Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Gizi buruk (malnutrisi) merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan,


khususnya di berbagai negara berkembang (who, 2004). The United Nations
Children’s Fund (UNICEF) pada tanggal 12 September 2008, menyatakan
malnutrisi sebagai penyebab lebih dari 1/3 dari 9,2 juta kematian pada anak-anak
dibawah usia 5 tahun di dunia. UNICEF juga memberitakan tentang terdapatnya
kemunduran signifikan dalam kematian anak secara global di tahun 2007, tetapi
tetap terdapat rentang yang sangat jauh antara negara-negara kaya dan
miskin, khususnya di Afrika dan Asia Tenggara (CWS, 2008).
Menurut klasifikasinya malnutrisi dibagi 3 yaitu : marasmus, kwashiorkor
dan marasmus-kwashiorkor. Marasmus merupakan bentuk malnutrisi protein
kalori, terutama akibat kekurangan kalori berat dan kronis, paling sering terjadi
selama tahun pertama kehidupan, disertai retardasi pertumbuhan serta atrofi lemak
subkutan dan otot. kwashiorkor merupakan bentuk malnutrisi protein-energi yang
disebabkan defisiesi protein yang berat, asupan kalori biasanya juga mengalami
defisiensi. Sedangkan Marasmic – Kwashiorkor merupakan suatu keadaan
defisiensi kalori dan protein, disertai penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya
lemak subkutan, dan biasanya dehidrasi.
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah : Pemasukan kalori yang
tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat, kelainan metabolik, malformasi
kongenital. Kwashiorkor penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya
intake protein yang berlangsung kronis. Sedangkan penyebab
marasmic – kwashiorkor dapat dibagi menjadi dua penyebab yaitu malnutrisi primer
dan malnutrisi sekunder. Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder adalah
malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorbsi
dan/atau peningkatankehilangan protein maupun energi dari tubuh.
BAB II

KAJIAN TEORI

1. Klasifikasi Malnutrisi
Klasifikasi yang sering dipakai :
ABerat badan terhadap umur
1. Klasifikasi menurut Gomez
a. > 90% : normal
b. 90 – 75% : malnutrisi ringan ( Grade 1 )
c. 75 – 61% : malnutrisi sedang ( Grade 2)
d. </= 60% : malnutrisi berat ( Grade 3 )
2. Klasifikasi menurut Jelliffe
- 110 – 90% : normal
- 90 – 81% : malnutrisi ringan ( Grade 1 )
- 80 – 61% : malnutrisi sedang ( Grade 2 dan 3 )
- </= 60% : malnutrisi berat ( Grade 4 )
3. Klasifikasi menurut WHO
- Persentil ke 50 - 3 : normal
- Persentil </= 3 : malnutrisi
4. Klasifikasi di Indonesia
Menggunakan modifikasi Gomez pada KMS, kemudian kenaikan berat badan
dicatat pada KMS. Bila terdapat kenaikan tiap bulan adalah normal, bila tidak
terdapat kenaikan : risiko tinggi terjadinya gangguan pertumbuhan.

B. Tinggi badan terhadap umur


1. Kanawati dan McLaren
- >/= 95% : normal
- 95 – 90% : malnutrisi ringan
- 90 – 85% : malnutrisi sedang
- 85% : malnutrisi berat
2. CDC/WHO
- >/= 90% : normal
- < 90% : malnutrisi kronis
C. Berat terhadap tinggi badan
1. McLaren/Read
- 110 – 90% : normal
- 90 – 85% : malnutrisi ringan
- 85 – 75% : malnutrisi sedang
- <75% dengan / tanpa edema : malnutrisi berat
2. Waterlow
- 110 – 90% : normal
- 90 – 80% : malnutrisi ringan
- 80 – 70% : malnutrisi sedang
- <70% : malnutrisi berat
3. CDC/WHO
- 85 – 80% : malnutrisi sedang
- < 80% : malnutrisi akut
4. NCHS
- Persentil ke 75 – 25 : normal
- Persentil ke 10 – 5 : malnutrisi sedang
- Persentil ke 5 : malnutrisi berat

D. Lingkar Lengan Atas


- > 85% atau > 14 cm : normal
- < 76% atau < 12,5 cm : malnutrisi berat

2.2 Definisi Malnutrisi Pada Anak


A. Marasmus
Marasmus merupakan bentuk malnutrisi protein kalori, terutama akibat
kekurangan kalori berat dan kronis, paling sering terjadi selama tahun pertama
kehidupan, disertai retardasi pertumbuhan serta atrofi lemak subkutan dan otot.
B. Kwashiorkor
Kwashiorkor merupakan bentuk malnutrisi protein-energi yang
disebabkan defisiesi protein yang berat, asupan kalori biasanya juga mengalami
defisiensi. Gejala meliputi retardasi pertumbuhan, perubahan pigmen rambut dan
kulit, edema, defisiensi imun dan perubahan patologis pada hati.
C. Marasmic – Kwashiorkor
Marasmic – Kwashiorkor merupakan suatu keadaan defisiensi kalori dan protein,
disertai penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan, dan biasanya
dehidrasi.

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Seorang anak laki-laki 6 tahun menderita malnutrisi tipe kwashiorkor.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah pemberian cairan dan makanan untuk
stabilisasi, selain itu diberikan antibiotik sebagai profilaksis. Pantau apakah ada
perbaikan jika membaik, berikan edukasi pada ibu tentang cara memberikan
stimulasi sensorik, dukungan emosional, pemberian makanan sebagi tindak lanjut
dirumah bagi anak gizi buruk.dan mengontrol perkembangan gizi anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Direktorat Bina Gizi 2011
2. Ilmu kesehatan anak fkui. Defisiensi gizi. Buku kuliah 1. Jakarta.
Hal.360-64.
3. tatalaksana pemeriksaan anak gizi buruk
4. Respiratory.usu.ac.id/bitstream/123456789/20564/3/chapter%20II/
pdf gizi.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai