Anda di halaman 1dari 18

5 Lapisan Atmosfer dan Penjelasannya Lengkap

1.Troposfer

Trofosfer adalah lapisan paling rendah dalam struktur atmosfer. Karena keistimewaannya lapisan ini
kehidupan di bumi terindung dari radiasi yang berbahaya bagi kehidupan. Namun disamping itu
lapisan ini adalah lapisan paling tipis diantara lapisan-lapisan atmosfer lain. Lapisan ini berada kurang
lebih 15KM dari permukaan bumi. Pada lapisan troposfer terjadi berbagai macam perubahan cuaca,
suhu udara, perubahan angin, dan lain sebagainya. Suhu dalam lapisan troposfer cenderung hangat,
jika kita menambah ketinggian setiap 100meter maka suhu akan semakin turun 0,61℃elcius.

2.Stratosfer

Stratosfer adalah lapiasan ke dua dari atmosfer bumi. Stratofer memiliki ketebalan 15-55KM dari
permukaan tanah. Stratosfer terletak di atas troposfer. Pada lapisan ini terdapat lapisan ozon. Lapisan
ozon sendiri berada pada ketinggian 20KM dari permukaan tanah. Lapisan ozon berfungsi menyerap
sinar ultraviolet dan melindungi bumi dari pancaran radiasi yang berbahaya bagi kehidupan di bumi.
Pada ketinggian pertama pada lapisan strstosfer ini suhu cenderung turun secara signifikan, awan
jenis cirrus biasanya berada pada 15KM pertama dari lapisan ini. Suhu pada lapisan ini relatif stabil
mulai dari -17 F sampai -57℃. Suhu pada lapisan ini sangat dingin.

3.Mesosfer

Mesosfer adalah lapisan udara ketiga dari atmosfer bumi. Suhu yang terdapat pada lapisan ini sangat
dingin. Pada lapisan ini sering terjadi pergesekan anatara meteor dan lapisan mesosfer, sehingga
meteor yang akan sedang beraktivitas tidak akan jatuh ke bumi. Mesosfer terletak diantara 50KM
hingga 85KM di atas permukaan bumi. Suhu pada lapisan ini mencapai – 73℃. Diantara mesosfer
dan termosfer terdapat lapisan perantara yang dinamakan lapisan mesopause.

4.Termosfer dan Ionosfer

Termosfer adalah lapisan atmosfer yang berada pada urutan ke empat diatas mesosfer. Termosfer
berada diantara mesosfer dan ekssosfer. pada lapisan ini terdapat atom-atom yang terionisasi
sehigga lapisan termosfer disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini terletak kurang lebih 85KM-
650KM diatas permukaan bumi. Pada lapisan ini terdapat partikel-partikel ion yang berfungsi sebagai
pemantul gelombang radio. Partikel tersebut sangat berguna bagi manusia terutama sebagi
perkembangan teknologi komunikasi. Pada lapisan ini terdapat lapisan inversi yaitu kondisi dimana
jika ketinggian dinaikkan suhunya akan semakin tinggi. Karena adanya lapisan inversi inilah lapisan
termosfer ini mempunyai terperatur yang cukup tinggi hingga mencapai ratusan derajat celcius.
Karena keadaannya yang panas ini pula, maka lapisan ini disebut juga dengan lapisan termos yang
mempunyai arti panas.

5.Eksosfer

Eksosfer adalah lapisan terluar dari atmosfer bumi. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling jauh
dari permukaan bumi. Selain menjadi lapisan terluat dari atmosfer bumi, lapisan ini juga sangat
panas, dan terjadi pergerakan pertikel udara yang tidak beraturan. Pada lapisan ini terdapat refleksi
cahaya matahari yang dipantulkan oleh debu dan materi meteorik. Lapisan ini berad pada ketinggian
800-1000KM dari permukaan bumi. Karne sangat panasnya lapisan ini sangat berbahaya untuk para
astronot. Lapisan ini menjadi benteng utama untuk melindungi bumi dari aktivitas-aktivitas meteor.
Lapisan eksosfer disebut juga lapisan geostasioner yang merupakan ruang antar planet. Lapisan ini
tidak memiliki tekanan udara sama sekali.

Lapisan-lapisan atmosfer yang menyelimuti bumi sejatinya berfungsi melindungi bumi dari berbagi
ancaman benda langit yang dapat membahayakan kehidupan di bumi dan juga melindungi bumi dari
radiasi sinar matahari yang berbahaya.

