Anda di halaman 1dari 68

Final Paper

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN BENGKEL PADA SMK


PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

Mata Kuliah Organisasi dan Manajemen PTK

Dosen Pengampu : Prof Soenarto

Disusun Oleh

Linda Setiawati

NIM. 13702251048

PTK Vokasi B

PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014
BAB I
PENDAHULUAN

Sekolah menengah kejuruan adalah bentuk pendidikan lanjutan yang


mengintegrasikan pembelajaran teori dan praktik. Mengingat hal tersebut, keberadaan
bengkel dan laboratorium praktik untuk Sekolah Menengah Kejuruan merupakan suatu
keharusan dan tidak dapat ditawar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 tahun
1990 tentang Pendidikian Menengah BAB I pasal 1 ayat 3 mnyatakan bahwa
“Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan
tertentu”. Dalam peraturan tersebut tersirat keharusan peguasaan keterampilan tertentu
bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan pada suatu bidang pekerjaan setelah mereka
menyelesaikan pendidikannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Sekolah Menengah
Kejuruan harus memiliki ruangan khusus untuk pembelajaran penguasaan keterampilan,
dalam hal ini bengkel dan laboratorium.
Pengadaan suatu bengkel dan laboratorium, lebih dari pada sekedar mendirikan
bangunan sebagaimana membangun sebuah ruangan pembelajaran teori. Perancangan
yang matang dengan memperhatikan kemungkinan restrukturisasi ruangan merupakan
hal yang cukup memerlukan pemikiran, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bergerak dengan cepat, sehingga ruangan bengkel dan laboratorium
dapat dengan mudah diatur kembali jika mendapat peralatan baru.
Bengkel dan laboratorium berbeda dengan ruang belajar teori, yang sudah cukup
dengan tersedianya papan tulis, meja dan kursi guru dan siswa, lemari penyimpanan
ATK dan bahan pembelajaran, dan ventilasi udara dan pencahayaan alami dan buatan.
Lebih dari itu diperlukan beberapa sarana pendukung antara lain, tempat demonstrasi
guru, tempat praktik siswa, alat – alat dan bahan praktikum, ruang penyimpanan alat dan
bahan, sarana air bersih, ruang toolman, ruang administrasi, proyektor, sarana K3, dan
pada pekerjaan tertentu akan memerlukan sistem pengaturan sirkulasi udara yang
memadai.
Bentuk dan ukuran ruangan dari bengkel dan laboratorium juga akan berbeda
dari pada ruangan teori, mengingat didalamnya mungkin terdapat beberapa mesin yang
besar, yang memerlukan ruang kosong antara, sesuai dengan yang dipersyaratkan pada
standar keamanan penggunaan peralatan tersebut. Kemungkinan munculnya polusi udara
dan suara pada bengkel dan laboratorium, menyebabkan ruangan tersebut diharuskan
memiliki sistem pengalir udara paksa, dan peredam suara. Perlu pula pemasangan tanda
peringatan untuk menggunakan peralatan kesalamatan kerja, mengingat kemungkinan
adanya aktifitas praktikum yang menimbulkan resiko bahaya tertentu, seperti radiasi dan
polusi pada pekerjaan pengelasan. Ukuran ruangan yang cukup besar, menyebabkan
pencahayaan alami pada suatu bengkel atau laboratorium menjadi tidak memadai,
sehingga diharuskan tersedia penerangan buatan. Pada pekerjaan tertentu, yang
memerlukan ketelitian, akan diperlukan penerangan langsung pada objek pekerjaannya.
Tabung pemadam kebakaran, juga harus disediakan dan ditempat yang mudah
dijangkau. Jenis bahan pemadam harus dipilih dan disesuaikan dengan jenis bahan yang
terbakar, sehingga tujuan dari pemadaman dapat tercapai. Selain dari itu, Guru praktik
dan toolman, harus mahir menggunakan sarana pemadam kebakaran tersebut.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka diperlukan perencanaan yang
sangat baik dan matang untuk mendirikan sebuah bengkel dan laboratorium, sehingga
penggunaan sumber daya dan biaya dapat dioptimalkan dengan hasil yang memuaskan.
BAB II
PEMBAHASAN

Pembangunan sebuah bengkel dan laboratorium memerlukan biaya yang besar


dengan perencanaan yang matang, meliputi pengadaan ruangan/gedung dan pengadaan
peralatan pembelajaran, baik teori maupun praktik.
Menurut Depdikbud (1981) bengkel kerja praktik yang baik harus memenuhi
ketentuan:
1. Kesempurnaan dari semua faktor yang berpengaruh terhadap tata letak bengkel;
2. Pemanfaatan mesin, tenaga kerja (personel) dan ruang bengkel;
3. Pengaturan tata letak yang memudahkan pelayanan (fleksibel);
4. Dapat berlaku bagi rencana perubahan produk;
5. Jarak yang paling pendek untuk gerak penyediaan dan pekerjaan;
6. Keteraturan, kebersihan bengkel; dan
7. Keselamatan kerja dan lingkungan

Pengelolaan bengkel kerja/laboratorium terdiri beberapa kegiatan yaitu :


1. Perencanaan fasilitas laboratorium/bengkel;
2. Pengelolaan maupun pengendalian bahan/material dan peralatan praktek.
3. Pelaksanaan dan pengendalian perawatan / perbaikan alat/mesin (maintenance)
4. Pengelolaan keselamatan kerja (safety) yang meliputi keselamatan orang,
alat/mesin.
5. Organisasi staff /siswa.
6. Persiapan, program dan perencanaan anggaran.
7. Orientasi siswa terhadap aktifitas laboratorium

Garis besar perencanaan Lab/Bengkel, terdapat beberapa hal penting yang harus
diperhatikan adalah:
1. Jenis mesin/perlatan yang akan dipakai praktek
2. Jumlah siswa
3. Hal-hal lain yang berkaitan dengan desai bengkel kerja/lab :
a. Pintu utama harus besar
b. Letak mesin/peralatan yang sifatnya besar
c. Sarana untuk alat angkut dan alat angkat
d. Perlu ada alat angkut
e. Jarak mesin/peralatan
f. Kondisi lingkungan ruang praktek
g. Posisi gudang
h. Masalah safety
i. Ruang control kualitas
j. Ruang/lokasi untuk kegiatan penunjang praktek
k. Ruang keperluan guru
l. Bahan/material baku untuk bangunan
m. Perlu ada taman

Permasalahan pokok dalam perencanaan bengkel/lab:


1. Lokasi bengkel kerja/lab
2. Ukuran utama dari bengkel kerja/lab
3. Proporsi area kerja kegiatan di bengkel kerja / lab
4. Area ruang kegiatan lain
5. Jenis dan tipe konstruksi dinding penyekat, atap
6. Jenis dan konstruksi lantai
7. Penggunaan warna untuk pengecatan
8. Sistem cahaya ruangan kerja dan ruangan lain
9. Sistem akustik dari ruangan
10. Sistem sirkulasi udara
11. Sistem utilitas (air, listrik)

PETUNJUK UNTUK PERENCANAAN BENGKEL TEKNIK INSTALASI


TENAGA LISTRIK
Berikut ini merupakan beberapa point penting yang harus diingat ketika merancang
sebuah bengkel baru untuk pengajaran listrik:
 Setidaknya terdapat empat saklar induk yang harus dipasang, yang satunya harus
terpasang di ruang alat dan yang lainnya dekat dengan meja instruktur
 Sejumlah meja kerja dengan sela yang cukup, harus disediakan
 Ruang kerja khusus akan diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan berikut:
1. Perbaikan motor listrik.
2. Motor starter controls.
3. Perbaikan mekanis peralatan listrik
4. Perbaikan peralatan listrik rumah
 Setiap ruang kerja harus disediakan dengan kotak stop-kontak, meliputi:
1. stop-kontak 220V 50Hz
2. lampu uji 220V 10w
3. Sumber tegangan variable dari sebuah panel power supply atau distribusi .
 Harus tersedia kotak-kotak alat yang cocok, dan ruang penyimpanan material yang
memadai untuk proyek-proyek sedang dikerjakan oleh siswa
 Lemari harus disediakan untuk menyimpan papan proyek kabel, serta untuk
instrumen ukur listrik, dan bahan instruksional
 Sebuah meja demonstrasi yang besar, dengan laci dan dengan stop-kontak,
diperlukan untuk digunakan ketika melakukan demonstrasi atau contoh percobaan.
Jika memungkinkan, meja ini harus memiliki saluran air panas dan dingin, juga gas
dan kran udara bertekanan.
 Meja kerja yang dapat bergerak ke lokasi dimana pekerjaan harus dilakukan, harus
tersedia untuk pemasangan motor, generator, dll
 Harus tersedia sebuah panel power supply panel distribusi yang menyediakan:
1. Rangkaian yang disekringkan pada semua ruang kerja untuk tegangan 220V
2. Tegangan ac variable yang ddistribuasikan ke semua ruang kerja (2-4-6-8-10-12-
14-25-50-75 v)
3. Stop-kontak untuk tegangan dc 12v atau 24-v dari baterei (tegangan variable,
dengan step 2v, dari 2v sampai 24 v).
4. Power supplay variable tegangan tinggi 330v dc dan 500v dc untuk pekerjaan
elektronik.
5. Stop-kontak fasa tunggal, tiga kawat 110v dan 220 v, ac,
6. Stop-kontak dua fasa, tiga atau empat kawat dengan tegangan 110-220 v, ac,
7. Stop-kontak tiga fasa, tiga atau empat kawat dengan tegangan 110-220 v, a-c
8. Pengunci saklar, untuk mengunci semua rangkaian pada semua panel distribusi
9. Set motor generator untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan.
10. Sebuah generator frekuensi tinggi seperti yang digunakan pada power tools di
industri,
 Baskom cuci, dengan pengontrolan air menggunakan kaki, harus disediakan dan
loker untuk siswa
 Harus tersedia perpustakaan dari buku referensi dan ruangan yang sesuai untuk
belajar
 Sebuah antena televisi dengan mekanisme berputar. harus dipasang untuk
pembelajaran televisi
 Harus ada antena radio 80 meter setengah gelombang doublet, untuk digunakan pada
frekuensi amatir dan penyiaran
 Harus ada sistem alamat publik dari kantor utama.
 Sebuah oven pengering akan dibutuhkan untuk pengeringan motor listrik dan
sirlaknya
 Sebuah ruangan rumah yang kasar harus dibangun untuk pengajaran instalasi rumah
 Peralatan kontrol elektrinik Electronic dapat ditambahkan sebagai berikut:
1. Peralatan starting motor.
2. Pembuka pintu garasi (elektronik dan atau magnetik).
3. Electric eye1
4. Penyerah ac ke dc.

