Anda di halaman 1dari 9

INSPEKSI KONDISI GEDUNG BANK TABUNGAN NEGARA

CABANG MATARAM DAN AIRLANGGA SETELAH GEMPA


BUMI

Sumargo1, Ghina Noviya Irawan2


1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Jenderal Ahmad Yani
E-mail: smg.7ph1@gmail,com
2
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung
E-mail: ghinanoviya@hotmail.com

ABSTRAK
Dengan adanya gempa bumi yang terjadi di Lombok pada tanggal 5 dan 9 Agustus 2018, pihak
Bank BTN memandang perlu untuk melakukan inspeksi terhadap 2 bangunan di Kota Mataram
yaitu: Kantor Cabang Mataram, dan Kantor Cabang Pembantu Airlangga sehingga dapat diketahui
kekuatan struktur terhadap gempa. Inspeksi ini ditujukan untuk mendapatkan data mutu beton dan
memverifikasi konfigurasi tulangan berdasarkan gambar yang pada data yang didapatkan. Untuk
gedung KC Mataram diperoleh gambar struktur dan data tulangan dalam elemen balok dan kolom,
juga gambar mekanikal, elektrikal dan plambing. Sedangkan untuk gedung KC Airlangga tidak
diperoleh data gambar sama sekali sehingga perlu dilakukan pengukuran dimensi struktur dan
elemennya. Berdasarkan data yang dikumpulkan, dilakukan analisis struktur untuk mengetahui
ketahanan bangunan terhadap gempa. dari hasil analisis yang dilakukan akan didapatkan
rekomendasi metode perbaikan maupun perkuatan pada bangunan.
Kata Kunci
Gempa Bumi, Inspeksi Gedung, Perbaikan Gedung
1. PENDAHULUAN dilakukan suatu tindakan seperti bangunan
tersebut dihancurkan/dibongkar (demolished
Akhir-akhir ini seringkali terjadi kerusakan action) dan dibangun kembali atau bangunan
pada konstruksi beton bertulang yang dapat tersebut harus diperbaiki (repairable). Suatu
disebabkan oleh berbagai macam cara. tindakan penghancuran/pembongkaran
Kerusakan ini dapat terjadi pada bangunan merupakan suatu cara yang paling mudah
lama danbangunan baru, dengan jenis dalam memecahkan permasalahan kerusakan
kerusakan yang tergantung beban-beban bangunan, namun hal ini tidaklah
yang bekerja padakonstruksi tersebut. Pada sesederhana dalam pelaksanaannya, karena
umumnya tingkat kerusakan bangunan dapat untuk menentukan pembongkaran atau
diklasifikasikanmenjadi rusak sangat ringan, perbaikan diperlukan pertimbangan yang
ringan, sedang, berat dan runtuh, dimana tepat dari aspek ekonomi, lingkungan,
kerusakannya dapatdiebabkan oleh pengaruh politik, waktu perbaikan, dan lain-lainnya.
reaksi kimia. bencana alam (gempa, angin,
kebakaran, dll.) atau kerusakan akibat Dengan adanya gempa bumi yang terjadi di
kesalahan perencanaan/pelaksanaan. Lombok pada tanggal 5 dan 9 Agustus 2018,
Berdasarkan klasifikasi kerusakan tersebut, pihak Bank BTN memandang perlu untuk
maka pada bangunan yang rusak perlu melakukan inspeksi terhadap 2 bangunan di
Kota Mataram yaitu: Kantor Cabang Indonesia. Skala ini disusun lebih sederhana
Mataram, dan Kantor Cabang Pembantu dengan hanya memiliki lima tingkatan yaitu I-V,
Airlangga sehingga dapat diketahui kekuatan Tabel 2.1.
struktur terhadap gempa. Inspeksi ini Tabel 2.1 Skala Intensitas Gempa