Contoh Manfaat lapisan Atmosfer

1. Nelayan-nelayan tradisional masih menggunakan perahu layar memanfaatkan tenaga angin darat
ketika berangkat kelaut, dan memanfaatkan angin laut sewaktu kembali ke darat.

2. Kincir angin yang digunakan untuk memompa air. Belanda merupakan negara yang banyak
menggunakan kincir angin untuk memompa air, sehingga disebut negara kincir angin.

3. Angin merupakan salah satu sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga
listrik. Pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan tenaga angin telah dibangun di pantai Parang
Tritis bagian Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Kipas angin dapat digunakan untuk memperoleh kesejukan, dibuat dengan tujuan untuk
menciptakan angin buatan yang dapat digunakan pada waktu udara sangat panas.

5. Olahraga dirgantara seperti terbang layang dan terjun payung serta penerbangan merupakan
kegiatan yang memanfaatkan tenaga angin.
Unsur-unsur cuaca dan iklim

Cuaca dan iklim di bumi ini senantiasa berubah-ubah. Walau begitu, sifat dan polanya pada kawasan
tertentu memiliki kecenderungan yang sama. Cuaca dan iklim dapat terbentuk karena unsur-unsur
sinar matahari, suhu/temperatur, kelembapan udara, tekanan udara, curah hujan, angin, dan awan.

1. Sinar Matahari

Bumi beredar mengelilingi matahari pada lintasan elips yang disebut garis edar. Matahari yang
berpijar memancarkan sinarnya ke segala arah, dan bumi yang mengelilinginya pun menerima sinar
matahari tersebut.

Proses penyinaran matahari pada bumi disebut insolasi. Sebagai akibat penyinaran matahari, terjadi
pemanasan di permukaan bumi. Proses pemanasan tersebut dinamakan radiasi. Radiasi dari sinar
matahari menjadi sumber pemanas utama bagi bumi.

2. Suhu atau Temperatur

Adanya perbedaan tingkat pemanasan matahari di permukaan bumi, menyebabkan suatu kawasan
akan memiliki perbedaan suhu dengan kawasan lainnya. Sebagian panas yang sampai ke permukaan
bumi diserap dan sebagian lagi dipantulkan.

Pantulan sinar matahari tersebut akan sangat memengaruhi suhu di kawasan tersebut. Kawasan
permukaan bumi yang berada pada posisi 0–230LU dan LS akan mengalami pemanasan yang lebih
banyak dibanding kawasan lainnya, sehingga suhunya tinggi.

Ini disebabkan penyinaran terjadi secara tegak lurus. Adapun kawasan yang berada pada posisi 23–
400 LU dan LS bersuhu sedang karena sudut penyinaran lebih rendah dibandingkan pada kawasan
dengan posisi 0–230 LU dan LS.

Sementara, daerah dengan kawasan lintang dekat kutub akan bersuhu rendah karena penyinaran
lebih miring lagi.

3. Kelembapan Udara

Pemanasan yang terjadi pada permukaan bumi menyebabkan air-air yang ada pada permukaan
bumi, baik di daratan maupun lautan, menguap dan termuat dalam udara. Kandungan uap yang ada
dalam udara ini dinamakan kelembapan udara.

Kelembapan udara dapat berubah-ubah, tergantung pada pemanasan yang terjadi. Makin tinggi suhu
di suatu kawasan, maka makin tinggi pula tingkat kelembapan udara di kawasan tersebut, karena
udara yang mengalami pemanasan, merenggang dan terisi oleh uap air.

4. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul oleh adanya berat dari lapisan udara. Udara
merupakan kumpulan gas yang masing-masing memiliki massa dan menempati ruang. Karena massa
yang dimilikinya, udara pun memiliki tekanan.
Suhu di suatu kawasan sangat berpengaruh terhadap tekanan udara di kawasan tersebut. Bila suhu
makin tinggi, maka tekanan udara akan makin rendah. Ini disebabkan udara yang hangat bersifat
renggang.

Sebaliknya, bila suhu makin rendah, maka tekanan udara akan makin tinggi karena udara yang dingin
lebih padat daripada udara yang panas. Berdasarkan hal tersebut, suhu sangat menentukan
perbedaan tekanan udara di setiap kawasan di muka bumi ini.

5. Angin

Seperti telah kita ketahui, tekanan udara di setiap kawasan di bumi ini tidak sama. Karena adanya
perbedaan tekanan udara di dua kawasan yang berbeda, maka udara yang berada di salah satu
kawasan tersebut akan bergerak di kawasan lain.