Dalam perencanaan sebuah bengkel listrik dan elektronika, perlu diperhatikan hal-
hal penting sebagai berikut:
1. Harus ada definisi yang sejelas mungkin tentang apa yang akan diajarkan di
bengkel tersebut. Ini adalah pendekatan "Bentuk Mengikuti Fungsi" dan akan,
pada akhirnya, menghasilkan fasilitas bengel yang sebaik mungkin untuk tujuan
tertentu dengan biaya serendah mungkin.
2. Terdapat enam aspek dari skema bengkel yang perlu menjadi pertimbangan
sehingga dapat membantu membimbing perencanaan yaitu:
a. Meja kerja dengan dua macam permukaan kerja;
1
Electric eye adalah photodetektor yang digunakan untuk mendeteksi obstruksi dari sinar. Contohnya
adalah pada sistem keamanan yang digunakan pada pembuka pintu garasi yang menggunakan pemancar
cahaya dan penerima di bagian bawah pintu untuk mencegah penutupan jika ada halangan di jalan yang
memecah berkas cahaya. Cahaya tampak dapat digunakan, tetapi radiasi inframerah dapat
menyembunyikan pengoperasian perangkat dan biasanya digunakan dalam sistem modern. Awalnya
sistem menggunakan lampu yang didukung oleh arus searah atau saluran listrik ac. Tetapi sistem
photodetektor modern, sudah menggunakan sebuah dioda pemancar cahaya inframerah termodulasi
pada beberapa kilohertz, yang memungkinkan detektor untuk menolak cahaya liar dan meningkatkan
rentang, sensitivitas dan keamanan perangkat.
b. Sumber daya listrik yang memadai dan pendistribusiannya;
c. Alat-alat pokok dan instrumen;
d. Peralatan demonstrasi dan peralatan praktik siswa,
e. Wilayah fabrikasi, dan
f. Daerah khusus.

Meja dan perlengkapannya


Pertama-tama, perlu difahami bahwa ada dua jenis permukaan kerja yang
diperlukan untuk perencanaan meja bengkel listrik dan elektronik. Meja jenis pertama
harus memiliki permukaan yang dapat menahan pukulan, pembentukan, pergeseran,
penekukan, dan operasi perakitan dan pembongkaran yang berat. Meja untuk tujuan
pekerjaan ini tidak cocok untuk menyimpan perangkat pengujian halus atau hal lain
yang sensitif terhadap sentakan tiba-tiba dan goncangan dari bagian atas atau sekitarnya.
Tipe meja kerja yang kedua adalah untuk kegiatan pengujian, pengaturan,
pelurusan, trouble-shooting, pekerjaan perakitan dan pembongkaran yang halus. Meja
kerja jenis ini, dapat digunakan untuk menyimpan peralatan yang peka. Meja ini harus
disediakan untuk pekerjaan yang halus atau yang lebih halus didalam bengkel tesebut.
Detail dari kedua meja ini melekat pada fungsinya. Meja untuk pekerjaan berat
hanya perlu memiliki satu atau dua stop-kontak daya (220Vac) untuk alat-alat berdaya
kecil. Didalam sebuah bengkel yang luas, meja-meja bengkel umum akan cukup baik
untuk pekerjaan berat dengan dua reservasi. Pekerjan kelistrikan, harus disimpan
ditempat lain selain meja ini, dan meja ini harus cukup tinggi untuk digunakan pada
pekerjaan dengan posisi berdiri.
Meja untuk pekerjaan halus, harus memiliki kaki-kaki yang cukup stabil, dan
ruang gerak yang memadai untuk mengakomodasikan posisi pekerjaan baik dalam posisi
dukuk maupun berdiri. Permukaan meja yang terbuat dari kayu lebih disukai, namun
dapat digantikan dengan logam. Meja ini memerlukan sumber tenaga dengan bermacam
tegangan, baik ac maupun dc yang dialirkan melalui beberapa stop-kontak. Harus ada
pembatasan jenis pekerjaan yang dapat dilakukan pada meja jenis ini, selain hanya
untuk menggambar dan perencanaan, tidak boleh terjadi hentakan atau pekerjaan berat.
Pekerjaan dan perlatan uji dapat disimpan didalam meja kerja jenis ini.
Secara umum, bengkel listrik memiliki sejumlah besar pekerjaan yang halus,
sementara di bengkel umum yang luas berlaku hal yang sebaliknya. Terdapat tiga
persyaratan yang luas yang harus dipenuhi.
1. Ruang gerak yang memadai untuk kaki jika bagian bawah meja untuk
pekerjaan halus digunakan untuk penyimpanan;
2. Keberadaan sumber tenaga listrik yang banyak di meja, tidak boleh
mengganggu atau mempersempit bidang kerja.
3. Dan ketika meja dibuat untuk memenuhi kebutuhan khusus semacam unit
pengajaran/modul seperti radio, televisi, kode praktik, peg-board 2 -wiring
problems, menggambar listrik, dan perencanaan.

Standar Minimal Sarana dan Prasarana Bengkel Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Untuk dapat dikatakan bengkel dapat digunakan dengan layak, maka harus memenuhi
standar-standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan Permen 40 tahun 2008 Standar
Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik adalah sebagai berikut
1. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: penerapan konsep dasar kelistrikan
dan pengukuran pada Instalasi tenaga listrik, instalasi penerangan dan instalasi daya,
sistem jaringan Instalasi dan gardu induk yang meliputi: konstruksi, cara kerja,
pemasangan, inspeksi, pengoperasian dan perawatan/perbaikan komponen utama,
serta pembelajaran keselamatan dan kesehatan kerja listrik (K3 Listrik).
2. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
adalah 208 m² untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi: laboratorium
dasar teknik elektro 64 m², ruang kerja Instalasi tenaga listrik 96 m², ruang
penyimpanan dan instruktur 48 m².
3. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dilengkapi
prasarana sebagaimana tercantum pada Tabel 2.1. Berikut :

2
Peg-board merupakan papan ukuran kecil dibuat dari bahan kayu atau resin, permukaan papan
berlubang dan tersambung secara elekrik pada sisi memanjangnya. Papan ini digunakan oleh siswa untuk
membuat rangkaian elektronika dengan menancapkan kaki-kaki komponen pada lubang tersebut dan
menancapkan kabel-kabel kecil pada lubang yang lain untung menghubungkan kaki komponen yang satu
dengan yang lainnya. Kelebihan dari penggunaan peg-board adalah, siswa dapat dengan mudah
mengubah rute rangkaian jika proyeknya tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
Tabel Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Program
Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Bengkel Dasar Teknik 4 m²/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta
Elektro didik
Luas minimum adalah 64
m².
Lebar minimum adalah 8 m
2 Ruang kerja Instalasi 6 m²/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta
tenaga listrik didik.
Luas minimum adalah 96
m².
Lebar minimum adalah 8 m
3 Ruang penyimpanan 4 m²/instruktur Luas minimum adalah 48
dan instruktur m².
Lebar minimum adalah 6 m

4. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dilengkapi


sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 2.2 sampai dengan Tabel 2.4.

