Di Susun Oleh
NURUL CHORIAH 40218008
Oleh
Nurul Choriah 40218008
Program Studi Profesi Ners
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga
yang sakit TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya
partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan
akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap
memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat
mengurangi stress bagi penderita.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi
secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan
seks pada anak sangat penting.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti
kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan.
B. KONSEP OSTEOPOROSIS
1. Pengertian
Suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume,sehingga tidak
mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadaptrauma minimal.
Secara histopatologis osteoporosis ditandai olehberkurangnya ketebalan korteks
disertai dengan berkurangnya jumlahmaupun ukuran trabekula tulang.Penurunan
Massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnyapembentukan, meningkatnya
perusakan (destruksi) atau kombinasi dari keduanya.
2. Klasifikasi Osteoporosis
Menurut pembagiannya dapat dibedakan atas :
a. Osteoporosis Primer yang terjadi bukan sebagai akibat penyakit yanglain,
yang dibedakan lagi atas :
a. Osteoporosis tipe I (pasca menopause), yang kehilangan tulangterutama
dibagian trabekulab.
b. Osteoporosis tipe II (senilis), terutama kehilangan Massa tulangdaerah
korteksc.
b. Osteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda dengan penyebab yang
tidak diketahui.
c. Osteoporosis sekunder, yang terjadi pada /akibat penyakit lain, antaralain
hiperparatiroid, gagal ginjal kronis, arthritis rematoid dan lain-lain.
3. Etiologi
1. Determinan Massa Tulang Massa tulang maksimal pada usia dewasa
ditentukan olehberbagai factor antara lain :
a. Faktor genetic
Perbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap kepadatan tulang.
b. Faktor mekanik
Beban mekanik berpengaruh terhadap massa tulang,bertambahnya beban akan
menambah massa tulang dan berkurangnya massa tulang. Ada hubungan
langsung dan nyataantara massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut
menunjukkan respon terhadap kerja mekanik. Beban mekanik yang berat akan
mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulangyang besar.
c. Faktor makanan dan hormone
Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisiyang cukup (protein dan
mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh
genetic yang bersangkutan.
2. Determinan pengurangan Massa Tulang Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penurunan massa tulang pada usia lanjut yang dapat mengakibatkan
fraktur osteoporosis padadasarnya sama seperti pada factor-faktor yang
mempengaruhi massa tulang.
a. Faktor genetic
Factor genetic berpengaruh terhadap resiko terjadinya fraktur.Pada seseorang
dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat resiko fraktur dari seseorang
denfan tulang yang besar.
b. Factor mekanis
Pada umumnya aktifitas fisik akan menurun denganbertambahnya usia dan
karena massa tulang merupakan fungsi bebanmekanik, massa tulang tersebut
pasti akan menurun dengan bertambahnya usia.
Faktor lain
a. Kalsium
Kalsium merupakan nutrisi yang penting, dengan masukankalsium yang rendah dan
absorbsinya tidak baik akanmengakibatkan keseimbangan kalsium yang negatif
begitusebaliknya.
b. Protein
Protein yang berlebihan akan mengakibatkankecenderungan keseimbangan
kalsium yang negatif
c. Estrogen
Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akanmengakibatkan
terjadinya gangguan keseimbangan kalsium, karena menurunnya efisiensi
absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium
diginjal
d. Rokok dan kopi
Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan
mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan
kalsium yang rendah. Mekanismepengaruh rokok terhadap penurunan massa
tulang tidak diketahui,akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi
kalsium melaluiurin maupun tinja.
5. Patofisiologi
Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkanmassa
tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik, nutrisi, gaya hidpu(merokok,
minum kopi), dan aktifitas fisik mempengaruhi puncak massatulang. Kehilangan
karena usia mulai segera setelah tercapai puncaknyamassa tulang.
Menghilangnya estrogen pada saat menopause mengakibatkanpercepatan
resorbsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun pascamenopause.Faktor
nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin Dpenting untuk
absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Dietmengandung kalsium
dan vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan remodelling tulang dan
fungsi tubuh. Asupan kalsium danvitamin D yang tidak mencukupi selama
bertahun-tahun mengakibatkanpengurangan massa tulang dan pertumbuhan
osteoporosis.
6. Pemeriksaan Penunjang
Osteoporosis teridentifikasi pada pemeriksaan sinar-x rutin bila sudah
terjadi demineralisasi 25% sampai 40%. Tampak radiolusesnsi tulang. Ketika
vertebra kolaps, vertebra torakalis menjadi berbentuk baji dan vertebralumbalis
menjadi bikonkaf. Pemeriksaan laboratorium (missal kalsium serum, fosfat,
serum, fosfatase alkalu, ekskresi kalsium urine, ekskresi hidroksi prolin urine,
hematokrit, laju endap darah), dan sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan diagnosis medis lain (missal ; osteomalasia, hiperparatiroidisme,
dlll) yang juga menyumbang terjadinya kehilangan tulang. Absorbsiometri foton-
tunggal dapat digunakan untuk memantau massa tulang pada tulang kortikal pada
sendi pergelangan tangan. Absorpsiometri dual-foton, dual energy x-ray
absorpsiometry (DEXA) , dan CT mampu memberikan informasi menganai
massa tulang pada tulang belakang dan panggul. Sangat berguna untuk
mengidentifikasi tulang osteoporosis dan mengkaji respon terhadap terapi.
7. Penatalaksanaan
Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbangsepanjang
hidup, dengan peningkatan asupan kalsium paa permulaan umurpertengahan,
dapat melindungi terhadap demineralisasi skeletal