ditujukan untuk mendapatkan data mutu
beton dan memverifikasi konfigurasi
tulangan berdasarkan gambar yang pada data
yang didapatkan. Untuk gedung KC Mataram
diperoleh gambar struktur dan data tulangan
dalam elemen balok dan kolom, juga gambar
mekanikal, elektrikal dan plambing.
Sedangkan untuk gedung KC Airlangga tidak
diperoleh data gambar sama sekali sehingga
perlu dilakukan pengukuran dimensi struktur
dan elemennya. Berdasarkan data yang
dikumpulkan, dilakukan analisis struktur
untuk mengetahui ketahanan bangunan
terhadap gempa. dari hasil analisis yang
dilakukan akan didapatkan rekomendasi
metode perbaikan maupun perkuatan pada
2.1.1 Gempa Bumi Lombok Agustus 2018
bangunan.
Sebelum kejadian gempa Lombok pada bulan
2. TINJAUAN PUSTAKA
Agustus 2018, telah terjadi serangkaian
2.1 Gempa Bumi
gempa sebelumnya. Hari Jumat
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar (30/12/2016), sebagian besar wilayah NTB
yang terjadi di permukaan bumi akibat dan NTT diguncang gempa bumi tektonik.
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba Analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa
yang menciptakan gelombang seismik. bumi terjadi pukul 05.30.19 WIB dengan
Gempa bumi biasa disebabkan oleh kekuatan M=6,2. Episenter terletak pada 9,19
pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). LS dan 118,61 BT, tepatnya di laut pada jarak
Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis 79 km arah selatan Kota Bima pada
dan ukuran gempa bumi yang dialami selama kedalaman 98 km.
periode waktu. Gempa bumi diukur dengan
Berdasarkan peta tingkat guncangan
menggunakan alat Seismometer. Moment
(shakemap) BMKG menunjukan bahwa
magnitudo adalah skala yang paling umum di
gempa bumi dapat berdampak kerusakan
mana gempa bumi terjadi untuk seluruh
ringan (skala intensitas II-III SIG BMKG
dunia. Skala Rickter adalah skala yang
yang setara dengan V-VI MMI) di daerah
dilaporkan oleh observatorium seismologi
yang berdekatan dengan pusat gempa bumi
nasional.
seperti Sumba bagian barat dan utara, serta
Di Indonesia BMKG mengeluarkan Skala daerah Bima bagian selatan. Selain itu gempa
Intensiitas Gempa untuk menyatakan bumi ini juga dirasakan meluas di wilayah
dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya lain dengan intensitas lebih kecil antara II
gempa bumi. Skala Intensitas Gempa bumi SIG BMKG atau III MMI di Lombok,
(SIG-BMKG) digagas dan disusun dengan Sumbawa Barat, Sumba Timur, Ende, dan
mengakomodir keterangan dampak gempa bumi Maumere.
berdasarkan tipikal budaya atau bangunan di
Seperti diketahui, Lombok Utara, Nusa 4. Mendapatkan informasi kerusakan
Tenggara Barat diguncang Gempa bangunan tersebut melalui pengamatan
berkekuatan 7 SR, Minggu 5 Agustus 2018 visual maupun menggunakan alat bantu,
pukul 18.46 WIB. Lokasi gempa berada di baik kerusakan yang sifatnya struktural
titik 8.37 LS dan 116.48 BT pada lereng maupun non struktural.
Utara - Timur Laut G. Rinjani. Gempa terjadi 5. Menyimpulkan kondisi kelayakan struktur