Udara akan bergerak dari daerah dengan tekanan udara tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih
rendah untuk mengisi ruang. Maka udara bergerak dari daerah yang dingin ke daerah yang lebih
panas. Udara yang bergerak ini disebut angin.

6. Curah Hujan

Hujan ialah suatu proses jatuhnya air (H2O) dari udara ke permukaan bumi. Air yang jatuh dapat
berbentuk cair maupun padat (es dan salju). Hujan terjadi karena menguapnya air sebagai akibat dari
pemanasan sinar matahari.

Uap-uap air tersebut kemudian naik ke atmosfer dan mengalami kondensasi sehingga membentuk
awan. Lama-kelamaan, awan akan makin berat, karena kandungan airnya makin banyak. Bila uap air
di awan telah mencapai jumlah tertentu, maka titik-titik air pada awan tersebut akan jatuh sebagai
hujan.

7. Awan

Awan adalah kumpulan besar dari titik-titik air atau kristalkristal es yang halus di atmosfer. Pada
waktu musim kemarau sedikit sekali kita jumpai awan di udara karena penguapan yang terjadi
sedikit, akan tetapi di musim hujan kita dapat menjumpai banyak sekali awan dengan berbagai
bentuk dan variasinya, hal ini karena kandungan uap air di udara cukup banyak.

Alat-Alat Pengukur Cuaca dan Iklim

1. Termometer.

Tipe paling sederhana dari termometer adalah termometer air raksa dalam kaca atau disebut
termometer batang. Jika cuaca hangat, air raksa dalam tabung akan memuai dan sebaliknya jika
cuaca dingin, air raksa akan mengerut. Termometer air raksa hanya mencatat kondisi suhu
maksimum dan minimum. Termometer pencatat secara otomatis disebut termograf yang akan
mencatat segala perubahan-perubah yakni suhu. sehingga bisa mengukur suhu tempat teduh yang
sebenarnya, termometer pencatat diletakkan dalam kotak perlindungan yang dinamakan dengan
Sangkar Stevenson.

2. Barometer.

Barometer dibedakan dengan dua macam barometer yakni barometer air raksa dan ada juga
barometer aneroid (altimeter). Barometer air raksa diciptakan oleh Torriceli pada tahun tahun 1643.
Barometer air raksa tidak mudah dibawah kemana-mana, sedangkan barometer aneroid (altimeter)
mudah dibawah kemana-mana. Barometer aneroid dapat pula dimanfaatkan pada permukaan laut
adalah 760 mm atau 1.013 milibar. Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dimiliki tekanan
udara yang sama peta disebut dengan isobar

3. Higrometer.

Alat untuk mengukur kelembaban udara nisbi disebut higrometer rambut. Rambut manusia memiliki
sifat memanjang pada udara basah dan memendek pada udara kering. Seberkas rambut dipasang di
dalam higrometer. Perubahan panjang pendek rambut akan menggerakkan jarum pada skala.

4. Anemometer.

Alat untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer. Alat ini dapat dilihat pada stasiun
pengamatan cuaca atau dibandar udara. Anemometer ditempatkan di lapanngan terbuka pada tiang
yang tinggi. Pada alat ini terdapat beberapa mangkuk untuk menerima tiupan angin. Ketika angin
bertiup, angin mengenai mangkuk tersebut sehingga mangkuk berputar. Putaran mangkuk
dihubungkan dengan alat pencatat kecepatan. Kecepatan mangkuk berputar tergantung pada
kecepatan angin bertiup. Anemometer moder dilengkapi dengan penunjuk arah angin yang
dihubungkan dengan komputer. Alat perekam arah angin dan kecepatan angin secara otomatis
mencatatnya di ats kertas grafik. Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan meter/detik, km/jam,
atau mil/jam.
5. Penakar Hujan.

Alat untuk mengukur besarnya curah hujan disebut Fluviograf. Alat ini ditempatkan pada lapangan
terbuka agar air hujan yang jatuh tidak terhalang masuk ke dalam alat tersebut. Air hujan yang
masuk ke dalam corong ditampung ruang tertutup agar tidak menguap, kemudian diukur dengan
menggunakan gelas ukuran sehingga dapat diketahui besarnya curah hujan. Tinggi rendahnya curah
hujan dinyatakan dalam mm.

TIPE-TIPE IKLIM DIDUNIA

-MENURUT V.KOPPEN

1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:

• suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,

• suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,

• curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan

• tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.

2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:

• Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);

• Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;

3. Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.

4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan
terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.

5. Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah
lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim,
yaitu:

1. Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:

(1) Af = Iklim panas hujan tropis.

(2) As = Iklim savana dengan musim panas kering.

(3) Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering.

(4) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.

2. Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu:

(1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari iklim A, C,
dan D.

(2) BW = Iklim gurun.

3. Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu:

(1) Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak panas kering.

(2) Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan sejuk.

(3) Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.

4. Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu:

(1) Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering.

(2) Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.

5. Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu:

(1) ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0( sampai 10(C.

(2) Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.

Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan
D.

Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat,
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.

Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di
Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.
C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.

D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.

~Skema dan Peta Iklim Koppen

Dengan kata lain:

a. Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis)

Wilayah beriklim tipe A memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi (rata-rata 70 cm3/tahun),
dan suhu udara bulanan rata-rata di atas 18° C. Curah hujan tahunan lebih dari penguapan tahunan,
tidak ada musim dingin. Wilayah beriklim tipe A dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut.

1) Iklim tipe Af memiliki suhu udara panas dan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Di wilayah
beriklim tipe A terdapat banyak hutan hujan tropik. Contoh: wilayah Sumatra, Kalimantan, dan
Papua.
Wilayah beriklim tipe Af memiliki ciri:

a) hutan sangat lebat dan heterogen (bermacam-macam tanaman);

b) terdapat banyak tumbuhan panjat; serta

c) terdapat jenis tumbuhan seperti pakis, palem, dan anggrek.

2) Iklim tipe Am, memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang kering. Batas
antara musim hujan dan kemarau tegas. Wilayah beriklim tipe Am antara lain terdapat di Jawa Barat,
Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan.

Wilayah beriklim tipe Am memiliki ciri:

a) curah hujan tergantung musim;

b) jenis tanaman pendek dan homogen; serta

c) hutan homogen yang menggugurkan daunnya ketika kemarau.

3) Iklim tipe Aw, memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang lebih panjang
dibandingkan dengan musim hujan. Wilayah beriklim tipe Aw terdapat di wilayah Jawa Timur,
Madura, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru, dan Papua
bagian selatan.

Wilayah beriklim tipe Aw memiliki ciri:

a) hutan berbentuk sabana (savana);

b) jenis tumbuhan padang rumput dan semak belukar; dan

c) pohonnya berjenis rendah.

b. Iklim Tipe B (Iklim Kering)

Ciri Iklim tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah hujan rendah (rata-rata 25,5 mm/tahun)
sehingga sepanjang tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan. Tidak terdapat surplus air. Di
wilayah beriklim tipe B tidak terdapat sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan
menjadi tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw (iklim gurun).

c. Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat)

Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Suhu udara
rata-rata bulan terdingin adalah (–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling sedikit satu bulan yang bersuhu
udara rata-rata 10°

c. Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut.

1) Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah (humid mesothermal) dengan musim dingin yang kering.

2) Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah dengan musim panas yang kering.

3) Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah dengan hujan dalam semua bulan.

d. Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)


Iklim tipe D merupakan iklim hutan salju dengan suhu udara rata-rata bulan terdingin < –3° C dan
suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C. Iklim tipe D dibedakan menjadi dua:

1) Iklim tipe Df, yaitu iklim hutan salju dingin dengan semua bulan lembap.

2) Wilayah beriklim tipe Dw, yaitu iklim hutan salju dingin dengan musim dingin yang kering.

e. Iklim Tipe E (Iklim Kutub)

Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan
padang lumut. Suhu udara tidak pernah melebihi 10° C. Wilayah beriklim tipe E dibedakan atas tipe
Et (iklim tundra) dan tipe Ef (iklim kutub dengan salju abadi). Iklim tipe E terdapat di daerah Arktik
dan Antartika.

-MENURUT F.JUNGHUHN

Iklim junghun dibagi menjadi 4 bagian menurut daerah ketinggian:

Zona Ilkim Panas

Ketinggian tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti
padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.

Zona Ilkim Sedang

Ketinggian tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi,
tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.

Zona Iklim Sejuk

Ketinggian tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti
teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.

Zona Iklim Dingin

Ketinggian tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada
tanaman budidaya kecuali sejenis lumut.
-MENURUT SMITH FERGUSON

Terdapat delapan kelompok iklim yang didasarkan pada nisbah bulan kering (BK) ke bulan basah (BB),
yang disimbolkan sebagai Q (dalam persen). Bulan kering adalah bulan dengan presipitasi total di
bawah 60 mm dan bulan basah adalah bulan dengan presipitasi total di atas 100 mm.

Delapan kelompok iklim menurut Schmidt dan Ferguson adalah:

Iklim A, Q < 14,3, daerah sangat basah, hutan hujan tropis;

Iklim B, 14,3 =< Q < 33,3, daerah basah, hutan hujan tropis;

Iklim C, 33,3 =< Q < 60,0, daerah agak basah, hutan rimba peluruh (daun gugur pada musim
kemarau);

Iklim D, 60,0 =< Q < 100,0, daerah sedang, hutan peluruh;

Iklim E, 100,0 =< Q < 167,0, daerah agak kering, padang sabana;

Iklim F, 167,0 =< Q < 300,0, daerah kering, padang sabana;

Iklim G, 300,0 =< Q < 700,0, daerah sangat kering, padang ilalang;

Iklim H, Q >= 700,0, daerah ekstrim kering, padang ilalang.

Dalam pembagian iklim, Schmidt-Ferguson lebih menitik-beratkan pada tipe curah hujan dan
penggolongannya.

Adapun langkah-langkah cara penentuannya sebagai berikut.

1. Untuk menentukan tipe curah hujan Schmidt dan Ferguson mendasarkan tingkat kebasahan yang
disebut gradient (Q).
2. Untuk menentukan nilai Q digunakan rumus: Banyaknya bulan basah x 100%

3. Untuk menentukan kriteria bulan kering dan bulan basah digunakan klasifikasi kriteria menurut
Mohr sebagai berikut:

Bulan kering = bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm.

Bulan basah = bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm.

Berdasarkan besarnya rasio Q tipe curah hujan penggolongannya sebagai berikut:

Tipe A jika Q = 0% - 14,3% Tipe E jika Q = 100% - 167%

Tipe B jika Q = 14,3% - 33,3% Tipe F jika Q = 167% - 300%

Tipe C jika Q = 33,3% - 60% Tipe G jika Q = 300% - 700%

Tipe D jika Q = 60% - 100% Tipe H jika Q = lebih dari 700%

-MENURUT OLDEMAN

Iklim oldeman merupakan iklim yang digunakan untuk tanaman pangan atau pertanian di Indonesia.
Pengklasifikasian iklim oldeman ini didasarkan pada kriterian bulan- bulan basah dan juga bulan-
bulan kering menurut iklim hujan. Kriteria dalam klasifikasi iklim ini didasarkan pada perhitungan
Bulan Basah (BB), Bulan Lembab (BL), dan Bulan Kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang
hujan, hujan efektif dan kebutuhan air tanaman.

•Bulan Basah (BB), merupakan bulan dengan rata- rata curah hujan lebih dari 200 mm

•Bulan Lembab (BL), merupakan buloan dengan rata- rata curah hujan 100 hingga 200 mm

•Bulan Kering (BK), merupakan bulan dengan rata- rata curah hujan kurang dari 100 mm

Kemudian dalam mengklasifikasikan iklim oldeman menggunakan ketentuan penjang periode bulan
basah dan bulan kering berturut- turut. Tipe pengklasifikasin iklim oldeman ini ada 5 macam
(didasarkan pada bulan basah berturut- turut), sementara sub divisinya dibagi menjadi empat
macam (didasarkan bulan kering berturut- turut).
Pengklasifikasian iklim oleh Oldeman ini dibagi menjadi 5 kategori. Kategori- kategori iklim Oldeman
antara lain sebagai berikut:

1.Tipe A, bulan- bulan basah secara berturut- turut lebih dari 9 bulan

2.Tipe B, bulan- bulan basah secara berturut- turut antara 7 sampai 9 bulan

3.Tipe C, bulan- bulan basah secara berturut- turut antara 5 sampai 6 bulan

4.Tipe D, bulan- bulan basah secara berturut- turut antara 3 sampai 4 bulan

5.Tipe E, bulan- bulan basah secara berturut- turut kurang dari 3 bulan

Berdasar pada kriteria tersebut. Maka kita dapat membuat klasifikasi tipe iklim Oldeman untuk suatu
daerah tertentu yang memiliki cukup banyak pos hujan. Sementara itu data yang digunakan adalah
data curah hujan bulanan selama min 10 tahun atau lebih yang diperoleh dari jumlah pos hujan yang
selanjutnya.

Kemudian hasil klasifikasi iklim oldeman ini dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan
pertanian, seperti penentuan permulaan masa tanam serta intensitas penanaman.

-IKLIM FISIS

Iklim fisis adalah ildim menurut kenyataan yang sesungguhnya di suatu wilayah di permukaan bumi,
sebagai hasil pengaruh lingkungan alam. Iklim ini dapat dibedakan menjadi 5 (lima), yaitu sebagai
berikut.