Tabel Standar Sarana pada Laboratorium Dasar Teknik Elektro

No Jenis Rasio Deskripsi


I Perabot 1 set/lab Untuk minimum 8 peserta
1.1. Meja Kerja didik pada pekerjaan
1.2. Kursi kerja/stool penerapan konsep dasar
1.3 Lemari Simpan alat dan kelistrikan dan pengukuran
bahan Instalasi tenaga listrik,
instalasi penerangan dan
instalasi daya
II Peralatan
2.1. Peralatan untuk 1 set/lab Untuk minimum 8 peserta
pekerjaan penerapan didik pada pekerjaan
konsep dasar penerapan konsep dasar
teknik elektro kelistrikan dan pengukuran
Instalasi tenaga listrik,
instalasi penerangan dan
instalasi daya.
III Media Pendidikan
3.1. Papan tulis 1 set/lab Untuk mendukung minimum
8 peserta didik pada
pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar yang bersifat
teoritis
IV Perlengkapan lain
4.1. Kotak kontak Minimum 4 Untuk mendukung
buah/lab operasionalisasi peralatan
yang memerlukan daya
listrik
4.2. Tempat Sampah Minimum 1
buah/lab

Tabel Standar Sarana pada Ruang Kerja Teknik instalasi Tenaga Listrik

No Jenis Rasio Deskripsi


I Perabot 1 set/lab Untuk minimum 16 peserta
1.1. Meja Kerja didik pada pekerjaan
1.2. Kursi kerja/stool konstruksi, cara kerja,
1.3 Lemari Simpan alat dan pemasangan, inspeksi,
bahan pengoperasian dan
perawatan/perbaikan
komponen utama, serta
pembelajaran keselamatan
dan kesehatan kerja listrik
(K3 Listrik), instalasi sistem
jaringan Instalasi dan
gardu induk
II Peralatan
2.1. Peralatan untuk 1 set/lab Untuk minimum 16 peserta
pekerjaan didik pada pekerjaan
Instalasi tenaga listrik konstruksi, cara kerja,
pemasangan, inspeksi,
pengoperasian dan
perawatan/perbaikan
komponen utama, serta
pembelajaran keselamatan
dan kesehatan kerja listrik
(K3 Listrik), instalasi sistem
jaringan Instalasi dan
gardu induk.
III Media Pendidikan
3.1. Papan tulis 1 set/lab Untuk mendukung minimum
8 peserta didik pada
pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar yang bersifat
teoritis
IV Perlengkapan lain
4.1. Kotak kontak Minimum 4 Untuk mendukung
buah/lab operasionalisasi peralatan
yang memerlukan daya listrik
4.2. Tempat Sampah Minimum 1
buah/lab
.
Tabel 2.4 Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur

No Jenis Rasio Deskripsi


I Perabot 1 set/ruangan Untuk minimum 12
1.1. Meja Kerja instruktur
1.2. Kursi kerja/stool
1.3. Rak Simpan alat dan
bahan
1.4. Lemari Simpan alat dan
bahan
II Peralatan
2.1. Peralatan untuk ruang 1 set/ruangan Untuk minimum 12
penyimpanan dan instruktur
instruktur

III Media Pendidikan


3.1. Papan data 1buah/ruangan Untuk pendataan kemajuan
siswa
dan ruang praktik
IV Perlengkapan lain
4.1. Kotak kontak Minimum 2 Untuk mendukung
buah/ruang operasionalisasi peralatan
yang memerlukan daya
listrik
4.2. Tempat Sampah Minimum 1
buah/ruang
A. DENAH RUANGAN BENGKEL LISTRIK/ELEKTRONIKA
Denah ruangan bengkel Listrik/Elektronika dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Modern School Shop Planning halaman 182


Sedangkan pengaturan dan jarak antara meja kerja digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Modern School Shop Planning halaman 184

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh para ahli, diperlukan ruang kosong
sebesar 36" (88.2 cm) sekitar masing-masing empat buah peralatan di bengkel-
bengkel yang ditujukan untuk jenis pekerjaan. Selain ruang yang diperlukan, seperti
yang ditunjukkan oleh keempat diagram, penyangga yang sesuai harus pasang untuk
sebuah kotak alat dan ruang penyimpanan bahan yang memadai untuk proyek-
proyek yang sedang dikerjakan siswa, serta ruang kabinet untuk penyimpanan papan
proyek, alat ukur listrik, dan materi pengajaran.
Garis putus pada diagram menyatakan area yang harus bebas dari ion yang
menghalangi setiap saat. Dimana sebuah jalan akan bersinggungan dengan ruang
kerja, garis putus tersebut akan mewakili batas jalan. Adalah selalu bijaksana untuk
diingat bahwa perubahan konstan yang dibuat dalam industri radio dan listrik dan
rencana untuk masa depan dalam mencari kebutuhan ruang.
Salah satu pertimbangan yang paling penting tentang aksesibilitas dan distribusi
daya. Kotak Stop-kontak harus ditempatkan dengan nyaman pada setiap stasiun
kerja, baik di lantai atau di atas meja, dan harus tersambung dengan tegangan
variabel. Panel kontrol harus ditempatkan dekat dengan instruktur.
Tidak ditampilkan di sini adalah meja demonstrasi vital dengan laci dan stop-
kontak, dibutuhkan ketika melakukan demonstrasi atau percobaan praktik. Jika
memungkinkan, pada meja ini harus disediakan keran gas dan keran udara
terkompresi.
Meskipun kebutuhan fisik bengkel listrik dan radio cenderung agak lebih
kompleks daripada yang lain, perencanaan cerdas penggunaan ruang akan
memberikan sebuah bengkel, yang efisien lengkap dengan ruang yang cukup di
sekitar setiap stasiun kerja.
B. FURNITURE BENGKEL LISTRIK/ELEKTRONIKA
Menurut Permendiknas no 40 tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana,
kebutuhan furniture yang harus tersedia dalam bengkel elktronika/listrik adalah
sebagai berikut :
No Jenis Ukuran Jumlah Harga Satuan

C. ALAT, TOOLS DAN BAHAN


1. Peralatan Penguji

Alat uji yang baik dalam kuantitas yang memadai merupakan 10 kunci sukses
pengajaran yang sangat penting dalam bidang elektronik. Selanjutnya, di antara
sekian banyak barang-barang peralatan yang berbeda di pasaran saat ini, peralatan
tes dapat dipilih yang memiliki fitur desain dan konstruksi yang akan mendukung
efisiensi pengajaran jika perawatan dan pemikiran itu dilakukan dalam memilih
peralatan untuk tingkat pengajaran, jumlah siswa menggunakan peralatan tersebut,
dan setiap fitur khusus dari program atau fasilitas dalam lingkungan pembelajaran
tertentu
Jenis dan jumlah peralatan uji yang diperlukan untuk mengajar elektronik akan
berbeda jauh antara level dasar dan lanjutan. Karena itu, tampaknya penting untuk
membuat jelas apa yang dimaksud dengan "dasar" dan "lanjutan," istilah tersebut
didefinisikan sebagai berikut.
1. Kursus dasar dalam bengkel elektronik harus setidaknya selama satu semester,
termasuk antara 80 dan 90 jam jam pengajaran. Akan ada penekanan pada
eksplorasi, hanya menemukan pemandangan, suara, bau, dan jatuh dari dunia
listrik / elektronik. Namun, elemen-dasar tambahan keterampilan dan
pengetahuan benar dapat dianggap sebagai bagian dari tujuan saja. Metode
"Proyek" mungkin merupakan pendekatan yang paling umum digunakan untuk
belajar. Kursus dasar sering berfungsi sebagai pengantar pelajaran bengkel, pada
dua semester di kelas sepuluh atau sebelas.
2. Kursus Elektronik Lanjutan harus tidak kurang dari dua semester, denagan total
antara 160 dan 180 jam jam pengajaran di samping jam yang dihabiskan dalam
Kursus Tingkat Dasar. Sebuah tuntutan yang beralasan bahwa dasar keterampilan
dan pengetahuan harus dikuasai dari program satu tahun ini. Satuan waktu
pengajaran harus dialokasikan untuk pengajaran teori, sementara penerapan
pengetahuan disediakan oleh eksperimen praktis dan proyek-proyek di mana
sebagian besar teknologi dasar elektronika harus disajikan, dengan menggunakan
persediaan, perlengkapan, dan peralatan industry

Kursus lanjutan seperti yang dijelaskan di atas secara logis dapat mengarah pada
sebuah program teknik elektronika kejuruan durasi minimal satu tahun, dan
menekankan pengetahuan dan teknik pelayanan lanjutan, termasuk pemecahan
masalah praktis. Atau program tahun kedua ini mungkin menekankan pada aplikasi
teknologi elektronik untuk segudang operasi industri.

Di semua wilayah setelah sebuah Kursus Tingkat Dasar, suatu alat dan peralatan
tes seharusnya merupakan peralatan standar industri saat ini atau, setidaknya, item
mana siswa dapat memperoleh pengetahuan untuk dirinya sendiri untuk bekerja atau
belajar lebih lanjut di lapangan.

