan apa-apa.
Terkadang bila seseorang menyatakan begitu yakin dengan hasil pengukuran laju aliran, justru disaat itulah
kita perlu mempertanyakan ke-akurasi-annya. Sebuah instrumen ukur laju aliran yang dibuat begitu
canggih memudahkan pembacaan adalah satu sisi, sementara bagaimana instrumen itu mampu
menunjukkan hasil pengukuran secara akurat adalah hal lain, yang terkadang sama sekali tidak terkait
dengan kecanggihannya. Saya batasi semesta pembicaraan ini pada cakupan industri obat dan makanan
atau sejenisnya. Karena wilayah dan tuntutan rentang ukur dan akurasinya tentu akan beda bila kita bicara
pada ruang lingkup industri minyak dan gas misalnya.

Baiklah, mari kita coba perlahan-lahan meraba pengertiannya. Namanya mengukur laju aliran, tentunya
obyek ukur pastilah sesuatu yang mengalir. Terminologi ilmiahnya disebut fluida. Bisa berupa zat gas, cair,
atau padat dalam bentuk serbuk. Namanya mengalir, pada dasarnya adalah berapa besar sejumlah zat
tadi dipindahkan setiap waktunya. Nah, ketika dia mengalir, maka yang kita ukur adalah seputaran dari tiga
pilihan ini, yaitu: Mass flow. Adalah mengukur laju aliran massa setiap waktunya. Satuannya adalah massa
per satuan waktu, bila pada sistem SI kita mengenal kg/s, kg/jam. Biasanya dipakai untuk besaran laju
aliran zat berbentuk cair dan padat berbentuk serbuk. Volumetric Flow. Adalah pengukuran laju aliran
volume setiap waktunya. Satuan yang umum adalah misalnya liter/menit, m3/jam, CFM (cubic-feet-per-
minute). Umumnya dipakai untuk besaran laju aliran udara atau gas, terkadang juga cairan untuk yang
encer. Velocity. Ada juga pengukuran yang tidak sampai pada besaran volume, tapi cukup kecepatan
alirannya saja. Menggunakan satuan panjang per waktu, bisa m/dtk, m/jam.

Instrumen laju aliran di industri obat makanan, umumnya bisa berada di wilayah high-product-risk,
merupakan alat ukur yang terkait dengan formulasi pada proses produksi, terutama pada produksi kontinu.
Sementara sebagian juga bisa menjadi kategori high-process-risk, terutama di cakupan sarana penujang
kritis, misal terkait flow udara HVAC, laju aliran purified water bahan baku dalam pipa, dan sebagainya.
Dari perspektif instrumen ukur sendiri, teknologi saat ini bisa memberikan opsi beragam cara penginderaan
laju aliran ini. Yang konvensional merupakan generasi pertama penginderaan laju aliran ini dengan metode
mekanik, yaitu menggunakan turbine-rotor (roda-berputar) untuk pengukuran cairan, dan vane (kipas)
untuk pengukuran udara/gas. Yang kemudian berkembang adalah metode non-mekanik, yang banyak
dijumpai pada instrumen ukur laju aliran, misal dengan: thermal-hot-wired (udara), electro-magnetic (cairan
konduktif), coriolis (cair dan serbuk), dan ultrasonic (cair).

Sebelum berbicara lebih jauh tentang kalibrasi, hal yang utama untuk menjamin akurasi pengukuran pada
operasional penggunaan adalah kesesuaian dalam pemilihan instrumen! Hal ini mencakup instrumen
dengan metode ukur apa yang sesuai dan rentang pengukurannya. Yang konvensional memang relatif
aman, tapi menuntut konsekuensi harus baik dalam pemeliharaan dan kalibrasinya. Sementara kita harus
hati-hati dalam memilih yang non-konvensional, terutama bila kita membelinya secara terpisah bukan
bagian dari keseluruhan sistem. Misalnya memilih metode ukur electro-magnetic untuk mengukur laju aliran
minyak tentunya kurang tepat. Adalagi misal memilih alat ukur coriolis untuk mengukur laju udara yang bisa
dipastikan akan memberikan angka ketidakpastian ukur yang besar.
Perlu diperhatikan juga bila kebutuhan instrumen ini merupakan bagian dari proses produksi
pada station formulasi secara kontinu. Bila perhitungan formulasi salah satu komponen cair misalnya dalam
satuan massa, maka sebaiknya intrumen yang dipilih adalah yang berbasis pengukuran mass-flow. Atau
sebaliknya bila misal pada formulasi pelarut air diisikan dengan ukuran volume secara kontinu, maka
sebaiknya dengan instrumen volumetric-flow. Dengan maksud untuk mengurangi sumber ketidakpastian
konversi perhitungan berat jenis tentunya.

