PENDAHULUAN
akhir dan tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada dewasa.
kelainan yang pertama dan utama terjadi pada glomerulus, bukan pada struktur ginjal
yang lain.
Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral. Peradangan
dimulai dalam glomelurus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria.
Meskipun lesi utama pada gromelurus, tetapi seluruh nefron pada akhirnya akan
digambarkan oleh Richard Bright pada tahun 1827 sekarang diketahui merupakan
kumpulan banyak penyakit dengan berbagai etiologi, meskipun respon imun agaknya
(8,2%). Pasien laki-laki dan perempuan berbanding 2 : 1 dan terbanyak pada anak usia
BAB II
TINJAUAN TEORI
1
Glomerulus terdiri atas suatu anyaman kapiler yang sangat khusus dan diliputi oleh
simpai Bowman. Glomerulus yang terdapat dekat pada perbatasan korteks dan medula
(“juxtame-dullary”) lebih besar dari yang terletak perifer. Percabangan kapiler berasal
dari arteriola afferens, membentuk lobul-lobul, yang dalam keadaan normal tidak nyata ,
dan kemudian berpadu lagi menjadi arteriola efferens. Tempat masuk dan keluarnya
proximalis. Gelung glomerulus yang terdiri atas anyaman kapiler tersebut, ditunjang
oleh jaringan yang disebut mesangium, yang terdiri atas matriks dan sel mesangial.
Kapiler-kapiler dalam keadaan normal tampak paten dan lebar. Di sebelah
dalam daripada kapiler terdapat sel endotel, yang mempunyai sitoplasma yang
berfenestrasi. Di sebelah luar kapiler terdapat sel epitel viseral, yang terletak di atas
pedunculae atau “foot processes”. Maka itu sel epitel viseral juga dikenal sebagai
2
podosit. Antara sel endotel dan podosit terdapat membrana basalis glomeruler (GBM
lumen kapiler.
vaskuler, dan dengan membrana basalis tubuler pada kutub tubuler . Dalam keadaan
crescent”). Bulan sabit bisa segmental atau sirkumferensial, dan bisa seluler,
melalui dinding kapiler glomerulus. Hasil ultrafiltrasi tersebut yang bebas sel,
kreatinin, peptida, protein-protein dengan berat molekul rendah kecuali protein yang
berat molekulnya lebih dari 68.000 (seperto albumin dan globulin). Filtrat
penjumlahan seluruh laju filtrasi nefron yang masih berfungsi yang juga disebut
single nefron glomerular filtration rate (SN GFR).besarnya SN GFR ditentuka oleh
faktor dinding kapiler glomerulus dan gaya Starling dalam kapiler tersebut.
3
Gambar 3. Filtrasi Glomerulus.
2.2 Definisi
Glumerulonefritis kerusakan fungsi glomerulus mengakibatkan penurunan
penurunan tekanan darah arteri perifer , dan bendungan vena ginjal secara pasif
( Kapita Seelekta)
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap
akhir dan tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada dewasa.
antobodi sekunder terhadap infeksi di tempat lain pada tubuh; faktor pencetus paling
atau mungkin menunjukan reaksi antigen – antibodi tipe yang lebih ringan dan tidak
terdeteksi. Setelah reaksi ini berulang ukuran ginjal berkurang sedikitnya seperlima
4
dari ukuran normalnya dan mengandung jaringan fibrosa dalam jumlah banyak.
berikut serta insufiensi ginjal dan gagal ginjal kronis terjadi. Akibatnya adalah
kerusakan hebat glomerulus yang menyebabkan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA).
2.3 Etiologi
Hasil akhir dari peradangan tersebut adalah pembentukan jaringan parut dan
atrofi tubulus.
4. Trombosis vena renalis.
5. Hipertensi Kronis
Penyakit ini berkaitan dengan cidera glomerulus yang bermakna dan berulang.
Hasil akhir dari peradangan tersebut adalah pembentukan jaringan parut dan
atrofi tubulus.
6. Penyakit kolagen
7. Penyebab lain yang tidak diketahui yang ditemukan pada stadium lanjut
8. Pielonefritis
9. Obstruksi saluran kemih
10. Penyakit ginjal polikistik
11. Gangguan vaskuler
12. Lesi herediter
13. Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)
2.4 Klasifikasi
5
a. Stadium 1
b. Stadium 2
c. Stadium 3
d. Stadium 4
e. Stadium 5
2.5 PATOFOSIOLOGI
yang meliputi proliferasi seluler, proliferasi leukosit, terjadi hialinisasi atau sklerosis,
peningkatan jumlah sel di glomerulus karena proliferasi endotel, mesangial dan epitel
sel. Proliferasi tersebut dapat bersifat endokapiler ( yaitu dalam batas-batas dari
kapiler glomerular) atau ekstrakapiler ( yaitu dalam ruang Bowman yang melibatkan
dalam lumen kapiler glumerolos dan sering menyertai proliferasi selular. Penebalan
membrane basal glomerulus muncul terjadi pada dinding kapiler baik disisi endotel
6
atau epitel membrane besar. Hialinisasi atau sklerosis pada glomerulonefritis
molekul (kompleks) dibentuk dan beredar ke seluruh tubuh. Beberapa dari kompleks
respon peradangan.