Peralatan uji siswa


Dengan asumsi 24 siswa per kelas, dibagi menjadi tim terdiri atas dua orang,
harus tersedia sejumlah minimum instrumen meliputi 12 amperemeter dc, 12
voltmeter dc, dan 6 ohmmeter. Setidaknya tiga milliammeter dc merupakan jumlah
minimum untuk instrumen ini, demikian pula halnya dengan voltmeter ac.
Menjadi tujuan dasar instrumen-tunggal 3 yang dijelaskan di atas yang dipilih
adalah bahwa siswa dapat diperkenalkan dengan jenis instrument masing-masing

3
Instrument tunggal adalah instrument yang hanya dapat digunakan untuk mengkur satu jenis besaran
listrik, misalnya voltmeter, hanya untuk mengukur tegangan listrik.
secara terpisah. Ketika siswa menjadi akrab dengan karakteristik dan aplikasi dari
satu jenis, proyek dengan menggunakan meteran jenis lain dapat diperkenalkan.
Metode ini memiliki keuntungan, yaitu memastikan bahwa hanya satu konsep
tegangan, arus, atau hambatan akan disajikan pada suatu waktu. Namun kelemahan
dari metode ini adalah memerlukan biaya mahal karena harus menyediakan masing-
masing peralatan untk mengukur masing-masing besaran listrik.
Seberapa mahal suatu peralatan akan tergantung pada spesifikasi dari instrumen.
Spesifikasi minimum tertentu harus didapatkan dalam peralatan ini untuk
mendapatkan hasil maksimal dari setiap proyek laboratorium. Namun, ketentuan
biaya dan anggaran sering memainkan peranan besar dalam pengambilan keputusan
apapun untuk memilih spesifikasi peralatan yang akan dibeli. Dalam hal ini,
voltmeter ac dan dc merupakan contoh yang khas. Idealnya, voltmeter dc harus
memiliki sensitivitas tinggi (rating ohm per volt) untuk meminimalkan pembebanan
rangkaian oleh alat ukur. Suatu alat ukur kualitas industri akan memiliki rating
sensitivitas 20.000 ohm per volt, namun sebuah voltmeter dc multi range dengan
sensitivitas ini berharga sekitar Rp 700.000. Sebuah dc voltmeter dengan sensitivitas
1.000 ohm per volt dapat diperoleh dengan hanya sekitar Rp. 300.000, tapi akan
memberikan pengaruh yang lebih besar berpengaruh terhadap operasi rangkaian.
Faktor yang sama juga bagi volt-meter ac, Alat ukur kelas industry memiliki
sensitivitas 5.000 ohm per volt, tetapi instrumen kelas ini harus dibeli dengan harga
Rp. 800.000, sedangkan alat ukur dengan 1.000 ohm per volt meter dapat diperoleh
dengan harga sekitar Rp. 300.000. Harga untuk instrumen-tunggal lainnya yang
disebutkan di atas termasuk, ammeter dc, sekitar Rp. 250.000; untuk ohmmeter,
sekitar Rp. 350.000 dan untuk milliammeter dc, sekitar Rp. 250.000.
Ada beberapa produsen sistem bahan pengajaran lengkap yang telah
mengembangkan instrument-tunggal sebagai bagian integral dari sistem mereka.
Sistem ini memungkinkan pengajaran menggunakan instrument-tunggal.
Pemilihan jenis instrument apapun untuk bengkel atau laboratorium,
penggunaannya harus dilindungi terhadap kebakaran. Hal ini dapat dilakukan
dengan menghubungkan sekering secara seri dengan instrumen, atau dengan
menghubungkan dioda khusus secara langsung antara terminal meter. Dioda varistor
Schauer SV-1 telah terbukti berguna untuk tujuan ini.
Pendekatan lain untuk istrumen ukur yang digunakan siswa adalah bahwa
disarankan oleh beberapa produsen instrumen ukur yang besar. Ada beberapa
produk unggulan dalam hal ini. Beberapa instrumen ini memenuhi semua spesifikasi
yang disebutkan sebelumnya, dan mengandung rangkaian perlindungan beban lebih
elektronik. Dalam cenderung awalnya sebagai peralatan tes sekolah, beberapa
instrumen ini juga telah cukup menyerupai peralatan di industri karena rangkaian
perlindungan beban lebih yang terpasang padanya.
Dua keuntungan yang pasti pada penggunaan kombinasi volt-ohm-milliam meter
(multimeter) yaitu (1) harga dari instrumen tunggal adalah sekitar Rp. 800.000, jauh
lebih murah dari satu instrumen-tunggal, dan (2) permasalahan penentuan jumlah
yang benar dari setiap instrument uji tertentu dapt dihilangkan. Namun, penggunaan
dari satu multimeter memang cenderung untuk mengurangi ide konsep dan akan
memunculkan tuntutan yang lebih besar dari instruktur, untuk menanamkan kosep
tersebut. Setelah seorang siswa telah belajar untuk membaca berbagai skala pada
volt-ohm- milliam meter, kerja instruktur sangat berkurang. Dengan demikian,
pilihan jenis alat ukur adalah salah satu yang instruktur (dan administrator nya)
harus pertimbangkan dengan hati-hati, terutama ketika diingat bahwa alat ukur
adalah item utama yang digunakan siswa selama pelatihan awal.

Peralatan Uji/Demonstrasi

Kelas utama kedua alat uji dipertimbangkan dalam program listrik / elektronik
tingkat dasar terdiri dari item-item yang digunakan oleh instruktur untuk
demonstrasi di kelas atau laboratorium. Item tertentu yang cukup baik untuk
dilengkapi pada laboratorium/bengkel sebagai berikut:
Sebuah CRO 5”
 Sebuah pembangkit sinyal frekuensi suara yang memiliki rentang sekitar 20 Hz
sampai sekitar 200 kHz.
 Sebauh pembangkit sinyal frekuensi radio dengan output frekuensi meliputi
rentang 455 kilocycles hingga sekitar 50 megacycles dan termasuk alat modulasi
sinyal output RF.
Amplitude sinyal output harus merupakan power supplay tegangan dc variabel.
Tidak mesti harus tegangan dc variable kontinyu; tetapi minimum harus dapat diatur
menjadi menjadi 8 hingga 10 step dari 0 sampai 150 volts dc. Sebuah sumber ac
6,3volt harus disertakan. Power supply ini harus berjenis sama dengan yang
digunakan siswa.
Wujud special dari demonstrasi peralatan tes sangat berharga dalama memberikan
penguasaan pengalaman belajar siswa dalam pengaturan dan rangkaian sederhana
dalam berbagai tahap program listrik/elektronika dasar.
Peralatan yang digunakan siswa dalam program lanjutan akan jauh lebih canggih
daripada yang digunakan dalam program dasar Dalam semester kedua dan ketiga
dari program bengkel elektronika, siswa akan mungkin menggunakan alat ukur dc,
pembangkit sinyal RF dan AF, dan sebuah CRO. Peralatan ini akan digunakan
untuk studi secara mendalam tentang karakteristik dari tabung vakum dan transistor,
dalam mempelajari rangkaian penguat prekuensi audio sederhana, dan kemudian
dalam mempelajari rangkaian frekuensi radio.

Didalam sebuah kursus tingkat lanjut, seperti yang dilaksanakan pada semester
kedua dan ketiga, demonstrasi adalah cara yang luar biasa, melengkapi pemahaman
siswa tentang suatu operasi melalui rangkaian yang disederhanakan. Tetapi
demonstrasi tidak cukup, didalam program tingkat lanjut, siswa harus
mempraktikkannya, ini berarti pada kegiatan ini akan semakin banyak memerlukan
alat ukur. Secara rinci, untuk kelas dengan 24 siswa yang bekerja pada program
yang diakhiri dengan mempelajari radio AM standar, peralatan yang mungkin
diperlukan adalah:
Volt-ohm- miliameter (VOM), 20,000 ohms-per-volt sensitivity 12 buah
Pembangkit frekuansi Audio gelombang sinus/kotak, 20 Hz hingga 8 buah
sekitar
1 megacycle
Pembangkit sinya frekuensi radio, meliputi rentang sekitar 455 8 buah
kilocycle hingga sekitar 50 megacycles
Oscilloscope, direct-coupled (dc) jika memungkinkan, layar 5”, dan 12 buah
lebih disukai dengan respon frekuensi dari sekitar 5 Hz hingga sekitar
4.5 MHz, ± 3db
Vacuum Tube Voltmeter (VTVM), ini merupakan jenis khsus dari 6 buah
voltmeter yang memberikan hambatan input sebesar 11 megaohm dan
akibatnya memberikan efek pembebanan yang sangat kecil