Klasifikasi Iklim Fisis;


A. Iklim Laut (Iklim Maritim)

Iklim Laut dibedakan menjadi sebagai berikut:

1.Di daerah tropis dan subtropis sampai garis lintang 40° LU/LS, dengan ciri-ciri amplitudo suhu
harian rendah dan banyak awan serta sering turun hujan lebat disertai badai.

2.Di daerah sedang, dengan ciri-ciri amplitudo suhu harian dan tahunan kecil, banyak awan, banyak
hujan di musim dingin, umumnya hujan rintik-rintik serta pergantian antara panas dan dingin terjadi
tidak secara mendadak atau tiba-tiba.

B. Iklim Darat (Iklim Kontinental)

Iklim darat dibedakan menjadi sebagai berikut:

1.Di daerah tropis dan subtropis sampai lintang 40° LU/LS dengan ciri-ciri amplitudo suhu harian
sangat besar, sedangkan amplitudo suhu tahunannya kecil, dan curah hujan sedikit serta jatuh hanya
sesaat yang disertai angin topan.

2.Di daerah sedang, dengan ciri-ciri amplitudo suhu tahunan besar, suhu rata-rata pada musim panas
cukup tinggi dan pada musim dingin rendah, dan curah hujan sangat sedikit serta jatuh pada musim
panas.

C. Iklim Dataran Tinggi

Ciri-ciri iklim ini adalah amplitudo suhu harian dan tahunan besar, udara kering, lengas nisbi sangat
rendah, dan jarang turun hujan.

D. Iklim Gunung

Terdapat di daratan tinggi, seperti Tibet, Dekan, dan lain-lain, dengan ciri-ciri amplitudo suhu lebih
kecil bila dibandingkan dengan iklim dataran tinggi, amplitudo suhu harian dan tahunan kecit, hujan
banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan dan kadang turun salju.

E. Iklim Musim (Muson)

Iklim ini terdapat di daerah-daerah yang dilalui angin muson yang berganti arah setiap setengah
tahun. Ciri-cirinya adalah setengah tahun bertiup angin laut yang basah, yang akan menimbulkan
hujan, dan setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering.

DAMPAK, SEBAB, DAN USAHA MENANGGULANGI PENGARUH GLOBAL WARMING

Dampak Pemanasan Global (Global Warming)

1. Perubahan Cuaca dan Iklim

•Gunung-gunung es akan mencair, dan akan lebih sedikit es yang terapung di laut

•Di Daerah subtropis, bagian pegunungan yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta salju akan
lebih cepat mencair. Melelehnya es di Puncak Jayawijaya, Papua, merupakan fenomena yang
menegaskan bahwa telah terjadi peningkatan suhu di Indonesia.
•Air tanah akan lebih cepat menguap sehingga beberapa daerah menjadi lebih kering dari pada
sebelumnya.

•Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem; terjadi hujan ekstrem atau kekeringan
ekstrem di berbagai wilayah

•Angin akan bertiup lebih kencang dengan pola berbeda sehingga akan terbentuk angin puting
beliung.

•Curah hujan akan meningkat dan badai akan sering terjadi

2. Kenaikan Permukaan Laut

•Jika kenaikan permukaan air laut sekitar 100 cm, maka wilayah Belanda akan tenggelam 6%,
banglade 17,5%, dan banyak pula-pulau yang hilang. di Indonesia akan banyak pulau yang akan
tenggelam sekitar 405.000 hektar daratan indonesia tenggelam di garis pantai 81.000 kilometer.

•Jika mencapai muara sungai, akan terjadi banjir akibat air pasang di daratan

•Pengaruh kenaikan air laut akan cepat terlihat dari ekosistem pantai. Daerah rawa-rawa pantai
semakin meluas.

3. Menurunnya Hasil Pertanian

•Kekeringan di wilayah pertanian yang mengakibatkan tanaman pertanian rusak

•Banjir di wilayah pertanian akan merendam tanaman pertanian yang mengakibatkan gagal panen.

•Kerawanan pangan akan meningkat di wilayah yang rawan bencana kering dan banjir

•Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama dan penyakit yang meningkat
populasinya akibat perubahan iklim

4. Pengaruh Terhadap Hewan dan Tumbuhan

•Populasi penguin di daerah antartika menurun sekitar 30% dalam 25 tahun terakhir karena
berkurangnya habitat

•Populasi beruang kutub di kutub utara menurun karena kesulitan mendapatkan makanan akibat
berkurangnya lapisan es.

