Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA Ny. S DENGAN OSTEOPOROSIS DI RW 01 RT 03
KELURAHAN BUJEL

Di Susun Oleh
NURUL CHORIAH 40218008

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA Ny. S DENGAN OSTEOPOROSIS DI RW 01 RT 03
KELURAHAN BUJEL

Oleh
Nurul Choriah 40218008
Program Studi Profesi Ners

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Bagus Sholeh Apriyanto S. Kep. Ns. Wahyu Setyobudi S. Kep. Ns.


A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi keluarga
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedman 2012).
2. Tipe keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari
keturunannya, adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau
kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
perceraian atau ditinggal pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone)
f. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosexsual cobabiting family)
g. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family).
h. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena
masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti
dengan adat istiadat yang sangat kuat.
3. Peranan dan struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan
sangat mendukung bagi penderita TBC. Saling mengingatkan dan memotivasi
penderita untuk terus melakukan pengobatan dapat mempercepat proses
penyembuhan.
b. Struktur peran keluarga
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan
baik akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik
dalam keluarga dan masyarakat.
c. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan
orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan
dapat menciptakan suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai
dalam keluarga.
d. Nilai atau norma keluarga
Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan
merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga.
(Suprajitno, 2004: 7)

4. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga
yang sakit TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya
partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan
akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap
memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat
mengurangi stress bagi penderita.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi
secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan
seks pada anak sangat penting.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti
kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan.

5. Tugas keluarga di bidang kesehatan


Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di
bidang kesehatan yaitu :
a. Menenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada
keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya
pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan dan
pencegahan TBC.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan
pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan
dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak
memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan
menonjolnya masalah.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada
penyakitnya. Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan
keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-
sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak
memenuhi syarat.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh
pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

6. Tahap perkembangan keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama:
a. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan
2. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
1. Persiapan menjadi orang tua
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan keluarga.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
lain juga harus terpenuhi
4. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot)
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
1. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa :
1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
1. Mempertahankan kesehatan
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak.
3. Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampi
keduanya meninggal :
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan.
3. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

B. KONSEP OSTEOPOROSIS
1. Pengertian
Suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume,sehingga tidak
mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadaptrauma minimal.
Secara histopatologis osteoporosis ditandai olehberkurangnya ketebalan korteks
disertai dengan berkurangnya jumlahmaupun ukuran trabekula tulang.Penurunan
Massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnyapembentukan, meningkatnya
perusakan (destruksi) atau kombinasi dari keduanya.

2. Klasifikasi Osteoporosis
Menurut pembagiannya dapat dibedakan atas :
a. Osteoporosis Primer yang terjadi bukan sebagai akibat penyakit yanglain,
yang dibedakan lagi atas :
a. Osteoporosis tipe I (pasca menopause), yang kehilangan tulangterutama
dibagian trabekulab.
b. Osteoporosis tipe II (senilis), terutama kehilangan Massa tulangdaerah
korteksc.
b. Osteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda dengan penyebab yang
tidak diketahui.
c. Osteoporosis sekunder, yang terjadi pada /akibat penyakit lain, antaralain
hiperparatiroid, gagal ginjal kronis, arthritis rematoid dan lain-lain.