Beberapa ulasan tambahan terhadap oscilloscope akan berguna pada mereka yang
hanya memiliki sedikit pengenalan dengan instrument ini. Sebuah oscilloscope dapat
dianggap sebagai sebuah bentuk voltmeter, karena setelah dikalibrasi, ia dapat
digunakan untuk mengukur tegangan dc (dalam lingkup dc saja). Tapi ia dapat
melakukan lebih banyak dari ini. Ia dapat digunakan untuk mengukur nilai puncak dari
gelombang complex, untuk memeriksa bentuk sinyal yang bervariasi terhadap waktu,
dan memverifikasi ada atau tidak adanya berbagai jenis sinyal, ini hanya beberapa
penggunaannya. Dalam studi rangkaian dasar, amplifier, osilator, dan rangkaian tujuan
khusus, oscilloscope sangat berguna sebagai alat pengajaran dan pembelajaran. Dalam
pengajaran dan/atau pembelajaran konsep sistem yang lebih maju, osiloskop adalah
sebuah alat diagnostic/obsevasi yang tak tergantikan.
Voltmeter tabung vacuum memiliki karakteristiknya berbeda dengan VOM terutama
dalam rentang tegangan berapapun dipilih, input resistansinya tetap 11 megaohm,
dengan demikian, beban rangkaiannya menjadi sangat rendah. Meter tipe ini sangat
berguna untuk membuat resistansi pengukuran didalam rangkaian beresistansi tinggi,
dan tegangan pengukuran didalam rangkaian osilator dan amplifier yang mana
pembebanan meter menjadi hal yang sangat dipertimbangkan. Di dalam sebagian besar
pengukuran arus tegangan dan hambatan yang dilakukan dalam rangkaian elektronik,
VOM dengan 20.000 ohm per volt adalah lebih dari cukup, tetapi untuk aplikasi kritis,
harus menggunakan VTVM. Ingat, bahwa VTVM tidak dapat digunakan untuk
mengukur arus, dan hanya untuk mengukur tagangan dan hambatan.
Instrument tes yang diperlukan untuk pengajaran dalam pembelajaran semester
keempat dan kelima dalam rangkaian radio FM, hi-fi stereo, dan TV (monochrome dan
berwarna) sangat berbeda dari peralatan yang disebutkan sebelumnya. Beberapa dari
instrument, meskipun demikian, sama. Sebagai contoh VTVM, VOM 20.000 ohm per
volt, dan oscilloscope layar lebar adalah seluruhyna berguna dalam daerah pengajaran
Mungkin cara terbaik untuk menentukan kebutuhan peralatan adalah dengan
mempertimbangkan daerah pengajaran yang mana peralatan akan digunakan. Dengan
demikian, didalam mempelajari rangkaian radio FM, seorang instruktur akan
menginginkan ketersediaan sebuah VTVM, sebuah oscilloscope, dan sebuah RF sweep
generator. Ringkasnya, sebuah RF sweep generator akan menyediakan sinyal yang
bervariasi dalam frekuensi, atau menyapu pada sebuah band tertentu. Band frekuensi ini
mungkin antara 88 sampai 108 megecycle FM band, atau sebuah chanel TV, atau
bahkan (dapat dibayangkan) band siaran AM, apapun yang akan dipilih instruktur dari
keluaran peralatan yang tersedia. Biasanya bandwidth sapuan frekuensi adalah vaiabel,
sehingga pemakai dapat menjangkau sebanyak band frekuensi sesuai keinginannya. Juga
terkandung didalam sebagian besar sweep generator berkualitas bagus adalah
ketersediaan untuk penanda frekuensi. Penanda ini digunakan untuk menyediakan titik
index frekuensi dengan tujuan peralatan pengguna dapat merujuk selama perbaikan atau
operasi penyelarasan. Banyak sweep generator memiliki osilator penanda, dan hanpir
semua akan mengijinkan penggunaan sinyal generator RF yang disebutkan sebelumnya
sebagai sebuah penanda eksternal sumber sinyal .

Instrument test - Aplikasi pengajaran


Berikut ini beberapa peralatan yang digunakan dari semester pertama sampai dengan
semester kelima dengan kode “S” yang menunjukkan bahwa alat tersebut digunakan
oleh siswa dan “G” yang menunjukkan bahwa peralatan tersebut digunakan oleh guru
electricity/electronic
SEM 1, intro.
component
study
SEM. 2 intro.
AM radio
components, circuits,
SEM 3 Study of basic

TV, FM stereo
SEM 4, Monochrome

SEM 5. Color TV
of
asic
To
To

Alat ukur instrument-tunggal,


SG
1000ohm/V
Volt-Ohm-Miliammeter (VOM), 20.000
SG SG SG SG SG
ohm/V
Voltmeter tabung hampa (VTVM) SG SG SG SG
RF generator G SG SG SG
AF generator G SG SG
Oscilloscope (CRO) G SG SG SG SG
Sumber tanaga SG SG
Sweep and marker generator SG SG
Color bar generator SG
Pesawat televisi hitam-putih SG
Pesawat televisi berwarna SG
Radio Penerima gelombang AM SG
Radio Penerima gelombang FM,
SG
multiplex
Degaussing coil SG
Distortion analyzer SG
Wattmeter SG SG SG
Filed strength meter SG SG
Transformator tenaga, tegangan
SG SG SG
Variable
Bias source SG SG
Probe, oscilloscope, low-capacitance SG SG
Probe, oscilloscope, demodulation SG SG
Probe, VTVM, high voltage SG SG
Probe, VTVM, RF SG SG
Probe VOM, high voltage SG SG

RF sweep generator biasanya digunakan bersamaan dengan oscilloscope, karena


RF sweep generator berada pada layar oscilloscope yang respon rangkaian terhadap
sweep signal ditampilkan untuk study dan analisis. Jika stereo amplifier dan FM
multiplex disertakan kedalam program, sebuah generator FM multiplex akan menjadi
alat yang sangat berguna. Meskipun dimungkinkan untuk melayani penerima multipleks
FM menggunakan sinyal on-the-air, generator sinyal multipleks adalah bantuan berharga
dalam mengajar kursus servis tingkat lanjut, peralatan ini juga harus tersedia untuk
siswa.
Ketiga instrument yang disebutkan diatas, untuk penggunaan dalam pengajaran
rangkaian FM, VTVM, oscilloscope, dan RF sweep generator, adalah juga alat yang
dibutuhkan untuk digunakan dalam pengajaran teknik menservis TV monochrome.
Photo tersebut menunjukkan demonstrasi set-up penyelarasan TV; disini, sebagaimana
pada keseluruhan demonstrasi, sebuah pra-demonstrasi pengantar yang hati-hati harus
dilakukan oleh instruktur. Jika TV berwarna disertakan dalam program training tersebut,
peralatan uji tambahan akan diperlukan. Ini akan mengikutsertakan crosshatch sinyal
generator atau sebuah dot dan bar generator, color bar generator, degaussing coil, dan
tentunya color TV receiver. Sebuah color bar generator hamper selalu dikombinasikan
dengan dot and bar dan crosshatch generator, sehingga bahwa pembelian peralatan
tersebut secara terpisah adalah jarang dilakukan.
Bergantung pada sifat pelatihan, jumlah kebutuhan peralatan test akan bervariasi.
Jika kursus adalah untuk program pre-vocational-intensive, daftar berikut (column A)
akan mungkin menjadi cukup untuk kelas dengan 24 orang siswa, yang dibagi ke dalam
12 tim kerja. Kolom B akan menjadi cukup untuk program bengkel dimana pengenalan
yang wajar dengan prosedur pelayanan dan pemecahan masalah adalah tujuan utama
kursus.

A B
12 12 Sweep and marker generator.
12 12 Color bar generator
12 12 Pesawat televisi, 6 berwarna and 6 hitam-putih .
14 14 Penerima FM, termasuk FM multiplex
6 3 Pembangkit sinyal multiplex FM
Distortion analyzer, digunakan bersama hi-fi
6 6
amplifier
6 6 Degaussing coil4
6 4 Wattmeter
2 1 Field-strength-meter5
2 1 Transformator tenaga, tegangan Variable
12 6 Bias source

Aksesoris peralatan tes yang akan sangat bermanfaat sebagai berikut:

4
Sejenis kumparan yang digunakan untuk menghilangkan medan magnit yang tidak diinginkan
5
Filed-strenght-meter adalah alat ukur yang mengukur medan listrik yang disebabkan oleh pemancar.
A B
12 4 Probe, oscilloscope, low-capacitance,
12 4 Probe, oscilloscope, demodulation.
12 4 Probe, VTVM, high-voltage,
12 4 Probe, VTVM, RF
12 4 Probe, VOM, high-voltage,

Daftar Peralatan Bengkel Elektronik


Kepala Sekolah Teknologi Kejuruan dan guru elektronik memiliki kesulitan
pada saar memilih alat untuk digunakan dalam laboratorium dan bengkel elektronik.
Banyak daftar telah diterbitkan dan masih tersedia, dalam menentukan peralatan yang
akan diadakan pada sebuah bengkel, perlu melibatkan Pengajar yang secara langsung
bekerja didalam bengkel dan laboratorium elektronik tersebut.
Oleh karena itu, untuk kemudahan penyusunan daftar peralatan bengkel
listrik/elektronika, perlu dibuat dengan kuesioner dan dikirimkan ke sekolah-sekolah
yang menyelenggarakan program listrik/elektronika. Format kuisioner dibuat dengan
sangat sederhana, dan terdiri atas delapan puluh dua item dari peralatan standard dan
Sembilan item untuk alat berat.
Selain kolom item, terdapat dua kolom di sebelahnya sebagai tempat isian bagi
guru. Dimana pada kolom tersebut diberi tanda "Tingkat Penggunaan" dan "tingkat
Kebutuhan"
Tingkat Tingkat
No. Item Peralatan
Penggunaan Kebutuhan
1 2 3 4
1. Alat 1
dst Alat 2

Kolom kedua berisi daftar nama peralatan yang disarankan, kolom kedua berisi tingkat
penggunaan dari peralatan tersebut dengan tiga pilihan jawaban, yaitu “T”, “M”, “B”.
Sedangkan pada kolom keempat berisikan tingkat kebutuhan dari peralatn tersebut
dengan pilihn jawaban 1, 2, 3, atau 4. Rincian cara pengisiannya adalah sebagai berikut:
Pada kolom bertanda “Tingkat Penggunaan” tuliskan “T”, “M”, “B” berdasarkan
maksud berikut:
1. “T” Peralatan Tangan; satu untuk setiap penggunaan siswa secara individual
dimana saja dilingkungan bengkel atau lab. Jenis dari alat tersebut biasanya
dibawa dalam sebuah tool box untuk penggunaan lapangan
2. “M”, Peralatan Meja; tersedia pada setiap meja lab atau pada sebuah papan
alat di lab. Dapat digunakan baik di meja atau didalam area bengkel
3. “B”, Peralatan Bengkel; hanya untuk penggunaan di area bengkel.

Adapun untuk kolom tingkat kebutuhan diisikan dengan menulis 1, 2, 3, atau 4


berdasarkan maksud sebagai berikut:
“1” diperlukan
“2” sering digunakan
“3” jarang digunakan
“4” tidak dibutuhkan
Selanjutnya disediakan ruang kosong untuk baris ke 83 sampai 100 untuk memberikan
kesempatan bagi guru memasukkan peralatan yang tidak disebutkan dalam daftar, dan
dianggap bermanfaat oleh mereka.
Meskipun daftar tesebut tidak sepenuhnya dapat menyelesaikan semua proses
pengadaan alat, namun sudah cukup bermanfaat sebagai panduan dalam penyusunan
kebutuhan peralatan bengkel listrik/elektronika
3. PERALATAN UNTUK BENGKEL LISTRIK/ELEKTRONIK

T-1, Alat-alat tangan yang diperlukan


No. Item Peralatan Harga Gambar
1 Obeng, mata ¼”. Batang 4". Rp. 100.000,-
bulat

2 Obeng, mata 3/16”, Batang 6",


bulat
3 Obeng, mata 3/32”, Batang 2",
bulat

4 Obeng, Philips no. 1 , Batang


6"
5 Obeng, Philips no. 2, Batang
4"
6 Tang, slip joint 6" dengan
pemotong samping
7 Tang, hidung panjang 4", 6"
(tang cucut)

8 Tang, pemotong diagonal , 4",


6" dengan pegas

9 Tang, needle nose 6"

10 Set Obeng Mur, 3/16”, ¼”,


9/32”, 3/16”, 11/32”, 3/8”, ½”
dan 9/16”
(Nut Driver)

11 Pisau saku
12 Probe, 8” batang fiber, double
end (one flat, one pointed)

13 Solder, model tembak, dual


watt

14 Solder model pensil

15 Timah Solder
16 Solder tool, double end

17 Isolasi kabel, PVC hitam ½”

18 Tool box, metal 8 x 8 x 15 Rp. 365.000,-


(approx, dimensions)

19 Gunting, 5”
20 Set kikir kecil (needle files)

M-1, Peralatan pada meja, kategori diperlukan


No Item Peralatan Harga Gambar
21 Obeng jenis, penahan, mata
3/16", batang 8" (Screwdriver,
retaining type)

22 Konci inggris (adjustable


Wrench) 6", ¾” capacity

23 Konci L
24 Tang kupas

25 Alignment tools basic kit of RF


trim tools

26 Solder 100w dengan penopang


27 Penggaris baja, 12”,

28 Penitik (Punch)
29 Bor tangan ¼”

30 Set mata bor

31 Pin straigh tener,

B-1, peralatan bengkel, kategori diperlukan


No Item Peralatan Harga Gambar
32 Lampu senter

33 Gergaji tangan, jenis gagang


yang dapat diatur, dengan pisau
halus dan stanrdar

34 Mesin bor duduk, dengan alas


yang dapat dipasang diatas meja

35 mesin potong plat (Shear press)


M-2 Peralatan pada meja, kategori sering digunakan
No Item Peralatan Harga Gambar
36 Set of jeweler's screw drivers

37 Tang, slip-joint 8”

38 Konci inggris 4", ½"

39 Kikir 6”, segitiga, fine-cut


40 Kikir 6” rat-tail, medium-cut

41 Kikir Flat, 8” fine-cut dan


medium-cut

42 Crimp tool

43 Penggaris saku 6”, dengan


pengukur kedalama
44 Square, 12" combination
square with level

45 Penggores/penoreh/pelukis
(Scribe), double end

46 Palu, double ned plastic dan


karet 16oz
47 Penitik, 3/4 S, ½ R, 5/4R, 1R,
1 1/8 R, 1 5/32R , 1 1/4 R, 1
3/4R, ½ D, ¾ R

48 hand reamer, dengan


pemegang T, atau gagang
plastik

49 Set Tap dan Snei, 4 - 40 , 6 -


32, 8 - 32, 10-32, 10 - 24,
1/4-20
50 Pengukur kawat

51 pembuang panas (Heat sink


tongs)

52 Tweezers, set of 3 service


tweezers

53 Kuas cat, 2" untuk


pembersihan chassis
54 Retainer ring mounting tool

B-2, Alat Bengkel kategori Sering Digunakan


No Item Peralatan Harga Gambar
55 Palu, ball peen, 6 oz, 16 oz

56 Bor tangan listrik, 3/8”


Jacobs chuck
57 kerangka penjepit, pemotong
plat logam

58 Gunting plat, mata lurus

59 Ragum meja, removable

60 Ragum meja 4”
61 Set Pahat dingin, ½”

62 Grinda listrik, dual end, mata


halus dan medium

M-3 Paralatan Meja, kategori jarang Digunakan

No Item Peralatan Harga Gambar


63 Konci inggris 8", ukuran 15/16”
64 Obeng offset 3/16” plat
65 Obeng offset Philips no. 1
66 Tang potong hidung tumpul
67 Pelubang. 4" dengan handle
68 Roll meter 6ft

69 busur derajat, saku jenis


kombinasi penggaris dan busur
derajat

70 Jangak sorong 5" pengukur


diameter luar dan dalam

71 Dividers, 6"

72 Palu dua mata ( plastic dan


karet) 4 0z;
73 Pelepas bohlam,

74 Obeng bundar ½” – 8”

B-3 Pearalatan Bengkel, kategori jarang digunakan


No Item Peralatan Harga Gambar
75 Tang 8” duckbill

76 Gergaji tangan, keyhole type,


pistol grip with fine and coarse
blades

77 Label kabel, strip dan perekat

78 Mesin Potong
79 Las titik

80 Mesin Amplas 6", ½ HP 3


phase, 220 v,

81 Mesin gergaji bundar, 24",


variable speed, 1/3 hp
82 Mesin Bor duduk (Drill press)
15”, ½ key chuck, ½ hp
83 Mesin bor tangan (Drill,
portable power), ¼”
84 Mesin bor tangan (Drill,
portable power), 3/8”
85 Transformator, variable 0-140 v,
rating 7,5
85 Antenna UHV dan VHF yang
terpasang di atap
87 Mesin bubut metal 10”
88 Ragum mekanis
89 Clamp C, 4” 4 buah
"C" clamps, 2 1/2" 6

90 Gagang Gergaji, yang dapat


diatur 10"-12"
2 buah

91 Mata gergaji, 1 Set


92 Back saw 12" 1 buah

93 Cross cut saw, 22” 1 buah

94 Ketam tangan/pengikis kayu, 1


buah

95 pelubang kepala baut, 4 buah


96 Pahat, ukuran saku, ¼ ½ ¾”,
masing-masing 1 buah

97 Sloyd knives. 1 7/8" blade, 2


lusin

98 Obeng Philips point 1, 2, 3


masing-masing 3
99 Obeng , 6" minus
100 Obeng elektrik minus
101 Obeng pendek minus 1 3/8"
102 obeng elektrik 6”
103 obeng saku minus 2” 12
104 obeng set panjang 4”
105 Obeng Philips point 1, 2, 3
masing-masing 3
106 Pengukur sudut (T bevel ) 1
buah
107 Framing square, 1buah

108 Meteran penanda (Marking


gauge), 1buah

109 Penggaris besi 12”, 12 buah


110 Jangka pengukur diameter luar
(Caliper, outside,) 6", 1 buah

111 Jangka pengukur diameter


dalam (Caliper, inside,) 6", 1
buah

Peralatan bengkel, tambahan


No Item Peralatan Gambar
112 Batu asah (Oil stone) 1
buah

113 Ragum mesin bor (Drill


press vise), 1 buah
114 Sikat besi/kawat (File card
and brush combination),
4 buah

115 Set Kikir jarum 5 ½” 3


116 Kikir setengah bulat 6”
potongan kasar (Bastard-
cut), 6 buah

117 Kikir bulat 6” potongan


kasar, 6 buah
118 Kikir datar 6” fine cut, 6
buah

119 Kikir segiempat 6”, 6 buah


120 Kikir segitiga 6”, 6 buah

121 Hydrometer, 2 buah

122 Pelepas sekrup (Screw


extractor 1 – 5, set), untuk
melepaskan sekrup atau
baut yang kepalanya
patah/rusak
123 Tespen Elektronik 50V-
500V

124 Voltmeter tabung vacuum


13 buah

125 Tespen 50v – 500v


126 kompor Las minyak tanah
(Blowtorch gasoline) 1
buah

127 Pembengkok pipa


(bending) ½” – 2 ½”

128 Drill stand, 1 – 60, 1/16 –


½”
129 Mesin las LPG dengan
tabung yang dapat diganti

130 Kompresor udara tipe


portable

Peralatan bengkel untuk praktik mesin listrik


No Item Peralatan Gambar
131 Alternator fasa tunggal,
yang digerakkan oleh motor
dc compound

132 Alternator tiga fasa yang


digerakkan oleh motor dc
compound
133 Rangkaian pengaman tipe
udara
Rangkaian pengaman tipe
oli
134 Buzzer

135 Kaleng minyak tanah


136 Cam switch dc

137 Rumah lampu fluorescent


138 Fitting lampu pijar
139 Fitting tabung neon
140 Motor DC compound
141 Motor DC shunt
142 Motor induksi sangkar tupai
tiga fasa dengan generator
compound DC