•Berkurangnya koral di ekosistem laut akibat meningkatnya keasaman air laut. Air laut menjadi asam
jika banyak karbon dioksida yang terlarut. Meningkatnya keasaman air laut menurunkan jumlah ion
karbonat yang menyusun koral

•Berkurangnya luas hutan mangrove sehingga mengganggu kehidupan di daerah pesisir pantai
karena gelombang pasang dan banjir sering terjadi, serta sulitnya ketersediaan air bersih.
5. Pengaruh Terhadap Kesehatan Manusia

•Meningkatnya kasus alergi dan penyakit pernapasan karena udara yang lebih hangat
memperbanyak polutan, seperti spora jamur dan serbuk sari tumbuhan.

•Meluasnya penyebaran penyakit. Sebagai contoh, DBD dan malaria adalah penyakit tropis yang saat
ini telah menyebar ke daerah subtropis. Penyebabnya adalah suhu di udara subtropis yang saat ini
menjadi lebih hangat sehingga patogen dapat berkembang biak di daerah subtropis.

•Meningkatnya penyakit infeksi, yang semula menginfeksi hewan kemudian dapat menginfeksi
manusia. Contohnya adalah flu burung dan flu babi.

•Meningkatnya kasus orang meninggal akibat penyakit yang dipicu oleh cuaca panas, misalnya stress,
stroke, dehidrasi, jantung dan ginjal.

Penyebab Pemanasan Global adalah sebagai berikut...

•Efek Rumah Kaca : efek rumah kaca adalah proses atmosfer menghangatkan planet. efek rumah
kaca terjadi akibat panas yang dipantulkan ke permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas di
atmosfer, sehingga tidak dapat diteruskan ke luar angkasa, melainkan dipantulkan kembali ke
permukaan Bumi. Efek rumah kaca memiliki manfaat bagi makhluk hidup di Bumi, namun jika
berlebihan berbahaya kehidupan di Bumi karena dapat mempengaruhi dan mengganggu iklim.

•Meningkatnya Gas Rumah Kaca : Gas-gas memiliki sifat yang memerangkap panas, sehingga panas
yang terpantul dari permukaan bumi tidak dapat diteruskan ke cahaya akibat dari gas tersebut, gas-
gas tersebut adalah gas rumah kaca. Gas yang paling berperan adalah karbon dioksida (CO2).
penyebab meningkatnya karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar batu bara, pembakaran
minyak bumi, pembakaran gas alam.

•Penggunaan CFC yang Tidak Terkontrol : CFC atau Cloro Flour Carbon adalah bahan kimia yang
digabungkan menjadi sebuah bahan untuk memproduksi peralatan, terkhusus pada peralatan rumah
tangga. CFC terdapat pada kulkas dan AC.

•Polusi Kendaraan berbahan bakar bensin : Kendaraan memberikan penyebab terbesar dalam terjadi
pemanasan global. Polusi yang dihasilkan kendaraan berbahan bakar bensin seperti motor, mobil dan
kendaraan lainnya dimana dari hasil pembuangannya menghasilkan gas karbon dioksida yang
berlebihan. Gas karbon dioksida merupakan penyebab utama terjadinya pemanasan global karena
karbon dioksida adalah gas yang memerangkap panas sehingga tidak dapat keluar ke angkasa.

•Polusi Metana oleh Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan : Gas metana menempati urutan kedua
sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan global. Gas metana dapat berasal dari bahan-bahan
organik yang kekurangan oksigen dari hasil pemecahan bakteri seperti di persawahan, sedangkan
pada peternakan, seperti usus hewan ternak, meningkatnya produksi hewan ternak maka
meningkatnya pula gas metana yang dilepaskan ke permukaan bumi.

•Pengrusakan Hutan : Hutan berfungsi dalam menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen,
jika hutan rusak akibat dari penebangan dan pembakaran, maka yang terjadi adalah jumlah karbon
dioksida yang diserap oleh hutan sedikit, dan semakin banyak karbon yang berkumpul di atmosfer
yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
•Pemboroson Energi Listrik :Energi listrik sebagian besar kita gunakan adalah hasil pembakaran dari
pembakaran minyak bumi dan batu bara, dimana hasil pembakaran tersebut menghasilkan karbon
dioksida

•Populasi Kendaraan yang Terus Meningkat : Meningkatnya jumlah kendaraan maka karbon dioksida
pun yang dihasilkan dari kendaraan tersebut akan bertambah banyak dan tentu saja menimbulkan
pemanasan global.

•Pembakaran Sampah Secara Berlebihan : Pembakaran sampah berlebihan yang dilakukan secara
massal akan menyebabkan terjadinya pemanasan global karena dari hasil pembakaran sampah
tersebut adalah gas metana, yang dapat memerangkap panas.