pada kedalaman 15 km dan sempat bangunan tersebut berdasarkan
dinyatakan berpotensi tsunami. pengolahan data hasil penyelidikan.
6. Memberikan rekomendasi metode
Gempa bumi ini dirasakan oleh masayarakat perbaikan maupun perkuatan pada
di daerah Mataram dengan intensitas IV SIG- bangunan tersebut secara tepat dan dapat
BMKG (VII MMI) yang artinya bangunan dipertanggung jawabkan, jika memang
mengalami kerusakan. Sedangkan di Bima, terjadi kerusakan yang cukup parah.
Denpasar, Karang Asem mengalami
intensitas III SIG-BMKG (V-VI MMI) yang
artinya bangunan mengalami kerusakan 3. METODE PENELITIAN
ringan apabila memenuhi konstruksi standar
bangunan aman gempa. Penelitian ini dilakukan dengan survei
langsung ke Gedung Bank BTN KC Mataram
Gempa bumi ini juga dirasakan di Kuta dan Gedung Bank BTN KCP Airlangga
dengan intensitas II SIG-BMKG (IV MMI) untuk melihat secara visual kerusakan yang
yang artinya tidak ada kerusakan namun terjadi akibat gempa bumi Lombok. Selain
dirasakan oleh banyak orang. Sementara di itu juga dilakukan beberapa pengujian di
Waingapu, Genteng, Situbondo, Malang lapangan.
dengan intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI)
yang artinya getaran dirasakan nyata dalam 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
rumah. Guncangan gempa bumi ini 4.1 Kantor Cabang Mataram
dilaporkan menimbulkan kerusakan di 4.1.1 Hasil Survei Secara Visual
Lombok dan sebagian dirasakan di wilayah Pada Gedung Bank BTN Cabang Mataram
Bali. Kejadian ini telah memakan korban dibangun pada tahun 1996 dan pada tahun
jiwa dan kerusakan bangunan dan rumah. 2012 mengalami beberapa perbaikan pada
sisi arsitektural, elektrikal, dan plambing.
2.2 Inspeksi Gedung Gedung ini merupakan bangunan beton
Maksud dan tujuan dari inspeksi gedung bertulang terdiri dari 4 lantai dan 1 basemen.
adalah: Perawatan terhadap bangunan baik, tidak ada
kerusakan struktur akibat pemakaian maupun
1. Memperoleh gambaran rinci mengenai gempa Lombok sepanjang bulan Agustus
dimensi maupun jarak dari elemen 2018, tetapi cukup banyak elemen
struktur kolom, balok dan pelat lantai. arsitektural yang dapat menciderai penghuni
2. Memperoleh data/masukan tentang yaitu:
kualitas mutu material beton (fc’) dari 1. Genteng keramik yang berjatuhan,
elemen struktur kolom, balok dan pelat 2. Tembok pasangan bata railing di lantai
lantai. 4 yang sudah miring,
3. Memperoleh data/masukan tentang 3. Fasade bangunan batu alam dan granit
jumlah tulangan yang digunakan dari yang terlepas dari dinding,
elemen struktur kolom, balok dan pelat 4. Fasade granit dan batu alam yang jatuh
lantai. ke atap kaca bagian entrance,
5. Dinding pemikul fasade bangunan
yang terpisah/retak dari kolomnya dan
dapat runtuh jika terjadi gempa susulan
meskipun dengan intensitas kecil,
6. Atap gypsum yang turun sebagian
karena ikatannya terlepas,
7. Penebalan yang cukup tebal pada
kolom eksterior yang terlepas dari
kolomnya.
8. Kerusakan minor berupa retakan pada
dinding.

Gambar 4.1 Tampak Gedung BTN KC Mataram

Gambar 4.2 Tampak Muka Gedung BTN KC Mataram Gambar 4.3 Atap Gedung BTN KC Mataram
Gambar 4.4 Reruntuhan Genteng pada Lantai Outdoor

Gambar 4.5 Kerusakan Dinding Luar Gedung BTN KC


Mataram

Gambar 4.8 Kerusakan Dinding Fasade Gedung BTN


KC Mataram

Gambar 4.9 Kerusakan Plafond Gypsum Gedung BTN


KC Mataram
4.1.2 Hasil Pengujian dengan Alat
Pengujian yang dilakukan di lapangan adalah
hammer test, UPV, dan Profometer.

Gambar 4.6 Kerusakan Dinding Dalam Gedung BTN


KC Mataram

Gambar 4.10 Denah Hammer Test, UPV, dan


Profometer Lantai Basement

Gambar 4.7 Kerusakan Tangga Gedung BTN KC


Mataram
Ukuran Tulangan Tulangan
Notasi
(mm) Utama Sengkang

K.650x650 650 ×
28 D22 Φ10-100
(A) 650
K.650x650 650 ×
32 D22 Φ10-100
(B) 650
K.700x700 700 ×
28 D22 Φ10-100
(a) 700
K.700x700 700 ×
36 D22 Φ10-100
(b) 700
K.700x700 700 ×
44 D22 Φ10-100
(c) 700
Gambar 4.11 Denah Hammer Test, UPV, dan
K.700x700 700 ×
Profometer Lantai 1 48 D22 Φ10-100
(d) 700
300 ×
K.11 8 D19 Φ10-150
400
250 ×
K.12 8 D19 Φ10-150
800
Balok B.150x600 150 × 6 D16 Φ10-150
600
B1.400x600 400 × 14 D19 Φ10-150
250
B2.300x600 300 × 10 D19 Φ10-150
600
B3.450x950 450 × 20 D19 Φ10-150
950
B2.450x600 450 × 12 D19 Φ10-150
Gambar 4.12 Denah Hammer Test, UPV, dan 600
Profometer Lantai 2 BA1.200x600 200 × 6 D19 Φ10-150
600

4.1.3 Analisa Struktur


Analisa struktur Gedung Bank BTN KC
Mataram dilakukan menggunakan aplikasi
SAP2000 dengan masukan data dari
lapangan dan perencanaan sebelumnya. Hasil
analisis SAP2000 pada Gedung Bank BTN
Gambar 4.13 Denah Hammer Test, UPV, dan KC Mataram dapat dilihat pada Tabel 4.2
Profometer Lantai 3
Dari hasil pengujian Hammer Test didapat Tabel 4.2 Hasil Analisis SAP2000 Gedung Bank BTN
KC Mataram
nilai kuat tekan beton rata-rata sebesar 33.86
MPa atau 399.793 kg/cm2 pada kolom, 34.47
MPa atau 406.97 kg/cm2 pada balok, dan
36.75 MPa atau 433.90 kg/cm2 pada pelat.
Dan dari hasil pengujian UPV didapat nilai
kuat tekan beton rata-rata sebesar 28.1 MPa.
Hasil pengujian profometer dapat dilihat
pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Profo Gedung Bank BTN KC Mataram
Ukuran Tulangan Tulangan
Notasi
(mm) Utama Sengkang

K.600x600 600 ×
Kolom 16 D22 Φ10-100
(1) 600
K.600x600 600 ×
20 D22 Φ10-100
(2) 600 Dari hasil analisis struktur dengan aplikasi
K.600x600 600 ×
24 D22 Φ10-100 SAP2000 dapat dikatakan bahwa bangunan
(3) 600
Bank BTN KC Mataram eksisting sudah
tidak aman maka dibutuhkan perkuatan
sehingga memiliki kekuatan bangunan yang
aman. Bagian yang memerlukan perkuatan
adalah pada bagian balok.

4.2 Kantor Cabang Pembantu Airlangga Gambar 4.16 Denah UPV Lantai 1
4.2.1 Hasil Survei Secara Visual Hasil pengujian UPV didapatkan bahwa
Pada Gedung Bank BTN KCP Airlangga beton pada balok rata-rata sebesar 28.5
yang dapat menciderai penghuni adalah: Mpa sedangkan beton pada kolom rata-rata
1. Plafond gypsum yang terlepas hampir sebesar 23.5 Mpa.
menyeluruh.
2. Kerusakan minor berupa retakan pada 3. Profometer
dinding.

Gambar 4.17 Denah Profometer Lantai 1

Hasil proofo pada Gedung Bank BTN KCP


Airlangga dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Profo Gedung Bank BTN KCP
Airlangga
Gambar 4.14 Kerusakkan pada Gedung BTN KCP
Airlangga

4.2.2 Hasil Pengujian dengan Alat


Pengujian yang dilakukan di lapangan
adalah:
1. Hammer Test 4.2.3 Analisa Struktur
Sama seperti analisa struktur Gedung Bank
BTN KC Mataram, Gedung Bank KCP
Airlangga juga dilakukan menggunakan
aplikasi SAP2000 dengan masukan data dari
lapangan dan perencanaan sebelumnya.
Dari hasil analisis struktur yang dilakukan
Gambar 4.15 Denah Hammer Test Lantai 1 didapatkan:
Hasil pengujian dari Hammer Test
didapatkan hasil bahwa balok dan Kolom  Ada satu elemen balok yang harus
pada gedung BTN KCP Airlangga ini diperkuat dengan eksisting tulangan
memiliki kekuatan beton rata-rata sebesar utama 8-D16 dan tulangan sengkang
43.90 MPa dan 27.967 MPa. D8-150 kemudian diperkuat menjadi
tulangan utama 8-D19 dan tulangan
2. UPV sengkang D10-150.
 Dilihat dari rasio kapasitas ada 1 (satu) dari kolomnya dan dapat runtuh jika
elemen balok yang harus diperkuat. terjadi gempa susulan meskipun
Setelah dilakukan perkuatan pada dengan intensitas kecil, 6) atap gypsum
balok tersebut maka gedung BTN KCP yang turun sebagian karena ikatannya
Airlangga dalam keadaan aman karena terlepas, 7) penebalan yang cukup tebal
rasio kapasitas menunjukan < 1. pada kolom eksterior yang terlepas dari
 Lendutan yang terjadi adalah sebesar kolomnya.
7.525087 mm < l/360 = 17.361 d. Pada Gedung Bank BTN KCP
 Kapasitas Pelat lantai yang dihasilkan Airlangga yang dapat menciderai
adalah sebesar 25 x 0.85 = 21.25 kN.m penghuni adalah plafond gypsum yang
>12.6284 kN.m. Kondisi Pelat terlepas hampir menyeluruh.
eksisting masih dalam keadaan kuat. Dari kerusakan yang telah diidentifikasi
 Simpangan antar lantai masih dalam secara arsitektural perlu dilakukan
batas aman yaitu sebesar 8.626357 mm perbaikan dengan urutan urgensi sebagai
ke arah dan 7.713345 mm ke arah < 30 berikut:
mm
9. KESIMPULAN a. Pemasangan kembali genting keramik
9.1 Aspek Arsitektur dengan memfungsikan lubang pada
genteng untuk dipaku ke reng kayu.
Berdasarkan inspeksi dan pengujian terhadap b. Memasang jaring di bawah atap (lantai
2 bangunan milik BTN yaitu bangunan: (1) 4) untuk menghindari kemungkinan
Bank BTN Cabang Mataram, dan (2) Bank reruntuhan genteng yang pecah/lepas
BTN KCP Airlangga, dapat disimpulkan atau memasang balok IWF dan penutup
sebagai berikut: multiplek/papan pada lantai 4.
a. Kedua bangunan tidak mengalami c. Membongkar railing pasangan bata dan
kerusakan secara struktual tetapi terjadi mengganti dengan profil baja ringan.
kerusakan arsitektural. Secara d. Memberikan perkuatan pada dinding
struktural bangunan aman dan dapat penyokong/penumpu cladding granit.
merespon dengan baik terhadap gempa Perkuatan ini dapat dilakukan dengan 2
yang terjadi, juga tidak terdapat tahap yaitu semen grouting pada celah
kerusakan struktur. antara dinding dan kolom kemudian
b. Untuk gempa yang terjadi maka diberikan perkuatan dengan Fiber
diijinkan untuk terjadi kerusakan Reinforced Polymer 1 lapis pada
arsitektural tetapi kerusakan tersebut bagian dalam dan luar dari dinding.
tidak boleh menciderai penghuni. e. Mengganti cladding batu dan granit