143 Motor Selsyn


144 Motor induksi sangkar tupai
dengan papan terminal
khusus untuk sambungan
external
145 Motor fasa tunggal fasa
belah
146 Motor fasa tunggal tipe
kapasitor start
147 Motor fasa tunggal tipe
repulsion start
148 Universal motor
149 Motor saint luois
150 Tombol tekan untuk
pengoperasian motor

151 Penyearah
152 Relay

153 Resistor start


154 Rheostat field

(Resistor pengatur medan


magnit motor dc)

155 Panel Beban rheostat


karbon 4kw

156 Panel Beban rheostat kawat


4kw

157 Kotak panel tenaga dan


penerangan
158 Panel Starter motor DOL
159 Panel Starter motor DOL 2
arah putaran
160 Panel Beban rheostat kawat
4kw
161 Panel Saklar SPDT (Single
Pole Double Throw)
162 Panel Saklar DPDT
(Double Pole Double
Throw)
163 Panel Saklar TPDT (Three
Pole Double Throw)
164 Panel Saklar TPST (Two
Pole Single Throw)
165 Thermostat

166 Autotransformator

D. KEBUTUHAN FISIK BENGKEL LISTRIK-ELEKTRONIK


1. Daftar Ruangan yang diperlukan
Terdapat beberapa standar ukuran dalam merencanakan bengkel, antara lain sebagai
berikut:
Standar area bengkel:

No. Fasilitas Standart

1 Minimum tinggi langit-langit 4 meter

2 Minimum lebar bengkel 10 meter

3 Minimum perbandingan lebar dan panjang 1 : 1½

4 Maximum perbandingan lebar dan panjang bengkel 1:2

5 Minimum luas area lantai untuk tiap siswa 5 meter2

Standar ukuran pintu:

No. Fasilitas Standart

1 Lebar pintu keluar ke ruang lain / kantor 1,5 meter

2 Lebar pintu utama 2,4 meter


3 Jenis pintu utama Overhead/
rolingdoor

4 Bahan pintu utama matal

Standar kenyamanan pemandangan dan pencahayaan

No. Fasilitas Standart

1 Luas jendela bengkel 25% luas bengkel

2 Susunan jendela bengkel Berjajar pada dinding

3 Tinggi bagian atas jendela Sampai langit-langit

4 Kaca jendela Tembus pandang

5 Pengaturan cahaya Dengan panghalang cahaya ruangan

6 System penerangan umum Cahya tidak langsung 25% arah keatas,


75% arah ke bawah

7 Nilai pemantulan cahaya dari langit- Minimum 80%, maximum 90%


langit
2. Sumber Tenaga Listrik
Dalam pendistribusian tenaga listrik, baik melalui supplay portabel maupun
distribusi terpusat, keselamatan haruslah menjadi pertimbangan yang penting. Perancang
harus mengutamakan keselamatan siswa dan kemudian keselamatan peralatan. Panel
distribusi tenaga yang rumit, dengan tenaga ac dan dc variabel yang dikendalikan oleh
instruktur ke pusat kerja melalui sambungan stop-kontak, merupakan sumber tenaga
utama di kebanyaan bengkel. Akan tetapi, sumber tenaga yang sebenarnya yang dapat
dimasukkan kedalam urutan perencanaan, setidaknya ada enam: (1) cell kering, (2)
penyimpanan baterai, (3) transformator tegangan rendah, (4) baterai charger dan
pengosong, (5) “B” Power supplay, dan (6) sumber tegangan 110v baik ac maupun dc.
Perlu disediakan pula sumber tegangan 220v, fasa tunggal maupun fasa tiga untuk unit
pembelajaran yang lebih tinggi. Terlepas dari suasana bermuatan, yang dapat diciptakan
oleh papan control yang rumit dan luas, hanya dapat dibenarkan jika fasilitas lainnya
sama. Ini termasuk peralatan demonstrasi dan aktivitas siswa, instrument test, alat-alat,
perpustakaan, dan materi pembelajaran. Sebuah aksioma yang bagus untuk diingat
adalah bahwa, meja kerja yang terbaik dengan penyaluran sumber tagangan yang terbaik
adalah sebuah permulaan yang bagus dalam melengkapi sebuah bengkel. Dengan kata
lain, keseimbangan antara semua faktor harus di tekankan.
Pada beberapa bengkel listrik, hanya terdapat satu sumber tegangan, 110v ac
melalui rangkaian pengaman yang sederhana, dan kotak saklar akhir pada setiap
keluaran pada setiap meja kerja. Tegangan rendah, ac, dc dan variabelnya, dibuat sesuai
kebutuhan pada setiap meja kerja dengan sederhana. Kabel power supply 110v ac dan dc
10 amper juga tersedia. “B” power supply yang digunakan dalam pekerjaan radio dan
elektronik dapat dinaikkan hingga 400v dc variabel dan arusnya dinaikkan hingga
100mA. Power supply portabel ini berguna untuk percobaan, demonstrasi dan servis.
Peralatan ini juga melengkapi panel distribusi daya, karena tegangannya tidak menyatu
dengan panel instalasi.
Bukti teknis yang cukup untuk menghindari membuat sumber tenaga dengan
tegangan 6v dan 12 v, sehingga digantikan dengan 100v atau lebih pada panel adalah,
(1) kerugian jaringan yang besar pada aliran arus 20 amper dan (2) harga kawat yang
lebih mahal jika dibandingkan dengan sumber tenaga dengan tegangan 100v. Lebih
lanjut, power supply portabel merupakan perlengkapan mengajar serbaguna. Beberapa
guru menyuruh siswanya untuk melacak rangkaian supply portabel dan mempelajari alat
tersebut.
Untuk kebanyakan radio kecil, ac ,dc, dan berbagai baterai yang dikombinasikan
dengan ac, yang dibawa siswa kedalam bengkel, harus ada daya dengan tegangan 110v
yang terisolasi dari ground. Ini berlaku untuk kit radio tabung satu dan dua, dan televisi
kecil. Jika tidak ada cara mendapatkan daya 300w dengan tegangan 110v yang terisolasi
dari ground, maka demi keselamatan praktik ada baiknya menggunakan transformator
isolasi. Aturan bengkel mengharuskan penggunaan transformator isolasi, jika bekerja
dengan peralatan ac-dc. Adalah mungkin memasang transformator isolasi untuk daya
hingga 1000W tepat dibangku kerja namun memerlukan biaya yang tinggi dan
perusahaan listrik jarang menyetujui jenis instalasi ini.
Peralatan keamanan harus mencakup sejumlah stop-kontak dan pengaman yang
berada di bengkel atau dimana pengujian dilakukan. Sebuah lampu tanda berwarna
merah yang menyala ketika peralatan dinyalakan, cenderung mencegah peralatan
ditinggalkan selama jangka waktu yang tidak ditentukan atau hingga peralatan harus
dimatikan. Jika meja untuk pekerjaan halus, untuk pekerjaan pengujian diletakkan pada
lantai yang terisolasi dan dimana objek yang digroundkan berada diluar jangkauan, maka
kayu merupakan penutup yang baik untuk meja tersebut.

3. Alat-alat dan instrument


Meskipun terdapat beberapa peralatan didalam sebuah bengkel yang besar yang
mungkin digunakan bersama dengan lingkungan listrik, terdapat beberapa peralatan dan
instrument yang digunakan, khususnya, dalam pekerjaan listrik. Didalam pekerjaan
listrik, solder digunakan bersama dengan resin solder, dimana didalam program bengkel
umum, solder tersebut dugunakan bersama asam fluxes pada pekerjaan logam. Solder
tembak, juga termasuk dalam kategori ini. Gunting pemotong diagonal dirancang untuk
memotong kabel, bukan paku. Ini berlaku untuk sejumlah besar peralatan. Mereka
mungkin terlihat seperti alat yang digunakan didaerah lain, tetapi penggunaan dan
perawatan mereka mengklasifikan peralatan tersebut sebagai peralatan listrik.
Akan menjadi sia-sia mendata peralatan yang diperlukan untuk bengkel listrik.
Daftar serupa telah muncul ditempat lain berulang kali. Cukup untuk mengatakan bahwa
peralatan tertentu untuk listrik digunakan sesering peralatan khusus untuk daerah
industry seni lainnya. Ini berlaku untuk peralatan penguji seperti voltmeters, ohmmeters,
am-meters, dan lain-lain. Mereka digunakan dengan keteraturan yang sama dengan
micrometers, calipers, try- squares, dan yang sejenis. Sebuah bengkel listrik tanpa
perlengkapan testing yang tepat adalah sebuah bengkel dengan peralatan yang kurang
lengkap.
Satu voltmeter dan satu ammeter dc untuk kelas dengan 24 siswa mungkin tidak
cukup untuk setiap siswa untuk hanya sekedar melihat meter tersebut selama satu
semester apalagi menggunakannnya. Aturan yang baik mungkin “melengkapi dengan
sebanyak meter yang digunakan seperti micrometer di daerah mesin"
Alat ukur modern dapat dibeli dengan perlindungan cukup dan sudah terpasang.
Dengan petunjuk keselamatan dari guru, siswa tidak perlu terlalu kehawatiran terhadap
kerusakan alat ukur. Dipasaran terdapat multimeter dengan sensitifitas 20.000 ohm/volt
dengan sekring pelindung dan rangkaian pemutus. Peralatan ini lebih handal meskipun
digunakan oleh pemula.
CRO merupakan peralatan yang penting bagi siswa dan guru, untuk pekerjaan
umum dapat digantikan dengan televsi, tipe KIT atau dirakit sendiri, akan sangat
membantu. Seorang instruktur baru cenderung melindungi instrument ini dari siswa, jika
ada rencana penggunaanya. Umumnya peralatan ini memotivasi dan memikat siswa
untuk memakainya. Penggunaan peralatan ini memperbesar gambaran visual dalam
mempelajari arus ac yang tak tergantikan oleh gambar dan penjelasan. Untuk kelas
dengan 24 siswa, diperlukan lebih dari satu CRO. Kebanyakan CRO tidak mudah
dirusak atau dihancurkan semudah sebuah alat ukur portable yang tidak diproteksi. Saat
ini CRO merupakan peralatan yang umum untuk bengkel service dan digunakan secara
luas di industri bahkan di bengkel non-elektrik.

