Peng Kaji An
Peng Kaji An
K DENGAN
SINDROM NEFROTIK DI RUANGAN IRINA E
ATAS RSUP PROF DR R.D KANDOU
MANADO
OLEH :
MUTHMAINNA LAKIBU
1804028
A.Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. K.K
2. Tempat tanggal lahir/usia : Manado,,31 juli 2005
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Kristen Protestan
5. Pendidikan : Tamat SD
6. Alamat : Kairagi
7. Tanggal masuk : 14-07-2019
8. Tangal pengkajian : 15-07-2019
9. Diagnosa Medik : Sindrom Nefrotik
Keterangan :
= Laki-laki = Laki-laki sudah meninggal
= Perempuan = Perempuan sudah meninggal
= Klien = Garis pernikahan
= Tinggal serumah = Garis keturunan
Klien merupakan anak tunggal dalam keluarga, ibu klien mengatakan klien di adopsi sejak
lahir oleh keluarga. Ibu klien mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit kronis
atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit
kelamin dll. Karena klien di adopsi, tidak bisa di identifikasi adanya riwayat penyakit
turunan.
Riwayat Imunisasi
Reaksi setelah
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian
Pemberian
1. BCG 1 Bulan
2. DPT (I, II, III) 2,3,4 Bulan Panas
3. Polio (I, II, III, IV) 1,2,3,4 Bulan
4. Campak 9 Bulan
5. Hepatisi 0,2,4,6 Bulan
Lain-lain
B. Pemberrian Susu
1. Alasan Pemberian : Ibu klien mengatakan mengadopsi klien
2. Jumlah pemberiaan : ibu klien mengatakaan sesuai takaran
3. Caara Pemberian : dengan dot
C. Pola Perubahan Nutrisi Tiap Tahapan Usia Sampai Nutrisi Saat ini
VI.Riwayat Psikososial
- Ibu klien mengatakan tinggal di kost berdua dengan klien
- Lingkungan tempat mereka tinggal berrada di perkotaan
- Hubungan antara klien dan ibunya harmonis namun dengan sang ayah berjauhan karena
ibu dan ayahnya sudah bercerai
- Klien di asuh oleh ibunya seorang diri
F.Riwayat Spiritual
- Dalam keluarga ibu merupakan support system klien, karena klien hanya tinggal
bersama ibunya. Selama sakit ibunya selalu di samping klien
- Ibu klien mengatakan mereka selalu rutin ibadah dan ikut kegiatan di gereja. Ibu klien
selalu berdoa untuk kesembuhan klien.
I. Reaksi Hospotalisasi
A. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Ibu klien mengatakan membawa anaknya ke RS karena bengkak pada mata klien
tidak kunjung turun suda seminggu. Selain itu klien juga muntah dan diare
- Ibu klien mengatakan dokter menceritakan dengan jelas perihal penyakit dan
kondisi anaknya saat ini, ibu mngerti bahkan membuat catatan khusus
- Ibu klien mengatakan sangat cemas dengan keadaan anaknya
- Saat di kaji klien terbaring lemah, dengan wajah bengkak dan mata tidak bisa di
buka karena bengkak. Klien hanya sesekali bicara.
II. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
B. Cairan :
C. Eliminasi (bak/bab) :
D. Istirahat tidur :
1. Jam tidur
- Siang 2-3 Jam 2-4 Jam
8 jam 8 Jam
- Malam
2. Pola tidur Baik Baik
3. Kebiasaan sebelum tidur Membersihkan diri dan Berdoa
berdoa
4. Kesulitan tidur Tidak ada kendala Tidak ada kendala
E. Personal Hygiene :
1. Mandi
- Cara Sendiri Di bantu ibu klien
- Frekuensi 2 kali 2 kali
- Alat mandi Gayung,sabun Gayung,sabun
2. Cuci rambut
2 hari 1 kali 2 hari 1 kali
- Frekuensi
3. Gunting kuku
1 minggu sekali 1 minggu sekali
- Frekuensi
4. Gosok gigi
- Frekuensi 2 kali sehari 2 kali sehari
F. Aktivitas/Mobilisasi Fisik
G. Rekreasi
G. PENGKAJIAN
a. Konsep diri
klien terbaring lemah dengan wajah bengkak hingga mata tertutup, klien hanya
sesekali bicara pada ibunya
b.Pola interaksi
1. klien berinteraksi dengan ibunya, dengan perawat anya sesekali bicara
2. ibunya adalah orrang yang paling berpengaruh dengan klien
c. Hubungan sosial
1. ibu klien mengatakan klien memiliki banyak teman di lingkungan rumah dan
sekolahnya, klien juga aktif dalam karate
2. ibu klien mengatakan klien menggunakan waktu luang dengan bermain dan
membantu ibunya di rumah
d. Faktor kultur sosial
1. klien beragama kristen protestan dengan kebudayaan minahasa
2. klien sering ikut ibunya dalam kegiatan di gereja, klien selalu berdoa sebelum
melakukan aktivitas
I. Test Diagnostik :
Laboratorium 14-07-2019
ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebuthan tubuh
3 Ds : - ibu klien mengatakan klien tidak nafsu makan Gang. Dalam proses filtrasi
Do : - TTV : TD :100/70 mmHg, N : 78x/m ,Sb :36°c, RR: 18x/m Sel T dalam sirkulasi menurun
Resiko infeksi
- klien tampak lemah Rrespon imun menurun
- Albumin : 0,92 - Kalsium : 7,12 Resiko infeksi
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan di dalam
jaringan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan nafsu makan (anoreksia)
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang menurun.
M. INTERVENSI
DX 1 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan di dalam jaringan. (Doenges, 2001)
Tujuan: Kelebihan volume cairan terkontrol
Kriteria Hasil:
1) Pasien tidak menunjukan tanda-tanda akumulasi cairan.
2) Pasien mendapatkan volume cairan yang tepat.
INTERVENSI RASIONAL
Pantau asupan dan haluaran cairan setiap pergantian Pemantauan membantu menentukan status cairan pasien.
Timbang berat badan tiap hari Penimbangan berat badan harian adalah pengawasan status cairan terbaik. Peningkatan
berat badan lebih dari 0,5 kg/hari diduga ada retensi cairan.
Programkan pasien pada diet rendah natrium selama fase Suatu diet rendah natrium dapat mencegah retensi cairan
edema
Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk edema Edema terjadi terutama pada jaringan yang tergantung pada tubuh.
Awasi pemerikasaan laboratorium, contoh: Mengkaji berlanjutnya dan penanganan disfungsi/gagal ginjal. Meskipun kedua nilai
BUN, kreatinin, natrium, kalium, Hb/ht, foto dada mungkin meningkat, kreatinin adalah indikator yang lebih baik untuk fungsi ginjal karena
tidak dipengaruhi oleh hidrasi, diet, dan katabolisme jaringan.
Berikan obat sesuai indikasi Diberikan dini pada fase oliguria untuk mengubah ke fase nonoliguria, untuk melebarkan
Diuretik, contoh furosemid (lasix), mannitol (Os-mitol; lumen tubular dari debris, menurunkan hiperkalimea, dan meningkatkan volume urine
adekuat
Antihiperetensif,contoh klonidin (Catapres); Mungkin diberikan untuk mengatasi hipertensi dengan efek berbalikan dari penurunan
metildopa(Aldomet);prazosin(Minipress) aluran darah ginjal,dan/atau kelebihan volume sirkulasi
DX 2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nafsu makan (anoreksia). (Kathleen Morgan, 2007).
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : Mempertahankan berat badan yang diharapkan
INTERVENSI RASIONAL
Kaji / catat pemasukan diet. Membantu dan mengidentifikasi defisiensii dan kebutuhan diet.
Timbang BB tiap hari. Perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbangan cairan.
Tawarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan . Meningkatkan nafsu makan .