c. Pada Gedung Bank BTN Cabang dengan material Aluminum Composite
Mataram, elemen arsitektural yang Panel (ACP) berwarna dan bermotif
dapat menciderai penghuni adalah: 1) serupa dengan cladding batu dan granit
genteng keramik yang berjatuhan, 2) eksisting. Karena pekerjaan ini
tembok pasangan bata railing di lantai memerlukan keahlian dan material
4 yang sudah miring, 3) fasade khusus maka harus dikerjakan oleh
bangunan batu alam dan granit yang aplikator yang sudah mendapat training
terlepas dari dinding, 4) fasade granit dan tersertifikasi. Selain perkuatan ini
dan batu alam yang jatuh ke atap kaca menggunakan material maju, juga
bagian entrance, 5) dinding pemikul kondisi kerja diketinggian memerlukan
fasade bangunan yang terpisah/retak K3 yang baik. Penggantian ini dapat
dilakukan secara bertahap. Karena j. Memperbaiki retakan dinding
granit sudah mempunyai sambungan pasangan bata.
mekanis cukup baik maka pada bagian k. Memperbaiki keramik toilet yang
yang rusak dapat dilakukan perbaikan rusak.
sambungan mekanis dan l. Seluruh pekerjaan ini diperkirakan
menambahkan dudukan dapat tuntas dalam waktu 1 bulan dan
sambungannya. dkerjakan secara simultan
f. Penebalan kolom untuk mendapatkan 9.2 Aspek Struktur
bentuk arsitektural yang diinginkan 9.2.1 BTN KC Mataram
harus juga mengikuti kaidah struktur.
Penebalan yang cukup besar dengan Dari hasil survey dan analisis yang dilakukan
spesi adukan akan menyebabkan retak dapat dikatakan bahwa bangunan Bank BTN
dan gompal saat terjadi gempa. KC Mataram eksisting sudah tidak aman
Perbaikan dapat dilakukan dengan maka dibutuhkan perkuatan sehingga
mengupas bagian yang gompal dan memiliki kekuatan bangunan yang aman.
hampir gompal lalu diberikan kawa Bagian yang memerlukan perkuatan adalah
kasa yang direkatkan pada kolom pada bagian balok.
dengan kemudian dilakukan penebalan 9.2.2 BTN KCP Airlangga
seperti semula.
g. Plafond gypsum yang terlepas dari Dari hasil survey dan analisis yang dilakukan
kaitnya dikarenakan kait tidak ditekuk dapat dikatakan bahwa bangunan Bank BTN
180o melainkan hanya membantuk KCP Airlangga eksisting sudah tidak aman
huruf U dan mudah terlepas saat terjadi maka dibutuhkan perkuatan sehingga
gempa. Hal ini terjadi pada plafond memiliki kekuatan bangunan yang aman.
gypsum ruang rapat besar Gedung Bagian yang memerlukan perkuatan adalah
Bank BTN Cabang Mataram. pada bagian balok.
h. Plafond gypsum pada Gedung KCP DAFTAR PUSTAKA
Airlangga terlepas hampir seluruhnya
disebabkan gypsum direkatkan dengan [1] SNI 03-2847-2013 tentang Persyaratan
menggunakan paku ke rangka plafond Beton Struktural untuk Bangunan
kayu dan saat ada gempa gypsum Gedung
disekitar paku pecah/gompal. [2] SNI 1727-2013 tentang Beban Minimum
Perbaikan dapat dilakukan dengan untuk Perancangan Bangunan Gedung
memasang pelat aluminum tipis pada dan Struktur Lain
jalur rangka plafond sehingga beban [3] SNI 03-1726-2012 tentang Tata Cara
plafond dapat diratakan oleh pelat Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
tersebut. Alat sambung tidak Struktur Bangunan Gedung dan Non
menggunakan paku melainkan dengan Gedung, Peta Gempa 2018
self-drilling screw. [4] SNI 1729:2015, Spesifikasi untuk
i. Memperbaiki atap kaca yang pecah. Bangunan Gedung Baja Struktural.

Anda mungkin juga menyukai