4. Peralatan demonstrasi
Instruktur harus memiliki peralatan untuk mendemonstrasikan dengan cepat
prinsip-prinsip dan rangkaian-rangkaian dan untuk menyediakan pengalaman bermakna
untuk siswa. Dalam perencanaan bengkel listrik-elektronika, disarankan bahwa peralatan
demonstrasi instruktur dan peralatan siswa diracang sebagai alat dan instrument.
Beberapa peralatan baru yang dirancang untuk kegiatan demonstrasi instruktur
dan kegiatan siswa yaitu bell, koil, tabung, soket, dan komponen lainnya yang dapat
dihubungkan dengan mudah dengan jepitan buaya. Untuk kepraktisan, instruktur
menggunakan peg-board untuk rangkaian demonstrasi dan permasalahannya
diselesaikan oleh siswa menggunakan peg-board yang lebih kecil dan komponen yang
sama pada situasi kerja mereka. Adalah mungkin menggunakan system ini dengan
proyek pekerjaan rumah atau service.

5. Daerah Pabrikasi
Jika penerapan listrik-elektronik adalah untuk mempertahankan posisi yang sah
dalam industri, maka pekerjaan harus direncanakan yang membuatnya lebih dari sekedar
kursus dalam memecahkan masalah melalui percobaan. (Ilmu Pengetahuan dan kelas
fisika adalah tempat yang sah untuk ini.) Dalam program industri-seni6 di mana sebuah
penentuan dan upaya sukses telah dilakukan untuk mengembangkan keterampilan
bengkel di listrik dan elektronik, konstruksi, service, dan pengujian proyek adalah
bagian sangat penting dari kursus bengkel. Lebih jauh lagi, dan melihat masalah secara
realistis, jika prinsip-prinsip dan pemahaman yang diperoleh melalui demonstrasi guru
dengan peg-board, dll, yang berarti setiap hal-dan masuk akal kepada siswa, mereka
harus terapkan. Ini, kemudian, mengarah ke peralatan jenis lain yang diperlukan.
Sebuah industri-seni bengkel listrik-elektronik tidak bisa hidup tanpa sebuah
grinda untuk menjaga kondisi alat-alat. Tidak bias pula digantikan dengan bor tangan
meskipun terdapat dua buah alat tersebut untuk kelas besar. Sebuah pemotongan logam
geser dan batang pembengkok seperti logam-kayu, gergaji pita pemotongan gabungan
dan unit pengamplas. Sebuah penyangga akan lebih dari sekedar berguna. Bangku-
bangku harus dilengkapi dengan ragum yang memiliki penguat.

6. Daerah Khusus
Daerah penting khusus untuk dipertimbangkan dalam perencanaan bengkel
listrik-elektronik adalah daerah (1) listrik otomotif, (2) radio amatir, dan (3) listrik dan

6
Industri Seni merupakan istilah umum awalnya dipahami di akhir abad 19 untuk menggambarkan
program-program pendidikan yang menampilkan objek dalam fabrikasi kayu dan/atau logam dengan
menggunakan berbagai keterampilan, sumber tanaga, atau peralatan mesin. Selain itu juga banyak
mencakup topik seperti perbaikan mesin kecil dan pemeliharaan mobil, dan semua program biasanya
mencakup menggambar teknik, selama satu atau dua semester sebagai bagian dari kurikulum. Digunakan
istilah industry-seni pada pendidikan sejak tahun 1904 ketika Charles R. Richards dari Teachers College,
Columbia University, New York menyarankan untuk menggantikan istilah pelatihan manual.
kimia. Dua daerah yang pertama telah hampir dikenal dengan baik, dan daerah yang
ketiga memberikan kesempatan yang baik untuk pemindahan dan pertukaran informasi
dari kelas kimia ke bengkel.

7. Suhu/Temperatur Ruangan
Standar suhu/temperature ruangan untuk bengkel listrik/elektronika adalah 22 – 24
derajat celcius.
Persyaratan pokok bengkel kerja adalah :

1. Panas (heat). Panas (heat) memberikan efek terhadap perubahan temperature


ruangan (22°C).
2. Pencahayaan (lighting) efek radiasi cahaya, iluminasi cahaya, akan memberikan
dampak terhadap proses belajar praktik (500 lux).
3. Bunyi, suara, dan kebisingan (noise) merupakan aspek penting yang perlu
diperhatikan dalam kegiatan PBM (70 -140 decibels )
4. Warna (color) memberi dampak terhadap refleksi cahaya yang ditimbulkan.
5. Tata letak bengkel kerja praktik harus dijabarkan dari konsep pedagogik.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pembangunan sebuah bengkel/laboratorium memerlukan perencanaan yang baik
dan matang mengingat besarnya dana yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut. Hal
yang penting sebelum merencanakan sebuah bengkel adalah menentukan dengan pasti
untuk kegiatan pembelajaran apa bengkel itu dibangun, dan berbagai fasilitas yang akan
disediakan didalam bengkel tersebut. Dalam perencanaannya, perlu memperhatikan ,
dari segi bentuk dan ukuran, tata udara, pencahayaan tambahan, perlengkapan tambahan
untuk keadaan bahaya.
Pemilihan meja dan kursi dipilih sedemikian rupa, dengan memperhatikan
kegunaannya dan posisi guru/siswa bekerja pada meja tersebut. Mengingat ada dua jenis
pekerjaan dalam bengkel listrik/elektronika yaitu pekerjaan halus dan kasar, maka pada
meja untuk pekerjaan kasar, tidak boleh digunakan sebagai tempat penyimpanan
instrument yang tidak tahan terhadap getaran. Pemilihan meja untuk pekerjaan halus
juga harus memperhatikan aspek keleluasaan kaki dari pengguna, sehingga tidak
memberikan hentakan pada meja, yang dapat mengganggu instrument yang disimpan
dalam meja tersebut.
Pengadaan instrument dan peralatan praktik, perlu memperhatikan jumlah siswa
yang akan menggunakan peralatan tersebut, dan teknis penggunaannya, apakah dengan
model mandiri atau tim kerja. Kelas instrument pengukur dipilih sehingga dalam proses
pengukuran akan memberikan hasil pengukuran yang mendekati sebenarnya. Namun
demikian, perlu pula memperhatikan ketersediaan dana, mengingat semakin tinggi
ketelitian suatu instrument, berbanding lurus dengan harganya.

Saran
Melalui tulisan ini penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berimbas pada berkembangnya
jenis dan kualitas peralatan kerja, sehubungan dengan hal tersebut dalam
merancang sebuah bengkel, perlu memperhatikan kemungkinan akan adanya
penambahan peralatan baru.
2. Pemilihan peralatan kelas satu (kelas industry) tentunya akan berimbas pada
kebutuhan dana yang besar. Dengan keterbatasan dana, pemilihan peralatan kelas
dua perlu dipertimbangkan dengan baik, apakah akan menjadi pilihan, atau
disiasati dengan pengurangan jumlah peralatan. Pilihan ini tentunya memberikan
segi untung dan ruginya terhadap kegiatan pembelajaran. Termasuk pula, apakah
akan menggunakan instrument-tunggal, atau instrument-multi fungsi.
Referensi

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan republik Indonesia Nomor 40 Tahun


2008 tentang “Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)”

______. 1978. Modern School Shop Planning. Prakken Publications, Inc. :Ann Arbor,
Michigan.
______, (13 Mei 2009). Perencanaan dan Pengelolaan Ruang Bengkel / Laboratorium
Sekolah, diunduh 21 April 2014, dari http://d12-x.blogspot.com
______,(September 2009). Degaussing, diunduh 21 April 2014, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Degaussing

______, (29 Maret 2012). Electric eye, diunduh 21 April 2014, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Electric_eye

______, (11 Maret 2011). Perforated hardboard, diunduh 21 April 2014, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Perforated_hardboard

______, (5 Februari 2012).Industrial arts, diunduh 21 April 2014, dari


,http://en.wikipedia.org/wiki/Industrial_arts
______, (25 Mei 2012).Mallet, diunduh 21 April 2014, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Mallet
______, (12 Juni 2009). Using a screw extractor, diunduh 21 April 2014, dari
http://www.cdxetextbook.com/toolsEquip/hpt/nonpow/scrwextract.html

Anda mungkin juga menyukai