Berikan makanan sedikit tapi sering. meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik
Berikan diet tinggi protein dan rendah garam. Memenuhi kebutuhan protein, yang hilang bersama urine.
Berikan makanan yang disukai dan menarik Pasien cenderung mengonsumsi lebih banyak porsi makan jika ia diberi beberapa makanan kesukanannya.
Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh: BUN, albumin serum, Indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan, dan efektivitas terapi.
transferin, natrium, dan kalium.
DX 3 Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang menurun. (Kathleen Morgan, 2007)
Tujuan: Infeksi tidak terjadi Kriteria hasil: Tak mengalami tanda / gejala infeksi
INTERVENSI RASIONAL
Pantau pasien setiap hari untuk detensi tanda serta gejala infeksi, termasuk batuk, demam, hidung Pemantauan memastikan pengenalan dini dan terapi yang tepat
tersumbat, drainase purulen, dan nyeri tenggorok. terhadap infeksi
Kaji intregitas kulit. Ekskorisi akibat gesekan dapat menjadi infeksi sekunder.
Awasi tanda vital untuk demam, peningkatan frekuensi/kedalaman pernapasan Reaksi demam adanya indikator infeksi lebih lanjut
Tingkatkan cuci tangan yang baik pada pasien dan perawat. Menurunkan resiko kontaminasi silang.
Pertahankan prinsip aseptik dalam setiap tindakan keperawatan yang berhubungan dengan area invasive. Membatasi introduksi bakteri kedalam tubuh.
Jangan izinkan seorang pun yang mengidap infeksi akut untuk mengunjungi pasien Keadaan immunosupresi membuat pasien rentan terhadap infeksi.
Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi. Membantu pemilihan pengobatan infeksi paling efektif.
L. IMPLEMENTASI
HARI/ NO
NO JAM IMPLEMENTASI HASIL
TANGGAL DX
1 Selasa, 1 15.00 1. memantau asupan dan keluaran cairan 1. Cairan yang masuk 1000 ml/hari urin output tidak di hitung
16-07-2019
19.05 3. menawarkan untuk memberikan klien makanan yang di sukai dan 3. klien mengatakan tidak nafsu makan
menarik
3 15.25 1. memantau tanda dan gejala infeksi 1. tidak ada demam, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan
2. mengkaji integritas kulit 2. tidak ada dekubiitus
20.15 3. menawarkan untuk memberikan klien makanan yang di sukai dan 3. klien mengatakan ingin makan gohu
menarik
3 20.05 1. memantau tanda dan gejala infeksi 1. tidak ada demam, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan
2. mengkaji integritas kulit 2. tidak ada dekubiitus
08.25 2. mengkaji bagian edema 2. Edema sudah menurn, mata sudh terbuka normal
3. mengawasi hasil pemeriksaan lab 3. Belum ada pemeriksaan terbaru
4. memberikan obat sesuai indikasi 4. Klien meminum obat cefiixime, dnperidon, zinc, prednison,
2 08.00 1. menawarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan 1. ibu klien mengatakan akan melakukannya sendiri
2. menganjurkan ibu klien memberi makan sedikit tapi seriing 2. ibu klien mengatakan mengerti dan melakukannya
11.00 3. menawarkan untuk memberikan klien makanan yang di sukai dan 3. klien mengatakan ingin makan gohu
menarik
3 08.10 1. memantau tanda dan gejala infeksi 1. tidak ada demam, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan
2. mengkaji integritas kulit 2. tidak ada dekubiitus
3. menimban berat badan 3. BB : 46
NO HARI/TANGGAL EVALUASI
: Selasa S 1. Ibu klien mngatakan wajah klien bengkak
16-07-2019 2. Ibu kien mengatakan klien tidak nafsu makan
O 1. Wajah klien tampak bengkak hingga mata tertutup TTV
2. Klen tampak lemah TD : 110/70 mmhg R : 20x/ menit
3. BB : 47,5 kg
N : 80x/ menit S : 36
N : 78x/ menit S : 36
P Lanjutkan intervensi