pengaktifan komplemen dan terjadi peningkatan aliran darah dan juga peningkatan
sel darah merah bocor melalui edema diruang intertisium Bowman. Hal ini
komplemen yang menarik sel-sel darah putih dan trombosit ke glomerulus. Pada
Membrane glomerulus menebal dan dapat menyebabkan penurunan GFR lebih lanjut.
normal, dan terjadi atas jaringan fibrosa yang luas. Korteks mengecil menjadi lapisan
yang tebalnya 1 sampai 2 mm atau kurang. Berkas jaringan parut merusak sisa
korteks menyebabkan permukaan ginjal kasar dan ireguler. Sejumlah glomeruli dan
7
tubulusnya berubah menjadi jaringan parut, serta cabang - cabang arteri renal
menebal. Perubahan ini terjadi dalam rangka untuk menjaga GFR dari nefron yang
( yaitu peningkatan kadar BUN dan kreatinin serum ) terlihat ketika GFR menurun
hingga kurang dari 60-70 mL/menit. Selain peningkatan BUN dan kadar kreatinin,
terjadinya pendarahan.
hampir semua sistem organ. Sehingga terjadi Uremia pada GFR sekitar 10 mL/menit
yang kemudian berlanjut pada keadaan gagal ginjal terminal. Respons perubahan
8
Gejalanya bervariasi. Beberapa pasien dengan penyakit yang berat tidak
menunjukan gejala selama beberapa waktu. GNK dicirikan dengan kerusakan (karena
menjadi sklerotik) gromeruli dan hilangnya fungsi ginjal secara perlahan. Glomeruli
mengalami pengerasan (sklerotik). Ginjal mengecil, tubula mengalami atrofi, dan ada
inflamasi intertisial yang kronik dan ateriosklerosis. Gejala yang menyebabkan pasien
2005)
Pada CGN lanjut maka ginjal tampak mengkerut, kadang beratnya hanya
jumlah nefron karena iskemia dan hilangnya nefron. Pada pemeriksaan mikroskop
1. Urinalisis
a. Proteinuria,
b. berat jenis meningkat,
c. ditemukan adanya sel sel darah merah dan sel darah putih
2. Pemeriksaan darah
a. Peningkatan BUN dan kreatinin
b. Penurunan aktivitas komplemen darah
c. Peningkatan kadar antistreptolisin
9
d. Leukositosis ringan
e. Peningkatan laju sedimen darah
f. Protein reaktif C (CRP)
g. Anemia ringan
3. Pemeriksaan ronsen dada
a. Edema paru
b. Cairan pleura
c. Pembesaran jantung (terlihat pada dekompensasi jantung)
4. Kultur tenggorok
5. Lakukan EKG jika hyperkalemia
1. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu. Dulu dianjurkan istirahat mutlah selama
6-8 minggu untuk memberi kesempatan pada ginjal untuk menyembuh. Tetapi
perjalanan penyakitnya.
anak dapat terinfeksi lagi dengan kuman nefritogen lain, tetapi kemungkinan
10
golongan penisilin, diganti dengan eritromisin 30 mg/kg BB/hari dibagi 3
dosis.
dan rendah garam (1 g/hari). Makanan lunak diberikan pada penderita dengan
suhu tinggi dan makanan biasa bila suhu telah normal kembali. Bila ada
anuria atau muntah, maka diberikan IVFD dengan larutan glukosa 10%. Pada
sedangkan bila ada komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan
Bila terjadi diuresis 5-10 jam kemudian, maka selanjutnya reserpin diberikan
5. Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari
bilasan lambung dan usus (tindakan ini kurang efektif, tranfusi tukar). Bila
prosedur di atas tidak dapat dilakukan oleh karena kesulitan teknis, maka
pengeluaran darah vena pun dapat dikerjakan dan adakalanya menolong juga.
11
6. Diurektikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, tetapi akhir-
dalam 5-10 menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi
7. Bila timbul gagal jantung, maka diberikan digitalis, sedativa dan oksigen.
2.8 KOMPLIKASI
1. Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagia
aliguria atau anuria yang lama jarang terdapat pada anak, namun bila hal ini
kejang. Ini disebabkan spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan
edema otak.
12
bertambahnya volume plasma. Jantung dapat memberas dan terjadi gagal
DAFTAR PUSTAKA
1. Tucker. Susan, et al. 2001. Patient Care Standards : Diagnosis, and Outcome.
Jakarta ; ECG
5. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2003 Glomerulonefritis kronis, 835-
6. Enday Sukandar. 1997. Nefrologi Klinik. Edisi II. Bandung. ITB. hal. 145-162.
EGC, Jakarta.
13
14