Memilih rentang yang tepat juga perlu diperhatikan. Semakin lebar kemampuan rentang ukur instrumen
memang terkadang memberikan flexibilitas yang lebih. Tapi perlu diingat, semakin lebar rentang
kemampuan ukur akan menurunkan sifat ke-akurasi-an dan ke-presisi-an. Silahkan browse artikel saya
terdahulu tentang akurasi dan presisi untuk lebih jauh memahaminya. Contoh lain petimbangan rentang
yang tepat untuk sebuah pengukuran operasional tertentu adalah, fakta dimana sebuah alat ukur tidak
selalu menunjukkan kemampuan kinerja alat yang sama di sepanjang rentang ukurnya. Saya beri salah
satu contoh di bawah, saya comot dari jurnal penelitannya National Measurement System (Good Practice
Guide, The Calibration of Flowmeter, TUV NEL, UK, 2008), yang melihat kinerja alat ukur laju cairan
dengan metoda turbine-rotor, untuk berbagai jenis cairan:

Bisa anda lihat untuk


penggunaan turbine-rotor pada pengukuran laju aliran bahan bakar cair, sangat tidak stabil pada
penggunaan dibawah sekitar 40% rentang ukur alat. Sementara penggunaan pada fluida yang lain juga
hanya terlihat stabil pada rentang ukut antara 50% - 80% skala maksimal. Artinya bila anda akan mengukur
air, yang operasionalnya anda perkirakan akan bekerja pada wilayah 4 - 8 m3/jam (tipikal aliran
looping purified-water pada pipa 1 inch), maka rentang paling baik bagi pilihan alat ukur kita justru pada
cukup maksimal 10 m3/jam. Memilih alat ukur terpasang yang full-scale nya bisa sampai 25 m3/jam akan
memberikan error pengukuran yang besar pada rentang ukur operasional.

Sekarang bicara kalibrasi. Kembali ke konsep kalibrasi, adalah upaya memastikan bahwa penunjukkan
alat ukur sesuai dengan standar, sesuai dengan keharusannya. Artinya, secanggih apa pun instrumen ukur
terpasang, sebaiknya ada upaya untuk melakukan kalibrasi berkala tergantung level risiko atas
penggunaan alat ukur yang tentunya anda sendiri yang akan menentukannya. Apakah itu memang kalibrasi
sesuai rentang skala alat ukut itu sendiri (pertimbangan akurasi alat ukur), atau 'sekedar' kalibrasi pada
rentang ukur operasional (pertimbangan akurasi operasional, biasa sebagian praktisi menyebutnya
verifikasi).

Ada cukup beragam metode ilmiah kalibrasi alat ukur flow ini. Sebagian besar darinya juga sudah menjadi
acuan dan distandarkan. Bagi laboratorium kalibrasi boleh mengembangkan metoda-metoda tersebut
dalam upaya meningkatkan ke-akurasi-an proses kalibrasi memperkecil angka ketidakpastian. Tapi bagi
praktisi industri pengguna alat ukur, paling tidak saya bisa memberikan gambaran beberapa cara praktis
sebagai berikut:

Kalibrasi dengan cara membandingkan besaran ukur utama pada laju keluaran. Misal untuk
jenis volumetric-flowmeter pada cairan, saat laju ukur stabil, dicatat angka, kemudian dalam satu waktu
tertentu menggunakan stopwatch terkalibrasi, hasil keluaran ditampung kemudian diukur volume
menggunakan gelas ukur terkalibrasi. Atau untuk jenis mass-flow, menampung dan mengukur
menggunakan stopwatch dan timbangan terkalibrasi. Umumnya dilakukan untuk fluida cair dengan
kecepatan rendah sampai sedang. Untuk udara/gas, tidak begitu mudah bagi praktisi industri untuk
melakukannya.

Cara mudah lainnya adalah dengan berbandingan langsung menggunakan alat ukur flow sejenis yang
sudah terkalibrasi. Dalam hal ini, karena sifat fluida (misal: densitas, viskositas-nya) yang bisa jadi berubah
karena perubahan temperatur dan tekanan statisnya, maka sebaiknya sensor pembanding standarnya
diletakkan sedekat mungkin dengan pengindera alat ukur yang dikalibrasi. Cara ini umumnya juga
diterapkan pada kalibrasi alat ukur flow yang terpasang in-line. Sehingga penting untuk diperhatikan saat
desain instalasi, sebaiknya selalu disiapkan port kalibrasi (untuk menempatkan sensor instrumen standar)
didekat setiap alat ukur flow terpasang. Tinggal kewajiban industri untuk selalu meng-kalibrasi-kan
instrumen standar-nya ke laboratorium yang memiliki fasilitas kalibrasi flowmeter yang baik.

Pitoyo Amrih

Anda mungkin juga menyukai