Upaya Menanggulangi Pemanasan Global (Global Warming)

1. Mengubah Perilaku Pribadi

•Hemat Listrik : Setelah dijelaskan sebelumnya bahwa gas rumah kaca itu didominasi dari karbon
dioksida (CO2). Sebagian besar dari CO2 dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil.
Dengan demikian, jika kita berhemat listrik maka secara tidak langsung kita mengurangi kadar CO2 di
Atmosfer.

•Menanam Pohon : CO2 digunakan tanaman untuk berfotosintesis, maka penanaman pohon dalam
jumlah banyak akan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah CO2 di atmosfer. Di Sulawesi Utara,
dibuat peraturan daerah yang mewajibkan menanam pohon bagi pasangan yang akan menikah.

•Mengurangi Penggunaan Mobil : Mobil sebagai penyumbang sumber CO2 terbesar di perkotaan,
juga perlu diantisipasi dengan mengubah perilaku orang. Penggunaan mobil pribadi menjadi
penyumbang CO2 terbesar, bila tidak ada pengaturan penggunaan mobil pribadi dengan baik.
Penggunaan transportasi umum yang mengangkut sekaligus banyak orang dapat mengurangi emisi
karbon dioksida di udara.

2. Langkah Mencegah Pemanasan Global Secara Kolektif

Upaya pencegahan pemanasan global juga dapat dilakukan secara bersama atau kolektif. Beberapa
langkah yang dapat dilakukan secara kolektif antara lain sebagai berikut...

Advertisement
•Menggunakan Energi Alternatif : Penggunaan energi alternatif terbaru perlu dilakukan di Indonesia.
Pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil yang diusahakan diganti dengan energi bersih, seperti
sinar matahari, air, angin, biomassa, dan panas bumi. Sumber energi tersebut sebenarnya berlimpah
di Indonesia. tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.

•Melestarikan Hutan : Masyarakat dan pemerintah harus berupaya bersama dalam menjaga hutan
dari bahaya kebakaran dan penebangan liar agar luas hutan tidak berkurang.

•Menghapus Penggunaan CFC : Untuk menghentikan penggunaan CFC pada peralatan pendingin,
dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan batuan kepada bengkel-bengkel servis
peralatan pendingin agar dapat mengelola penggunaan CFC.

•Memperbaiki Kualitas Kendaraan dengan Uji Emisi : Uji emisi diperlukan dalam mengetahui kondisi
kendaraan apakah prima atau sebaliknya. Kendaraan yang memiliki kondisi prima akan menghasilkan
gas karbon dioksida (CO2) sehingga dapat menjaga lingkungan dan hemat bahan bakar.

3. Mengurangi Karbon

Untuk mengurangi gas CO2 yang ada di udara dapat dilakukan dengan hal-hal berikut ini.

•Menanam dan memelihara tumbuhan dalam jumlah yang banyak. Tumbuhan akan menyerap
karbon dioksida untuk proses fotosintesis dan akan melepaskan oksigen ke udara. Di seluruh dunia,
tingkat perambahan hutan sangat tinggi, sedangkan tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali,
karena tanah yang tidak subur lagi. Upaya rebosiasi hutan merupakan langkah yang tepat untuk
menyeimbangkan gas rumah kaca di atmosfer

•Mengganti penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar alternatif, misalnya air, angin, dan
sinar matahari

-GEJALA EL NINO DAN LA NINA

•El Nino dan La Nina merupakan peristiwa alam yang mana dapat diketahui tanda- tanda terjadinya.
El Nino dan La Nina ini hanya terjadi beberapa kali setiap tahun saja. Nama El Nino dan La Nina
sendiri diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki- laki” dan “anak perempuan”.

•El Nino ini akan terjadi jika suhu yang berada di perairan di pasifik tengah dan timur menjadi lebih
panas. Biasanya El Nino ini akan terjadi pada bulan Desember. Rata- rata, El Nino ini akan terjadi
sekitar empat tahun satu kali. Hingga saat ini, El Nino tercatat sudah terjadi selama 23 kali.

•Sedangkan La Nina ini terjadi dalam waktu yang sulit untuk diperkirakan, tidak seperti El Nino. Tidak
seperti El Nino yang rata- rata teradi selama empat tahun sekali, La Nina ini masa terjadinya lebih
lama yakni antara enam higga tujuh tahun sekali. Hingga saat ini tercatat La Nina terjadi sebanyak 15
kali

Anda mungkin juga menyukai