3. Etiologi
1. Determinan Massa Tulang Massa tulang maksimal pada usia dewasa
ditentukan olehberbagai factor antara lain :
a. Faktor genetic
Perbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap kepadatan tulang.
b. Faktor mekanik
Beban mekanik berpengaruh terhadap massa tulang,bertambahnya beban akan
menambah massa tulang dan berkurangnya massa tulang. Ada hubungan
langsung dan nyataantara massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut
menunjukkan respon terhadap kerja mekanik. Beban mekanik yang berat akan
mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulangyang besar.
c. Faktor makanan dan hormone
Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisiyang cukup (protein dan
mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh
genetic yang bersangkutan.
2. Determinan pengurangan Massa Tulang Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penurunan massa tulang pada usia lanjut yang dapat mengakibatkan
fraktur osteoporosis padadasarnya sama seperti pada factor-faktor yang
mempengaruhi massa tulang.
a. Faktor genetic
Factor genetic berpengaruh terhadap resiko terjadinya fraktur.Pada seseorang
dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat resiko fraktur dari seseorang
denfan tulang yang besar.
b. Factor mekanis
Pada umumnya aktifitas fisik akan menurun denganbertambahnya usia dan
karena massa tulang merupakan fungsi bebanmekanik, massa tulang tersebut
pasti akan menurun dengan bertambahnya usia.
 Faktor lain
a. Kalsium
Kalsium merupakan nutrisi yang penting, dengan masukankalsium yang rendah dan
absorbsinya tidak baik akanmengakibatkan keseimbangan kalsium yang negatif
begitusebaliknya.
b. Protein
Protein yang berlebihan akan mengakibatkankecenderungan keseimbangan
kalsium yang negatif
c. Estrogen
Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akanmengakibatkan
terjadinya gangguan keseimbangan kalsium, karena menurunnya efisiensi
absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium
diginjal
d. Rokok dan kopi
Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan
mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan
kalsium yang rendah. Mekanismepengaruh rokok terhadap penurunan massa
tulang tidak diketahui,akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi
kalsium melaluiurin maupun tinja.

e. Alkohol Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan


kalsium yang rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat.
Mekanisme yang pasti belum diketahui.
4. Tanda Dan Gejala
a. Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata.
b. Nyeri timbul secara mendadadak .
c. Nyeri dirasakan ringan pada pagi hari (bangun tidur)
d. Nyeri akan bertambah karena melakukan aktifitas atau pekerjaan sehari-hari
atau karena pergerakan yang salah.
e. Rasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota gerak.
f. Rasa sakit karena adanya kompresi fraktur paa vertebra.
g. Rasa sakit hebat yang terlokalisasi pada daerah vertebra.
h. Rasa sakit akan berkurang apabila pasien istirahat di tempat tidur

5. Patofisiologi
Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkanmassa
tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik, nutrisi, gaya hidpu(merokok,
minum kopi), dan aktifitas fisik mempengaruhi puncak massatulang. Kehilangan
karena usia mulai segera setelah tercapai puncaknyamassa tulang.
Menghilangnya estrogen pada saat menopause mengakibatkanpercepatan
resorbsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun pascamenopause.Faktor
nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin Dpenting untuk
absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Dietmengandung kalsium
dan vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan remodelling tulang dan
fungsi tubuh. Asupan kalsium danvitamin D yang tidak mencukupi selama
bertahun-tahun mengakibatkanpengurangan massa tulang dan pertumbuhan
osteoporosis.

6. Pemeriksaan Penunjang
Osteoporosis teridentifikasi pada pemeriksaan sinar-x rutin bila sudah
terjadi demineralisasi 25% sampai 40%. Tampak radiolusesnsi tulang. Ketika
vertebra kolaps, vertebra torakalis menjadi berbentuk baji dan vertebralumbalis
menjadi bikonkaf. Pemeriksaan laboratorium (missal kalsium serum, fosfat,
serum, fosfatase alkalu, ekskresi kalsium urine, ekskresi hidroksi prolin urine,
hematokrit, laju endap darah), dan sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan diagnosis medis lain (missal ; osteomalasia, hiperparatiroidisme,
dlll) yang juga menyumbang terjadinya kehilangan tulang. Absorbsiometri foton-
tunggal dapat digunakan untuk memantau massa tulang pada tulang kortikal pada
sendi pergelangan tangan. Absorpsiometri dual-foton, dual energy x-ray
absorpsiometry (DEXA) , dan CT mampu memberikan informasi menganai
massa tulang pada tulang belakang dan panggul. Sangat berguna untuk
mengidentifikasi tulang osteoporosis dan mengkaji respon terhadap terapi.

7. Penatalaksanaan
Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbangsepanjang
hidup, dengan peningkatan asupan kalsium paa permulaan umurpertengahan,
dapat melindungi terhadap demineralisasi skeletal

Anda mungkin juga menyukai